Beranda / Fantasi / Pendekar Tangan Iblis / Serangan Kombinasi Api & Es

Share

Serangan Kombinasi Api & Es

Penulis: Mangata
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-18 13:44:07

Para pasukan mayat hidup mengitari area hutan yang masih lembab akibat hujan tadi. Mulai dari semak-semak, pepohonan dan area air terjun semua ditelusuri oleh mereka. Arya Santanu dan Dewi Sari Kencana tidak bisa bergerak untuk sementara waktu. Mereka memilih untuk diam ditempat dahulu sampai mereka pergi dari sekitar mereka berdua. Namun, jenderal pemimpin para mayat hidup itu merasakan keberadaan hawa para manusia yang berada tidak jauh dari tempat mereka berada.

"Semuanya! Ikuti aku! Kita menuju ke desa diujung hutan!" Jenderal para mayat hidup berteriak lantang.

Deru suara dari dua ribu tapak kuda bergerak membuat permukaan tanah bergetar. Mereka meninggalkan tempat persembunyian Arya Santanu dan Dewi Sari Kencana tanpa tahu keduanya sedang berada di sana.

"Mereka pergi? Tapi mau ke mana?" Dewi Sari Kencana merasa penasaran.

"Mereka pasti mengincar desa di ujung hutan. Warga desa itu tidak memiliki salah apa pun. Bila kita biarkan, mereka semua akan dibantai oleh para mayat hidup." Arya Santanu merasa khawatir.

"Kalau begitu kita harus selamatkan mereka. Arya Santanu, kita harus bergegas!" Dewi Sari Kencana menatap pria muda itu.

Arya Santanu segera bangkit berdiri. Ia meminta bantuan dari Asura untuk menggunakan kekuatannya. Aliran energi api menyelubungi tubuh Arya Santanu. Pakaiannya yang basah karena hujan perlahan kering kembali setelah terkena energi api.

"Cepat, aku akan menggendongmu." Arya Santanu mengarahkan kedua tangannya. Ia bersiap menggendong sang Dewi Sari Kencana.

"Tu-tunggu dahulu?! Kenapa kau harus menggendongku? Biar lebih cepat? Maaf, tapi aku juga bisa bergerak sangat cepat." Dewi Sari Kencana malah justru meninggalkan Arya Santanu di tempatnya. Ia melesak cepat dengan bergerak secepat udara dingin berembus.

Dewi Sari Kencana adalah pengguna elemen es dan air. Kekuatannya juga bisa menyembuhkan dan merupakan ahli dari tanaman obat.

"Oh, begitu. Aku terkejut, sungguh." Wajah datar Arya Santanu merasakan bila dirinya baru saja ditolak mentah-mentah.

Ia segera melesak menggunakan gerak kilat yang mengubah energi api miliknya menjadi pendorong untuk tubuhnya bergerak lebih lincah dan cepat bagaikan kilat.

Dua ribu pasukan berkuda membabat hutan dengan langkah kaki mereka. Getaran tapak kaki yang terus bergerak mulai dirasakan oleh warga desa Ratubumi. Pandangan mereka semua yang sedang bekerja, berdagang dan lalu-lalang di sekitar desa beralih ke arah hutan yang berada tidak jauh di depan gerbang masuk desa. Seluruh mata warga desa Ratubumi terbelalak saat jenderal para mayat hidup tiba dan mulai berhenti tepat di hadapan mereka semua. Dua ribu pasukan berkuda yang berada di belakang jenderal tersebut langsung menghunuskan tombak panjang ke arah warga desa yang terlihat menganga melihat pasukan mayat hidup.

Wajah dari sang jenderal yang mengalami luka bakar dan begitu banyak belatung yang keluar dari lubang lukanya menjadi pusat perhatian para warga desa. Bau amis dan gosong dari aroma tubuh para mayat hidup langsung menyeruak dan menyebar ke seluruh penjuru desa Ratubumi. Beberapa anak kecil bahkan sampai bersembunyi di belakang para orang tua mereka sambil menutup hidungnya.

"Siapa diantara kalian yang melihat seorang pemuda yang memiliki tangan seperti iblis? Katakan!" Jenderal para mayat hidup itu berteriak lantang.

