“Siapa dia?”
Pandangan Elin beralih pada Daniel saat pertanyaan itu keluar dari mulut sang papi.
“Pria itu sepertinya menunggu kita. Ah… bukan kita, tapi… kamu? Papi tidak mengenal wajahnya. Kamu kenal dia?”
“D-dia… Klien, Pi.”
Dahi Daniel mengernyit dalam. “Klien? Untuk apa malam-malam ke rumah? Apa sebelumnya dia menghubungimu? Jangan bilang dia itu penguntit seperti—”
“Dia bukan seperti itu, Pi,” sela Elin saat sang papi ingin mengingatkan tentang mantan klien yang menguntitnya satu tahun yang lalu karena tertarik pada Elin.
“Jadi?”
“Dia… hanya Klien… biasa,” balas Elin gugup bercampur ragu. Namun, sebisa mungkin Elin berusaha bersikap tenang.
Klien biasa? Ya, sebelumnya Raja hanyalah klien baginya. Tapi kedekatan mereka beberapa waktu ini sudah mengubah semua.
“Elin temui dia dulu,”
Menelan saliva susah payah, Elin menatap sang papi. Senyum dipaksakan tersungging dari bibir pengacara cantik ini."Papi... tidak perlu khawatir. Hubungan kami MURNI hubungan pekerjaan. Pria itu juga tidak... pernah merayu Elin." Elin berucap susah payah. Sengaja menekan kata ‘murni’ agar Daniel tenang.Tidak pernah merayu?Raja memang tidak pernah merayunya, tapi pria itu terang-terang minta dekat dengan Elin, dan ternyata dekat juga dengan wanita lain.Apakah jiwa-jiwa playboy Herjuno menurun pada Raja?Tanpa sadar Elin mendengus kencang saat merasakan pikirannya semakin kacau. Hal itu tentu saja menarik perhatian Daniel.“Ada apa, Lin?”“E-T-tidak ada apa-apa, Pi. Elin tiba-tiba teringat pekerjaan.” Elin beralasan dengan gugup. “Elin… Elin temui Mas Raja dulu ya.""Papi ikut!"Elin segera menarik lengan Daniel saat pria paruh baya tersebut hendak keluar dari mo
Elin dapat melihat tubuh Raja menegang setelah ia mengatakan serangkaian kata-kata kejam itu. Jangan pikir Elin senang mengatakannya. Hatinya terasa nyeri. Namun Elin harus melakukannya demi menjaga diri. Ia tidak ingin lagi terluka. Lagi pula, Elin merasa sudah jauh lebih dewasa daripada sebelumnya. Elin tidak ingin lagi bodoh karena si tai kucing rasa cokelat itu alias cinta.Cinta?Apa yang ia pikirkan?! Apakah ia telah jatuh cinta pada Raja?“K-kita bahkan baru memulai, Velin…”“Maka dari itu, sebelum lebih jauh, lebih baik hentikan sekarang juga. Saya tidak mau menjadi pengganggu di dalam hubungan yang Mas Raja dan Mbak Erika jalani.”“Saya tidak punya hubungan apa pun sama dia!” pekik Raja frustrasi. Napasnya memburu. Matanya memerah. Raja tak paham mengapa sejak tadi Elin selalu mengatakan jika ia dan Erika memiliki hubungan. Raja juga tak mengerti mengapa Elin tak ingin mendengar penjelasanny
"Cuitters lagi rame kalau ada cowok buaya darat namanya Raja Buana Jagapati.”Pergerakan Elin yang hendak mengoleskan selai strawberry ke atas roti tawar yang sudah berada di tangannya terhenti mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Nina.Berita tentang Raja sepertinya semakin melebar. Bahkan adiknya saja sampai tahu.Kristal Gunawan, istri Daniel a.k.a mami Elin menghentikan pergerakannya yang sedang mengolesi roti dengan selai untuk sarapan Nina dan Daniel. Sementara Elin sudah terbiasa mengolesi rotinya sendiri.“Oh… iya, kemarin mami juga lihat beritanya, Dek! Trending kan?” seru Kristal heboh. Sudah mode ibu-ibu siap bergosip. Kristal adalah tipe ibu-ibu yang tidak ketinggalan sosial media. Jadi tidak heran jika ia tahu semua berita yang sedang trending. Bahkan Kristal lebih gaul dari anak-anaknya. Istilahnya tuh emak-emak kekinian. Punya akun fake bernama Kijang Cantik a.k.a Kijang29 yang tidak diketahui keluarga kecuali suaminya, karena dia tidak bisa menyembunyikan apa pu
