Beberapa langkah ia menuju perguruan Gombang yang hendak ia tuju. Ia berjumpa dengan hewan yang tak biasa. Kepalanya berbentuk monyet namun dia berjalan layaknya serigala. Hewan itu berekor tiga.
Arya terkejut melihat binatang aneh tersebut. Dia mundur beberapa langkah dari posisinya semula.Tampak hewan tersebut mendekatinya dan mencium bau manusia. "Siapa kamu?"Hewan itu bisa berbicara bahasa manusia, Arya yang berbalik dari hewan tadi terkejut mendengar dia bisa bicara."Aku Arya, aku hendak masuk ke perguruan Gombang untuk mencari sesuatu."Arya menyampaikan maksudnya berharap sosok hewan aneh tadi akan mengizinkannya masuk."Tidak bisa, orang asing tidak bisa sembarangan masuk ke area padepokan Ki Aji Sakti."Hewan itu kemudian menatap tajam Arya, lalu berusaha mendorongnya jauh dari tempatnya berdiri.Dengan dorongan yang begitu pelan saja, Arya terpental hingga beberapa meter dari tempatnya berdiri tadi."Tolong izinkan saya untuk bertemu Ki Aji Sakti, ku mohon. Ini menyangkut nyawa seseorang," ucap Arya dengan sedikit memelas.Sosok hewan berekor tiga itu tetap tidak bersedia memberikan jalan untuk pemuda yang datang dari kampung jauh tersebut. "Tetap tidak bisa, pulanglah ke tempat asalmu," ucapnya.Arya mengambil ancang-ancang untuk menyerang serigala berkepala monyet tadi. Dengan cepat Arya segera memberikan pukulannya tepat di tubuh bagian belakang si hewan tadi.Dengan cepat si ekor tiga menepisnya dan menghalau serangan Arya.Siaat...siat..Buk..buk..Tendangan demi tendangan di arahkan ke tubuh si ekor tiga, namun dengan cepat dia berhasil menghindar dan sementara ini tidak membalas.Si ekor tiga berusaha membaca gerakan Arya dan membiarkannya kehabisan tenaga."Cuma seperti ini kekuatanmu?haha.."Si ekor tiga kemudian mencoba melawan dan membalas serangan Arya dengan bertubi-tubi.Arya kewalahan menerima serangan yang sangat cepat dari si Ekor tiga tadi."Huaah.."Arya kemudian tersungkur dan menyerah."Sudah ku bilang pergilah ke tempat asalmu, disini tempat orang-orang hebat yang tidak memiliki emosi meledak-ledak sepertimu.Mereka memiliki kesabaran penuh dan mengedepankan akal sehat daripada nafsu."Arya perlahan berusaha bangkit namun dia tidak mampu.Arya tak kuasa menahan amarahnya setelah berkali-kali mendapat serangan dari si ekor tiga. Dia tidak mampu menguasai dirinya yang masih terbalut emosi. Tiba-tiba seorang lelaki tua menghampiri mereka yang sedang berduel dan menghempaskan angin ke arah keduanya."Maafkan kami guru, telah membuat keributan di wilayah ini."Si Ekor Tiga seketika berubah menjadi lelaki kekar nan tampan menundukkan kepalanya di depan sang lelaki tua. "Apakah gerangan yang membawamu datang ke tempatku anak muda?" ucap lelaki berjanggut putih tersebut."Saya Arya guru, apakah benar anda adalah ki aji sakti pemilik padepokan ini?" tanya Arya balik.Lelaki itu tidak banyak berkata apa-apa. Dia hanya mengangguk pelan sambil memperhatikan gerak-gerik Arya. "Sepertinya kamu datang dari jauh?" jawab ki Aji Sakti."Betul guru, perkenankan saya mencari tahu lebih jauh mengenai pesan dari seseorang mengenai keberadaan daun sakti 'tunjuk langit'."Ki Aji sakti seketika terdiam mendengar daun langka yang hanya beberapa
