Share

Bab 49 ( Insiden)

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2024-12-19 13:32:14
Pagi hari tiba dengan hujan yang membalut kota dengan kesegaran. Langit abu-abu pekat menjatuhkan air bagaikan tirai yang tak berhenti. tetesan hujan jatuh ke bumi, menciptakan melodi alam yang begitu indah. Jalan-jalan sepi, hanya ada suara hujan dan kabut pagi yang menghantui udara seperti sebuah bisikan rahasia hati. Saras yang masih berdiam diri di kamar hanya memperhatikan rintikan hujan Lewat kaca jendela kamarnya.

Beberapa saat kemudian, cahaya matahari mulai memancarkan cahayanya menembus awan gelap dan mulai menerangi kota. melihat hal itu, membuat Saras memutuskan untuk pergi ke Kantor dan tidak ingin menjadikan hujan ini sebagai alasan liburnya. lagi pula, hujan sudah mereda dan ia berharap Liam belum berangkat. saat sudah sampai di ruang tengah, Saras mendapati bahwa Liam sudah berangkat terlebih dahulu tanpa berpamitan padanya. tidak hanya itu, semalam juga Liam tidak memberikan alasan mengapa Luna berada di dalam kamarnya dan pria itu tidak menjemput dirinya di rumah Ric
Tri Afifah

Happy reading ❤️

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 50 ( Jangan Sampai Aku Menyerah)

    Bab 50“Apa katamu?” Liam yang tengah memimpin rapat kerja gegas meninggalkan ruangan tanpa memperdulikan tatapan mata yang kebingungan melihat dirinya yang pergi tanpa mengatakan apa-apa. Viktor yang mengabari insiden yang menimpa Saras hanya dapat menggeleng pelan melihat ekspresi khawatir yang terpancar jelas dari wajah Liam.“Dimana dia sekarang?” Liam sedikit lega karena hari ini dirinya tengah memimpin rapat di Perusahaan Danuarta. Jika tidak, pasti butuh waktu cukup lama agar bisa sampai ke tempat ini.“Saat ini Nyonya sudah diperiksa di ruang perawatan unit kesehatan kerja. ada luka lecet di bagian dahinya,” jawab Viktor yang berusaha untuk menyamakan langkahnya dengan Liam. Sesampainya di ruang kesehatan, Liam dapat melihat dengan jelas bagaimana dokter, dengan tangan yang terampil dan gerakan yang lembut tengah membersihkan luka Saras dengan cairan antiseptik. Saras menahan napas, mencoba mengendalikan rasa sakit yang tajam. Setelah luka bersih, dokter mengambil perban putih

    Last Updated : 2024-12-24
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 51 ( Kau Adalah Bonekaku)

    Saras terbangun perlahan-lahan, menemukan dirinya berbaring di atas tempat tidur yang familiar. Dia memandang sekeliling, mencoba mengingat apa yang terjadi. Cahaya lembut lampu kamar menerangi wajahnya yang pucat. Ia merasakan kepala berputar dan badan terasa lelah.Tiba-tiba, kenangan samar muncul. Ia teringat tertidur di ruang perawatan, tetapi tidak ingat bagaimana cara dirinya bisa pulang. Matanya menemukan bantal yang tergeletak di sampingnya, dengan aroma yang ia kenali - aroma Liam.Saras mengangkat tubuhnya, menatap sekeliling kamar yang sunyi. Ia merasa sedikit grogi dan lelah. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya kabur.Saras menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kekuatan. Matanya terpaku pada pintu kamar yang tertutup rapat. Ia bertanya-tanya apakah ada orang di luar. Tiba-tiba, Ia mendengar suara lembut dari luar kamar."Liam?" panggilnya pelan.Tidak ada jawaban. Saras menggelengkan kepala, berusaha menghilangkan kebingungan. Ia

    Last Updated : 2024-12-27
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 52 {Sikapnya Berubah-rubah)

