Saat mereka melangkah lebih jauh ke dalam Alam Rahasia Naga Tidur, keajaiban tempat itu semakin terlihat. Di kejauhan, mereka melihat sekelompok makhluk mirip rusa dengan tanduk kristal yang berkilauan."Yao Chen!" seru Hong Wen dengan kagum. "Itu pasti Rusa Qi Surgawi yang hanya ada dalam legenda!"Mata Yao Chen tertuju ke arah yang diberikan Hong Wen. Kemudian dia melirik singkat ke lengannya yang diremas sang putri ketujuh. Secara naluriah, Yao Chen berpaling ke Sima Honglian, ternyata gurunya membuang muka. Dia merasa dirinya bagaikan suami yang ketahuan berselingkuh.Tiba-tiba, tanah di bawah kaki mereka bergetar. Li Yaren segera menghentakkan kakinya, mencoba membaca situasi. "Adik Yao, ada sesuatu yang besar bergerak di bawah kita!"Belum sempat mereka bereaksi, tanah di depan mereka meledak. Dari dalamnya, muncul seekor ular raksasa bersisik emas, jauh lebih besar dari yang mereka hadapi sebelumnya."Penjaga Alam Rahasia!" teriak Zhang Xuan dengan analisis cepat, bersiap denga
Setelah melewati berbagai rintangan, Yao Chen akhirnya tiba di tingkat teratas Pagoda Ujian. Di sana, dia menemukan teman-temannya juga telah berhasil mencapai puncak, meski tampak kelelahan dan sedikit terluka."Senangnya bertemu kalian." Yao Chen tersenyum di balik topengnya.Namun, kegembiraan mereka tidak berlangsung lama. Di hadapan mereka, muncul sosok besar yang memancarkan aura luar biasa kuat, seekor naga putih dengan sisik berkilauan."Selamat datang, para penakluk Pagoda Ujian." sSuara naga itu bergema. "Kalian telah membuktikan kekuatan dan ketahanan kalian. Tapi ujian terakhir masih menanti."Tiba-tiba, lantai di bawah kaki mereka bergetar hebat. Ruangan itu berubah menjadi arena luas dengan pilar-pilar kristal yang menjulang tinggi."Kalian harus bekerja sama untuk mengalahkanku," lanjut sang naga. "Tapi ingat, kekuatan bukanlah segalanya."Pertarungan pun dimulai. Naga putih itu menyemburkan es dan petir, membuat arena menjadi medan pertempuran yang berbahaya."Tuan Put
Li Yaren mencoba menahannya, tapi Yao Chen menepis tangannya. "Kakak Li, aku harus kembali. Senior Zhang, tolong pimpin yang lain kembali ke sekte dengan gulungan-gulungan ini!""Adik Yao! Kau yakin?" Li Yaren masih tak paham kenapa Yao Chen begitu menggebu-gebu ingin kembali ke dalam sana ketika ada banyak kekacauan dan bahaya.Yao Chen mengangguk tanpa ada keraguan di matanya.Zhang Xuan nyoba bujuk Yao Chen, "Saudara Yao, sebaiknya kita kembali ke sekte. Kita harus memperingatkan mereka tentang pengkhianat dan ancaman Sekte Iblis Hitam. Dan kita harus mempersiapkan diri untuk pertempuran besar yang akan datang.""Maaf, Senior Zhang, tetap tidak bisa! Guruku adalah separuh hidupku! Aku akan menyesalinya seumur hidupku kalau tidak kembali ke dia." teguh Yao Chen.Akhrny Zhang Xuan bisa memahami perasaan berbakti Yao Chen dan tidak lagi berusaha membujuk.Zhang Xuan mengangguk meski berat hati, menerima gulungan dari Yao Chen. "Berhati-hatilah, Saudara Yao. Kami akan segera kembali de
“Kini hanya ada lima orang saja di Alam Rahasia Naga Tidur ini.” Tang Wulim bicara. “Kita sudah aman sepenuhnya dari Sekte Iblis Hitam.”Yao Chen dan yang lainnya mengangguk lega.Mereka tidak mengira akan adanya pertolongan besar dari penjaga Alam Rahasia Naga Tidur.“Sekarang kita harus lekas kembali ke sekte.” Sima Honglian berkata.Mereka mengangguk setuju. Meskipun Alam Rahasia Naga Tidur merupakan tempat yang sangat baik untuk berkultivasi, tapi masih ada tugas penting lainnya menyangkut keberlangsungan Sekte Bilah Langit.“Ayo!” Tang Wulim memimpin rombongan kecil itu kembali ke Gua Naga Tidur, sebagai satu-satunya jalan menuju sekte mereka.Di tengah perjalanan, Tang Wulim melirik Yao Chen.“Yao Chen, apakah gulungannya aman bersamamu?” tanyanya.Karena ditanya, maka Yao Chen bergegas mensejajarkan langkah cepatnya ke samping Tang Wulim.“Sudah saya serahkan ke Senior Zhang untuk dibawa ke Tuan Ketua Zhuge Yang.” Yao Chen menjawab.Ada roman terkejut di wajah Tang Wulim.“Oh!
