Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 260 - Adipati Tan Ming dan Putranya dari Kota Teras Emas

Share

260 - Adipati Tan Ming dan Putranya dari Kota Teras Emas

Author: Gauche Diablo
last update Huling Na-update: 2024-07-04 17:07:55

“Ada yang mendekat!” Yao Chen segera waspada dan berdiri di depan Putri Ketujuh sambil bersiap bertarung.

Di depan mereka, ada rombongan kereta hewan roh yang jelas mengarah ke mereka yang hendak melajukan perahu terbang.

“Tunggu, Yao Chen.” Putri Ketujuh menyentuh lengan Yao Chen agar pemuda itu menurunkan kewaspadaaannya. “Aku mengenali lambang di bendera itu. Simpan perahumu.”

Karena Putri Ketujuh sudah mengatakan demikian, maka Yao Chen menyimpan perahu terbangnya sembari menunggu rombongan itu mendekat.

Kemudian, seorang pria bertubuh gemuk berpakaian mewah keluar dari kereta mewah disusul pemuda dengan penampilan ala Li Yaren. Mereka tergesa-gesa menghampiri Yao Chen dan Putri Ketujuh. Kedua pria itu membungkuk dalam-dalam begitu berhadapan dengan Putri Ketujuh.

"Yang Mulia Putri Ketujuh! Hamba Adipati Tan Ming, dan ini putra bungsu hamba, Tan Heng. Kami bergegas ke gurun ini dan sungguh bersyukur dapat menemukan Anda dengan selamat," ujar pria itu dengan penuh hormat.

“Tan Heng
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
pepen prengky
thanks updatenya thor, ditunggu update selanjutnya. 1 gem meluncur
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Pendekar Tanpa Wajah   261 - Tan Heng dan Perjuangannya

    Meski kecewa, Tan Ming bisa menutupinya dengan lihai. Tan Ming mengangguk setuju. "Baik, Yang Mulia. Hamba akan mengatur segala sesuatunya."Kekecewaan juga terlihat dari raut wajah Tan Heng yang ditolak Putri Ketujuh.“Ingat, Adipati Tan, aku benar-benar ingin terlihat seperti warga biasa saja ketika menghadiri acara pelelangan. Tak ada yang boleh tau identitas asliku.” Putri Ketujuh menegaskan ini. “Maka dari itu, akan lebih aman bagiku jika aku pergi dengan Yao Chen saja daripada putramu yang mencolok.”Dia belum mengetahui persis bagaimana kondisi dan peta politik di kota Teras Emas. Lebih baik dia rendah hati saja untuk menghindari bahaya tak perlu.“Hamba mengerti. Hamba setuju dengan pemikiran Yang Mulia.” Tan Ming bersoja.Tan Ming melirik putranya yang tampak geram. Dia berharap putranya lebih sabar dan pandai mengambil manuver lainnya untuk mendekati Putri Ketujuh, karena ini semua demi masa depan keluarga besar mereka yang harus tetap makmur sampai kapan pun.Malam usai pe

    Huling Na-update : 2024-07-05
  • Pendekar Tanpa Wajah   262 - Skema untuk Menyingkirkan Yao Chen

    Cahaya lilin berkedip lembut di perpustakaan, menerangi rak-rak tinggi yang dipenuhi gulungan bambu dan kitab kuno. Yao Chen dan Putri Ketujuh duduk berhadapan di sebuah meja rendah, beberapa gulungan terbuka di antara mereka."Strategi Sunzi ini menarik. Dia menekankan pentingnya mengenal diri sendiri dan musuh," ujar Yao Chen sambil menunjuk salah satu gulungan.Putri Ketujuh mengangguk, matanya menyiratkan ketertarikan meski wajahnya tetap datar.Jemarinya dengan lembut menelusuri huruf-huruf yang tertulis di atas bambu, seolah berusaha menyerap kebijaksanaan kuno melalui sentuhan."Hmm, kurasa itu bisa diterapkan tidak hanya dalam perang, tapi juga politik istana. Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta memahami motif tersembunyi lawan ... sangat berguna di istana yang penuh intrik." Suara Putri Ketujuh mengalun lembut sambil mata lentiknya terus tertuju ke gulungan.Yao Chen mengamati Putri Ketujuh dengan seksama. Di balik sikap dinginnya, dia bisa melihat kecerdasan

    Huling Na-update : 2024-07-05
  • Pendekar Tanpa Wajah   263 - Apakah Kau Sudah Terbiasa Begini?