    Bab 52Setelah beberapa hari tidak masuk kerja, karena luka yang ia derita akhirnya Saras memutuskan untuk kembali masuk ke kantor tepat di hari kepulangan ibu Mertuanya. Saras tidak meminta izin terlebih dahulu pada Liam, namun dengan meminta bantuan Viktor untuk ke kantor, hal itu sama saja dengan memberitahu Liam secara tidak langsung.Liam berdiri di sudut gudang, memperhatikan Saras yang sibuk mengangkat kotak-kotak. Ia baru selesai memimpin rapat kerja, setelah mendapat kabar dari Viktor, Liam bergegas untuk ke bagian gudang. Matanya tajam memantau setiap gerakan Saras, seolah mengawasi agar tidak terjadi kesalahan lagi.Saras, tidak menyadari perhatian Liam, terus bekerja dengan giat. Ia mengangkat kotak berat, napasnya terengah-engah.Liam melangkah mendekat, masih diam. "Saras, biar aku bantu," katanya, suaranya dingin namun lembut. Beberapa karyawan yang ada di gudang terlihat memperhatikan gerak gerik keduanya.Saras terkejut, menoleh ke Liam. "Tidak perlu, aku bisa."Liam

    Last Updated : 2024-12-27
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 53 ( Pulang dengan Ricard)

    Di restoran mewah yang diterangi cahaya matahari, Liam dan Luna duduk di meja elegan dengan pemandangan kota. Luna mengenakan gaun biru cerah. Ia menyentuh lengan Liam dengan lembut. "Liam, aku merindukan waktu seperti ini," kata Luna, suaranya manis. "Kita harus lebih sering keluar bersama." Liam tidak bereaksi, memandang ke luar jendela dengan ekspresi datar. Pikirannya terpaut pada Saras. Di meja sebelahnya, Vinso, pria berwajah dingin dan mata tajam, memperhatikan adegan tersebut. Ia menikmati makan siangnya dengan tenang, tapi matanya terus memantau Liam. Vinso adalah tangan kanan Bagas, orang kepercayaan ayah Saras. Ketika Vinso menangkap pandangan Liam, terjadi kontak mata singkat yang tegang. Vinso tidak menunjukkan ekspresi, melanjutkan makan siangnya dengan sikap yang tenang. *** Saras keluar dari kantor, memanggul tas dan berjalan menuju tepi jalan untuk menunggu taksi. Cahaya matahari sore memancar, membiaskan bayangan gedung-gedung tinggi. Ia merasa sedikit lelah set

    Last Updated : 2024-12-28
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 54 ( Lantas, Bagaimana Caranya?)

    Di dalam mobil mewah Ricard, cahaya sore memancar melalui kaca, membiaskan bayangan Saras dan Ricard. Suasana tenang dan nyaman, dipenuhi aroma kulit dan kayu mahoni. Ricard menatap jalan seolah tidak ada beban di hatinya. sopir yang membawa Mobil terlihat begitu santai menjalankan mobil agar mereka dapat menikmati suasana sore ini dengan tenang. Saras duduk di sebelah Ricard, memandangnya dengan rasa penasaran dan waspada. "Vison sangat penting bagi ayahmu, bukan?" kata Ricard, suaranya tenang dan percaya diri. "Dia adalah orang kepercayaan yang sangat dipercaya." Saras mengangguk, kenangan pahit muncul. "Ya, tapi setelah kematian ayah, Vison menghilang. akuu sangat kehilangan. Apakah kau tahu apa yang terjadi padanya?" Ricard menatap Saras dengan mata bijak. "Mungkin Vison memiliki alasan untuk menghilang. Mungkin ada sesuatu yang tidak kita ketahui. Atau mungkin... dia tidak ingin terlibat dalam konflik keluarga." Saras merasa tidak nyaman, merasakan ada sesuatu yang tersembunyi

    Last Updated : 2024-12-28
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 55 ( Perasaan tak Menentu)

    Saras keluar dari mobil Ricard, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Cahaya lampu rumahnya memancar hangat, namun perasaannya tidak sesuai dengan kehangatan tersebut. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Saat memasuki rumah, Ia melihat Liam duduk di ruang tamu, mata Liam memandangnya dengan dingin, tapi tanpa kemarahan. Sikapnya tenang, seperti menunggu sesuatu. Lampu ruangan membiaskan bayangan Liam, membuatnya terlihat lebih misterius. " Siapa yang mengantarkanmu, pulang?" Liam bertanya, suaranya datar, tanpa emosi. Saras merasa curiga dengan ekspresi Liam yang terlihat biasa saja. "Aku bertemu dengan kakakmu," jawabnya pelan, mengamati reaksi Liam. Ia tidak ingin menyebutkan nama, tapi Saras yakin bahwa Liam sangat mengerti maksud ucapannya. Liam tidak bereaksi, hanya mengangguk. "Apa yang kalian bicarakan?" Liam mempertahankan sikap tenangnya. Saras merasa tidak nyaman dengan sikap Liam yang tidak biasa. "Hanya soal bisnis," jawabnya singkat, mencoba mengh