Eh? Kalau diingat-ingat, memang sih kemarin Daniel melihat wajah si Raja-Raja itu tipe tampan-tampan alim, kalem dan adem buat mata dan hati. Tapi ternyata kelakuannya Astagrifullah. Benar kata Nina, kita tidak bisa melihat hanya sekelebat untuk tahu orang itu seperti apa. Semoga saja anaknya dan Raja-Raja itu benar-benar murni hubungan pekerjaan, meski di dalam hati kecil Daniel sangsi akan hal itu. Apalagi melihat mood sang anak tadi. Jangan kira Daniel tidak tahu. Daniel adalah pengamat yang bukan kaleng-kaleng. Selain jadi pengacara, Daniel juga sering jadi dosen tamu di banyak universitas. Jadi pengalamannya tidak main-main dalam mengamati orang.“Sudah ih! Malah ngegembel!” Kristal menghempas tangan sang suami dengan wajah merona. Bohong kalau dia tidak baper digembelin—Eh maksud Kristal digombalin. Tapi Kristal tidak ingin sang suami percaya diri kalau dia selalu bisa membuat Kristal seperti jatuh cinta untuk pertama kalinya.“Ha
Elin membuka pintu mobil dengan lesu. Sumpah demi apa pun dia sudah berusaha melarang otaknya tidak memikirkan Raja. Tapi tetap saja nama itu menyusup semakin kuat di kepala. Apakah otaknya ini sudah seperti anak badung yang berpikir jika ‘larangan adalah perintah’?Karena pria itu pula Elin jadi ceroboh hari ini. Meninggalkan berkas penting yang seharusnya dibawa ke RPA. Beruntung perjalanan belum ada separuh ia lewati, sehingga Elin tidak jauh-jauh amat untuk memutar kembali menuju ke kantor. Sementara anggota timnya sudah lebih dulu meluncur ke RPA. Sebagian ada yang pergi ke kantor polisi guna menanyakan perkembangan informasi terkait terduga pelaku yang masih belum tertangkap.Elin membuang napas kasar. Bertekad untuk kembali memerintah otaknya lebih kuat lagi melupakan Raja. Ia menatap bangunan RPA. Bangunan itu besar dengan dua lantai, didesain seperti rumah. Memiliki halaman yang luas dan nyaman. Sepertinya RPA sengaja dibuat seperti tempat tinggal biasa agar anak-anak yang be
Raja menunduk, lalu kekehan terdengar dari mulut pria itu. Kekehan yang terdengar menyedihkan. Tak lama, Raja kembali memperlihatkan wajahnya. Pria itu menatap Elin sendu. Membuat kali ini jantung Elin terasa diremas. “Saya benar-benar jatuh cinta sama kamu, Velin. Tidak ada niat juga mempermainkan kamu. Apalagi menjadikan kamu barang pilihan. Sejak bertemu kamu pertama kali, kamu adalah satu-satunya pilihan hati saya,” seru Raja lembut, tapi terdengar tegas.Darah Elin berdesir mendengar ucapan Raja. Ia meneguk saliva susah payah. Raja menatapnya dengan bersungguh-sungguh. Membuat Elin mulai kembali terbuai dengan tatapan itu.“Saya…” Elin menggigit bibir. Tak dapat melanjutkan ucapannya. Seakan ada yang mengganjal di tenggorokan. Jujur, Elin ingin mengatakan pada Raja jika ia mau kembali dekat dengan pria itu. Tapi bagaimana jika kata-kata Erika terbukti benar?Elin tidak ingin kembali berharap, dan akhirnya justru kekecewaan yan
