Share

90. Lamaran

“Jangan dekat-dekat lagi dengan pemuda berpedang itu, Linta. Aku khawatil dendam meleka dilampiaskan kepadamu,” kata Ardo kepada adiknya saat perjalanan pulang menuju sungai.

“Iya, Kakang,” ucap Rinta Kemiri. Lalu tanyanya, “Kakang, apakah kakak Kakang Rawa akan mati?”

“Entahlah. Dia telkena Tinju Mustika Hijau. Aku tidak tahu pasti kekuatan pukulan ilmu itu. Aku tidak tahu, apakah dia akan mati atau tidak,” jawab Ardo.

“Kakang harus hati-hati. Aku dan Ibu tidak ingin Kakang celaka,” kata Rinta Kemiri.

“Jangan cemas, kakangmu ini sudah menjadi pendekal yang diakui oleh tiga gulu Iblis. Aku sekalang belgelal Pendekal Tiga Iblis. Buktinya aku bisa dengan mudah mengalahkan lawanku,” kata Ardo.

“Kenapa Kakang pergi menyusul Ibu ke pasar?”

“Nyai Sakti ingin bicala penting kepada Ibu. Jadi aku ingin menjemput Ibu. Telnyata kau yang jualan.”

“Bicara penting tentang apa?” Rinta Kemiri penasaran.

“Nyai Sakti ingin melamalku, Linta,” jawab Ardo seraya tersenyum sambil menengok kepada adiknya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rudi Hendrik
iya, sudah mati. maklum figuran
goodnovel comment avatar
Nova Alexandria
burung yg diributkan ini beneran sudah mati, Om?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status