Pada akhirnya mau tidak mau dengan sangat terpaksa Larissa mau menandatangani kontrak perjanjian itu.Setelah selama 1 minggu mereka tinggal di salah satu hotel milik keluarganya. Sepasang pengantin baru itu akhirnya pulang ke kediaman keluarga Pak Bagas Dewantara. Berarti itu rumahnya Arga juga. Yang berada di salah satu kawasan elit di kota Jakarta.Lalu setelah setengah jam kemudian, mereka kini telah sampai di depan sebuah bangunan rumah yang besar dan megah. Larissa merasa sangat terkagum-kagum begitu melihat rumah tersebut. Rumah yang ada di hadapannya ini jauh lebih besar dan megah dari tempat tinggalnya dulu yaitu rumah kedua orangtuanya.Begitu memasuki gerbang besar, ia langsung disuguhi pemandangan halaman hijau yang sangat luas. Di tengahnya terdapat taman bunga yang indah. Ada jalan di sisi kanan kirinya yang menuju tempat parkir khusus yang bisa menampung banyak mobil. Ada sebuah bangunan yang berdiri kokoh di sana. Rumah besar yang megah dengan kesan luxury.Begitu mem
Nayla Putri Anissa, gadis berparas cantik berusia 21 tahun ini adalah gadis yang kalem, baik hati dan juga sederhana itu merupakan anak tunggal dari pasangan Pak Darto dan Bu Salamah.Semasa kecilnya ia dibesarkan oleh sang nenek yang tinggal di sebuah desa kecil yang ada di kota Jogjakarta. Sementara kedua orangtuanya bekerja sebagai sopir pribadi dan pembantu rumah tangga di Jakarta.Namun, sekitar 4 tahun yang lalu, sang ayah mengalami kecelakaan mobil hingga meninggal dunia. Sehingga membuat Ibunya merasa syok dan sangat terpukul. Bahkan karena rasa sedihnya itu, wanita paruh baya itu sampai mengalami depresi dan gangguan jiwa.Dan, semenjak itulah Nayla yang pada saat itu masih berusia 17 tahun harus menanggung beban hidup sang ibu hanya seorang diri saja.Lalu setelah satu tahun berlalu, sang nenek pun meninggal dunia. Sehingga lengkaplah sudah rasa sedih yang menerpanya. Belum hilang rasa pilu karena kehilangan sang ayah dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Kini gadis itu me
Tidak terasa dua tahun telah berlalu. Semenjak kepergian Nayla dari rumah Pak Aditama, Nayla dan Eni memutuskan untuk pulang ke kampung halaman yaitu kota Jogjakarta.Setelah itu, Eni pun memilih untuk tetap tinggal di kampung dan tidak akan pergi kerja ke Jakarta lagi. Dengan uang pesangon yang telah diberikan oleh Pak Aditama dulu, perempuan beranak 1 itu mendirikan toko sembako kecil-kecilan di rumahnya.Dari hasil toko tersebutlah ia berharap bisa mencukupi semua kebutuhannya sehari-hari. Sehingga ia pun sudah tidak perlu jauh-jauh bekerja di Jakarta meninggalkan anak dan suaminya di kampung lagi.Sedangkan Nayla, setelah tinggal beberapa bulan di rumah Pakdenya untuk menunggu Ibunya. Pada akhirnya ia memutuskan ingin kembali mencari pekerjaan di ibu kota.Karena sudah tidak asing lagi, hampir seluruh orang Indonesia pasti menganggap di kota metropolitan itulah banyak terdapat lowongan pekerjaan. Sehingga membuat Nayla berharap bisa menemukan pekerjaan yang baru lagi di sana.Jika
"Hah, di-dia ...." Dengan membelalakkan kedua mata, Nayla tampak sedikit syok melihatnya."Gimana, ganteng banget, 'kan? Kelihatan masih muda dan gak ada yang menyangka kalau dia udah punya istri dan anak," celetuk Desy. Dengan wajah sedihnya, gadis itu tampak kecewa.Namun, bukannya menjawab, gadis yang sudah berseragam kerja lengkap itu malah terdiam. Seolah gadis tersebut kini sedang melamun ataupun memikirkan sesuatu hal yang serius.Sehingga membuat gadis yang berdiri di sampingnya itu mengerutkan dahi menatapnya dengan keheranan."Woy, Nis! Kok malah diam, sih?" tegur Desy menepuk bahu Nayla.Sontak gadis yang sedang melamun itu terlonjak kaget dan langsung tersadar. "Hah, ada apa, Des?" sahutnya.Desy mendengus kesal. "Kamu ini kenapa sih? Ditanya bukannya jawab malah diam aja kayak patung," sungutnya."Hehehe ... e-enggak kok. Cuma kaget aja gak nyangka apa yang kamu bilang tadi benar. Iya, dia beneran cakep banget deh, sampai-sampai aku aja terpesona kayak tadi," jawab Nayla
