Home / Fantasi / Pendekar Sabre / 33. Bukan Penyusup

Share

33. Bukan Penyusup

last update Last Updated: 2022-05-28 08:46:23

Lan Feiyu membuka jendela kamarnya dengan lebar. Cahaya matahari masuk memalui jendela dan celah-celah lubang di kamar Lan Feiyu. Pria itu berdiri sembari menatap ke luar di mana udara sangat segar. Semalam turun hujan yang membuat bumi terasa lebih dingin dan segar. Matahari yang sudah keluar dari peraduannya membuat sorot wajah Lan Feiyu tampak lebih bercahaya. Pria dengan hidung mancung itu menarik napasnya dalam-dalam untuk menghirup aroma tanah basah.

Setelah puas, pria itu membalikkan tubuhnya, menatap soerang gadis yang kini menggeliat dalam tidurnya karena wajahnya yang terkena sinar matahari. Gadis itu mengucek matanya, tiba-tiba matanya terbuka dengan lebar. Sadar akan sesuatu, Zizi segera bangun dari ranjang.

"Akhh aku dimana?" pekik Zizi dengan kencang. Zizi menatap ke segala penjuru arah, sampai ia menatap tepat ke arah Lan Feiyu. Ingatan tentang semalam merasuki Zizi.

"Eh guru, semalam aku ketiduran di sini?" tanya Zizi menatap Lan Feiyu.

"Kamu pikir?" tanya Lan Feiy
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Sabre    34. Berlatih

    Pembelajaran hari ini mulai pukul tujuh sampai matahari tepat berada di tengah langit. Selama belajar, Zizi menepati janjinya pada Lan Feiyu untuk serius. Zizi mencoba fokus pada pelajaran yang diberikan orang tua di depan sana. Zizi sudah susah payah masuk di padepokan Mata Air sampai dirinya pingsan tiga hari di gurun, kalau ia tidak serius, ia sendiri yang akan rugi. "Akhh ... akhirnya selesai," ucap Zizi merenggangkan otot tubuhnya saat guru Li Ren sudah pergi dari kelas. Zizi merebahkan kepalanya di meja, gadis itu mulai memejamkan matanya yang terasa kantuk. "Zizi," suara seseorang yang memanggil membuat Zizi mendongak. "Ah iya guru," jawab Zizi segera berdiri. Lan Feiyu yang masih duduk pun melirik ke arah Li Haoxi dan Zizi yang tengah berhadapan. "Mau berlatih pedang?" tanya Li Haoxi. "Mau," jawab Zizi ingin menarik pedangnya yang terselip di tubuh kanannya. Namun tangannya dicegah oleh Li Haoxi. "Nanti saat di tempat latihan. Sekarang keluar dulu dari kelas," ucap Li Ha

    Last Updated : 2022-05-28
  • Pendekar Sabre    35. Gadis Spesial

    "Eh guru, Li. Kenapa aku tidak boleh menggunakan ilmu pedang yang aku miliki?" tanya Zizi menatap Li Haoxi dengan lekat. Saat ini Li Haoxi dan Zizi tengah duduk bersama di pinggir lapangan. Li Haoxi duduk dengan sopan, sedangkan Zizi, meski perempuan cara duduk gadis itu tidak ada lembut-lembutnya sama sekali. Zizi duduk sembari mengangkat kaki kanannya yang diletakkan di kaki kiri. Li Haoxi tidak menegur, pria itu hanya tersenyum kecil sembari menatap kaki Zizi. Merasa ditatap oleh gurunya, Zizi menggaruk kepalanya dengan kikuk. "Eh, ada apa, Guru?" tanya Zizi. "Apa kamu tidak mendengarkan pelajaran hari ini?" tanya Li Haoxi. "Pelajaran?" Zizi bertanya balik. Gadis itu seolah tengah berpikir keras. Sadar akan yang dia lakukan, gadis itu segera menurunkan kakinya. "Hehehe ... maaf, Guru. Sudah kebiasaan nangkring di atas pohon," jawab Zizi menepuk-nepuk kakinya. Li Haoxi mengernyitkan dahinya menengar ucapan Zizi. "Ah lupakan saja, aku sudah terbiasa duduk begitu," kata Zizi meng