Para warga desa saling menoleh. Mereka tidak mengerti dengan maksud dari perkataan mayat hidup itu. Kepala desa Ratubumi pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia ingin mengucapkan beberapa kalimat, namun dirinya begitu takut bila salah berkata-kata.

"Tidak ada?! Benarkah! Apa kalian tidak ada yang bisa bicara, hah?! Atau perlu aku tarik lidah kalian dan aku makan otak kalian?" Jenderal mayat hidup itu turun dari kuda dan menghampiri kepala desa yang berdiri tidak jauh dari kudanya.

"A-ampun … maafkan saya …." Kepala desa sampai bertekuk lutut menyembah sang jenderal.

Pedang besar berkarat milik jenderal mayat hidup langsung melesak ke leher sang kepala desa. Namun, beberapa detik sebelum pedang tersebut bersarang di leher kepala desa, Dewi Sari Kencana langsung menangkis serangan pedang sang jenderal dan menarik tubuh kepala desa, lalu melemparkannya ke belakang untuk menyelamatkan kepala desa itu.

"Apa?!"

Jenderal para mayat hidup tersentak. Ia mundur perlahan. Mata pedangnya terlihat membeku.

"Siapa kau?" Jenderal para mayat hidup bertanya.

"Aku adalah Dewi Sari Kencana. Musuh dari raja Kala Karna! Dan teman dari Arya Santanu!" Dewi Sari Kencana tersenyum.

Tiba-tiba dari arah belakang para pasukan mayat hidup, satu per mereka hancur menjadi abu, bersamaan dengan kuda mereka yang telah menjadi mayat hidup juga. Beberapa prajurit mayat hidup sampai merasa bingung dengan serangan dadakan itu.

"Ajian semburan api merah!"

BRUUUAR!!!

Api merah menyembur keluar dari mulut Arya Santanu. Semburannya berkobar begitu besar hingga membakar sebagian pasukan mayat hidup yang ada.

"Apa?! Kurang ajar!" Jenderal para mayat hidup terbelalak.

Beberapa pasukan langsung menyebar dan menghindari semburan api merah tersebut. Tidak lama berselang, Arya Santanu menghentikan semburan api miliknya. Tangan kanannya telah berubah menjadi tangan iblis Asura. Hawa panas berupa asap putih tipis mengepul dari tangan iblisnya. Sang jenderal para mayat hidup mengenali energi dari iblis yang terpancar dari tangan milik Arya Santanu itu. Ia menghampiri Arya Santanu dan meninggalkan Dewi Sari Kencana yang tadi menangkis serangannya.

"Tuan Asura … apa itu kau?" Jenderal mayat hidup bertanya.

Dengan sekejap, kesadaran dari Arya Santanu berganti. Asura mengendalikan sepenuhnya tubuh milik Arya Santanu.

"Para mayat hidup. Oh, aku ingat dengan iblis yang menggunakan kalian untuk berperang di masa lalu. Rahu dan Ketu, bukan? Dua saudara bungsu yang merupakan pecundang dari tiga belas saudaraku. Hahahaha!!! Menyedihkan! Apa ia ingin membunuhku? Atau membunuh pemuda ini?" Asura tersenyum. Sindirannya membuat jenderal mayat hidup itu kesal.

"Jaga bicaramu, tuan Asura! Tuan Rahu dan tuan Ketu sangatlah kuat. Bila mereka berdua sampai datang ke sini, maka kau akan mati." Ancaman telah diberikan. Jenderal mayat hidup sangat percaya diri sekali dengan kekuatan tuannya.

Asura merasa tersinggung. Ucapan si mayat hidup itu beranggapan bila dirinya begitu lemah. Ia tidak segan langsung melesak bergerak sangat cepat dan mencekik jenderal mayat hidup.

"Hei, bodoh! Kau berpikir aku begitu mudah untuk mati? Kau pikir dua tuan bodohmu itu bisa menebas leherku atau leher pemuda ini? Sombong sekali kau." Asura berbisik di telinga sang jenderal yang begitu berbau amis dan busuk.