Arya tetap menyasar setiap tempat dan memasang tatapan penuh pada setiap apa yang ia temukan di dalam hutan. Dia tidak ingin menyakiti sedikitpun penduduk hutan dan membuat masalah di tempat yang terkenal angker itu. Arya memerhatikan setiap bentuk daun yang baru ia temui di hutan tersebut. Namun belum juga ia temui ciri-ciri yang sesuai dengan apa yang ia cari dalam misi kali ini. "Dimana si ekor tiga?" ucapnya dengan lirih. Arya yang mulai merasakan lapar kemudian menghentikan langkahnya dan berteduh di sebuah pohon besar. "Aku makan lebih dulu kalau begitu, aku kehilangan jejaknya," batin Arya. Dia merasa ragu untuk membuka bekal sendirian dan meninggalkan ekor tiga. Namun ia tidak memiliki pilihan lain. Dia merasa sangat lapar. Tanpa dia sadar, sosok yang mengikutinya sedari awal perjalanan masih terus mengawasinya. Dia adalah sosok halus tak kasat mata yang tidak mampu di tangkap oleh mata manusia biasa. Hanya mereka yang memiliki ilmu tinggi dan siluman saja yang mampu merasak
Arya berlari mencari bayangan sang gadis cantik yang membuatnya terpesona. Arya yakin sekali jika dia benar-benar menlihat sosok wanita di hadapannya. Namun dalam sekejap bayangan itu hilang dan Arya berada di sebuah tempat yang gelap, sehingga dia sendiri tidak mampu melihat sekitarnya."Ada apa ini?" Arya bersiap jika sewaktu-waktu ada bahaya yang datang. Arya dia menyadari jika dirinya sedang berada di dunia lain. Larangan sang guru tidak dia ingat-ingat lagi. Dan akhirnya dia terjerumus di dalam buaian sang ratu penunggu hutan terlarang. "Arya, apakah itu namamu?" tanya suara tanpa raga itu. Arya tidak menjawab dalam beberapa saat. Dia tetap bersiaga jika memang ternyata itu adalah tanda bahaya baginya. Arya mencoba menyusuri langkah kakinya dengan hati-hati. Dia tidak mau jika sampai membuat kesalahan. "Mengapa kamu tidak menjawab pertanyaanku?" sambung suara wanita tadi. "Aku bukan penghuni hutan ini, jadi biarkanlah aku pergi dan kembali ke duniaku," ucap Arya yang tersadar j
Arya teringat cerita ibunya tentang para siluman di dalam hutan. Dia teringat saat kecil ibunya sering menceritakan beberapa dongeng tentang kehidupan gaib di dalam hiutan. Seiring berjalannya waktu dia benar-benar mengalami berjumpa dengan para makhluk halus di dalam hutan. Tidak seperti dongeng, namun terasa begitu nyata. Kini, dalam gelapnya hutan terlarang dia sendirian menghadapi makhluk hutan yang sedang mencoba merayunya. Dia tidak tahu apakah maksud dari si 'penggoda' itu berniat baik atau justru akan mencelakainya. Dia tetap dalam posisi petapaannya. Dia fokus terhadap dirinya dan mawas diri jika ada bahaya mengancam."Arya-"Sekilas suara itu mirip dengan si Ekor tiga. Namun dia tidak mau gegabah menghadapinya. Mungkin itu jebakan si wanita penjaga hutan terlarang tadi. Arya tidak goyah untuk tetap bertapa dalam keheningan. Si wanita itupun merasa semakin tertarik untuk mendekati Arya yang bersungguh-sungguh melepaskan jeratan dirinya.Dalam sekejap Arya tertidur karena tid
Arya memikirkan sesuatu agar bisa terlepas dari jeratan siluman hutan itu. Arya mencoba melancarkan sebuah tipu muslihat agar siluman itu percaya padanya. Arya berpura-pura setuju dengan perjanjian tersebut dan meminta agar Ratu hutan segera melepaskannya. Dia tahu jika dia pasti akan kalah jika mengalahkan ratu hutan sendirian. Setidaknya jika dia meminta bantuan ekor tiga yang sakti mandraguna ia bisa berhasil keluar dari hutan setelah mendapatkan daun ajaib yang sedang ia cari-cari."Baiklah, aku akan mengikuti apa yang kamu mau. Tetapi aku mau kamu tunjukkan dulu daun itu dan biarkan aku memberikannya kepada ekor tiga. Setelah itu aku akan tinggal disini bersamamu," ucap Arya dengan berhati-hati.Beberapa lama mereka hening tanpa suara. Akhrinya sang Ratu hutan menyetujui hal tersebut. Dia menunjukkan keberadaan daun ajaib itu dan Arya mengambil secukupnya. "Terima kasih," ucap Arya pada siluman tersebut. Arya keluar dari hutan dan akhirnya bertemu dengan ekor tiga. "Kemana saja