    Last Updated : 2022-05-31
  • Pendekar Sabre    36. Cemburu

    "Ahhh ... rasanya senang sekali," ucap Zizi berjalan sembari merentangkan tangannya. Sesekali gadis itu akan memutar-mutar kepalanya untuk mengurangi rasa pegalnya. Latihan dengan guru Li sangat menyenangkan, meski Zizi harus sekuat tenaga melawan Guru Li, setidaknya Guru Li lawan yang imbang dan tidak benar-benar melukainya. "Eh ... di mana teman-temanku?" Zizi menatap ke sekelilingnya yang tampak sepi. Tidak ada tanda-tanda satu orang pun di sana. Zizi berlari untuk menuju ke aula mencari teman-temannya. Senyum masih mengembang di wajah gadis itu. Terlihat sekali kalau Zizi tengah bahagia. "Ekheem ...." Suara orang berdehem sedikit kencang terdengar di telinga Zizi saat Zizi melewati ruang hukuman. Ruangan yang pernah ia masuki dan membuat punggungnya sakit bukan main. Tetapi Zizi harus berlagak seperti seorang pendekar yang tidak merasakan sakit. Padahal aslinya Zizi juga ingin menangis. "Ekheem ... ekheemm ...." Suara orang berdehem-dehem saling bersahutan. Zizi menolehkan kep

    Last Updated : 2022-05-31
  • Pendekar Sabre    37. Tidak Masuk Akal

    "Eh eh eh ... ikut!" pekik Zizi ikut masuk ke ruang baca. Gadis itu menatap Lan Feiyu yang tampak memilih-milih buku. Zizi menutup ruang baca dan menguncinya dari dalam agar tidak ada yang masuk mengikutinya. Gadis itu bersandar di pintu, Zizi masih mencerna apa yang dikatakan Lan Feiyu. Lan Feiyu mengatakan dirinya dan Li Haoxi berlatih tidak wajar. "Eh guru, aku dan guru Li berlatih tidak wajar bagaimana maksudnya?" tanya Zizi masih berpikir keras. Gadis itu masih bersandar di pintu, jari jemarinya mengetuk-ketuk dagunya dan matanya yang menatap ke bawah. "Perasaan aku berlatih biasa saja," tambah Zizi. "Eh guru, apa guru punya cara lain untuk mengajari murid yang berbeda dengan guru Li sampai guru mengatakan kami latihan tidak wajar?" Zizi terus mengoceh seorang diri. Lan Feiyu benar-benar tidak menanggapi Zizi, pria itu sibuk mencari buku yang ingin ia baca. "Guru, katakan sesuatu padaku!" pekik Zizi menatap frustasi ke arah Lan Feiyu yang masih bungkam. Lan Feiyu menatap Zi

    Last Updated : 2022-05-31
  • Pendekar Sabre    38. Cinta Pandangan Pertama

    Bagi Lan Feiyu, orang paling konyol yang pernah ia temui adalah Yan Zai Ziliu. Jalan pikiran orang normal dengan orang tidak normal sangatlah berbeda jauh. Bagi Lan Feiyu, Zizi adalah orang tidak normal. Lan Feiyu dan Li Haoxi sama-sama seorang laki-laki, bagaimana mungkin Lan feiyu cemburu karena alasan Li Haoxi dekat dengan Zizi? Yang ada Lan Feiyu cemburu karena Zizi dekat dengan Li Haoxi. "Eh guru, apa guru percaya kalau ada cinta pada pandangan pertama?" Bahkan saat ini Zizi seolah merasa tidak berdosa sama sekali. Zizi juga merasa apa yang diucapkan benar adanya bahwa Lan Feiyu ingin berlatih pedang pada guru Li. Saat ini Zizi tengah membaca buku sembari tidur di lantai dengan tengkurap. Mulut Lan Feiyu seolah sudah berbusa karena menegur Zizi. Ditegur satu kali, Zizi pun duduk dengan baik dan tegak, tetapi baru lima menit Zizi sudah tengkurap lagi. Ditegur dua kali, Zizi kembali duduk dengan tegak, tetapi tidak bertahan lama Zizi malah membaca sembari telentang. Hal itu jelas