"Xiao Chen!" Sima Honglian menerjang ke depan meski dia sedang terluka. Tak mungkin dia bisa diam melihat muridnya dicelakai."Menyingkir dariku!" Tang Wulim dengan kejam memukul Sima Honglian yang hendak menolong Yao Chen. Akibatnya, tubuh lemah karena terluka itu terpental jauh dan menabrak dinding gua."Guru!" Yao Chen tak sanggup melihat Sima Honglian terluka di depan matanya.Tak berapa lama, Hong Wen dan pengawalnya ikut maju, hendak menyelamatkan Yao Chen."Kalian belum layak!" Tang Wulim hendak memukul Hong Wen sama seperti dia ke Sima Honglian.Tapi pengawal Hong Wen lebih dulu mengadang menjadi perisai hidup junjungannya. Si pengawal bahkan memberikan perlawanan sengit."Keroco sepertimu ingin menggangguku, hmph?!" seru kesal Tang Wulim.Akibatnya, Tang Wulim menggunakan teknik rahasianya untuk meningkatkan kultivasi sehingga dia hanya perlu mengibaskan tangannya ke leher pengawal itu. Si pengawal pun terlempar ke belakang dengan leher tinggal setengahnya saja dan dia lang
"Tang Wulim bedebah!" maki Yao Chen dengan suara rendah.Dalam kegelapan gua, Yao Chen perlahan bangkit. Meski ditikam di perut dan ditebas di leher, lukanya tidak separah yang seharusnya. Berkat Teknik Tubuh Emas yang telah dia kuasai, serangan mematikan Tang Wulim hanya meninggalkan luka yang relatif dangkal.Yao Chen merasakan hangat yang familiar dari Tasbih Semesta di pergelangan tangannya. Energi penyembuh mengalir, menutup luka-lukanya dengan cepat. "Terima kasih," gumam Yao Chen pada tasbih itu, sebelum beralih pada masalah yang lebih mendesak.Dia bergegas ke arah Sima Honglian dan Hong Wen yang terbaring lemah. Racun Hati Iblis bekerja cepat; wajah keduanya sudah pucat pasi dan bibir mereka mulai membiru."Guru! Tuan Putri! Bertahanlah!" seru Yao Chen, panik mulai menguasainya.Sima Honglian membuka matanya yang berat. "Xiao Chen... Racun ini... terlalu kuat..."Hong Wen terbatuk, darah hitam keluar dari mulutnya. "Yao Chen... Maafkan aku..."Yao Chen menggenggam tangan ked
Suasana desa siluman seketika berubah mencekam. Para siluman mulai mengelilingi Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen dengan wajah waspada dan sikap bermusuhan."Manusia tidak diizinkan di sini!" seru seorang siluman beruang besar dengan suara menggelegar."Bagaimana mereka bisa menemukan tempat kita?" tanya siluman ular dengan desisan tajam.Yao Chen melangkah ke depan, berusaha melindungi Sima Honglian dan Hong Wen yang masih lemah. "Kami tidak bermaksud mengganggu. Kami hanya tersesat dan mencari bantuan," jelasnya dengan suara tenang, meski jantungnya berdebar kencang.Tiba-tiba, kerumunan siluman terbelah. Seorang siluman rubah tua dengan sembilan ekor melangkah maju. Auranya memancarkan kebijaksanaan dan kekuatan yang luar biasa."Tenang, saudara-saudaraku," ujarnya dengan suara yang menenangkan. Dia menatap Yao Chen lekat-lekat. "Aku merasakan aura Alam Naga Tidur dari mereka. Mereka bukan manusia biasa."Bisik-bisik terdengar di antara para siluman. Siluman rubah tua itu menga
Di sebuah hutan rimbun di alam siluman, Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen beristirahat sejenak setelah pelatihan mereka. Pepohonan aneh dengan daun berwarna-warni mengelilingi mereka, sementara makhluk-makhluk misterius mengintip dari balik semak belukar.Yao Chen duduk bersila, meditasi untuk memulihkan energinya. Topeng emasnya berkilau ditimpa cahaya remang-remang yang menembus kanopi hutan. Sima Honglian dan Hong Wen duduk di kedua sisinya, mata mereka tak lepas dari sosok pemuda tampan itu."Xiao Chen," panggil Sima Honglian dengan suara lembutnya, "biarkan aku memijat bahumu. Kau pasti lelah setelah pertarungan tadi."Belum sempat Yao Chen menjawab, Hong Wen menyela, "Tidak perlu, Guru Sima. Biar aku saja yang merawat luka-luka Yao Chen. Aku punya salep khusus dari Istana Langit."Sima Honglian tersenyum, tapi matanya menyiratkan kekesalan. "Tuan Putri, kau baik sekali. Tapi sebagai gurunya, sudah kewajibanku untuk merawat muridku sendiri.""Tapi Guru Sima, Anda sendiri juga
“Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An
“Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.
“Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu
“Chen’er! Jangan!” Mendadak muncul Gongsun Weiyan, kakeknya.Dia mencegah Yao Chen untuk maju ke sosok misterius yang sedang bertarung sengit dengan Gongsun Huojun.“Aku akan selamatkan ayahku!” seru Yao Chen geram karena dihalangi.Gongsun Weiyan menggeleng tegas. “Ayahmu sedang berjuang agar kau bisa lekas pergi dari sini. Hargailah perjuangannya!”Yao Chen menatap nanar ke kakeknya. “Bagaimana mungkin aku—““Chen’er! Pergi!” teriak Gongsun Huojun dari kejauhan. “Arrghh!”Sosok kuat itu kini memelintir pinggang Gongsun Huojun dan tertawa mengejek. “Bocah, kau yakin tak ingin memberikan pedangmu itu padaku? Kau lebih suka melihat ayah dan sektemu hancur? Apa kau setega itu?”Yao Chen menggertakkan gerahamnya penuh amarah. Meski dia baru beberapa bulan tinggal di Tanah Suci, tapi dia sudah memiliki ikatan dengan tempat ini. Tanah Suci, tak bisa disangkal lagi adalah tanah kelahirannya.Dan kini orang-orang harus menerima beban penderitaan akibat dirinya yang harus pergi?“Chen’er! Per
“Ah, kau akhirnya muncul … pewaris Kaisar Manusia!”Suara itu bergema bagai dentang genta langit. Seketika, semua pandangan—baik dari para tetua, penjaga, hingga para murid yang berlindung—beralih ke sosok muda yang berdiri di langit dengan Pedang Keseimbangan berdengung rendah di tangannya.Yao Chen menegang.“Apa maksudnya… pewaris Kaisar Manusia?” gumam salah satu tetua dengan wajah pucat.“Pedang itu… Itu Pedang Keseimbangan! Legenda yang dikatakan telah hilang selama ribuan tahun…” ucap salah satu tetua, terhuyung mundur. Matanya tak bisa lepas dari bilah pedang besar yang memancarkan aura agung.Sosok misterius berjubah hitam menatap Yao Chen dengan mata menyala merah, senyumnya tipis dan mengerikan.“Aku tidak ingin membuat ini menjadi pertumpahan darah, anak muda,” katanya sambil melayang turun, kedua tangannya terbuka seolah ingin menyambut. “Serahkan padaku Pedang Keseimbangan, dan aku akan memberimu kekayaan, kekuasaan, bahkan sebuah wilayah kekaisaran kalau kau mau. Kau ta
Dhuaarrr! Dhuaarrr! Dhuaarrrrr!“Apa itu?!”Tiga ledakan keras mengguncang langit malam, menggema ke seluruh penjuru Tanah Suci Istana Dewa. Angin bergemuruh, lentera-lentera spiritual yang menggantung di sepanjang paviliun mulai padam satu per satu.Suasana yang tadinya hangat dan menggoda di kamar pribadi Yao Chen seketika berubah dingin dan mencekam.Yao Chen langsung membuka matanya, mendorong tubuh Sima Honglian yang menindihnya secara lembut, dan bangkit dari tempat tidur. Matanya menyipit menatap jendela yang berguncang hebat.“Ada serangan!” desisnya.Sima Honglian dengan sigap berganti dengan jubah lengkap warna merah dan hitam. Di sisi lain, Putri Suci dan Sheng Meiyu turut mengenakan baju mereka, wajah kedua wanita itu masih memerah, tapi kini berganti dengan rona khawatir.“Aura macam apa ini …?” gumam Sheng Meiyu, napasnya tercekat.Yao Chen melangkah ke balkon kamar di lantai tujuh. Dari sana, pandangannya tertumbuk pada langit yang kini berwarna merah darah.Awan gelap