Di sepanjang perjalanannya kembali ke desanya untuk memberikan daun sakti itu kepada nek Rasih, Arya bertemu seorang wanita cantik yang sedang tertidur pulas di bawah pohon beringin besar. Dia adalah wanita yang tempo hari ia temui di perjalanan menuju ke padepokan. "Ini.."Dia yakin sekali jika wanita itu mirip sekali dengan anak perempuan yang mengantarnya ke perguruan gembong. "Kenapa dia tertidur di sini?" ucap Arya seraya mendekati wanita cantik berkulit putih bersih itu.Wajahnya yang sangat meneduhkan membuat Arya jatuh hati tanpa sengaja pada wanita di hadapannya."Hey, bangun.. kenapa kamu tidur di sini?" tanya Arya penasaran dengan keberadaan wanita itu di tengah hutan sendirian."Nona, permisi... Apa kau mendengarku?" tanya Arya sekali lagi.Wanita itu tidak bergerak sama sekali, namun Arya yakin sekali jika dia masih bernapas. "Dia tidak mati kan?" tanya Arya pada dirinya sendiri."Saat hendak menyentuh pergelangan tangannya untuk memeriksa keadaannya dia tiba-tiba saja t
Arya ketakutan jika dirinya akan terpental seperti sebelumnya. Dengan sedikit menutup matanya dia meraih tangan wanita cantik tadi. Kali ini dia tidak terjatuh seperti sebelumnya. Arya merasa takjub dengan apa yang ia saksikan itu."Tadi berkali-kali aku mendekatimu namun aku selalu terpental, tapi kali ini aku tidak mengalami hal tersebut, apa yang terjadi?""Mantra itu akan bekerja jika ada yang menggangguku. Beda lagi jika aku memang tidak merasa tertekan.""Mantra?"Putri tidur menatap kedua tangannya. "Lebih tepatnya kutukan?"Arya mengangkat satu alisnya ke atas." Mengapa?""Aku.. mendapat kutukan dari sang penjaga hutan."Arya seketika teringat dengan wanita jahat siluman hutan yang menjebaknya kemarin."Aku tahu, apakah mungkin dia."Tidak lama saat percakapan mereka berlangsung si Ekor Tiga muncul dan menghampiri Arya."Putri Tidur," tebak si Ekor Tiga.Arya menoleh ke arah suara berasal. "kau mengenalnya?"Ekor tiga mengangguk. Dia memerhatikan wajah cantik putri tidur dan s
Empat kurcaci itu terus berlarian mengelilingi mereka, "Kami hanya memastikan nyi Ayu Putri baik-baik saja. Dia tidak akan pergi dari hutan kami.""Siapa mereka ini?"tanya Arya pada si Putri Tidur."Mereka yang menjagaku selama ini, mereka tidak mau jika sampai aku pergi dari hutan terlarang. Karena bagi mereka aku ini adalah Ratu di kerajaan mereka.""Mundurlah, biar aku yang menghadapi makhluk ini," ucap si Ekor tiga yang merubah diri dari wujud manusia menjadi siluman siga berkepala monyet dengan Ekor tiga di tubuhnya."Siattt, bug..bug.."Perkelahian tidak dapat di hindarkan, si Ekor tiga yang sudah menyukai Putri tidur sejak lama tidak segan-segan membela sang wanita pujaan hatinya demi mendapatkan perhatian darinya.Namun kekuatan empat kurcaci yang bergabung menjadi satu semakin kuat hingga ekor tiga kewalahan menghadapinya.Arya Saloka yang tidak memiliki kemampuan silat sama sekali merasa tidak berguna karena tidak mampu membantu ekor tiga dalam pertarungan tersebut."Kenapa