    Last Updated : 2022-06-01
  • Pendekar Sabre    39. Hukuman Untuk Ji Lian

    "Akhhh perutku sakit." "Aduh capeknya." "Aduh kakiku ...." "Ah Zizi sialan." Umpatan-umpatan dan keluhan-keluhan terdengar dari bibir Ji Lian saat pria itu dihukum lari di lapangan sebanyak seratus putaran karena sudah menyembunyikan buku cinta di ruang baca. Hari ini bagai kutukan untuk Ji Lian yang tidak terduga. Selama berbulan-bulan ia berhasil menyembunyikan buku cintanya di ruang baca tanpa ketahuan, dan sekarang gara-gara ulah Zizi, ia ketahuan oleh guru Lan. Ji Lian menyembunyikan buku cinta di ruang baca karena ia yakin di sana sangat aman. Kalau ia meletakkan di kamar, saat ada penggeledahan mendadak, ia bisa dihukum. Di Mata Air peraturannya sangat ketat, bisa sewaktu-waktu ada pengawas untuk menggeledah satu persatu kamar murid untuk menghindari penyusupan. Yang ditakutkan lagi kalau ada murid yang dikirim sebagai mata-mata. Pada akhirnya apapun yang disembunyikan dengan rapi tetap saja akan ketahuan kebenarannya. Hari ini tidak pernah terpikirkan oleh Ji Lian kalau

    Last Updated : 2022-06-01
  • Pendekar Sabre    40. Kebencian Yang Bangkit

    Seorang pria dengan cekatan menyabetkan pedangnya ke udara. Pria itu terlihat sangat lihai memainkan pedangnya, sesekali pria yang tengah menutup matanya dengan kain hitam itu melemparkan pedangnya ke udara. Meski matanya dalam keadaan tertutup, insting pria itu sangat kuat. Bagaimana pun juga Yan Liqin adalah keturunan Klan Yan yang memiliki ilmu sabre terhebat. Yan Liqin yang dikabarkan sudah mati, nyatanya dia masih hidup dan kini tengah mempelajari banyak ilmu bela diri dan sihir. Yan Liqin memasukkan pedangnya ke tempatnya. Pria itu menarik kain putih yang terikat di kepalanya. Dua bola mata indah dan bulu mata yang sangat lentik terlihat sangat indah tatkala Yan Liqin membuka tutup matanya. Yan Liqin, pria berparas tampan yang kehebatannya tidak perlu diragukan. Dulu Yan Liqin selalu hidup bersembunyi dari kejaran Klan-klan lain, tetapi sekarang pria itu tidak takut lagi menampakkan dirinya. Bahkan tujuan Yan Liqin adalah mengatakan pada dunia kalau dia masih hidup. "Selamat

    Last Updated : 2022-06-02
  • Pendekar Sabre    41. Fakta Dari Klan Yu

    Siang ini seluruh ketua Klan besar berkumpul di Istana Klan Ji yang ada di Kota Anggrek. Kota yang penuh bunga anggrek itu terkenal dengan keindahan pemandangan alamnya. Banyak merpati yang berterbangan membuat suasana di sana terasa lebih ramai dari Klan lain. Kota dengan minim penduduk itu sangat damai dan terjaga. Setiap bulannya seluruh Klan rutin melakukan rapat untuk membicarakan perdamaian dan menumpas kejahatan. Lan Feiyu, Li Haoxi, Aixing turut hadir dan duduk di tempat yang sudah disediakan. Sang tuan rumah Ji Jinhan tengah berbicara di depan sana. "Seperti yang kita ketahui kalau empat Klan besar tidak pernah bersekutu dalam bentuk apa pun. Klan Lan, Klan Li, Klan Wei, dan Klan Xuan, tidak pernah terlibat dalam keributan apapun. Klan Yan pun sudah lama tidak terendus keberadaannya. Aku harap semua tetap pada pendiriannya untuk tidak membuat keributan. Demi perdamaian antara kita," ujar Ji Jinhan. "Tapi Klan Yu sudah lama membelot dan membuat keributan besar dengan mencar