    Last Updated : 2024-12-28
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 56 ( Kedatangan Ibu Mertua)

    Rumah Liam terasa seperti dungeon bagi Saras. Sarapan pagi yang seharusnya menyenangkan kini berubah menjadi momen tegang. Liam, Saras, dan Rosa duduk di sekitar meja makan elegan dengan dekorasi mewah, namun keheningan dan ketegangan menggantikan kegembiraan. Tentu saja hal ini dikarenakan Kehadiran Rosa, ibu Liam. Rosa memandang Saras dengan mata tajam, penuh kebencian dan dendam. Wajahnya terlihat begitu mengeras, bibirnya mencuat ke bawah. Ia tidak menyembunyikan perasaannya. Setiap gerakan Saras diawasi dengan teliti. Liam berusaha mengabaikan semua itu, ia terlihat mencoba untuk menikmati sarapannya tanpa memperdulikan tatapan tajam ibunya pada istrinya. Saras merasa tidak nyaman, menunduk dan memainkan garpu di atas piring. Ia merasa terhina dan tidak dihargai. Setiap kata dari Rosa terasa seperti tusukan pisau. "Saras, apa kabar? Apakah kau sudah merasa nyaman di rumah ini?" "Baik, Bu. seperti yang ibu lihat, aku sudah mulai nyaman berada di rumah ini." Sahut Saras dengan

    Last Updated : 2024-12-29
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 57 ( Insiden, Lagi! )

    Mobil Liam meluncur di jalan raya, meninggalkan pemandangan kota yang sibuk. Liam, dengan percaya diri, mengemudi sendirian. Saras duduk di sebelahnya, memandang pemandangan luar dengan senyum tipis. Keduanya tampak hanya diam, menikmati keheningan yang tercipta. mungkin jika Viktor yang mengantarkannya ke kantor, Saras masih bisa berkata-kata. tapi dengan Liam, Saras harus benar-benar bisa melihat situasinya. Di tengah perjalanan,tiba-tiba, suara tembakan keras terdengar. Kaca mobil pecah, dan Saras terjatuh ke samping. Liam terkejut, menginjak rem dengan cepat. Mobil oleng ke kiri, membuat Saras terlempar ke bahu Liam. "Saras! Tunggu, aku ada disini!" Liam berteriak, memeluknya erat. Saras mengaduh, memegang bahu yang terluka. Darah merembes dari luka. Suasana mobil menjadi hening. Liam memandang Saras dengan ketakutan. Wajahnya menjadi pucat saat melihat darah segar keluar dari bahu Saras. "Saras, jawab aku! Kau harus tetap sadar!” Liam berteriak, mencari tanda-tanda kehidupan

    Last Updated : 2024-12-29

Latest chapter

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 132 ( Berikan Aku Sebuah Alasan)

    Danuarta berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir di depan rumahnya, dengan langkah yang terlihat mantap dan percaya diri. Cahaya matahari sore yang memancar dari langit membuat bayangan Danuarta terlihat panjang dan gagah. Vinso, yang berdiri di sampingnya, mencoba untuk menghalangi keinginan Danuarta."Pak,saya mohon jangan lakukan ini," Vinso berkata, dengan suara yang terdengar khawatir. "anda tidak tahu apa yang akan terjadi jika anda mendatangi rumah Liam. Mungkin ada bahaya yang mengintai di sana."Namun, Danuarta tidak menghiraukan peringatan Vinso. ia sudah bersiap untuk ke rumah Liam, dan tidak ada yang bisa menghalangi keinginannya. ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya, dengan gerakan yang cepat dan percaya diri."Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi," Danuarta berkata, dengan suara yang mantap dan percaya diri."Aku tidak bisa hanya duduk dan menunggu. aku harus tahu kebenaran tentang Liam dan apa yang dia lakukan pada putriku. Karena surat perjanjian yang k

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 131 ( Pertengkaran)

    Mobil yang ditumpangi Saras dan Liam sudah sampai rumah, dan Viktor tidak ikut turun. ia hanya memandang ke arah Saras dan Liam dengan mata yang terlihat sedikit khawatir, sebelum memutuskan untuk tidak ikut turun. Viktor memutuskan untuk kembali ke Perusahaan.Saras dan Liam keluar dari mobil dan berjalan ke arah rumah. Mereka tidak berbicara apa-apa, dan hanya memandang ke arah depan dengan mata yang terlihat sedikit marah dan kecewa.Saat mereka memasuki rumah, Saras langsung memandang ke arah Liam dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Liam, kau telah berbohong padaku," Saras berkata, dengan suara yang terdengar sedikit keras. Ia tidak peduli jika anak buah Liam yang berjaga diluar mendengar percakapan mereka. "Saras, aku tidak tahu apa maksud ucapanmu," sahut Liam mencoba untuk tetap tenang.Saras memandang ke arah Liam dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Kau telah berbohong padaku tentang ayah," Saras berkata, dengan suara yang terdengar lebih keras. "Tuduhan Ricard b

