“Glek!” Yao Chen menelan saliva dengan perasaan berdebar-debar takut.Apakah Zhuge Yang akan marah padanya?“Ha ha ha!” Tidak disangka-sangka, keluar tawa keras Zhuge Yang.Yao Chen dan semua yang di sana terkejut, tak mengira respon Zhuge Yang.“Ternyata ini yang namanya Yao Chen. Akhirnya aku melihatmu sendiri secara dekat begini.” Zhuge Yang mengamati Yao Chen dari atas sampai bawah.Terbit senyum lega Sima Honglian di samping Yao Chen setelah meyakini bahwa Ketua Sekte Zhuge tidak marah pada Yao Chen.“Aku saat itu belum mengundangmu secara pribadi, Yao Chen.” Zhuge Yang mengelus jenggot hitamnya. “Sewaktu perjalanan pulang aku terlalu lelah dan lekas kembali ke ruanganku.”Sebenarnya, Zhuge Yang bukan lelah, melainkan menahan emosi karena kehilangan Air Mata Dewi gara-gara Yao Chen. Maka dari itu, dia belum ingin bertemu dengan sosok yang membuatnya kehilangan pusaka langka tersebut.“Mmhh ….” Terdengar suara lirih dari ranjang.Lekas saja semua pandangan orang di sana tertuju ke
“Jadi … aku dan Zhuge Ling … menjadi Murid Langsung dari Master?” Yao Chen melantunkan pelan kalimat yang diambil dari Sima Honglian.Anggukan sekali dan tegas dari Sima Honglian sudah menjadi jawaban pasti.“Kenapa memangnya? Apakah kau tak suka kita bertiga di sini?” Sima Honglian lalu terkikik. “Kau ingin hanya berdua saja denganku, hm?”Senyuman wanita yang sulit ditebak itu menohok perasaan Yao Chen. Dia gugup seketika.“I—itu … bukan begitu maksudku, Master.” Yao Chen kemudian tertunduk, merutuki dirinya yang selalu merasa inferior setiap berhadapan dengan Sima Honglian.Kemudian, Sima Honglian bangkit berdiri dan berjalan dengan anggun ke arah Yao Chen.“Kau ingin kembali ke sekte atau di sini?” tanya Sima Honglian sambil berjalan melewati Yao Chen.Bisa Yao Chen rasakan bau harum menguar dari tubuh wanita itu ketika Sima Honglian lewat di sampingnya.“Aku … mungkin aku di sini dulu sebentar, Master. Itu pun kalau Master tidak keberatan.” Yao Chen sampai tak berani menatap mata
“Merampok?” Yao Chen bangkit berdiri dan memiringkan kepalanya usai diteriaki seorang murid senior.Dia sudah lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan dan budaya di dunia yang ini. Di sini merupakan alam hidup yang teramat keras. Nyawa seakan tidak ada harganya di mata siapa pun yang kuat. Jika kau tidak memakan, maka kau akan dimakan. Begitulah prinsip di Planet Qi ini.“Aku jelas-jelas melihat kau sedang menindas seniormu dan merampok mereka! Apa kau ingin berkelit?” Murid senior menuding Yao Chen.Zluupph!Mendadak saja Xiao Hei sudah menusukkan pedang pendek secara diam-diam ke jantung rekan yang tergeletak di sebelahnya tanpa diketahui Yao Chen dan murid senior yang sedang bedebat.“Urghh! Hugghh!” Rekan yang ditusuk itu hanya bisa melotot tak mengira dirinya diserang cepat oleh Xiao Hei yang sama-sama berbaring di tanah.Xiao Hei segera menyimpan pedang pendek dan memberi kode ke rekan yang satunya untuk diam dan mengikutinya saja.Sementara itu, rekan yang ditusuk dan tak siap,
