Beranda / Romansa / Pengacara Cantik Pencuri Hatiku / 39. Pusaka Nyaris Karatan

Share

39. Pusaka Nyaris Karatan

Penulis: Ncheet Nca
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-04 08:12:44

Pusaka Nyaris Karatan

// Kampret

Kus, udah ikutin smua saran gue?

To : Kampret

Sudah smua.

// Kampret

Good. Yang nurut ya jadi murid.

Biar lo cepet nyusul gue & Azam.

Kasian pusaka lo.

Raja menggigit bibir kesal. Ia tahu maksud sahabatnya itu apa. Mentang-mentang mereka berdua sudah berkeluarga, seenaknya saja meledek Raja yang masih sendiri. Biasanya, Raja tidak mudah terpancing emosi jika para sahabatnya meledek Raja yang masih betah dengan kesendirian. Tapi semenjak terpesona pada Elin, rasa-rasanya dia jadi iri dengan kehidupan rumah tangga para sahabatnya.

To : Kampret

Sialan lo, Kampret!

Lo sama
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   40. Napas Buatan

    “K-kamu—"“Maaf. Saya—Hachi!”Brak!Elin terkejut ketika Raja membuka pintu mobilnya dengan kasar. Pria itu keluar dengan tergesa. Dapat Elin lihat rahang Raja mengeras. Menandakan jika pria itu sedang emosi.“M-Mas Raja—”Ucapan Elin terhenti saat Raja membuka pintu jok belakang. Pria itu mengambil bunga yang tadi sempat ia berikan pada Elin. Tatapan mereka bertemu.“Tunggu sebentar ya. Saya akan menyingkirkan bunga ini.” Setelah mengatakan itu, Raja tersenyum lembut. Pergantian ekspresi Raja sangat cepat. Berbeda dengan apa yang baru saja diperlihatkannya saat keluar dari mobil.“Maafkan say—”Ucapan Elin lagi-lagi terhenti saat Raja menggeleng. “Saya yang minta maaf. Saya tidak tahu kamu alergi. Saya harus segera menyingkirkan bunga ini agar kamu tidak menderita lagi,” terang Raja dengan wajah kesal. Entah ditujukan pada siapa kekesalan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   41. Tamu Tak Terduga

    “Mau cari Raja ya?” Magani memperhatikan seorang wanita muda yang berdiri di depannya. Wajahnya cantik. Rambutnya panjang tergerai dan berwarna pirang. Bukan pirang alami. Pakaiannya terlihat rapi. Di tangannya terdapat bungkusan bertuliskan nama toko kue yang sudah terkenal di negara ini. Tadi, penjaga keamanan yang berjaga di pos depan rumah, menghubunginya untuk memberitahu jika ada seorang wanita muda yang mencari Raja. Karena penasaran, Magani memerinta sang penjaga keamanan meminta wanita itu masuk. “Y-ya. Mas Raja-nya ada?” “Raja sudah sejak pagi tadi berangkat ke kantor. Kalau boleh tahu, ada perlu apa ya?” “Saya mau bertemu dengan Mas Raja. Maaf, Ibu ini—?” “Saya ibunya Raja.” Magani menjawab saat wanita di depannya ini menggantung ucapan seakan bertanya. Mata wanita muda itu membelalak. Segera saja ia menyambar tangan Magani. Membuat Magani berjengit karena terkejut. Siapa yang tidak terkejut jika tangannya tiba-tiba disalami. Asisten rumah tangga yang berada di sampin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   42. Pura-pura Polos

    Elin terdiam kaku. Masih tak percaya bertemu dengan wanita yang pernah menjadi pasangan kencan buta satu-satunya pria asing yang kini berhubungan dekat dengannya. “Mbak Elin dan Nak Zahra sudah saling kenal?” “Zahra?” Elin mengernyit bingung saat Magani menyebut nama Erika menjadi Zahra. “Nama saya Erika Zahra.” “O-oh.” Elin segera mengerti setelah mendapat penjelasan dari wanita resek di Fastbus kala itu. “Nak Zahra kenal Mbak Elin di mana?” Elin kembali menatap Magani. Ada rasa tak nyaman di hatinya saat Magani memanggil wanita itu dengan akrab. Seolah ada hubungan kuat yang terjalin antara Magani dan Erika. Erika… Wanita itu kenapa bisa ada di rumah Raja? Bukankah Raja mengatakan jika hubungannya dan Erika hanya sebatas hubungan kencan buta yang bisa dikatakan gagal? Elin masih mengingat jelas kalau Raja mengatakan tak ada pasangan kencan butanya yang spesial, termasuk Erika. “Ehm… kami—” “Kami ketemu di kafe yang sama saat saya dan Mas Raja bertemu, Tante.” Tante??? Pera