Jenderal mayat hidup langsung mengayunkan pedangnya dan menusuk perut dari Arya Santanu. Namun, Arya Santanu yang ia tusuk di depannya adalah bayangan atau duplikat diri yang terbuat dari api merah. Perlahan-lahan bayangan diri tersebut terbakar dan sepenuhnya terbang menjadi abu.

"Sudah selesai acara temu kangennya?" Dewi Sari Kencana menoleh ke arah Arya Santanu yang baru saja muncul di sampingnya.

"Tentu saja. Asura pun juga sudah siap untuk membakar mereka semua." Tangan kanan iblis dari Arya Santanu berkobar begitu hebat. Pancaran api merah menyelimuti tangan itu.

Kesadaran milik Arya Santanu sepenuhnya kembali ke dirinya sendiri, namun tubuhnya saat bergerak akan dituntun oleh Asura itu sendiri. Jadi, mereka berdua seperti membagi tugas satu sama lain untuk bertarung melawan para mayat hidup itu. Dewi Sari Kencana pun segera mengeluarkan pedang teratai es miliknya. Bentuk pedangnya seperti pedang rapier dengan hiasan ukiran bunga teratai berwarna biru muda di ujung gagangnya.

"Kurang ajar! Bunuh mereka berdua!" Jenderal mayat hidup telah memberi perintahnya.

Dengan cepat para pasukan mayat hidup langsung menerjang mereka berdua. Puluhan tombak dan pedang terhunus ke Dewi Sari Kencana. Ia menghindari semua serangan itu dan mengayunkan pedang teratai es miliknya. Setiap tebasan pedang yang mengenai tubuh para mayat hidup itu, mereka semua langsung membeku menjadi batu es dan perlahan pecah runtuh ke permukaan tanah.

Arya Santanu pun tidak mau kalah. Kelihaian dirinya menghindari serangan para mayat hidup itu membuatnya mampu membakar puluhan mayat hidup yang mendekati dirinya. Ia menusuk, mencengkeram dan mengayunkan tangan kanannya ke arah tubuh para mayat hidup. Seketika para mayat hidup itu terbakar oleh api merah dan segera berubah menjadi abu hitam.

Keduanya saling bekerja sama untuk menghabisi dua ribu pasukan mayat hidup dengan serangan kombinasi antara elemen api dan es.

"Dua per tiga pasukanmu telah binasa. Sebentar lagi adalah giliranmu, jenderal." Arya Santanu mengancamnya.

"Tidak akan aku biarkan itu terjadi, Kakak Asura." Tiba-tiba dari rimbunnya pepohonan di belakang jenderal mayat hidup, muncul satu makhluk yang berjalan menghampiri sang jenderal.

"Kau?!" Arya Santanu terkejut. Aura energi yang tidak biasa terpancar dari makhluk itu.

Bab terkait

  • Pendekar Tangan Iblis    Serangan Iblis Ketu

    "Tuan Ketu, salam." Sang jenderal dan semua pasukannya menundukkan kepalanya. Ia terkejut saat iblis Ketu mendatangi dirinya. "Jenderal, tarik pasukanmu mundur. Berikan kami tempat luang untuk bisa mengobrol sebentar." Iblis Ketu berdiri di hadapan Arya Santanu dan Dewi Sari Kencana.Wujudnya masih menjadi manusia. Namun di dahi kanan hingga ke wajah bagian kanan adalah muka asli dari iblis tersebut. Ada tanduk menjulang begitu lancip di dahi sebelah kanan. Mata sebelah kanannya pun hanya terlihat berwarna merah tua saja. "Lama tidak berjumpa, Ketu, sang pengendali mayat hidup." Asura berganti tempat dengan Arya Santanu. Ia menyapa saudara paling bungsu."Kak Asura, kau terlihat sehat. Apa pemuda itu adalah salah satu mangsamu?" Iblis Ketu menyindir."Lalu bagaimana denganmu? Apa pemuda yang sedang kau gunakan jasadnya itu masih layak pakai? Wajahmu terlihat jelek sekali." Asura tersenyum mengejek saudaranya.Iblis Ketu begitu gusar. Ingin sekali rasanya ia meremukkan tubuh kakaknya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21
  • Pendekar Tangan Iblis    Jati Diri Yang Terkubur