Pan Tekian menaikkan alis putihnya tinggi-tinggi. “Oh! Pembunuhan? Wah, dia harus dihukum berat. Dimusnahkan kultivasinya dan diusir dari sekte.”Segera saja Yao Chen seperti tersambar petir.‘Apa?! Ada hukuman semacam itu di sekte ini? Sial! Aku tak mempelajari semua peraturan sekte!’ seru Yao Chen di benaknya.Sedangkan semua penonton mulai gaduh dan banyak dari mereka gembira dengan keputusan yang dijatuhkan pada Yao Chen.“Tidak bisa begitu!” Yao Chen tak mungkin pasrah begitu saja. “Tuan Hakim sekalian dan semua Tetua, saya mohon ini diperiksa dengan lebih mendalam. Tolong diusut apakah benar pembunuhan itu menggunakan senjata saya!”Kalau dia tidak mendapatkan pengacara untuk dirinya, maka yang bisa dia lakukan hanya membela diri sendiri seperti saat ini.“Aku setuju!” Mendadak saja terdengar suara keras dan tegas dari wanita saat sosoknya memasuki Aula Pengadilan Sekte.Yao Chen dan semuanya menoleh dan melihat Sima Honglian berjalan anggun memasuki aula besar tersebut. Kepelak
“Apa?! Mayatnya menghilang?” Situ Jiang terkejut, matanya mendelik sambil berdiri dan menggebrak meja.Penonton di sana juga sama-sama terkejutnya.‘Barang buktinya hilang?’ Yao Chen berkerut.Dia mencurigai peradilan ini dari apa yang terjadi. Pasti semua sudah dipersiapkan untuk mempersulit dirinya.“Bawa aku ke ruangan sebelum mayat itu hilang!” Sima Honglian berseru.“Master Sima, untuk apa kamu ingin ke sana?” tanya Situ Jiang.Mata Sima Honglian lekas mengerling tajam ke Situ Jiang.“Tuan Situ, apakah kau takut aku menemukan sesuatu di sana?” tanya Sima Honglian dengan pandangan menyelidik ke Situ Jiang.Sikap Situ Jiang menjadi lumayan gugup dengan adanya pertanyaan yang seperti menohok dirinya.“Aku yakin Tuan Situ tidak seperti tuduhanmu, Master Sima.” Pan Tekian menyahut. “Dia hanya mempertanyakan proporsimu dalam peradilan ini.”“Anggap saja aku warga sekte yang sangat ingin mengikuti jalannya persidangan ini dengan adil dan berimbang tanpa ada campur tangan siapa pun. Bole
“Tuan Muda, tolong hentikan!” Salah satu tetua yang tidak ikut masuk ke ruangan di belakang aula, segera menghentikan Di Yuxian menggunakan suaranya. “Anda justru mempersulit diri Anda jika memukul orang yang sedang diadili.”Tetua itu hanya bertujuan untuk mencegah Di Yuxian dari hukuman.Dengan keengganan yang tercetak di wajahnya, Di Yuxian menurunkan tangannya sambil mendengus keras. “Huh! Untung saja Tetua Xu menghentikanku atau kau akan kujadikan perkedel daging untuk makanan anjingku!”Setelah itu, Di Yuxian kembali ke tempat duduknya dan Shang Meili segera menghiburnya dengan elusan dan usapan lembut.“Tuan Muda, untuk apa kau menaruh tangan berhargamu itu ke bocah tengik seperti dia?” Shang Meili mengusap dada Di Yuxian dengan gerakan manja sambil menyandarkan tubuhnya ke pemuda itu.Yao Chen melirik dan merasa jijik ke pasangan tak tau malu itu. Sedangkan penonton yang merupakan murid-murid pelataran dalam, mereka mendesah pelan, merasa Di Yuxian begitu beruntung bisa mendap
“Melukai?” Sima Honglian menoleh ke Situ Jiang.Mereka mendarat di tanah dekat mayat Fu Huai dibaringkan, hendak dikubur.“Tuan Situ, Anda salah. Pertama, saya tidak melukai murid, hanya menepikan mereka. Dan kedua, saya sedang mencegah pengerusakan barang bukti! Justru Anda yang harus berterima kasih pada saya dan menghukum mereka karena berani melakukan sesuatu terhadap barang bukti, bukannya memarahi saya.” Sima Honglian membela diri.Situ Jiang tak bisa melawan ucapan Sima Honglian. Keempat siswa memang tidak terluka parah, bahkan tidak ada darah di tubuh mereka akibat kibasan Sima Honglian yang terkendali tadi.Kucing roh pun kembali masuk ke kantong ruang milik Baili Fung.“Semoga ini belum dirusak parah.” Sima Honglian menatap ke mayat Fu Huai.Maka, mereka pun membawa kembali mayat tersebut ke sekte dan menempatkannya di ruangan sebelumnya. Sedangkan keempat murid senior tadi segera diamankan untuk dimintai keterangan.Di aula, Yao Chen bernapas lega karena mayat Fu Huai akhirn
