Arya teringat cerita ibunya tentang para siluman di dalam hutan. Dia teringat saat kecil ibunya sering menceritakan beberapa dongeng tentang kehidupan gaib di dalam hiutan. Seiring berjalannya waktu dia benar-benar mengalami berjumpa dengan para makhluk halus di dalam hutan. Tidak seperti dongeng, namun terasa begitu nyata.
Kini, dalam gelapnya hutan terlarang dia sendirian menghadapi makhluk hutan yang sedang mencoba merayunya. Dia tidak tahu apakah maksud dari si 'penggoda' itu berniat baik atau justru akan mencelakainya. Dia tetap dalam posisi petapaannya. Dia fokus terhadap dirinya dan mawas diri jika ada bahaya mengancam.
"Arya-"
Sekilas suara itu mirip dengan si Ekor tiga. Namun dia tidak mau gegabah menghadapinya. Mungkin itu jebakan si wanita penjaga hutan terlarang tadi. Arya tidak goyah untuk tetap bertapa dalam keheningan. Si wanita itupun merasa semakin tertarik untuk mendekati Arya yang bersungguh-sungguh melepaskan jeratan dirinya.
Dalam sekejap Arya tertidur karena tidak kuatnya menahan rasa kantuk. Arya bermimpi bertemu dengan ibu dan Rangga- putra angkatnya. Dia melihat mereka dalam keadaan bahaya. Karena serangan dari musuh nek Rasih.
Arya tidak mampu berbuat apa-apa karena dia sedang menjalankan misi untuk mencari daun ajaib yang di perintahkan oleh nyi Rasih. Arya menyadari jika dirinya sedang berada di alam mimpi. Dia mencoba keluar dari mimpinya namun dia tidak bisa.
"Ekor tiga, kemarilah! Mendekat padaku. Aku membutuhkan pertolonganmu." Teriak Arya di dalam mimpinya.
Arya berlari menyusuri sungai dan berharap akan bertemu dengan Ekor tiga namun ternyata dia tidak mendapatkan apapun dari hasil pencariannya. "Apakah dia kembali ke perguruan gombang?" Arya berusaha tetap tenang dan kuat menghadapi segala ujian di dalam hutan ini.
***
Keesokan paginya, Arya terbangun dengan badan yang tidak begitu baik. Dia merasa kesakitan karena di sepanjang mimpinya dia berjalan tanpa henti sehingga membuatnya merasa lelah. Arya ingin segera mendapatkan daun ajaib itu dan keluar dari hutan ini secepatnya.
"Sudah bangun kamu, tampan?" tanya seorang wanita cantik lengkap dengan baju kebesarannya. "Perkenalkan aku ratu di hutan ini, dan selama ini aku yang telah membuntutimu," ucap sang Ratu hutan.
"Apa maumu?" tanya Arya langsung pada pertanyaanya.
"Sabarlah sayang, kita belum berkenalan, kan?"
Arya tidak bisa berbuat apa-apa karena lemah. Dia belum makan apapun sejak kemarin. "Lepaskan aku, aku tidak bermaksud jahat di wilayah kekuasaanmu." Arya menjelaskan maksud dan tujuannya berada di hutan tersebut.
"Aku hanya bermaksud mencari daun tunjuk langit untuk menyelamatkan seseorang dari penyakit langkanya."
Sang Ratu tersenyum dan mulai menawarkan permintaanya pada Arya. "Oh, itu sangat mudah. Aku bisa menolongmu, asalkan kamu harus memenuhi sebuah syarat," ucap Ratu.
"Apa itu syaratnya?"
"Kamu harus menikah denganku dan tinggal disini bersamaku," jawab sang Ratu dengan mengerlingkan mata pada Arya.
Arya terdiam sejenak, dia memikirkan sebuah taktik untuk bisa keluar dari hutan dengan membawa serta daun ajaib itu tanpa berurusan dengan Ratu hutan.
"Aku..berikan dulu daun itu, dan aku akan memberikannya pada seseorang," ucap Arya.
"Tidak semudah itu kamu membohongiku, kamu tidak bisa kabur dari area kekuasaanku. Sampai siluman ekor tiga pun tiga mampu menembusnya,haha."
Arya merasa semakin terdesak, ternyata selama ini dia tidak bisa terhubung dengan Ekor tiga karena ulah si Ratu hutan. Arya pasrah dan menunggu sebuah keajaiban. "Berikan aku waktu untuk berpikir," ucap Arya.