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   43. Penyebab Kekacauan

    "Tunggu, Velin." Raja segera menahan lengan sang pengacara cantiknya. Ia benar-benar tak paham dengan apa yang Elin katakan. Mengapa juga wanita ini menatapnya seakan mereka adalah musuh?Apakah mereka ada masalah sebelumnya?Bukankah semalam acara makan malam mereka berjalan dengan lancar, walaupun beberapa kali ada kecanggungan yang terjadi? Tapi Raja yakin mereka baik-baik saja. Semalam bahkan Raja menyempatkan diri memghubungi Elin setelah sampai di rumah selepas mengantar Elin pulang. Tadi pagi pun saat Raja mengirim pesan menyapa Elin, Elin membalas dengan wajar.MeSelamat pagi, Velin…Jangan lupa sarapan ya : )//Velin ( Jodohku maunya kamu. Aamiin )Pagi juga, Mas Raja ^_^Saya sepertinya pagi ini tidak sarapan.Masih kenyang karena porsi nasi uduk dan ayam goreng semalam. Porsinya banyak sekli di sana >_

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   44. Salah Sasaran

    “M-Mas Raja…”Raja mengernyit saat Erika memanggil namanya dengan senyum canggung.Tersenyum. Wanita itu tersenyum untuk apa? Bukankah pertemuan terakhir mereka berakhir kacau?“A-apa kabar, Mas Raja?”Raja masih diam. Memperhatikan Erika yang terlihat aneh, seakan mereka tidak pernah terlibat kejadian buruk. Percakapan wanita ini tadi dengan sang ibu pun masih Raja ingat.Setiap hari berkirim pesan dengannya?Gila!“Sedang apa Mbak Erika di sini?” Raja mengulang pertanyaannya. Ingin segera tahu maksud kedatangan Erika.Kedua tangan Erika saling memilin gugup. Ia menatap Raja takut-takut.“Duduk dulu, Ja. Kamu itu kok begitu sih sambutannya?”Raja merasakan remasan lembut di lengannya. Ia menatap ke samping, tempat di mana sang ibu berada. Raja tak tahu sejak kapan Magani menghampirinya.“Bukankah kalian dekat? Bahkan setiap malam sering bertelepon ria.” Magani berbisik agar Erika tak mendengar. Magani menjadi tidak enak pada Erika karena tingkah Raja saat ini.Anaknya terlihat menang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   45. Kepala Batu

    “Jangan asal meninggalkan tamu!” desis Erika tak suka.Raja memundurkan tubuh saat merasakan embusan napas Erika menyapu dagunya.“Bisa lepaskan tangan saya?” tanya Raja sambil mencoba melepaskan lengannya dari genggaman Erika dengan berusaha tidak bertindak kasar. Bisa saja Raja menarik dengan kasar, tapi dia tidak ingin apa yang selalu diajarkan Magani agar selalu menghormati wanita jadi sia-sia.Raja mengernyit tak suka saat Erika justru semakin meremas lengannya. Wanita itu kembali mendekatkan wajahnya pada Raja, yang membuat Raja refleks kembali memundurkan wajah. Ia mulai tak nyaman dengan posisi mereka. Bukan karena Raja mulai tertarik, tapi sejak dulu Raja memang tidak suka berdekatan jarak dengan lawan jenis. Kecuali dengan… Velin…Ah… Velin… Wanita itu sedang salah paham padanya, dan Raja nyaris gila karena frustrasi. Ia tidak tahu setelah ini harus melakukan apa pada wanita itu. Velin terlihat benar-benar marah padanya tadi. Kepalanya benar-benar mau meledak. Ditambah lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   46. Bukan Barang Pilihan!