“Perhatikan dengan baik apa yang akan aku lakukan. Ini pelajaran bagus untuk kalian.” Sima Honglian berkata pada dua madunya sebelum dia menurunkan celana tidur Yao Chen.Alangkah tegangnya Yao Chen ketika celana tipis warna putihnya diturunkan oleh istri pertamanya. Tapi ini bukan tegang pada area tertentu, melainkan tegang perasaan.Seumur hidupnya di Bumi, dia hanyalah pemuda lugu yang ramah, tapi pemalu jika itu berkaitan dengan wanita.Selama ini yang berhasil menggugah gairahnya akan wanita hanyalah Sima Honglian. Dengan Zhuge Ling pun itu merupakan keterpaksaan atas keinginan mendiang sang putri ketua Sekte Bilah Langit.“L-Lian Lian ….” Yao Chen menatap Sima Honglian.“Tenang saja, suamiku. Aku melakukan ini untuk kebaikanmu dan mereka. Tolong perlahan saja dengan mereka yang baru pertama kali ini dengan pria,” sahut Sima Honglian seraya mengedipkan satu mata dengan jenaka.Menelan salivanya, Yao Chen pun berusaha setenang mungkin. Gejolak perasaannya berusaha diredam. Dia har
“Lian Lian, kurasa mereka masih canggung.” Yao Chen mengawali bicara ketika mereka sudah berada di atas pembaringan besar dan luas.Oleh Gongsun Huojun, pembaringan itu sengaja disediakan agar mampu menampung mereka berempat dalam aktivitas intim malam ini.Yao Chen bertanya-tanya, apakah ayahnya juga memiliki pembaringan semacam yang dia miliki saat ini? Jika menilik Gongsun Huojun yang tidak lagi memiliki istri, kemungkinan itu ada.“Hi hi! Chen, tentu saja mereka masih canggung. Oleh karena itu, tugasmu membimbing mereka, bukan?” Sima Honglian tertawa kecil sambil mengerling nakal ke suaminya.Sebagai istri pertama, dia termasuk begitu murah hati membiarkan suaminya akan menikmati dua istri lainnya di depan mata.“Errr… Lian Lian, bagaimana jika dimulai dari kau dan aku terlebih dahulu?” Yao Chen mengungkapkan sarannya.Sejujurnya, dia tidak menginginkan wanita lainnya selain Sima Honglian di kamar saat ini. Tapi karena tuntutan keadaan dan harus bisa menjaga perasaan dua istri lain
“Istri yang kuinginkan untuk menemaniku malam ini ….” Yao Chen menelan ludahnya pelan.Tatapan Gongsun Huojun yang penuh selidik membuatnya semakin canggung. Dia melirik tiga istrinya yang berdiri anggun dalam balutan gaun pengantin merah.Yao Chen gelisah dan membatin, ‘Ya ampun, bisakah aku bersama Lian Lian saja? Aku butuh bersama Lian Lian.’Di hatinya, dia lebih menginginkan bersama Sima Honglian ketimbang dua lainnya karena dia lebih terbiasa dan nyaman dengan sang istri pertama.Selain itu, cintanya sudah habis pada Sima Honglian.Sementara, Sima Honglian dengan senyum menggoda dan tatapan yang penuh pengalaman, berdiri santai dengan anggun.Putri Suci menunduk malu, namun aura bangsawannya tetap memancarkan keanggunan.Sedangkan Nona Sheng, meskipun tersipu, tetap mempertahankan sikapnya yang sedikit arogan, seperti enggan mengakui kegugupannya.“Jadi? Pilihanmu, Chen’er?” Gongsun Huojun kembali bertanya, jelas menikmati kesulitan yang dihadapi Yao Chen.Yao Chen menarik napas