Trisha Rudd @RuddTrisha. 10jWow banyak sekali yang mention saya terkait postingan yang beredar tentang Raja Buana Jagapati. Kalau kalian tanya apakah saya pernah punya hubungan dengan Raja, saya akan menjawab kalau dia adalah mantan kekasih saya saat kami berkuliah. Hubungan kami telah lama sekali berakhir, dan saya sudah tidak lagi berhubungan dengan Raja setelah kami putus.Namun sangat disayangkan banyak dari kalian yang menduga-duga jika hubungan saya dan Raja berakhir karena Raja berengsek, pengkhianat or any other very sadistic accusations *( atau tuduhan-tuduhan lain yang sangat sadis ). Seolah kalian menjadi saksi saat kami bersama lalu berpisah. Seolah kalian sangat mengenal Raja dengan baik.Saya ingin mengkonfirmasi di sini, saya tegaskan, Raja tidak pernah mengkhianati saya! Kami berpisah karena kesibukan masing-masing. Raja yang saya kenal jauh dari kata berengsek, bajingan, atau apalah itu yang bersifat buruk. Dia adalah salah satu pria terbaik yang pernah saya temui d
“Bagaimana bisa tangan si Bang Sat itu me-merangku—” Raja menghentikan ucapannya dengan tangan masih menggantung seolah sedang merangkul seseorang. Mengingat bagaimana sang pengacara pujaan hati beberapa hari lalu dirangkul pria bernama Satria itu. Raja menutup mata seraya menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya kasar. Tangannya terkepal kuat, lalu meninju udara. Ia menyugar rambut frustrasi setelahnya.Ada hubungan apa Elin dan pria bernama Satria itu?Apakah Elin ada hubungan spesial pakai telur dengan si Satria? Apa benar pikirannya saat itu Elin sulit menjawab pertanyaannya karena sudah dekat lagi dengan pria lain, yaitu Satria? Mungkin saja seperti itu, bukan? Persis seperti alasan sebenarnya Trisha memutuskan hubungan mereka.Raja menunduk. Kali ini sebelah tangan memegang dinding yang berada di samping jendela di depannya. Mengingat pembicaraannya dengan Trisha beberapa hari lalu. Wanita itu menghubunginya kembali setelah sekian lama.>> “Are you okay, Ja?” suara Trisha lang
“Velin naik pesawat apa?” tanya Raja di sela langkah kakinya yang terburu-buru. Di sampingnya, Bima tampak menyamai kecepatan langkah si King Raja yang sudah tidak sabar bertemu dengan pujaan hati. Raja ingin segera memberikan obat penenang yang berada di saku kemejanya sebelum sang kekasih terbang. Syukur-syukur tidak jadi terbang. Atau mungkin… Raja akan ikut terbang juga ke manapun Elin pergi. Kan memang niat awalnya ingin menempeli Elin sampai Elin kec*nduan dengan kehadirannya. Pokoknya Raja mau menggentayangi Elin mulai sekarang!“Penerbangan luar kota kan? Kota mana? Apa di sana?” Raja melangkah menuju gate untuk penerbangan domestik. Namun langkahnya tertahan karena Bima menarik lengannya.“Bukan.”“Terus di mana?” tanya Raja tak sabar.“Em…” Bima tampak ragu mengatakan sesuatu. Ia menggaruk tengkuk salah tingkah dengan sebelah tangan yang bebas.Apa yang Bima l
“Om, kamu beneran enggak mengkhianati Elin kan?”Raja menoleh ke arah pria yang sedang mengemudi di sampingnya. Sejak hening entah berapa lama setelah mereka meninggalkan kediaman Gunawan, pria yang ia gaungkan sebagai rival-nya itu bertanya dengan nada waswas. Bukan nada mengesalkan seperti saat di depan rumah Elin tadi.“Saya bukan orang yang seperti itu. Terserah kamu mau percaya atau tidak. Dan mengenai kenapa saya tidak menepis berita itu, karena saya benar-benar tidak tahu. Seperti apa yang saya katakan tadi, saya menghapus semua sosial media di ponsel saya setelah masalah saya di sana selesai.”“Kenapa kamu hapus, Om? Jadinya kamu enggak tau kan kalau kamu jadi pembahasan ‘lagi’ di sosmed.”“Saya pikir kan masalahnya sudah selesai. Jadi ya sudah saya hapus saja daripada tidak pernah saya pergunakan. Bukankah Mubazir ruang penyimpanan kalau saya pertahankan? Tidak sangka ternyata ada mas