    “Rosa… Dia benar-benar pacar Kakak?”“Seperti yang kamu liat tadi.”“La-lalu aku? A-aku siapa bagimu, Kak? B-bukankah kita pacaran? Apakah kamu… sedang selingkuh, Kak Ari?”“Selingkuh? Hahaha… Ini namanya bukan selingkuh, Sayang… tapi sedang mencari yang terbaik. Dan aku rasa kamu bukan pilihan yang tepat buat hidupku, Elin. Aku merasa udah gak cocok sama kamu. Hubungan kita kayaknya sampai di sini aja deh.”“Jadi begini akhirnya?”“Mau gimana lagi. Kamu udah tau kalau aku juga lagi ada hubungan sama Rosa. Emang kamu masih mau jadi pacarku?”“Bagaimana dengan Rosa? Apa Kak Ari akan memutuskannya?”“Kalau kamu masih mau pacaran sama aku, gak perlu aku mutusin dia kan? Aku baru jadian seminggu sama Rosa. Aku masih nyaman sama dia.”“Seminggu?? Jadi benar kan, Kakak selingkuh? Kak Ari selingkuhin aku selama ini? Kenapa, Kak?”“Kamu gak denger yang tadi aku bilang? Aku bilang kan kalau aku udah gak cocok sama kamu.”“Alasan macam apa itu? Kakak udah jadian sama dia selama seminggu, tapi K

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   47. Postingan Erika

    “Siapa dia?”Pandangan Elin beralih pada Daniel saat pertanyaan itu keluar dari mulut sang papi.“Pria itu sepertinya menunggu kita. Ah… bukan kita, tapi… kamu? Papi tidak mengenal wajahnya. Kamu kenal dia?”“D-dia… Klien, Pi.”Dahi Daniel mengernyit dalam. “Klien? Untuk apa malam-malam ke rumah? Apa sebelumnya dia menghubungimu? Jangan bilang dia itu penguntit seperti—”“Dia bukan seperti itu, Pi,” sela Elin saat sang papi ingin mengingatkan tentang mantan klien yang menguntitnya satu tahun yang lalu karena tertarik pada Elin.“Jadi?”“Dia… hanya Klien… biasa,” balas Elin gugup bercampur ragu. Namun, sebisa mungkin Elin berusaha bersikap tenang.Klien biasa? Ya, sebelumnya Raja hanyalah klien baginya. Tapi kedekatan mereka beberapa waktu ini sudah mengubah semua.“Elin temui dia dulu,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08

Bab terbaru

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   150. Curut

    “Mau apa si Curut itu menghubungimu??” Percayalah, meski Raja sudah tidak secemburu dulu pada Bima, bukan berarti dia membebaskan Bima menghubungi Elin sesuka hati ya. Tampaknya Raja mulai menyadari kalau dia mungkin saja salah satu dari pria-pria posesif di dunia. Tak ada beda dengan sang calon mertua.“Tidak tahu, Mas Sayang. Aku kan belum mengangkatnya. Tunggu—Mas bilang apa tadi? Curut? Maksudnya Bima?”Raja hanya bergumam meng-iyakan.“Kok curut?”“Soalnya dia mengganggu dan berisik seperti curut.”Elin tergelak sambil menggelengkan kepala. Ia mengangkat panggilan Bima. Sengaja me-loudspeaker. Meminimalisir salah paham yang mungkin saja bisa terjadi lagi. Bukankah mereka sepakat saling terbuka? Toh Raja juga telah mengetahui rahasia terbesar Bima. Secara lengkap. Entah sejak kapan dua pria ini dekat sampai tahu rahasia satu sama lain.“Ada apa, Bim—”>> “Sayang, aku jemput ya!”Ciitttt!Raja langsung menghentikan mobilnya secara mendadak. Terlalu terkejut dengan suara Bima yang b

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   149. Like A Queen

    “Mas Raja!”Elin tersenyum lebar melihat keberadaan sang kekasih yang setia menunggunya sejak beberapa jam lalu. Masih dengan menggunakan pakaian sidang, ia berlari ke arah Raja.Melihat hal itu, segera Raja merentangkan tangan, lalu menangkap tubuh Elin yang menerjangnya. Raja memeluk erat tubuh sang kekasih yang sudah menangis.“K-kami berhasil, Mas! Kami berhasil! Hiks! Bagus dan anak-anak lainnya mendapat keadilan!” bisik Elin bergetar.“Selamat ya, Sayang… Calon istriku hebat sekali. Kalian semua hebat.” Raja mengusap rambut sang calon istri yang dua minggu lagi akan ia nikahi ini. Beberapa kali puncak kepala Elin ia kecup penuh kasih sayang dan penghormatan.Raja ikut merasa bangga dengan keberhasilan kasus yang ditangani Elin dan tim. Akhirnya, setelah drama panjang persidangan, paman dari Bagus yakni si ped0fil itu mendapat hukuman setimpal. Tentu dengan bukti kuat yang berhasil dikumpulkan. Sidang terakhir seharusnya sudah terjadi lebih dari satu bulan lalu. Namun mengalami p