Arya memikirkan sesuatu agar bisa terlepas dari jeratan siluman hutan itu. Arya mencoba melancarkan sebuah tipu muslihat agar siluman itu percaya padanya. Arya berpura-pura setuju dengan perjanjian tersebut dan meminta agar Ratu hutan segera melepaskannya. Dia tahu jika dia pasti akan kalah jika mengalahkan ratu hutan sendirian. Setidaknya jika dia meminta bantuan ekor tiga yang sakti mandraguna ia bisa berhasil keluar dari hutan setelah mendapatkan daun ajaib yang sedang ia cari-cari."Baiklah, aku akan mengikuti apa yang kamu mau. Tetapi aku mau kamu tunjukkan dulu daun itu dan biarkan aku memberikannya kepada ekor tiga. Setelah itu aku akan tinggal disini bersamamu," ucap Arya dengan berhati-hati.Beberapa lama mereka hening tanpa suara. Akhrinya sang Ratu hutan menyetujui hal tersebut. Dia menunjukkan keberadaan daun ajaib itu dan Arya mengambil secukupnya. "Terima kasih," ucap Arya pada siluman tersebut. Arya keluar dari hutan dan akhirnya bertemu dengan ekor tiga. "Kemana saja
Di sepanjang perjalanannya kembali ke desanya untuk memberikan daun sakti itu kepada nek Rasih, Arya bertemu seorang wanita cantik yang sedang tertidur pulas di bawah pohon beringin besar. Dia adalah wanita yang tempo hari ia temui di perjalanan menuju ke padepokan. "Ini.."Dia yakin sekali jika wanita itu mirip sekali dengan anak perempuan yang mengantarnya ke perguruan gembong. "Kenapa dia tertidur di sini?" ucap Arya seraya mendekati wanita cantik berkulit putih bersih itu.Wajahnya yang sangat meneduhkan membuat Arya jatuh hati tanpa sengaja pada wanita di hadapannya."Hey, bangun.. kenapa kamu tidur di sini?" tanya Arya penasaran dengan keberadaan wanita itu di tengah hutan sendirian."Nona, permisi... Apa kau mendengarku?" tanya Arya sekali lagi.Wanita itu tidak bergerak sama sekali, namun Arya yakin sekali jika dia masih bernapas. "Dia tidak mati kan?" tanya Arya pada dirinya sendiri."Saat hendak menyentuh pergelangan tangannya untuk memeriksa keadaannya dia tiba-tiba saja t
Arya ketakutan jika dirinya akan terpental seperti sebelumnya. Dengan sedikit menutup matanya dia meraih tangan wanita cantik tadi. Kali ini dia tidak terjatuh seperti sebelumnya. Arya merasa takjub dengan apa yang ia saksikan itu."Tadi berkali-kali aku mendekatimu namun aku selalu terpental, tapi kali ini aku tidak mengalami hal tersebut, apa yang terjadi?""Mantra itu akan bekerja jika ada yang menggangguku. Beda lagi jika aku memang tidak merasa tertekan.""Mantra?"Putri tidur menatap kedua tangannya. "Lebih tepatnya kutukan?"Arya mengangkat satu alisnya ke atas." Mengapa?""Aku.. mendapat kutukan dari sang penjaga hutan."Arya seketika teringat dengan wanita jahat siluman hutan yang menjebaknya kemarin."Aku tahu, apakah mungkin dia."Tidak lama saat percakapan mereka berlangsung si Ekor Tiga muncul dan menghampiri Arya."Putri Tidur," tebak si Ekor Tiga.Arya menoleh ke arah suara berasal. "kau mengenalnya?"Ekor tiga mengangguk. Dia memerhatikan wajah cantik putri tidur dan s
Empat kurcaci itu terus berlarian mengelilingi mereka, "Kami hanya memastikan nyi Ayu Putri baik-baik saja. Dia tidak akan pergi dari hutan kami.""Siapa mereka ini?"tanya Arya pada si Putri Tidur."Mereka yang menjagaku selama ini, mereka tidak mau jika sampai aku pergi dari hutan terlarang. Karena bagi mereka aku ini adalah Ratu di kerajaan mereka.""Mundurlah, biar aku yang menghadapi makhluk ini," ucap si Ekor tiga yang merubah diri dari wujud manusia menjadi siluman siga berkepala monyet dengan Ekor tiga di tubuhnya."Siattt, bug..bug.."Perkelahian tidak dapat di hindarkan, si Ekor tiga yang sudah menyukai Putri tidur sejak lama tidak segan-segan membela sang wanita pujaan hatinya demi mendapatkan perhatian darinya.Namun kekuatan empat kurcaci yang bergabung menjadi satu semakin kuat hingga ekor tiga kewalahan menghadapinya.Arya Saloka yang tidak memiliki kemampuan silat sama sekali merasa tidak berguna karena tidak mampu membantu ekor tiga dalam pertarungan tersebut."Kenapa