“Mau ke mana dulu?”“Menemui Velin! Ayo kita tanyakan pada KEKASIH SAYA, siapa sebenarnya yang dia cintai!” kata Raja datar. Namun tatapannya tajam menusuk. Napasnya masih memburu karena emosi yang belum mereda sama sekali. Namun, Raja merasa buang-buang waktu tarung sama Bima. Bukan, bukan Raja takut pada Bima setelah pria itu sempat meninjunya. Walaupun bisa dikatakan Bima memiliki tenaga yang boleh juga, tapi Raja yakin bisa mengalahkan pria itu kok. Tapi Raja tetaplah Raja yang sebenarnya tidak suka cara kekerasan seperti tadi. Anggap saja dia tadi sedikit khilaf telah meninju Bima dua kali. Raja akan memilih menanyakan langsung pada Velin-nya siapa sebenarnya yang ada di hati wanita itu. Atau kalau memang Elin mencintai dua pria sekaligus, Raja ingin tahu berapa persen kedudukannya di hati Elin. Kalaupun lebih kecil Raja, Raja harap tidak selisih jauh. Sehingga Raja masih bisa segera mengejar ketertinggalannya sampai menjadi seratus persen. Sampai nama Bima gone dibawa angin.“El
“Ngapain Bang Toyib ke sini?”Raja mengernyit tak suka setengah bingung saat mendengar perkatakan rivalnya, Bima si SEPUPU JAUH sang kekasih. Kenapa pria itu ada di rumah ini?! Alih-alih mendapati keberadaan sang kekasih, Raja justru disuguhi wajah songong pria mengesalkan itu. Apa sejak ia pergi, Velin-nya dan Bima sering menghabiskan waktu bersama?Kedua tangan Raja terkepal kuat.Si*lan!Tidak bisa dibiarkan!Rencana membuat Elin kecanduan akan kehadirannya harus segera dilaksanakan DETIK INI juga!“Siapa yang kamu sebut ‘Bang Toyib’?”“Anda lah. Memang siapa lagi yang enggak pulang-pulang malah sibuk selingkuh? CLBK sama mantan? Idih! Enggak banget! Kayak enggak ada cewek lain aja!”“Nama saya ‘Raja’, bukan ‘Bang Toyib’! Dan jangan bicara sembarangan! Siapa yang CLBK?!”“Jangan pura-pura beg0. Enggak punya HP atau gimana? Bukannya Anda lagi jadi selebriti di sosmed? Akun Anda juga bolak-balik kena tag loh. Masih mau belagak beg0? Atau jangan-jangan kamu b*ta?” sinis Bima tajam.Ra
“Jangan teriak bisa tidak sih?! D-dan jangan bicara sembarangan!” Kok malah jadi dia kena tuduh. “Gue bertanya karena…” Raja terdiam. Bingung ingin memberi alasan apa pada sahabatnya itu. >> “Karena apa hayo? Ngaku lo kalau lo lagi in lope juga sama cewek lain! Enggak usah pakai istilah ABC deh! Kayak vitamin aja.”“Tidak! Gue cuma cinta sama Velindira!” kata Raja tegas.>> “Terus kenapa nanya kayak gitu?”“Em… t-teman gue, teman gue menjalin hubungan sama dua orang.” Raja menggigit lidah gugup setelah mengatakan hal itu. Di dalam hati, ia memohon maaf sebanyak-banyaknya entah pada temannya yang mana, karena secara tidak langsung, dia sudah memfitnah ‘teman’nya itu. Anggap saja teman khayalan. “G-gue bingung, kenapa bisa seperti itu? Apa bisa rasa dibagi-bagi?”>> “Lah, temen lo yang jalin hubungan, kenapa lo yang bingung? Lagian ya, lo tanya sana sama Ares yang pernah pacaran sama dua cewek sekaligus. Bisa enggak tuh rasa dibagi-bagi?”“Lo kan tahu kalau dulu Ares melakukan hal itu