    Arya Santanu menyandarkan tubuhnya di sebuah batang pohon. Ia sangat kelelahan setelah berjalan mendaki jalan setapak yang lumayan curam. Puncak gunung api masih berada jauh di atas. Hari pun hampir gelap. Dewi Sari Kencana yang menemaninya memilih untuk mencari beberapa kayu bakar dan iman di danau yang tidak jauh dari tempat mereka beristirahat. "Seharusnya kita bisa menggunakan sayap api dan langsung mendarat tepat di pinggir kawah." Arya Santanu mengeluh."Kau kira kekuatanku itu tidak terbatas?! Aku juga butuh istirahat untuk bisa mengeluarkan sayap itu!" Asura merasa kesal."Sebenarnya, di mana letak pusaka itu? Apa ia berada di tengah kawah yang dikelilingi oleh kolam lahar?" Arya Santanu merasa penasaran."Jangan terlalu banyak berkhayal! Bagaimana mungkin pusaka itu di letakkan di tempat yang mudah terlihat, hah?!" Asura memarahi pemuda bodoh itu."Kukira dewa agak sedikit malas, jadi ia berpikir untuk meletakkannya di sembarang tempat yang mudah untuk diambil." Arya Santanu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Pendekar Tangan Iblis    Takdir Asura & Pangeran Nuswapala

    Setelah mencari keberadaan kakek tua itu, Dewi Sari Kencana dan Asura akhirnya menyerah. Tenggorokan terasa kering setelah mengitari area tepi danau yang begitu besar. Mereka berdua harus sampai beristirahat dahulu di batu besar yang berada tepat di pinggiran danau. Keduanya ingin menenggak air danau, namun tiba-tiba dari kejauhan, Arya Santanu berteriak."Hentikan! Jangan di minum!"Arya Santanu menghampiri kedua temannya dengan membawa raut wajah cemas. Napasnya tersengal-sengal karena ia harus lari dari tempat istirahatnya. "Apa yang kau lakukan? Kenapa pakai lari segala?" Dewi Sari Kencana merasa bingung."Bila kalian meminum air danau itu, beberapa saat kemudian kalian akan mati!" Arya Santanu coba memberi ancaman yang tidak jelas."Apa? Mati?" Dewi Sari Kencana semakin bertambah bingung.Arya Santanu mengambil air danau itu menggunakan tempat minum dari bambu. Setelah menciduk air tersebut, ia langsung mengguyurnya ke atas rerumputan. Tiba-tiba, rumput tersebut layu dan gosong m

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Pendekar Tangan Iblis    Di Balik Alasan Dendam Asura

    Kedatangan iblis Rahu di pergulatan mereka berempat sangat mengganggu sekali. Asura sampai mengobarkan api miliknya dan melelehkan es milik Dewi Sari Kencana yang membekukan dirinya. Ia yang tidak bisa selamanya berada di luar tubuh inangnya harus menahan amarahnya dan memilih untuk kembali ke dalam tubuh Arya Santanu. Sang kakek menatap tajam ke arah iblis Rahu. Namun saat menoleh ke arah Arya Santanu dan Dewi Sari Kencana, ia tersenyum. Untuk sesaat ia berpikir bila dirinya tidak perlu ikut membantu pertarungan mereka. Akhirnya ia pun memilih untuk merebahkan diri di batu hitam besar itu. Sang kakek tua memejamkan matanya dan tidur."Aku serahkan iblis itu kepada kalian bertiga. Bila sudah selesai tolong bangunkan aku." Sang kakek mulai tertidur."Apa?! Seenaknya kau memerintah!" Tiba-tiba Asura mengambil alih tubuh dari Arya Santanu. Ia menghardik terus menerus kakek tua itu.Tiba-tiba …Iblis Rahu melancarkan serangan. Ia mengubah darahnya menjadi puluhan tombak yang ia kendalika

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-28
  • Pendekar Tangan Iblis    Gugurnya Sang Iblis Darah