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 130 ( Katakan itu Tidak Benar)

    Ricard memandang ke arah Saras dan Liam dengan tatapan mata penuh semangat. Jujur saja ia suka melihat ekspresi panik keduanya. "Aku menculik Vinso karena aku ingin membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya," Ricard berkata, dengan suara yang terdengar meremehkan lawan bicaranya.Saras dan Liam terkejut dengan pengakuan Ricard. Mereka tidak bisa mempercayai bahwa Ricard telah menculik Vinso hanya untuk membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya. darimana ia tahu, jika Danuarta masih hidup?"Apa yang kau maksud, Ricard?" Saras bertanya, dengan suara yang terdengar sedikit tidak percaya. "Aku telah menculik Vinso karena aku ingin membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya," Ricard berkata, dengan suara yang terdengar sedikit lebih keras. "Aku telah memiliki insting bahwa Danuarta masih hidup, dan aku ingin membuktikannya.apakah penjelasanku ini masih kurang?”Liam memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Ricard, apa yang kau pikirkan?" Liam bertanya,

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 129 ( Kau Dalangnya? )

    Saras terkejut mendengar perkataan Ricard yang mengatakan bahwa ayahnya, Danuarta, ternyata masih hidup. ia merasa dadanya sesak dan seperti ada batu besar yang tengah menindihnya."Apa... apa yang kau katakan?" Saras bertanya, dengan suara yang bergetar, menahan rasa sesak yang ia rasakan.Ricard memandang ke arah Saras dengan tatapan mata yang begitu tajam. "Aku mengatakan bahwa ayahmu, Danuarta, masih hidup," ulang Ricard ,dengan suara yang terdengar sedikit lebih keras.Saras merasa seperti telah kehilangan kesadaran. Ia tidak bisa berbicara apa-apa, dan hanya bisa memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit kosong.Liam, yang duduk di sebelah Saras, memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit tidak percaya. "Apa yang kau katakan, Ricard?" Liam bertanya, dengan suara yang terdengar yang lebih keras lagi, membuat suasana semakin tegang.Ricard memandang ke arah Liam, kali ini tatapan mata meremehkan itu terlihat begitu jelas. "Aku mengatakan bahwa mert

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 128 ( Masih Hidup)

    Liam berdiri dari tempat duduknya, dengan mata yang terlihat begitu marah. ia bersiap untuk menghajar Ricard, karena tidak bisa menolerir tatapan mata Ricard yang terlihat begitu intens terhadap Saras.Baru beberapa langkah, Liam sudah siap untuk menyerang Ricard. Tapi, tiba-tiba saja Saras memeluknya erat dari belakang. Saras tidak ingin ada pertengkaran, dan ia ingin melindungi Liam dari kemarahan yang sedang memuncak."Liam, jangan!" Saras berkata, dengan suara yang terdengar sedikit tidak nyaman. "Jangan lakukan hal itu, Liam. aku tidak ingin ada pertengkaran."Liam merasa tidak nyaman, karena Saras memeluknya erat dari belakang. ia tidak bisa bergerak, karena Saras memeluknya dengan begitu erat."Aku tidak bisa mentolerir hal itu, Saras," Liam berkata, dengan suara yang terdengar sedikit marah. "Aku tidak bisa menolerir Ricard yang memandangmu dengan tatapan seperti itu.”Saras memeluk Liam dengan lebih erat, dan ia memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit tidak

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 127 ( Suasana yang Tidak Nyaman)