    Last Updated : 2022-06-02

Latest chapter

  • Pendekar Sabre    92. Ending

    "Hahaha ... rasain," pekik Zizi mendorong tubuh Ji Lian ke sungai di bawah air terjun. Zizi sudah sembuh sejak kemarin, gadis itu senang saat ia bangun ia mendapati teman-temannya yang datang. Dan saat ini teman-temannya malah tidak mau kembali ke Mata Air. Kata teman-temannya lebih enak di Lianhua dari pada Mata Air. "Zizi, kamu nakal sekali. rasain ini!" pekik Ji Lian menarik tangan Zizi hingga Zizi ikut jatuh ke sungai. Kedua orang itu tertawa dengan nyaring. Wei Yizi dan Xuan Yi demikian. Kedua orang itu sedang saling dorong untuk menjatuhkan lawannya agar jatuh ke air. "Rasain ini, rasain," pekik Wei Yizi mendorong Xuan Yi agar jatuh, tetapi dirinya sendiri lah yang terjatuh ke air. Xuan Yi tertawa dengan kencang, menertawakan Wei Yizi yang jatuh sendiri. Keempat orang itu saling melempar tawa. Zizi memainkan air untuk mengguyurnya ke Wei Yizi. Terlihat jelas di raut wajah mereka kalau mereka sedang bahagia. Kini segala permasalahan yang terjadi sudah teratasi. Lempeng Vi, dan

  • Pendekar Sabre    91. Tersegelnya Lempeng Vi

    Setelah tiga hari, Lan Feiyu sudah sehat seperti sedia kala. Saat ini Lan Feiyu tengah menatap pemandangan yang indah di hadapannya. Pria itu berada di depan tangga yang penuh pohon kertas di kanan dan kirinya. "Lan Feiyu, kita harus mengambil lempeng Vi secepatnya," ucap Li Haoxi pada Lan Feiyu. Lan Feiyu menganggukkan kepalanya. Yan Liqin datang bersama Zizi menghampiri mereka. Yan Liqin menarik bajunya hingga memperlihatkan tubuh atasnya. Cahaya emas keluar dari tubuh Yan Liqin yang menyilaukan. "Aku sudah siap, ambil secepatnya," ucap Yan Liqin. "Kakak," panggil Zizi memegang tangan kakaknya. "Kakak tidak akan kenapa-napa," ucap Yan Liqin meyakinkan adiknya. "Kakak harus janji padaku kalau kakak akan baik-baik saja!" pinta Zizi. "Zizi, kultivasi di diri kakak tidak rendah, hanya mengeluarkan lempeng Vi tidak akan sulit buat kakak." "Apa nanti kekuatan kakak akan hilang?" "Tidak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengajak Lan Feiyu, Li Haoxi dan Li Ren menuju ruang pengobatan.

  • Pendekar Sabre    90. Damai

    Lianhua yang berarti teratai, seperti namanya, tempat ini dipenuhi dengan bunga teratai yang sangat indah. Lan Feiyu, Zizi, Aixing, Li Ren, Li Haoxi, Xiaowen, Yan Liqin, dan Wei Yizi memijakkan kakinya di gerbang utama Lianhua yang sangat megah. Zizi menatap takjup ke arah air terjun di samping istana yang penuh dengan bunga kertas. Di samping kanan ada lapangan yang sepertinya digunakan oleh Yan Liqin untuk berlatih, sedangkan di sampingnya ada danau dengan banyak bunga teratai. Di sisi kiri, ada istana megah dengan banyak bunga kertas di sana. Zizi tidak bisa menghentikan kekagumannya menatap ke sana. Lan Feiyu yang masih setengah sadar ikut takjup melihat tempat yang ditinggali Yan Liqin. Yan Liqin menolehkan kepalanya, pria itu melihat Lan Feiyu yang lemas dibantu Xiaowen. Yan Liqin menghampiri Xiaowen, pria itu menarik tangan Lan Feiyu dan mengalungkan ke lehernya. Yan Liqin menggendong tubuh Lan Feiyu. "Aku masih bisa jalan sendiri," ucap Lan Feiyu. "Xiowen, panggilkan tabib