"Aaa ...."Brugh!Tubuh Nayla terhuyung ke depan membentur tubuh CEO itu dari samping. Sontak semua orang yang berada di sana langsung terkejut melihatnya.Dengan sangat panik Nayla langsung menundukkan wajah dan meminta maaf. Dia tidak ingin kalau laki-laki yang ada di hadapannya itu sampai melihat wajahnya. "M-maaf, Tu-tuan sa-ya tidak sengaja," ujarnya gagap..Sungguh kini ia merasa sangat gugup dan juga ketakutan. Untung saja ia memakai masker sehingga kemungkinan besar lelaki itu tidak bisa mengenalinya.Ya, walaupun sekarang ini sudah memasuki tahun 2023 dan corona sudah berlalu. Namun, demi kenyamanan para pengunjung, di hotel tersebut masih dengan ketat terus menjalankan protokol kesehatan. Sehingga selama masih dalam jam kerja semua karyawan ataupun para staf hotel diharuskan memakai masker.Tak terkecuali juga dengan Nayla. Dengan rambut hitam yang di sanggul kecil, wajahnya yang cantik itu kini tertutup masker putih dan dengan harap-harap cemas ia masih terus menunduk tak s
Keesokan harinya.Di sebuah hotel, seorang gadis dengan seragam kerjanya, sedang sibuk membersihkan dan merapikan kamar hotel.Gadis berusia 23 tahun itu adalah Nayla. Seorang gadis dengan paras yang cantik, kulit putih bersih. Hidung mancung dan mempunyai lesung pipit di kedua pipi. Tidak lupa senyum manis di bibirnya itu bisa membuat semua orang yang melihatnya langsung terpesona padanya.Sudah hampir 1 tahunan gadis itu bekerja di hotel itu sebagai Housekeeping (HK). Sebenarnya Nayla adalah gadis yang baik, tapi ia terkenal cuek, supel, pendiam dan agak tertutup. Jadi jarang sekali berbicara dengan orang lain, kecuali hanya dengan orang terdekat saja baru dia mau berbicara dan terbuka.Membuat orang yang tidak mengenal dirinya menilai kalau dia itu adalah orang yang sombong.Namun, di balik sikapnya yang terkesan pendiam dan tertutup itu malah membuat para laki-laki di tempat ia bekerja merasa sangat tertarik dan berusaha mendekatinya. Tetapi ia tidak pernah menanggapinya. Ia terli
Sementara Ranti the geng yang masih berdiri mematung di belakang Nayla tadi, terpesona melihat ketampanan yang paripurna dari dua orang yang ada di hadapannya kini.Lalu, tanpa mau menoleh sedikit pun ke arah mereka bertiga, pria angkuh berahang tegas itu berjalan melewatinya dengan begitu saja.Sedangkan pria yang berada di belakangnya hanya tersenyum sambil menganggukan kepala kepada mereka bertiga, sambil terus berjalan mengikuti pria tersebut.“Wah ... itu tadi pangeran kah?” ucap Ranti dengan matanya yang berbinar menatap ke arah dua pria itu.“Betul, ganteng bang-gett dia, Ran ....” sahut temanya yang satunya lagi dengan tatapan memuja.“Ya betul banget, gaes. Mereka berdua tadi benar-benar tampan. Siapa ya mereka?" Ranti masih terus melihat ke arah punggung kedua pria yang sedang berjalan semakin menjauhi mereka bertiga."Cih, apa kalian gak tau? Dia adalah Arga Dewantara sang owner hotel ini tau!" celetuk salah satu temannya."Oh, ya? Kok aku baru tau sih, kalau ternyata sang
Beberapa saat yang lalu.Arga Dewantara adalah sang anak pemilik hotel tempat Nayla bekerja. Tetapi hampir semua staf ataupun para pekerja di hotel itu tidak begitu mengenalnya. Karena memang lelaki tersebut jarang sekali mengunjungi hotel itu. Ia lebih senang berada di kantor pusat yang ada di daerah Sudirman.Sedangkan hotel ini adalah salah satu cabang hotel miliknya yang terletak di Jakarta Selatan. Ya walaupun jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor pusat, akan tetapi yang dulu sering datang berkunjung ke hotel itu hanya anak buahnya saja ataupun sang ayah tercinta yang sesekali mau mampir ke sana.Karena dirasa sudah cukup lama ia tidak mengunjungi hotel miliknya itu, pada akhirnya pria berparas tampan dan berbadan atletis itu memutuskan datang ke sana untuk menghadiri perayaan hari ulang tahun berdirinya hotel yang ke enam tahun.“Za, kau merasa ada yang aneh gak sih dengan cewek yang tadi?” ujar Arga yang tengah duduk bersenden di kursi kebesarannya itu. Kini keduanya sedang b