    Iblis Rahu Ketu mengubah kembali wujudnya. Tubuhnya menjadi lebih besar dan tinggi dari sebelumnya. Kedua sayap dari darah mengembang lebar. Rupa dari Rahu Ketu pun menjadi rupa iblis sepenuhnya. Kulit merah, taring panjang, dia tanduk menjulang, mata melotot besar dan embusan napas yang begitu besar. Otot kekar pun terlihat jelas dari lekukan tubuh Rahu Ketu. Ia hanya tersenyum ke arah Arya Santanu. "Bentuk kedua, 'kah?" Arya Santanu menyelimuti kedua tangannya dengan tangan iblis."Aku akan membunuhmu dan si bodoh Asura!" Rahu Ketu terbang melesak ke langit. Ia mengepakkan sayapnya ke arah depan belakang. Sekali kepak, keluar sebuah pasak sekecil jarum yang terbuat dari arah. Seluruh pasak itu melesak cepat bagaikan hujan menuju ke arah Arya Santanu. Melihat hal itu, Arya Santanu menggunakan dua kaki iblis dan bergerak dengan kecepatan tinggi. Kelincahan si petani itu sangatlah luar biasa. Ia bisa menghindari serangan beruntun dari ribuan pasak kecil yang melesak ke arahnya. Sese

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Pendekar Tangan Iblis    Jebakan Di Dalam Gunung Api

    "Itu batu berbentuk bola raksasa. Namun kenapa bisa melayang seperti itu?" Dewi Sari Kencana merasa bingung."Batu itu adalah penjara dari pusaka Gunung api." Ki Janggan Nayantaka memilih untuk duduk di tepian. Ia tidak ingin mendekati kolam lahar."Hei, kakek tua! Kenapa kau malah duduk di situ?! Cepat suruh batu itu untuk kemari!" Asura keluar dari tubuh Arya Santanu dan berubah menjadi seekor burung kakak tua berwarna merah api. "Itu punyamu. Kau saja yang ambil. Kakek tua itu malah mengupil dan bersantai.Asura merasa sangat kesal. Ia menggerutu dan mencaci-maki Petapa tua itu. Untungnya Arya Santanu langsung menggenggam kedua sayap Asura agar ia tidak mendekati Ki Janggan Nayantaka. Dewi Sari Kencana mencoba mendekati kolam lahar. Ia menghitung ketinggian dari batu tersebut dari permukaan kolam lahar. Segera setelah selesai menghitung, ia menarik pedang teratai es miliknya dan menciptakan sebuah pijakan dari es yang membeku di udara. Dengan cepat ia loncat secara berurutan ke s

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • Pendekar Tangan Iblis    Pusaka Sang Iblis Asura

    "Maaf menyela!" Arya Santanu dan Asura telah bersatu kembali. Kali ini Asura yang memegang kendali atas tubuh dari Arya Santanu. Ia bergerak cepat dengan menggunakan sepatu iblis api dan berhasil berdiri menghalangi kobaran api dari sang manusia api. Asura mengendalikan kobaran api itu untuk tidak membakar Dewi Sari Kencana yang berada tepat di belakangnya."Arya Santanu?!" Dewi Sari Kencana terkejut dengan kehadiran si bocah petani."Bantu aku!" Asura berteriak keras. Ia mendobrak kobaran api dan melesak maju ke arah manusia api. Tinju mentah ia layangkan dua kali hingga membuat manusia api terlempar jauh. Kedua lengannya telah diselimuti oleh tangan iblis api. Netra mata dari Arya Santanu pun berubah menjadi merah darah. Dua gigi taring juga menyeruak menunjukkan tajinya."Aku mengerti!" Dewi Sari Kencana menggenggam erat pedangnya. Ia berselancar menggunakan sepatu es dan membentuk jalur es di udara untuk mendekati Manusia Api. "Teknik pedang es; tebasan badai es!"Angin kencan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Pendekar Tangan Iblis    Siluman Penculik Anak