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   148. Gara-gara MaYang

    Melihat hal itu, Raja ikut berdiri dengan panik. “Ha? Selingkuh? Wanita lain? Tidak ada wanita lain, Sayang. Hanya kamu!”“Terus siapa itu Mayang? Jawab jujur saja kalau itu selingkuhan Mas kan?!” tuduh Elin lagi.Raja mengernyit. Tak lama, ia menepuk dahinya sendiri. “Maksud aku tuh Maaf Sayang. Sumpah! ‘MaYang’ yang aku maksud cuma singkatan dari ‘Maaf Sayang’, bukan nama orang, Yang.”“Alasan!”“Sumpah, Sayang~! Tidak ada wanita lain. Itu benar-benar cuma singkatan.”“Ish! Kenapa disingkat sih! Random sekali Mas Raja.”“Keluar tiba-tiba, Yang. Mungkin karena aku terlanjur malu sampai salah tingkah, jadinya tidak sengaja lidah ini jadi pendek makanya tersingkat sendiri.”Elin masih memandang Raja curiga.“Sayang, tidak ada wanita namanya Mayang yang aku kenal. Sumpah!” Raja mengangkat jari telunjuk dan tenga

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   147. Daster Resepsi

    “Sayang, jangan yang ini ya. Ini juga jangan. Ini apa lagi! Oh tidak-tidak! Tidak boleh!”“Bagaimana kalau aku pakai daster saja, Mas?” sindir Elin. Entah sudah berapa kali kata ‘jangan’ keluar dari mulut Raja sejak setengah jam lalu mereka melihat katalog gaun pengantin, yang salah satunya mungkin akan dipilih Elin untuk resepsi mereka. Gaun-gaun itu mungkin terlihat indah bagi sebagian besar orang. Namun bagi Raja, amat sangat membuatnya gerah. Gerah karena g*irah juga hati. Raja tidak bisa membayangkan sang kekasih memakai salah satu gaun yang sebagian besar s*ksi itu. Ia tidak rela tubuh indah Elin dilihat orang. Posesif memang, tapi ini yang dia rasakan.“Pakai daster ya? Hm…” Raja berpikir. Ia mengusap-usap dagunya dengan sebelah tangan. Sementara sebelah tangan lagi masih memegang katalog. Tak lama, katalog itu ia letakkan di atas meja di depannya lalu meraih ponsel yang sejak tadi ia angguri.“

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   146. Dewa Kematian

    “Kenalin, Ja, ini Pakdenya Elin. Kakak tertua istri saya.”Raja membelalak terkejut melihat pria paruh baya yang sudah bertahun-tahun tidak ia lihat. Pria itu semakin memiliki aura yang kuat dan tampan. Meski usianya jauh di atas Raja, tapi sebagai seorang pria, jujur Raja iri pada pria di depannya ini. Dan apa tadi Daniel bilang? Kakak tertua Kristal? Jadi Kristal punya kakak lagi selain Raflint? Tadi saat acara akan berlangsung, Raja berkenalan dengan Raflint.Pria yang saat ini berdiri di samping pria yang Daniel sebut kakak tertua Kristal. Sementara Daniel ada di samping Raja. Mereka saling berhadapan.“Apa kabar, Raja? Maaf baru bisa hadir dikarekan saya baru tiba di kota ini.”Daniel dan Raflint mengernyit dan saling tatap. Di dalam hati keduanya bertanya-tanya mengapa kakak mereka bisa mengenal Raja. Bukankah ini pertemuan pertama mereka?"M-Mister Donn—A-ah, maksud saya, Mister John Azrael?"Lagi-lagi Daniel dan

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   145. Impulsif

    “Jadi begini, Bapak Daniel Gunawan beserta keluarga, kami dari pihak keluarga Raja Jagapati meminta kesediaan—"“Velindira Aeera Gunawan to be Velin Jagapati, kita menikah hari ini ya…”Plak!“Awwshhh! Bu~” bisik Raja terkejut. Ia meringis nyeri seraya mengusap lengan kokohnya yang baru saja kena tepukan kencang Magani. Dapat Raja lihat Magani melotot kesal bercampur malu.“Kamu jangan malu-maluin ibu, Ja! Om Ridwan belum selesai bicara, Raja! Seharusnya kamu tunggu Om Ridwan meminta kesediaan Nak Elin untuk menjadi istrimu. Lalu setelah itu, berikan waktu untuk Nak Elin menjawab. Begitu urutannya. Bukan tahu-tahu menentukan waktu pernikahan!” Magani balas berbisik gemas. Matanya setia memelototi anak semata wayangnya itu. Malu sekali dia pada keluarga besar Gunawan dan Kristal. Ya, dua keluarga itu berkumpul di acara lamaran resmi Raja dan Elin tepat hari ini, dua hari setelah Raja pulih. Bu

