Empat bulan sudah Kakek Manyan dan Nyai Rombeng belum juga kembali, sementara hubungan Sembara dan Dawina terus terpupuk dengan subur.Baik Dawina dan Sembara merasakan cinta pertama mereka yang sangat menggebu-ngebu. Dawina juga sama dengan Sembara, enggan bicara tentang asal usulnya, sehingga keduanya sama-sama menyimpan rapat soal siapa orang tuanya.Keduanya kini beranggapan sudah suami istri dan tak sungkan bersayang-sayangan dimanapun mereka berada, walaupun belum pernah melakukan upacara apapun.Suatu hari usai bercinta dan berlatih, keduanya kaget saat mendengar suara seseorang.“Ckckckc…benar-benar menurun kelakuan guru kalian,” alangkah kagetnya Sembara dan Dawina, yang saat itu sedang berpelukan dalam pondok tanpa tanpa sehelai benang sama sekali, keduanya buru-buru berpakaian, selama lebih dari setahun, baru kali ini ada seseorang yang datang ke pondok guru mereka ini.Setelah berpakaian kembali keduanya bak terbang sudah berada di halaman, dan terlihat seorang wanita tua
Setelah debar jantungnya normal lagi, Nyi Sumi terdiam sesaat, tangannya sudah terangkat ingin memukul kepala Sembara, niatnya ingin menghabisi nyawa pemuda ini. Namun, saat melihat tubuh Dawina yang pingsan dia berubah pikiran, apalagi telinganya yang tajam mendengar suara yang aneh. Nyi Sumi lalu dengan gerakan yang sangat cepat mengangkat tubuh Dawina, walaupun badannya kurus, tapi tubuh gadis cantik itu tak berasa berat baginya. Lalu dalam sekejab diapun menghilang sambil memanggul tubuh Dawina dan menghilang dari sana. 10 menitan kemudian nampaklah seorang lelaki yang sangat tua, bahkan badannya agak bungkuk saking tuanya. Orang itu nampaknya jalan perlahan, padahal kalau diperhatikan langkahnya luar biasa cepatnya, tak kalah dari Nyi Sumi. Kini dia sudah sampai di dekat tubuh Sembara yang pingsan dan menderita luka dalam yang parah. “Hmmm…pukulan beracun, pasti wanita sakit hati itu lagi yang bikin masalah,” gumamnya seorang diri. Lalu dengan tongkatnya dia menotok sana s
Terlalu lama kita meninggalkan Ranina yang di bawa Putri Remi, mari kita ikuti petualangan Ranina dan Putri Kesha bersama Putri Remi.Setelah Sembara dan Dalman kalah telak melawan mantan selir Prabu Dipa ini, sesuai perjanjian Ranina lalu mengikuti Putri Remi ke tempat persembunyiannya.Putri Remi tentu saja tak pernah bercerita kepada Putri Kesha apalagi Ranina, kalau dia merupakan buronan paling di cari Kerajaan Hilir Sungai.Sehingga Ranina tak menyadari, kenapa setelah pertarungan itu, Putri Remi tergesa-gesa membawanya pergi dari sana, apalagi setelah tahu Dalman adalan salah seorang perwira muda Kerajaan Hilir Sungai.Putri Remi tak ingin kehadirannya mengundang perhatian para prajurit lainnya, walaupun dia tak takut, tapi kalau menghadapi ribuan prajurit, sama dengan mati konyol, walaupun kesaktiannya tinggi.Itulah kenapa dia pergi sejauh-jauhnya dari pusat kerajaan ini dan bertempat tinggal di tengah-tengah perbatasan antara Kerajaan Hilir Sungai dan Kerajaan Surata, yang te
Ranina dan Putri Kesha benar-benar jadi magnet luar biasa di pesta ini, Raja Tago sampai menyambangi kedatangan Putri Remi bersama kedua muridnya ini.Putri Remi tentu saja ada keterkaitan dengan Raja Surata, karena sang maharaja ini memiliki seorang selir yang merupakan saudaranya sendiri.Tanpa malu-malu, Raja Tago menyalami dan menatap lekat-lekat wajah Ranina dan Putri Kesha, hingga kedua gadis jelita ini langsung bersujud hormat sambil menghindari tatapan liar sang Maharaja ini.Saat Pangeran Hasom ingin bergerak, tanpa dia duga, lengannya langsung dipegang ibunya yang juga permaisuri, atau istri dari Raja Tago.“Kamu jangan bikin malu, jangan tunjukan ketertarikan kamu pada dua wanita cantik itu di hadapan baginda dan tamu undangan,” bisik permaisuri, yang sudah tak aneh dengan sifat playboy suaminya itu.Pangeran Hasom langsung berubah mukanya, tak senang melihat ayahnya yang dia anggap terlalu mata keranjang dan seakan tak pernah puas dengan wanita.Ada seorang pangeran lagi y