    Tiga kuda melaju cepat menyusuri hutan di kaki gunung api. Arya Santanu, Dewi Sari Kencana dan Ki Janggan Nayantaka menuju ke arah laut yang berada di belakang gunung api. Dengan menyusuri garis pantai di sepanjang wilayah selatan, mereka bisa sampai lebih cepat ke tempat iblis Hiranyaksipu. Setelah kemenangan raja Aji Kala Karna atas kerajaan Nuswapala di daratan Yawadwipa, beberapa iblis memilih untuk membangun kerajaannya sendiri. Bersama para siluman dan para Rakshasa, saudara dari Indrajit Maghanada mulai memperkuat wilayahnya masing-masing.Para iblis tersebut dikenal sebagai pendekar tiga belas iblis hitam. Namun setelah perang berakhir, ketiga belas iblis tersebut tercerai-berai menjadi pemimpin dari masing-masing wilayahnya sendiri. "Total semua iblis yang mesti kita basmi adalah berjumlah tiga belas iblis, bukan?" Dewi Sari Kencana bertanya."Rahu dan Ketu dihitung satu iblis. Mereka kembar dan memiliki wilayah yang sama. Kedua iblis kembar tersebut ada di peringkat akhir

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05

Bab terbaru

  • Pendekar Tangan Iblis    Maharaja Nuswantara; Sang Tanpa Mahkota

    Benteng besar perak dan semua penduduk, pasukan serta raja Swarnabhumi yang terhapus oleh jarum waktu milik Indrajit Maghanada telah kembali hidup. Mereka semua saling melihat satu sama lain dengan tatapan bingung."Raja? A–apa yang terjadi? Kenapa kita semua kembali hidup?" Tanya seorang prajurit."Arya Santanu, apa ini perbuatanmu?" Raja Swarnabhumi masih sangat bingung.Yang Maha Kuasa telah mengembalikan orang-orang itu, namun ia tidak bisa mengembalikan mereka yang tewas sebelum Indrajit Maghanada menggunakan teknik ruang dan waktunya. Beberapa daerah yang hancur oleh sepuluh Rakshasa Buto juga kembali pulih. Namun tidak dengan orang-orangnya yang tewas akibat kejadian itu. Dewi Sari Kencana dan Larasati juga tidak bisa dihidupkan kembali karena mereka tewas sebelum Indrajit Maghanada menggunakan elemen waktu.Yang Maha Kuasa memisahkan dirinya dari tubuh Arya Santanu. Pemuda itu kembali mendapatkan dirinya dan berubah menjadi Arya

  • Pendekar Tangan Iblis    Yang Maha Kuasa Mengamuk!

    "Menakjubkan! Akhirnya kau datang juga!" Indrajit Maghanada sangat menunggu kehadiran Yang Maha Kuasa."Ada apa? Kau terlihat senang sekali dengan kehadiranku? Yang Maha Kuasa merasa Indrajit aneh."Aku akhirnya bisa membunuh-Mu! Aku bisa menjadi Yang Maha Kuasa dan menduduki takhta tertinggi dari seluruh penciptaan!" Indrajit Maghanada menjadi begitu bersemangat."Tunggu sebentar, kambing gila! Kau berpikir bisa mengkudeta diriku?" Yang Maha Kuasa merasa pikiran makhluk kotor satu ini sudah tidak bisa dibersihkan.Indrajit Maghanada mencengkeram tubuh Yang Maha Kuasa dengan elemen ruang dan membuatnya tidak berdaya melawan gravitasi super kuat yang mengekang tubuh Dzat nomor satu di multisemesta itu. "Aku adalah pengendali ruang dan waktu. Aku yang lebih pantas memimpin multisemesta dan para dunia bawah dan dunia para dewa!" Indrajit Maghanada mengulurkan tangan kirinya ke depan. Dari telapak tangannya, ia menciptakan sebuah j