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   144. RAJA Posesif Yang Sesungguhnya

    Setelah Bima keluar, Daniel mendudukkan diri di kursi yang berada di samping ranjang Raja. Pria muda yang kemungkinan besar akan menjadi menantunya ini. “Kamu tidak perlu membuat perjanjian seperti ini, Ja. Yang namanya keluarga itu harus saling percaya, dan saya, percaya kamu tidak akan melanggar janji yang kamu katakan pada saya.”Dada Raja serasa mau meledak mendengar pernyataan Daniel. Terlebih dengan tatapan lembut Daniel di balik wajah datarnya.Keluarga? Daniel sudah menganggapnya bagian dari keluarga kah? Mengapa terdengar indah??“K-keluarga, Om?” lirih Raja bergetar.“Ada yang salah? Memang kamu tidak mau nikah sama Elin?”“Mau, Om, mau!” jawab Raja penuh semangat sampai tangannya yang terdapat jarum infus bergerak heboh. Sampai-sampai, tiang infusnya bergeser nyaris jatuh.“Jangan banyak tingkah! Tidak lupa kan kalau tangan kamu sedang diinfus?!” pekik Daniel galak penuh khawatir. Pria paruh baya ini bahkan sudah membenahi letak tangan Raja dan tiang infus itu.Bukannya mer

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   143. Proposal

    “Pi, masa calon menantu seorang Daniel Gunawan ngelamar pakai kancing baju, bukannya cincin.” Bima tertawa ngakak setelah mengatakan hal itu. Kepalanya terus mengingat kejadian kemarin di dalam mobil yang menurutnya menggelikan.Raja melotot garang. “Kamu—”“Bicara apa kamu, Bim?”Bima menceritakan secara singkat tingkah calon mantu idaman Kristal itu diiringi tawa yang semakin menjadi. Tanpa peduli tatapan Raja yang semakin tajam. Bukannya mengerikan, malah terlihat lucu. “Enggak modal banget kan, Pi? Hahaha!” kata Bima mempengaruhi Daniel.“Pria gila—” Raja langsung menghentikan perkataannya saat melihat mata Daniel yang melotot tajam ke arahnya. Raja yakin bukan karena mengatai Bima, tapi karena apa yang Bima sampaikan. Raja yakin itu.“Yang benar saja kamu, Ja!” pekik Daniel.“Rugi dong~! Selama ini Elin enggak kekurangan apa pun, eh malah dilamar pakai kancing. Cowok modal nekat doang ya, Pi, ya—"“Sorry ya!” sela Raja segera pada Bima. “Kamu yang paling tahu situasi nyatanya kem

  • Pengacara Cantik Pencuri Hatiku   142. Sederhana Yang Mewah

    “Kamu tahu dari mana aku mau melamarmu di malam itu, Sayang?” Raja kembali bersuara tanpa menanti Elin menjawab apa yang Bima katakan. Sampai si pengacara cantik kembali mengalihkan pandangan ke arahnya.“K-Kak Jihan.” Lalu setelah mengatakan itu, Elin menceritakan saat Jihan sempat menghubunginya. Elin dapat melihat raut terkejut dari wajah Raja. “Maaf, aku benar-benar tidak tahu kalau Mas ingin melamarku di malam itu…” kata Elin lesu. Kembali menyalahkan diri. Memaki diri tampaknya masih belum sebanding dengan kekecewaan yang Raja rasakan di malam itu.“Sudah ya maaf-maafannya… Kita sudah tahu situasinya seperti apa. Sekarang, meski tempatnya kurang mendukung, aku… Izinkan aku mengatakan apa yang ingin aku sampaikan di malam itu.”Jantung Elin berdetak amat sangat kencang. Menanti apa yang akan dikatakan pria yang saat ini sedang menarik napas dalam dan membuangnya perlahan. Tampaknya Raja sedang gugup. Pria itu masih setia menggenggam jemarinya yang sudah mulai dingin karena ia pun

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status