Ranina dan Putri Kesha langsung bersujud layaknya menghormat seorang putra mahkota dan pastinya orang yang bakal jadi raja berikutnya kelak.Pangeran Hasom terlihat mendongakan wajahnya, menunjukan keangkuhan dan pastinya kedudukannya, hingga Ranina dan Putri Kesha hilang respecknya seketika.Kalau Ranina masih tersenyum, tapi sebenarnya senyum ejekan, Putri Kesha malah makin diam sambil mengalihkan pandangan ke lantai, kesannya menunduk hormat, padahal si putri jelita ini malas menatap wajah Pangeran Hasom, yang walaupun tampan tapi angkuh.Prabu Tago lalu memerintahkan agar mayat ke 5 orang itu disingkirkan, pesta terpaksa dibubarkan saat itu juga, karena adanya kejadian luar biasa ini.Semua tamu pun rame mengisahkan kejadian luar biasa ini, karena baru kali ada pembokong yang nekat ingin menghabisi Prabu Tago, di tengah acara resmi kerajaan lagi dan di tonton banyak tamu undangan VVIP, serta penjagaan yang super ketat.Yang tak kalah menghebohkan lagi tentu saja nama Putri Kesha d
Sampai tengah malam keduanya terus berunding, hingga sampai pada kesimpulan, mereka mencari waktu yang pas kabur dari padepokan mewah milik Putri Remi ini, seandainya sang putri itu tetap memaksa keduanya menjadi pengawal khusus Prabu Tago. Lucunya, kalau biasanya mereka tidur terpisah di kamar masing-masing, malam ini Putri Kesha ikut tidur di kamar Ranina.Padepokan Putri Remi ini memiliki ratusan kamar-kamar yang ditempati murid-muridnya, yang kesemuanya wanita, dengan pakaian seragam merah dan hitam.Tentu saja semua murid-muridnya ini berilmu tinggi dan juga sangat kejam pada musuh-musuhnya, baik Ranina maupun Putri Kesha sudah tahu hal ini.Tapi yang bikin keduanya kadang risih, diam-diam banyak murid-murid Putri Remi ini kadang sengaja diumpankan pada pejabat-pejabat kerajaan.Tujuannya pastilah soal ekonomi dan juga ambisi besar Putri Remi, yang seolah menjadi ‘Ratu’ tanpa kerajaan di wilayan perbatasan ini, itulah sebabnya padepokan ini terlihat mewah, bak hotel bintang 5 s
"Maukah mau bantu aku, kelak kalau rencana ini berhasil, aku tak akan melupakan kamu!” Pangeran Hasom kini dengan berani mendekati Putri Remi dan tangannya mulai menjamah jari lentik putri ini.Putri Remi berlakon bak gadis yang lugu, dia sengaja malu-malu, tapi bukannya menarik tangannya, justru membalas meremas tangan kokoh Pangeran Hasom.“Bantu…bantua bagaimana pangeran…?” Putri Remi pura-pura tak paham, suaranya malah lebih mirip desahan.Pangeran Hasom lalu berbisik ke telinga Putri Remi, sampai meremang bulu kuduk si putri ini, bahkan pipinya sampai bersentuhan dengan hidung Pangeran Hasom, hingga nafsunya sesaat bangkit diperlakukan begitu oleh pangeran tampan ini.“Waduhhh…aku tak berani…ini sangat berbahaya pangeran,” bisik Putri Remi dan bersandiwara seakan ketakutan, tapi lucunya dia malah memeluk tubuh Pangeran Hasom.Pangeran Hasom bukan anak kemarin sore soal wanita, dia langsung balas memeluk Putri Remi dan menciumi bibir mantan selir Prabi Dipa ini, sesaat keduanya be
Prabu Tago kini sudah berada dalam kamar mewah ini, berkali-kali dia menahan nafas saking senangnya malam ini bakal menikmati dua bidadara sekaligus.Pelan-pelan dia mulai melepas pakaian luarnya, lalu sesekali mengelus tubuh Ranina dan Putri Kesha yang masih belum sadar.10 pengawal khususnya sudah berjaga-jaga, agar tak ada yang berani mati mengganggu kesenangan sang Maharaja Surata ini.Tiba-tiba muncullah seseorang yang mengenakan cadar, terlihat dia ingin mendobrak kamar di mana Prabu Tago berada di dalam.Tentu saja ke 10 pengawal ini langsung bergerak mengepung pria bercadar hitam ini, tanpa banyak cakap pria ini melakukan perlawanan dan perkelahian seru pun terjadi.Ternyata pria bercadar itu bukan orang sembarangan, ke 10 pengawal Prabu Tago yang juga berilmu sangat tinggi sampai kewalahan melayani orang tak di kenal ini.Sudah bukan rahasia lagi, ke 10 pengawal ini merupakan orang kepercayaan sang prabu, kalau dia membawa selir-selirnya atau bertemu wanita yang disukai, maka