    Angin sepoi-sepoi malam itu membelai dedaunan saat Yao Chen dan Putri Ketujuh tiba di Desa Walet Merah. Pepohonan rimbun di kiri kanan jalan menciptakan bayangan yang cukup menakutkan bagaikan ada banyak tangan-tangan makhluk tinggi besar misterius.Saat ini mereka berdua sama-sama menggunakan pakaian serba hitam disertai penutup wajah."Saya tidak menyangka Anda akan ikut dalam perjalanan ini, Tuan Putri," ujar Yao Chen, matanya melirik sosok anggun di sampingnya.Ini benar-benar di luar dugaannya. Dia sempat kesal ketika Putri Ketujuh malah menyetujui kepergian dirinya ke desa ini. Tapi ternyata … wanita itu justru menyertainya tanpa diketahui Adipati Tan Ming dan Tan Heng.Putri Ketujuh mendengus pelan, sudut bibirnya terangkat sedikit. "Apa? Kau pikir aku akan melewatkan kesempatan untuk bersenang-senang? Lagipula, aku rindu suasana pertarungan yang menegangkan."Yao Chen tersenyum tipis, diam-diam mengagumi semangat tersembunyi Putri Ketujuh. Di matanya, Putri Ketujuh berbeda dari

    Huling Na-update : 2024-07-05
  • Pendekar Tanpa Wajah   264 - Kericuhan di Pelelangan

    Betapa inginnya Tan Heng mencincang tubuh Yao Chen.“Bukan begitu, Tuan Yao.” Adipati Tan Ming maju, memberikan pembelaan untuk putranya. “Mungkin Tan Heng hanya ingin meminimalkan ancaman bagi Yang Mulia Tuan Putri, makanya dia bergerak cepat demi keselamatan Yang Mulia Tuan Putri. Kami sangat menjunjung keselamatan Yang Mulia.”Yao Chen mencibir di benaknya. Orang seperti Tan Ming memang bertebaran di dunia mana pun. Para penjilat tak tau malu yang akan melakukan apa saja demi mengamankan harta dan status mereka.“Kita kembali, Yao Chen.” Putri Ketujuh berbalik dan terbang menembus gelapnya malam, mengabaikan kereta mewah yang sudah dibawakan Adipati Tan Ming.Yao Chen sebagai ‘tangan kanan Hong Wen’ pun mengikuti Putri Ketujuh. Mereka kembali ke hunian Adipati Tan Ming.* * *Keesokan harinya, acara pelelangan yang ditunggu-tunggu pun tiba, Putri Ketujuh dan Yao Chen, dalam penyamaran mereka, memasuki aula besar tempat pelelangan berlangsung. Ruangan itu dipenuhi oleh kultivator da

    Huling Na-update : 2024-07-08
  • Pendekar Tanpa Wajah   265 - Masuk ke Perangkap Berbahaya

    Dalam sekejap, Yao Chen bereaksi. Dia mengeluarkan sehelai daun dari kantongnya—salah satu tanaman langka yang dia kumpulkan di Alam Herbal Murni.Dengan cepat, dia menghancurkan daun itu di tangannya dan meniupkan serbuknya ke udara, menciptakan penghalang tipis yang menahan Kabut Seribu Racun. "Tuan Putri, bertahanlah!" seru Yao Chen, menarik Putri Ketujuh ke pelukannya sembari masuk ke dalam perlindungan penghalang herbalnya.Tan Heng, yang tidak siap menghadapi racun, terbatuk-batuk dan mulai kehilangan keseimbangan. Dia terlalu lengah demi melihat Yao Chen memeluk pinggang Putri Ketujuh.Melihat ini, Putri Ketujuh bergerak cepat, mengulurkan selendang dari cincin ruangnya, dan menarik Tan Heng ke dalam penghalang buatan Yao Chen."Terima kasih, Yang Mulia," ucap Tan Heng lemah, menatap Putri Ketujuh dengan kagum dan Yao Chen dengan iri.Meski begitu, dia masih terkena imbas dari racun yang sempat terhirup meski sedikit. Wajahnya menghitam ungu dan mulai tercekik. Beberapa kultiv

    Huling Na-update : 2024-07-08
  • Pendekar Tanpa Wajah   266 - Asap Beracun yang Lebih Mematikan