Setelah tahu Ekor tiga tidak mengekor lagi di belakangnya Arya segera bergegas menuju perbatasan hutan dan kampung.Arya Saloka melewati beberapa perkampungan warga untuk mencapai rumahnya di kampung Duku. Arya langsung menuju ke dalam hutan untuk bertemu mbah Rasih dan memberikan Daun 'Tunjuk Langit' untuk obat penyakit dalamnya.Di bibir hutan dia merasakan hal yang tidak biasa seperti biasanya. Seperti ada yang membuntutinya sejak tadi. Arya tidak menghiraukan hal tersebut. Dia terus masuk ke gubuk kecil milik mbah Rasih."Sampurasun, mbah?"Arya mengetuk pintu usang dari kayu yang sudah lapuk dan berkali-kali memanggil sang empunya gubuk tersebut. "Mbah, saya datang membawa daun ajaib ini."Arya yang tidak sabar akhirnya membuka paksa pintu tanpa izin sang pemilik. "Mbah," seru Arya.Tidak ada suara ataupun raga yang ada di gubuk kecil itu. Keadaan dalam rumahnya berantakan dan nampaknya sudah beberapa hari tidak di tinggali sang pemilik. "Kemana nek Rasih?"Setelah menunggu cukup
Arya mengendap-endap keluar dari rumahnya dan berusaha mengumpulkan beberapa pemuda yang hendak ikut dengannya menuju ke kampung Dalatra. "Ayo semuanya kita harus segera keluar dari kampung ini, sebelum semuanya terlambat." "Tapi Arya, aku sangat mengkhawatirkan ibuku di rumah. Jika sampai pendekar setengah siluman itu membunuh ibuku, aku tidak akan membiarkan hal itu." Arya menatap pemuda itu dan membayangkan hal yang sama dengan ibunya. Arya tetap tenang dan berusaha mencari jalan keluar agar mereka tetap tenang dan mau berusaha untuk bersatu melawan siluman jahat tersebut. "Kita harus tetap belajar bela diri untuk melindungi kita sendiri dan keluarga," ucap Arya. "Untuk apa? Untuk melawan si siluman jahat itu? Dia itu sangat sakti Arya, tidak mungkin kita bisa melawannya." Arya terdiam, dia tidak mampu menjamin keselamatan keluarga para pemuda yang hendak ikut berguru ke padepokan Gombang. "Aku tidak jadi ikut," ucap salah satu pemuda yang sejak awal menentang. "Aku juga,"
Arya terbaring di sebuah gubuk di kaki bukit Angsana. Bukit yang lumayan jauh dari kampung Duku. Seseorang berilmu cukup tinggi itu kemudian mencari obat herbal dari dalam hutan di kaki bukit tersebut. Dia tidak segan untuk mencarikan air suci dari mata air langka yang ada satu-satunya di kampung wage. Kampung yang bersebelahan dengan bukit Angsana.Arya masih belum sadar setelah satu hari penuh pingsan. Lelaki itu masih dengan sigap memberikan totok di beberapa tubuh Arya yang terkena serangan pendekar aliran hitam perguruan Halimun. "Arya, kamu benar-benar lemah. Kamu harus berguru di tempat yang tepat."Setelah beberapa hari Arya terbaring lemah, akhirnya di hari ketiga Arya bisa membuka matanya. Sebelah matanya yang lain masih bengkak dan belum bisa terbuka sempurna. Arya masih bingung dengan tempat barunya kini. Dia menyangka jika dia sedang di sandera oleh salah satu murid dari pendekar halimun.Tetapi setelah menelaah lebih jauh, dia tidak menemukan hal-hal aneh di sana. Yang
Daun ajaib yang di bawa Arya itu akhirnya untuk mengobati dirinya sendiri. Dengan keahlian lelaki tua di hadapannya dia meracik daun ajaib itu dan membubuhkannya di atas luka dalam di tubuh Arya.Secara kasat mata memang tidak banyak luka terbuka yang ia dapatkan namun di dalam tubuh Arya dia sangat rapuh. Serangan bertubi-tubi dari pasukan halimun membuatnya tidak berdaya. Dia semakin yakin untuk berguru dan mendalami ilmu tenaga dalam untuk menjaga dirinya sendiri terlebih untuk menyelatkan warga kampung. Arya merasa kesakitan yang luar biasa saat sang pendekar senior itu memasukan ajian tenaga dalam di atas ramuan daun yang telah lumat di kunyahnya dan di semprotkan begitu saja di bagian-bagian tertentu."Kamu terluka parah, apakah pasukan halimun yang menyerangmu begitu banyak jumlahnya?" tanya sang pendekar.Arya tidak bisa mengingat - ingat kejadian itu. Rasa sakitnya membuat ia tidak fokus dengan perkataan sang pendekar. "Aku tidak tahu, ahhh..."Arya menjerit kesakitan yang lu