  • Pendekar Tangan Iblis    Iblis Terkuat Penguasa Ruang & Waktu

    Kedua mata Indrajit Maghanada mengeluarkan cahaya hijau terang. Iblis itu terus berteriak sangat keras hingga membuka ribuan portal dimensi ruang dan waktu di sekitarnya. Ribuan varian atau wujud diri dari Indrajit Maghanada dari berbagai dimensi waktu dan alam semesta berkumpul di sekitar Arya Santanu."Apa yang terjadi? Kenapa banyak sekali Indrajit Maghanada?" Arya Santanu terkejut akan kemunculan mereka."Sudah kubilang, aku tidak akan mati!" Indrajit Maghanada meminta kepada para dirinya yang lain untuk menyumbangkan jiwa mereka.Satu per satu, para Indrajit itu melebur dirinya dan memberikan jiwa serta kekuatannya kepada Indrajit Maghanada yang sedang dicekik oleh Arya Santanu. Kekuatan besar mengalir deras secara terus-menerus ketika para Indrajit lainnya mulai menyatu dengan Indrajit gila itu. Cengkeraman tangan dari Arya Santanu semakin melemah, tubuh dari Indrajit menjadi lebih tinggi dan lebih besar dari sebelumnya.

  • Pendekar Tangan Iblis    Kembalinya Sang Pendekar Tangan Iblis

    Hati Arya Santanu seperti baru disiram oleh air sejuk. Ia tertegun untuk sesaat dan menundukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. Untuk sesaat dirinya seakan hanyut dalam sebuah penantian panjang yang akhirnya telah ia temukan jawabannya. "Kau…?" Arya Santanu menatap Ki Janggan Nayantaka."Akhirnya kau tersenyum. Bagaimana bila kita berpindah tempat," ucap Ki Janggan Nayantaka. Ia menjentikkan jarinya.SNAP!!!Dalam sekejap keduanya berpindah ke tempat yang lebih terang dan seluruhnya hanyalah berwarna putih. Ki Janggan Nayantaka merubah kembali wujudnya ke dalam bentuk cahaya terang. "Maaf, aku tidak mengenalimu sama sekali," ucap Arya Santanu."Aku tidak apa-apa. Yang terpenting orang yang telah melupakan-Ku tidaklah melupakan dirinya. Banyak dari mereka yang kehilangan arah setelah melupakan-Ku, lalu perlahan mereka juga melupakan diri mereka sendiri. Bukankah itu adalah hal yang mengerikan?" Yang Maha Kuasa akhirnya menunju

  • Pendekar Tangan Iblis    Amukan Iblis Baru; Arya Santanu

    Arya Santanu tidak membalas perkataan dari Indrajit Maghanada. Ketika asal hitam mengepul keluar dari mulutnya, ia seakan telah menghilang dari tubuhnya dan tinggal hanya tersisa sebuah cangkang kosong saja. Rasa sakit dari masa lalu pun hadir kembali. Adik tercintanya yang tewas di desanya membuat ia mengenang genangan darah dari tubuh anak kecil yang telah hidup bersama dirinya, meski pun ia hanyalah saudara tirinya. Lalu rasa sakit lainnya ketika ia harus menguburkan teman yang ia temui diperjalanan membuat dirinya semakin tersudut di ujung ruangan. Larasati tidak sepantasnya mati dengan cara seperti itu. Arya Santanu merasa bersalah atas perginya wanita itu. "Aku tidak bisa menerima kematian lagi…." Arya Santanu bergelut dengan pikiran negatifnya di sudut terdalam alam bawah sadarnya. "Dewi Sari Kencana, Asura, Ki Janggan Nayantaka, dua adikku yang tercinta, Larasati, ayah… dan ibu." Arya Santanu terus memikirkan semua orang-orang itu. Pik

  • Pendekar Tangan Iblis    Bangkitnya Sisi Gelap Arya Santanu

    "Sangat disayangkan, tapi kali ini aku akan menang," ucap Indrajit Maghanada sambil tersenyum kecil. "Terserah kau saja!" Arya Santanu waspada dengan apa yang akan dilakukan oleh iblis itu.Indrajit Maghanada bergerak dengan menarik ruang dan waktu ke dirinya. Dengan begitu, ia bisa muncul di hadapan Arya Santanu dan menyentil dahi pemuda itu dengan segenap kekuatan yang ia miliki.PLAK!!!Alhasil, Arya Santanu terlempar ke belakang hingga menghantam permukaan tanah berkali-kali. Ia terhempas sangat jauh hingga menghantam tebing tempat Aji Sangkala bangkit. Arya Santanu tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya untuk menahan atau menghentikan laju tubuhnya. Ia seperti terseret oleh arus udara dan tidak bisa melawan energi besar dari sentilan tangan Indrajit Maghanada."Bagaimana? Inilah kekuatanku yang asli. Begitu tak terbatas!" Indrajit Maghanada muncul kembali di hadapan Arya Santanu."Yah, sentilanmu sangat menyakit