    Tanpa peringatan, anggota Sekte Bayangan Hitam menyerang secara bersamaan. Udara dipenuhi dengan kilatan pedang, cambuk energi, dan berbagai senjata rahasia yang dilemparkan ke arah Yao Chen, Putri Ketujuh, dan Tan Heng.Yao Chen bergerak cepat, pedang merahnya menari di udara, membelah serangan yang datang sambil berteriak, "Tuan Putri, berhati-hatilah! Mereka menggunakan racun di senjata mereka!"Putri Ketujuh mengangguk, Kipas Bulan Perak-nya terbuka lebar, menciptakan penghalang energi yang memantulkan sebagian serangan. Meski seorang wanita, kemampuan bertarungnya tetap luar biasa dan bisa seimbang dengan pria.Tan Heng, tidak ingin kalah, menebaskan pedang kembarnya dari giok dan mulai menyerang. "Rasakan ini, penjahat rendahan!" teriaknya, berhasil melukai salah satu anggota sekte paling lemah.Namun, Sekte Bayangan Hitam bukanlah lawan yang mudah. Pemimpin mereka, pria berjubah hitam yang mencuri Rumput Sembilan Naga, tiba-tiba muncul di belakang Putri Ketujuh."Awas, Tuan Put

    Huling Na-update : 2024-07-08
  • Pendekar Tanpa Wajah   267 - Hanya Menginginkan Yao Chen Saja

    ‘Tidak … aku tak boleh … pingsan … atau ….’Kegelapan mulai menyelimuti pandangan Yao Chen, tubuhnya semakin lemas akibat racun yang mematikan. Namun, tepat saat kesadarannya hampir hilang sepenuhnya, sesuatu yang tak terduga terjadi.‘Huh?’Di dalam Ruang Dimensi Jiwa Yao Chen, Tasbih Semesta tiba-tiba berdengung keras. Benda sakral itu mulai berputar dengan kecepatan luar biasa, memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan.Energi murni dari Tasbih Semesta mengalir deras ke seluruh tubuh Yao Chen, menetralkan racun dengan cepat. Yao Chen merasakan kekuatannya kembali, kesadarannya pulih dalam sekejap.‘Ahh … syukurlah Tasbih Semesta ….’Mata Yao Chen terbuka lebar, berkilat dengan cahaya keemasan. Tanpa disadarinya, Tasbih Semesta mengambil alih kendali tubuhnya untuk sementara."Apa ini?!" seru salah satu anggota Sekte Bayangan Hitam, terkejut melihat Yao Chen bangkit.Tanpa peringatan, tubuh Yao Chen meledakkan energi yang luar biasa kuatnya. Api murni bergemuruh melesat ke segala

    Huling Na-update : 2024-07-09
  • Pendekar Tanpa Wajah   268 - Serangan Balas Dendam

    “Sebenarnya mereka sudah dilemahkan berkat serangan hebat Tuan Putri dan Tuan Muda Tan. Saya hanya menambahkan sedikit serangan akhir saja.”Yao Chen memilah kata terbaik agar dia tak perlu mengungkapkan mengenai Tasbih Semesta.Dia meneruskan dengan hati-hati, "Saat mengalahkan musuh terakhir, saya … sempat mengambil cincin ruang miliknya. Ternyata Rumput Sembilan Naga ada di dalamnya."Putri Ketujuh menatap Yao Chen dengan tatapan rumit."Lalu bagaimana kau bisa mengatasi racun itu?" Kali ini Adipati Tan Ming yang bertanya.Yao Chen tersenyum tipis, "Sebagai seorang alkemis, saya selalu membawa beberapa pil ajaib untuk situasi darurat. Setelah menetralisir racun, saya menggunakan beberapa pil penambah kekuatan untuk mengalahkan musuh."Tak ada sanggahan dari Adipati Tan Ming dan putranya. Bahkan mereka jadi mengetahui Yao Chen seorang alkemis!Putri Ketujuh mengangguk puas. "Alkemis hebat memang selalu siap sedia. Kau berjasa besar karena menyelamatkan kita semua, Yao Chen."Adipati

    Huling Na-update : 2024-07-09

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Tanpa Wajah   552 - Pil Kelas 7 yang Rumit

    “Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang

  • Pendekar Tanpa Wajah   551 - Tungku yang Adil

    “Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka

  • Pendekar Tanpa Wajah   550 - Tantangan untuk Nona Sheng

    "Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem

  • Pendekar Tanpa Wajah   549 - Pengorbanan Sima Honglian

    "Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik

  • Pendekar Tanpa Wajah   548 - Berbagi Menantu

    "Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi

  • Pendekar Tanpa Wajah   547 - Memanas

    "Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan

  • Pendekar Tanpa Wajah   546 - Semakin Berbahaya

    Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   545 - Bara yang Belum Padam

    Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu

  • Pendekar Tanpa Wajah   544 - Keheningan Setelah Badai

    Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status