  • Pendekar Sabre    89. Kemenangan

    "Li Zimai, ini sangat tidak masuk akal. Kamu sudah lama berlatih di Mata Air, kamu juga menguasai ilmu sabre yang baik. Aku pernah melawanmu, dan aku tahu betul bagaimana kemampuanmu. Tetapi hanya karena alasan sepele, kamu membelot mengikuti kultivasi hitam. Sangat konyol," ujar Zizi menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang konyol bagiku. Ini bukan salahku, tetapi salah kalian. Siapa kamu Zizi, kamu adalah gadis yang tidak tahu diri. Karena kamu, aku tidak lagi punya tempat di Mata Air." "Kalau sejak awal kamu menginginkan tempat di Mata Air, kamu bisa mengatakannya padaku. Dengan senang hati aku akan keluar. Tetapi yang saat ini kamu lakukan, kamu sudah menghianati kepercayaan Klanmu sendiri. Kamu dibesarkan oleh Guru Li, tetapi saat besar kamu menjadi musuh dalam selimut. Kamu menikam kami semua dengan menghadang perjalanan kami saat mencari lempeng Vi. Yang lebih tidak tahu malu itu kamu!" tunjuk Zizi dengan marah. "Guru Li, Lan Feiyu dan Aixing bekerja keras untuk mendapatkan

  • Pendekar Sabre    88. Di Balik Gadis Bertopeng

    Suasana semakin ricuh saat mereka terus beradu kekuatan. Zizi tidak tinggal diam, perempuan itu ikut menyerang menggunakan pedangnya. Tidak sengaja Zizi menebas tangan Yu Yulong saat pria itu akan pergi. Yu Yulong mati di tempat karena Zizi. Ji Nian, Wei Mingho yang menjadi provokasi dalam pengepungan itu pun kini kuwalahan dengan keberaniannya sendiri. Kini pertarungan menjadi dua kubu, kubu yang dipimpin Wei Minghao dan kubu yang dipimpin oleh Yan Liqin. Kekuatan Yan Liqin saat ini menjadi kekuatan paling kuat, penguasa gunung setan sudah ia taklukkan. menaklukkan barisan orang serakah yang saat ini ada di depannya tidak membuat Yan Liqin gentar. Aixing mengeluarkan busurnya, pria itu melesakkan tujuh anak panah yang mengeluarkan api. Seketika bisa membunuh orang-orang yang akan menyerangnya. Selalu ada yang dikorbankan untuk sesuatu yang lebih besar. Bukan Lan Feiyu ingin membuat keributan hingga banyak nyawa yang tumbang, tetapi demi perdamaian di kemudian hari. Orang-orang yang

  • Pendekar Sabre    87. Pengepungan

    "Aku akan membawa Zizi," ucap Lan Feiyu. Namun, Yan Liqin segera membopong tubuh Zizi, pria itu membawa Zizi dalam gendongannya. "Aku bilang aku yang bawa Zizi," ucap Lan Feiyu menghadang Yan Liqin yang akan berjalan. "Aku kakakknya, aku yang berhak membawanya," jawab Yan Liqin. "Aku kekasihnya," kata Lan Feiyu. "Lan Feiyu, kita bahas di luar. Di gua ini menyerap energi," ucap Li Haoxi menarik tangan Lan Feiyu agar menyingkir dari Yan Liqin. Yan Liqin meninggalkan Lan Feiyu, pria itu berjalan keluar dari gua. Lan Feiyu, Li Haoxi, dan Aixing mengikuti Yan Liqin. Saat mereka sampai di luar, langit yang tadi saat mereka datang berwarna gelap, kini menjadi cerah seketika. Gunung setan itu kini tidak lagi tandus dan kering, hewan-hewan yang tadi ada di sana juga hilang seketika. "Eh, keadaan tanah sudah tidak tandus lagi," ucap Aixing menatap tanah yang sudah terlihat subur. "Anyao sudah mati, sihir jahat yang dia kelola ikut musnah," kata Yan Liqin. "Kamu mau membawa Zizi kemana?