  • Pendekar Tangan Iblis    Evolusi Terkuat Milik Indrajit

    "Kita harus melakukan sesuatu dengan bola energi itu!" Ucap Asura."Bila kita melawannya dengan kekuatan, ledakan besar dari bola energi itu bisa meluluhlantakkan seluruh daratan Swarnadwipa," ujar Aji Sangkala."Lalu apa yang harus kita lakukan?" Arya Santanu membidik bola energi itu menggunakan panah petir hitam miliknya. "Lemparkan bola itu ke angkasa!" Aji Sangkala memiliki ide bagus."Aku mengerti," jawab Arya Santanu.Ia segera mengubah panah petir hitam menjadi panah cahaya. Arya Santanu menembakkan satu anak panah ke arah langit, lalu ia menembakkan satu anak panah lagi ke arah bola energi tersebut. WUSH!!!Ketika bola energi para Rakshasa Buto menghantam panah cahaya milik Arya Santanu, bola energi menghilang dan berpindah ke tempat panah cahaya yang melesak ke angkasa berada. Bola energi tersebut dipindahkan Arya Santanu ke angkasa untuk menghindari dampak ledakan yang sungguh luar biasa. Dan bebera

  • Pendekar Tangan Iblis    Pertarungan Tingkat Dewa

    Sepuluh persen kekuatannya meningkat secara drastis. Energi tersebut meluap dan terlihat seperti sebuah selubung asap putih di sekitar tubuh Arya Santanu. Namun yang paling jelas dirasakan adalah udara dan permukaan tanah disekitar dirinya yang seakan terangkat dan terus mengalirkan angin lembut.Arya Santanu melipat keempat jari kanannya dan hanya membiarkan satu jari telunjuk saja yang menunjuk. Ia memusatkan energi cahaya yang begitu besar di satu jari tersebut. "Hancurlah!" Arya Santanu berpindah tempat dengan sangat cepat. Ia langsung mengayunkan telunjuk kanannya ke arah dada kanan Indrajit Maghanada. WUSH!!!DUUUM!!!DUUUAR!!!BRUUUAR!!!Serangan tersebut menembakkan sebuah energi besar yang terlempar dari satu jari Arya Santanu ke arah depan. Seketika permukaan tanah terbelah dan menggulung menjadi dua bagian. Tercipta sebuah kawah besar seperti aliran sungai yang panjangnya mencapai sepuluh kilometer

  • Pendekar Tangan Iblis    Kekuatan Penguasa Dimensi Peralihan

    Dengan cepat rantai-rantai tersebut menarik jiwa milik Arya Santanu dan membaginya menjadi ratusan buah. Seluruh jiwa Arya Santanu tersebut ditarik paksa menuju ke dalam cermin dimensi dan disegel sepenuhnya. "Bagaimana rasanya mati dengan cara jiwamu dimutilasi hingga ratusan bagian!" HAHAHAHA!!!Indrajit Hitam tertawa sangat keras ketika melihat tubuh dari Arya Santanu perlahan menjadi lapuk dan membusuk. Pemuda itu sudah tidak bergerak. Ia mati sepenuhnya. "Apa ia sudah mati?" Tanya Indrajit Putih."Tentu saja! Aku pastikan ia mati dan tidak akan berkoar lagi!" Indrajit Hitam merasa senang dengan rencana itu. Sayangnya, ia yang menguasai dunia peralihan tidak bisa dibunuh dengan mudahnya. "Kau mungkin belum kuberitahu tentang apa itu dimensi peralihan. Maaf, itu salahku." Tiba-tiba Arya Santanu kembali muncul di belakang kedua Indrajit tersebut. Ia kembali dari kematian, atau lebih tepatnya melakukan trik kotor u

DMCA.com Protection Status