    Danuarta terkejut setelah mengetahui bahwa Saras telah hamil. ia merasa seperti telah dipukul oleh petir, dan tidak bisa berbicara apa-apa. Vinso, yang duduk di sebelahnya, memandang ke arah Danuarta dengan mata yang terlihat khawatir."Maaf pak, saya harus mengatakan hal ini. tapi, saya juga tidak dapat terus menutupi hal ini terus menerus, karena suatu saat nanti anda pun akan mendengarnya.”" Vinso bertanya, dengan suara yang terdengar sedikit khawatir.Danuarta tidak bisa berbicara apa-apa. ia hanya bisa memandang ke luar jendela, dengan mata yang terlihat sedikit kosong. ia merasa sangat sedih, karena dirinya telah mendorong Saras ke dalam lingkaran dendam antar keluarga.Danuarta memejamkan matanya, dengan wajah yang ia tundukan."Ya, aku telah mendorong Saras ke dalam lingkaran dendam antar dua keluarga," Danuarta berkata, dengan suara yang terdengar sedikit terharu. "Aku merasa sangat bersalah, karena aku telah membuat Saras hamil dalam keadaan seperti ini."Vinso memandang ke

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 126 ( Apa yang Terjadi pada Anakku? )

    Vinso duduk di atas tempat tidur rumah sakit, memandang ke luar jendela dengan mata yang terlihat sedikit lelah. ia baru saja selesai melakukan pemeriksaan dengan dokter, dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter mengatakan bahwa keadaannya sudah mulai membaik, dan ia bisa pulang hari ini.Vinso merasa sangat lega mendengar kabar itu. ia sudah bosan berada di rumah sakit selama beberapa hari terakhir. ia ingin segera pulang dan kembali ke rutinitas normalnya. terutama memberikan kabar pada Saras tentang keadaannya.Danuarta, yang duduk di sebelah Vinso, ikut senang mendengar kabar itu. ia memandang ke arah Vinso dengan mata yang terlihat sedikit gembira."Senang sekali, Vinso," Danuarta berkata, dengan suara yang terdengar sedikit hangat. "Kau sudah bisa pulang hari ini."Vinso mengangguk, dan terlihat sedikit lega. "Ya, aku sudah bosan berada di sini," sahut Vinso dengan menampilkan senyum pada wajahnya.Danuarta mengangguk, dan segera mengambil ponselnya. "Aku akan menghubungi anak buah

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 125 ( Kehamilan Istrimu)

    Mobil Liam yang dikendarai oleh Viktor sudah sampai di rumah sakit. Viktor memandang ke sekelilingnya, mencari tempat parkir yang tersedia. Setelah beberapa detik, ia menemukan tempat parkir yang kosong dan memarkirkan mobil di sana.Liam memandang ke luar jendela, melihat rumah sakit yang terlihat sangat besar dan megah. ia merasa sedikit khawatir, tidak tahu apa yang akan terjadi ketika ibunya akan kembali pada setelan awal, yaitu kembali tidak menyukai Saras.Viktor memandang ke arah Liam, melihat bahwa bosnya terlihat sedikit khawatir. "Jangan khawatir, Tuan Liam," Viktor berkata, dengan suara yang terdengar sedikit menenangkan. "Semuanya akan baik-baik saja."Liam mengangguk, memandang ke luar jendela lagi. ia melihat bahwa Anjaswara dan Rosa sudah menunggunya di depan rumah sakit.Anjaswara dan Rosa berjalan menuju mobil, dan Viktor membuka pintu mobil untuk mereka. Mereka berdua masuk ke dalam mobil, dan Viktor menutup pintu mobil lagi.Liam memandang ke arah Rosa,melihat bahwa

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 124 ( Hubungan Antara Menantu dan Mertua)

    Mobil Taksi yang ditumpangi Luna kehilangan jejak mobil yang saat ini membawa Liam. Luna begitu kesal, tapi tidak dapat berbuat banyak dan pasrah. ia memandang ke luar jendela, melihat mobil-mobil yang berlalu-lalang di jalan, tapi tidak ada tanda-tanda mobil yang membawa Liam.Luna menghela napas, merasa frustrasi karena tidak dapat menemukan Liam. ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi dia tahu bahwa dia tidak dapat menyerah. ia harus terus mencari Liam, tidak peduli apa pun yang terjadi.Sementara itu, Viktor yang sedang mengendarai mobil hanya duduk tenang menyetir. ia tidak terganggu oleh kejadian yang baru saja terjadi, dan ia terus memandang ke jalan, memastikan bahwa tidak melakukan kesalahan.Liam, yang duduk di sebelah Viktor, terlihat sedang menerima telepon dari seseorang."Ayah, apa yang terjadi?" Liam bertanya, dengan suara yang terdengar sedikit khawatir."Hari ini, ibumu, sudah diperbolehkan pulang ke rumah," Anjaswara berkata, dengan suara yang terdengar sedikit

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status