Magani mengusap-usap lembut surai sang putra. Sesekali tangannya mampir ke dahi Raja untuk memeriksa suhu tubuh si kalem ini. Masih hangat ternyata. Sejak tiba dari bandara lebih dari satu jam lalu, Raja langsung meminta izin membaringkan tubuh di sofa ruang keluarga setelah melihat keberadaan sang ibu. Kepalanya ia letakkan di pangkuan Magani. Berbaring menyamping menghadap sandaran sofa dengan kedua tangan bersedekap. Tak membutuhkan waktu lama, Raja langsung terlelap. Sempat Magani memerintah putranya untuk makan dan membersihkan diri lebih dulu, tapi Raja menolak. Mengatakan kalau ia sedang tidak enak badan. Akhirnya Magani membiarkan saja sang putra tidur setelah mengetahui kalau suhu tubuh Raja sedang tidak normal.Pria muda yang amat sangat jarang sakit ini memang sedikit manja jika sedang sakit. Maunya dekat dengan Magani. Semandiri apa pun dia, Raja tetaplah anak tunggal yang sesekali memperlihatkan sikap manjanya. Tentu saja hanya pada sang ibu.Drrrtt!Drrrtt!Magani menghe
Elin menunduk. Cukup menjadi jawaban atas pertanyaan Bima. Ia juga tak sanggup melihat tatapan penuh rasa bersalah yang saat ini terpancar dari mata Bima. Sungguh, Elin tidak ingin Bima juga merasa bersalah. Inilah yang menjadi penyebab ia tak ingin bercerita pada sepupunya ini. Namun apa mau dikata, ia sudah keceplosan bercerita.Bima menghela napas panjang, lalu mengusap sayang puncak kepala sepupu jauh yang sudah ia anggap kakak sendiri itu. “Nanti kalau dia balik ke sini, aku kasih dia pelajaran!”Elin mengangkat kepala secepat kilat. “Siapa maksud kamu?”“Si Om-om bego lah—AH, Lin! Gak kira-kira kamu nabok punggungku!” Bima meringis seraya mengusap-usap punggung yang baru saja ditabok Elin sekuat tenaga. Gila ini sepupunya! Apa tidak ada tempat lain untuk ditabok? Kenapa harus di tempat yang sama?! Tiga kali loh! Bima yakin punggungnya pasti sudah memerah. “Tu Om-om tau enggak ya kamu galak? Apalagi tabokanmu
“Hiks…”“Sebenarnya kamu ini kenapa sih, Lin?!” Bima mengernyit bingung setengah kesal. Pasalnya, sejak beberapa waktu lalu datang ke rumah Gunawan, Elin tidak berhenti menangis. Ditanya malah nangisnya tambah jadi. Kan bikin jengkel. Padahal dia mau ikut menikmati nonton kartun kucing dan tikus yang terkenal doyannya gelut terus untuk menaikkan mood yang belakangan ini kacau balau. Kebetulan kartun itu sedang tayang. Kartun populer yang enggak ada matinya meski usia tayangnya sudah puluhan tahun.“I-itu…” Elin menunjuk layar televisi, “tikus sama kucingnya berantem! K-kasihan tikusnya! Huaaa~!” Elin menangis semakin kencang saat tokoh tikus kena perangkap si kucing. Mungkin kalau Raja melihat bagaimana kekanakannya sang kekasih saat ini, Raja bisa terkejut sampai terjungkal-jungkal. Karena inilah Elin yang sebenarnya dibalik sikap dewasanya. Meski mungkin sedikit-sedikit Raja mulai merasakan sikap
[ To: KodokYa. Gue masih di Inggris. ][ // Kodok Kapan pulang? Mau gue dan Jihan bantuin buat persiapan nikahnya? ]Raja menggigit pipi dalamnya galau. Pesan yang dikirim Azam membuatnya merutuki diri karena berbohong kepada ketiga sahabatnya kalau acara lamaran itu berhasil. Bukan maksud ingin berbohong, tapi Raja tak ingin kalau ketiga sahabatnya tahu yang sebenarnya, lalu mereka membenci Elin. Tidak. Raja tidak ingin pandangan baik mereka pada Elin selama ini berubah jadi buruk. Belum lagi, dia juga berbohong pada Daniel, mengatakan memundurkan waktu melamar Elin karena belum mendapat tempat istimewa yang pas. Daniel mengomelinya saat mengingat Raja pernah mengatakan kalau sudah dapat tempat itu. Raja merutuki diri karena lupa akan hal itu. Ini nih akibatnya kalau berbohong. Ia segera memutar otak. Memberikan alasan kalau tempat yang waktu itu ia katakan pada Daniel ternyata tidak seistimewa perkiraannya saat Raja datang untuk observasi. Meski kena omelan si Kaisar, tapi setel