“Sembarangan saja!” Di Yuxian lekas merespon, berdiri dengan wajah memerah, entah karena marah atau malu. “Guru, dia membual! Tolong berikan keadilan padaku atas fitnahan ini!”Di Yuxian bersoja sambil menundukkan kepala ke Pan Tekian.“Beraninya kau mengucapkan omong kosong mengenai muridku!” Pan Tekian mendengus keras sembari matanya melotot ganas ke Xiao Hei.Xiao Hei semakin pucat pasi. Apakah dia memang menambah kesialannya dengan mengungkap mengenai andil Di Yuxian di perkara ini?Usai terkejut dengan pengakuan aneh Xiao Hei, Situ Jiang berteriak, “Seret Xiao Hei dan Ji Tanwei ke penjara sekte sampai masa hukuman tiba untuk mereka!”Mendengar itu, kedua pemuda tadi meraung-raung tak terima dengan nasib yang ditimpakan pada mereka.“Tuan Muda Di! Kau yang menyuruh kami untuk berburu Yao Chen! Kau yang memerintahkan kami untuk mencarinya ke segala penjuru sekte karena kau tak puas dia memenangkan Kompetisi 3 Sekte! Anda sungguh keji berbalik badan begitu saja!” Xiao Hei sudah tida
“Dua naga … dua naga menari sungguhan! Apa kalian lihat itu barusan?!”“Indah sekali … gerakan mereka selaras dan penuh energi, seperti makhluk surgawi!”Sorak-sorai meledak dari pihak Sekte Istana Dewa. Para alkemis dari istana berdiri dari duduk mereka dan berseru-seru dengan semangat tinggi, memuji pil hasil pemurnian Sima Honglian.Aroma harum masih menggantung di udara, dan dua naga imaji yang muncul dari pil itu perlahan menghilang, namun aura megahnya masih terasa menusuk hati.“Pil yang melampaui kesempurnaan! Bahkan bisa membentuk manifestasi dua naga dari energi murni—itu bukan sekadar kebetulan!” seorang alkemis Istana Dewa berseru lantang.“Bukan hanya aroma dan warna pilnya yang sempurna, tapi efek visual seperti itu hanya bisa muncul dari sinkronisasi energi ilahi dengan seni pemurnian tingkat tinggi!”“Benar! Inilah tujuan utama Pil Dua Naga Menari, bukan? Menari—menyatu dalam energi dan wujud! Sima Honglian benar-benar memahaminya!”Namun, dari pihak Sekte Langit Kudus
“Kau membuatku merinding sampai ingin tertawa berguling-guling,” olok Sima Honglian.Nona Sheng hanya bisa menggigit geraham menahan kesal, tak bisa banyak membalas karena dia masih harus berkonsentrasi dengan pilnya.Di atas panggung, suhu tungku perlahan meningkat, udara di sekitarnya mulai bergelombang.Aroma herbal memenuhi udara, membuat banyak alkemis yang menonton menghirup dalam-dalam, mencoba menebak komposisi yang digunakan kedua wanita itu.Namun, perhatian mereka tertuju pada Sima Honglian yang tampak gelisah. Tangan kirinya sedikit gemetar saat memutar suhu tungkunya, dan dahinya terlihat berembun. Beberapa bahan herbal tampak belum terolah sempurna, membuat nyala api tungkunya sesekali berkedip tak stabil.“Dia tampak kesulitan,” bisik seorang penonton.“Apakah benar dia hanya alkemis kelas menengah dari benua bawah?” sambung yang lain.Nona Sheng mendengarnya dan tersenyum angkuh. Dia langsung melirik ke arah panggung sebelah dengan mata penuh sindiran.“Kau tidak perlu
“Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang
“Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka
"Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem
"Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik
"Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka