"Nayla?! Oh, jadi nama gadis itu adalah Nayla. Hem ... cantik juga namanya, sama seperti orangnya." Tanpa sadar lelaki tampan berambut klimis itu tersenyum tipis membayangkan betapa cantiknya wajah gadis yang telah ia ambil keperawanannya beberapa hari yang lalu.Namun, beberapa detik kemudian Arga langsung tersadar dan menggelengkan kepalanya. "Cih, kenapa aku malah jadi kayak orang gila begini sih? Mana senyum-senyum sendiri lagi," gumamnya."Ok, sekarang aku udah tau siapa nama cewek itu. Dan mulai sekarang, NAYLA nama itu akan selalu kuingat sampai kapanpun juga! Hingga akhirnya aku bisa menemukanmu nanti, nama itu akan kusimpan di dalam ingatanku ini! " batinnya menyeringai.Kemudian lelaki itu kembali fokus menatap gadis yang dalam setengah sadar itu sedang cekikikan tidak karuan di atas ranjang. Lalu, ia pun ingin melanjutkan sesi tanya jawabnya kembali."Oh, jadi ... gadis itu namanya Nayla? Lalu, di mana dia sekarang?" tanyanya lagi."Hahaha ... gadis itu -- sekarang sudah pe
Brugh!Dengan tidak sabar Larissa langsung mendorong tubuh suaminya ke atas ranjang. Lalu ia segera menindihnya."Woy-woy, sabar La-- mm-mmght!" Lelaki itu tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi. Karena perempuan yang ada di atas tubuhnya itu kembali membekap bibirnya lagi dengan sangat bringas dan penuh nafsu.Terlihat jelas kalau wanita itu sudah cukup mahir ataupun berpengalaman dalam melakukan hal tersebut. Sehingga membuat Arga merasa sangat yakin kalau wanita yang telah berstatus sebagai istrinya ini pastilah sudah tidak virgin lagi.Berbeda dengan Nayla, si Larissa palsu itu sungguh jauh berbeda denganya. Gadis itu terlihat begitu polos, pemalu dan bahkan tidak seagresif wanita ini."Ah ... sial! Kenapa di saat seperti ini saja, aku masih terus teringat dengan gadis itu?" rutuk Arga membatin.Hingga tanpa terasa, Larissa sudah mulai mempreteli semua baju yang menempel di tubuh kekarnya itu. Lalu dengan kecuphan-kechupan kecil wanita itu menggerayangi dan mencubunya. Sehingga lam
Keesokan paginya.Reza yang semalam lebih memilih untuk tidur di sofa itu merasa terganggu. Ketika indra pendengarannya seperti menangkap suara ketukan pintu yang cukup keras memekakkan telinganya.Tok-tok-tok!Sehingga membuat pria yang berusia 23 tahunan itu terbangun, dan mau tidak mau ia harus segera membukakan pintu."Ya, tunggu sebentar!" serunya. Dengan sangat malas pria berkulit sawo matang itu bangkit dari sofa dan mulai berjalan mendekati pintu."Ih ... siapa sih? Pagi-pagi begini udah datang ke sini? Ganggu aja!" sunggutnya kesal.Ceklik!Begitu ia membuka pintu, ia melihat ada seorang pria yang memakai jaket kulit dan kaca mata hitam sedang berdiri tepat di depan pintu."Pagi, Bos!" Dengan cengir kuda pria itu menyapanya."Eh, kamu, Jo. Pagi-pagi udah ganggu aja!" dengus Reza sembari ngeloyor masuk ke dalam kamar lagi."Ya, Sorry, Bang Reza! Saya hanya melaksanakan perintah dari si Big Bos Arga." Pria bernama Johan itu mengekor masuk ke dalam kamar.Namun, begitu mereka sa
"Kalau Tuan ada fotonya dengan gampang kita pasti bisa menemukannya," kata Johan."Nah, itu dia permasalahannya. Masalahnya si Bos kita ini gak punya fotonya, Jo," sahut Reza."Lah, kok bisa?" Johan merasa kebingungan."Ah ... udahlah, ceritanya panjang. Pokoknya aku gak mau tau, kau harus terus cari infomasi tentang si Nayla itu. Kau, "kan bisa tanya-tanya orang yang bekerja di rumah itu, di mana alamat tinggalnya dulu dan segala hal yang berhubungan dengan gadis ìtu. Mengerti?""I-ya baik, Bos.""Ya sudah, kau boleh pergi sekarang!" usir Arga. "Dan ingat, kalau ada apa-apa, kau harus segera melaporkannya padaku!" titahnya lagi."Baik, Bos. Kalau begitu saya permisi.""Hemm." Arga mengangguk dengan malas.Kemudian lelaki berjaket kulit itu memakai kembali kaca mata dan topi hitamnya lagi. Setelahnya ia pun meninggalkan tempat tersebut."Bang, apa kau sudah tau apa alasan Larissa melakukan itu semua terhadapmu, Bang? Em ... maksudku, kenapa si Larissa itu malah menggunakan pengantin p
Pada akhirnya mau tidak mau dengan sangat terpaksa Larissa mau menandatangani kontrak perjanjian itu.Setelah selama 1 minggu mereka tinggal di salah satu hotel milik keluarganya. Sepasang pengantin baru itu akhirnya pulang ke kediaman keluarga Pak Bagas Dewantara. Berarti itu rumahnya Arga juga. Yang berada di salah satu kawasan elit di kota Jakarta.Lalu setelah setengah jam kemudian, mereka kini telah sampai di depan sebuah bangunan rumah yang besar dan megah. Larissa merasa sangat terkagum-kagum begitu melihat rumah tersebut. Rumah yang ada di hadapannya ini jauh lebih besar dan megah dari tempat tinggalnya dulu yaitu rumah kedua orangtuanya.Begitu memasuki gerbang besar, ia langsung disuguhi pemandangan halaman hijau yang sangat luas. Di tengahnya terdapat taman bunga yang indah. Ada jalan di sisi kanan kirinya yang menuju tempat parkir khusus yang bisa menampung banyak mobil. Ada sebuah bangunan yang berdiri kokoh di sana. Rumah besar yang megah dengan kesan luxury.Begitu mem
Nayla Putri Anissa, gadis berparas cantik berusia 21 tahun ini adalah gadis yang kalem, baik hati dan juga sederhana itu merupakan anak tunggal dari pasangan Pak Darto dan Bu Salamah.Semasa kecilnya ia dibesarkan oleh sang nenek yang tinggal di sebuah desa kecil yang ada di kota Jogjakarta. Sementara kedua orangtuanya bekerja sebagai sopir pribadi dan pembantu rumah tangga di Jakarta.Namun, sekitar 4 tahun yang lalu, sang ayah mengalami kecelakaan mobil hingga meninggal dunia. Sehingga membuat Ibunya merasa syok dan sangat terpukul. Bahkan karena rasa sedihnya itu, wanita paruh baya itu sampai mengalami depresi dan gangguan jiwa.Dan, semenjak itulah Nayla yang pada saat itu masih berusia 17 tahun harus menanggung beban hidup sang ibu hanya seorang diri saja.Lalu setelah satu tahun berlalu, sang nenek pun meninggal dunia. Sehingga lengkaplah sudah rasa sedih yang menerpanya. Belum hilang rasa pilu karena kehilangan sang ayah dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Kini gadis itu me
Tidak terasa dua tahun telah berlalu. Semenjak kepergian Nayla dari rumah Pak Aditama, Nayla dan Eni memutuskan untuk pulang ke kampung halaman yaitu kota Jogjakarta.Setelah itu, Eni pun memilih untuk tetap tinggal di kampung dan tidak akan pergi kerja ke Jakarta lagi. Dengan uang pesangon yang telah diberikan oleh Pak Aditama dulu, perempuan beranak 1 itu mendirikan toko sembako kecil-kecilan di rumahnya.Dari hasil toko tersebutlah ia berharap bisa mencukupi semua kebutuhannya sehari-hari. Sehingga ia pun sudah tidak perlu jauh-jauh bekerja di Jakarta meninggalkan anak dan suaminya di kampung lagi.Sedangkan Nayla, setelah tinggal beberapa bulan di rumah Pakdenya untuk menunggu Ibunya. Pada akhirnya ia memutuskan ingin kembali mencari pekerjaan di ibu kota.Karena sudah tidak asing lagi, hampir seluruh orang Indonesia pasti menganggap di kota metropolitan itulah banyak terdapat lowongan pekerjaan. Sehingga membuat Nayla berharap bisa menemukan pekerjaan yang baru lagi di sana.Jika
"Hah, di-dia ...." Dengan membelalakkan kedua mata, Nayla tampak sedikit syok melihatnya."Gimana, ganteng banget, 'kan? Kelihatan masih muda dan gak ada yang menyangka kalau dia udah punya istri dan anak," celetuk Desy. Dengan wajah sedihnya, gadis itu tampak kecewa.Namun, bukannya menjawab, gadis yang sudah berseragam kerja lengkap itu malah terdiam. Seolah gadis tersebut kini sedang melamun ataupun memikirkan sesuatu hal yang serius.Sehingga membuat gadis yang berdiri di sampingnya itu mengerutkan dahi menatapnya dengan keheranan."Woy, Nis! Kok malah diam, sih?" tegur Desy menepuk bahu Nayla.Sontak gadis yang sedang melamun itu terlonjak kaget dan langsung tersadar. "Hah, ada apa, Des?" sahutnya.Desy mendengus kesal. "Kamu ini kenapa sih? Ditanya bukannya jawab malah diam aja kayak patung," sungutnya."Hehehe ... e-enggak kok. Cuma kaget aja gak nyangka apa yang kamu bilang tadi benar. Iya, dia beneran cakep banget deh, sampai-sampai aku aja terpesona kayak tadi," jawab Nayla