  • Pendekar Sabre    86. Pemenang

    Zizi memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat, pun dengan Yan Liqin yang membalas pelukan adiknya tidak kalah erat. Bertahun-tahun mereka berpisah, dan kali ini mereka dipertemukan. Yan Liqin merasakan dadanya yang basah karena tangisan adiknya, pun dengan dirinya yang tidak bisa membendung air matanya. Setiap detiknya ia sangat merindukan Zizi, baru kali ini ia bisa menemui adiknya. Setelah Yan Liqin meminta Xiaowen untuk mencari jejak Lan Feiyu, akhirnya Yan Liqin bisa menemukan Lan Feiyu beserta adiknya di gunung Setan. Aixing, Lan Feiyu dan Li Haoxi terdiam melihat Yan Liqin dan Zai Ziliu saling berpelukan. Yan Liqin mengelus kepala adiknya dengan lembut. "Kakak, selama ini kakak kemana saja? Kakak sudah janji padaku untuk kembali dengan cepat, tetapi ini sudah sepuluh tahun kakak baru datang," ucap Zizi menangis sesenggukan. "Maafkan kakak," jawab Yan Liqin. Yan Liqin mengurai pelukannya dengan adiknya, tetapi Zizi menahannya. Zizi terus memeluk tubuh Yan Liqin dengan erat. "Jang

  • Pendekar Sabre    85. Bertemu Kembali

    Di gua hutan tembakau, Wei Yizi menatap penyendera dirinya yang masih asik tertidur di atasnya. Suara langkah kaki membuat Wei Yizi dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Yan Liqin, tidak hanya itu, Wei Yizi juga menendang Yan Liqin dengan kencang. "Ada apa?" tanya Xiaowen yang membuat Wei Yizi terkesiap. Tanpa menjawab pertanyaan Xiaowen, Wei Yizi segera pergi dari sana. Gadis itu berlari keluar dan kembali ke tempat temna-temannya berada. Napas wei Yizi naik turun, dadanya berdetak cepat dan jantungnya sangat bertalu-talu. "Wei Yizi, kamu dari mana? Yan Liqin tidak berbuat jahat padamu, Kan?" tanya Xuan Yi yang khawatir. Wei Yizi menggeleng, "Yan Liqin tidak berbuat apa-apa padaku," jawabnya. "Semalaman kamu hilang, aku pikir Yan Liqin sudah berbuat jahat padamu."Wei Yizi membulatkan matanya mendengar ucapan Ji Lian. Ia tidak menyangka kalau sudah semalam penuh ia tidur seraya menyangga tubuh Yan Liqin. Yizi pikir itu hanya sesaat, tetapi ternyata sudah semalaman. Wei Yizi menepu

  • Pendekar Sabre    84. Hilang Kutukan

    "Aku adalah putri bunga yang dikutuk oleh tetua karena aku mencintai orang dari klan iblis. Aku berada di sini sudah ratusan tahun. Tidak aku sangka, sekarang aku bisa bebas dari kutukan ini," ucap putri bunga yang sangat cantik. Putri bunga itu memetik bunga peony di sampingnya dan memberikannya pada Lan Feiyu. "Kutukan itu sudah hilang sekarang, sama seperti kutukanmu yang hilang. Dengan menyelamatkanku, lima ratus kutukanmu yang tersisa sudah hilang," ucap putri bunga itu. Senyum tipis tersungging di bibir Lan Feiyu. Benar apa kata gurunya, kalau semua akan terjawab saat ia keluar dari Mata Air. Kini kutukan yang ia pikir akan memberatkannya, sudah hilang dan ia terbebas dari beban itu. "Terimakasih," ucap Lan Feiyu. "Aku yang seharusnya berterimakasih," jawab putri itu. "Aku harus melanjutkan perjalanan. Sekarang aku masih punya tiga lempeng Vi, satu dibawa gadis bertopeng, kurang empat lempeng lagi yang harus aku dapatkan," ucap Lan Feiyu. "Dua lempeng ada di gunung setan, s

DMCA.com Protection Status