“Sebentar lagi kita sampai di rumahnya paman Fang!”“Benarkah lelaki itu masih keluarganya kaisar Beng?”Li Mei seakan ragu bahwa kaisar Beng sudah mengusir saudaranya sendiri, dan dibiarkan jadi gelandangan lalu menjadi bandit dan bajak di aliran sungai Yang Tze.“Usia kaisar sudah semakin tua, konon dia sudah tidak bergairah lagi mengurusi kerajaan, dan hanya bersenang-senang dengan istri mudanya. Urusan pemerintahan diatur oleh Kasim Istana. Dari kabar yang kudengar, kasim tersebut sangat licik dan menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan dari kaisar!”“Ternyata watak para pejabat seperti itu ya, hobi main perempuan, bersenang-senang dan tidak memperdulikan urusan rakyat!”“Tidak semua, puteranya kaisar yang bernama Pangeran Yang Han sangat bijaksana. Dia mengerti akan penderitaan rakyat, namun sayang dia tersandera dan tidak memiliki kekuasaan sedikitpun. Makanya Pangeran Yang Han berkelana ke negeri yang jauh dan akhirnya terdampar di wilayah Timur, kemudian bertemu dengan Pam
Pangeran Yang Han mengajak tamu istimewanya itu duduk di ruang tengah, sedangkan Fang Hua masuk ke dapur, tidak lama kemudian ia kembali dengan membawa nampan berisi air dan makanan.“Ke mana Paman Fang Tung dan para pengawal?”Long Wan mengamati rumah besar itu yang terlihat sangat sepi. Pangeran Yang Han mengeluarkan pil berwarna putih yang tadi diberikan oleh Long Wan, kemudian segera mencampurkannya ke dalam air lalu menegaknya.Bersangsur-angsur wajah Pangeran Yang Han kembali cerah, karena peredaran darahnya kembali normal seperti sediakala.“Telat sehari saja, kemungkinan tenaga dalamku akan lenyap untuk selama-lamanya!” ucap pangeran sambil mengusap ujung bibirnya yang basah menggunakan telapak tangannya. Long Wan hanya menganggukan kepala dan menunggu jawaban dari pertanyaannya tadi.“Oh ya, ayah mertua dan semua anggota gagak merah pergi ke perbatasan untuk menyelamatkan kakak ipar yang diburu oleh komplotan bandit dari daerah sebrang yang ingin menguasai aliran sungai yang
Dengan perlahan Li Mei membuka kedua matanya. Urat lehernya yang tadi terlihat kehijauan karena terkena racun perlahan-lahan mulai memudar, dan bau amis di wajahnya menghilang.“Mei!”Long Wan menggenggam tangan gadis itu, dia sangat bersyukur walaupun racunnya masih ada namun ada sedikit perubahan di wajah Li Mei.“Bagaiamana rasanya, Mei?”“Rasa gatal dan panasnya berangsur-angsur memudar” jawab Li Mei sambil meraba-raba benjolan hijau di kedua pipinya.“Maaf ka, saya hanya bisa membantu meringankan racunnya saja”Fang Hua menghela napas panjang, dia merasa kasihan kepada Li Mei.“Tidak apa-apa adik manis, yang terpenting rasa gatal dan panas yang sejak tadi menyiksa kini berangsur-angsur menghilang”“Apa rencana kalian berdua sekarang?”Pangeran Yang Han menuangkan air the ke dalam cawan kecil lalu menyodorkannya kepada Long Wan.“Kami bermaksud kembali ke wilayah Selatan untuk mencari Dewa Obat”“Sudah lama saya tidak menginjakan kedua kaki ke wilayah sana”Ada perasaan getir dan
Matahari mulai condong ke ufuk Barat, bertepatan dengan itu Long Wan dan Li Mei sudah sampai di perairan sungai Yang Tze yang luas dan deras. Inilah sungai yang menjadi legenda di tanah Tiongkok, menyimpan berbagai rahasia, dan menjadi legenda rakyat yang terus diceritakan secara turun temurun. Konon aliran sungai ini, hulunya di bawah istana Kaisar Langit yang dijaga oleh para dewa dan bidadari.“Trang, trang!”Sayup-sayup Li Mei dan Long Wan mendengar pertarungan. Dari suara senjata tajam yang beradu, tampaknya pertempuran tersebut cukup sengit. Tidak lama kemudian, terdengar jerit kesakitan yang sangat memilukan.“Banyak korban yang berjatuhan, entah dari fihak Paman Fang Tung, atau musuhnya!”Long Wan berkata lirih kemudian melirik ke arah Li Mei.“Mei, kesehatanmu belum pulih. Istirahat saja di sini, saya harus memeriksa ke adaan di sana!”“TIdak Long Wan, aku ingin ikut dan melihatmu bertarung”Li Mei menggelengkan kepalanya. bukan tidak percaya terhadap kemampuan kekasihnya, ak
“Siapa kamu? Jika ingin hidup jangan ikut campur!” “Saya hanyalah seorang pengembara!” jawab Long Wan singkat “Lalu mengapa menghalangi kami yang ingin membunuh dia!” Lelaki bertubuh tegap itu menunjuk Fang Tung yang berdiri di belakang Long Wan, kalau saja tadi pemuda itu tidak datang tentu orang tua itu sudah mati oleh pedangnya. “Paman Fang Tung sangat baik dan pernah menolongku, maka sudah sepantasnya saat dia kesulitan aku membantunya!” “Kurang ajar, jika begitu kamu juga harus mati!” Lima orang lelaki yang tadi mengepung Fang Tung segera bersiap-siap akan menyerang Long Wan. “Paman mundurlah, biarkan aku yang menghadapi mereka!” Fang Tung menganggukan kepalanya, dia tahu betul bahwa Long Wan sangat sakti. Fang Tung segera mundur dan membantu anak buahnya yang sedang kewalahan menghadapi komplotan Bandit Hitam yang mengepungnya. Pedang di tangan tangan lima orang lelaki bertubuh tegap itu tampak berkilauan tertimpa cahaya matahari. Sejurus kemudian, mereka menyerang Long
“Kamu pasti menyesal karena berani menentang si Jago Tanpa Tanding!”Lelaki bertubuh tegap itu menggerlingkan matanya ke arah Long Wan, dari sorot matanya sangat jelas terlihat bahwa ia sangat membencinya.“Itu tidak masalah, apapun yang terjadi aku akan menghadapinya!” jawab Long Wan, ia tetap tenang dan percaya diri terhadap kemampuannya.“Tapi satu hal yang ingin aku ketahui, mengapa kamu hendak menculik Fang Gong dan menyerang kelompok Gagak Merah?”Mendapat pertanyaan yang tidak terduga itu, lima orang yang menjadi pimpinan Bandit Hitam yang ditugaskan menyeret Fang Gong saling pandang. Untuk beberapa lama, mereka tidak mau menjawab dan hanya menatap Long Wan dengan penuh amarah dan kebencian.“Katanya pimpinanmu sangat sakti, masa memberitahukan hal sepele saja tidak berani. Itu tandanya kalian tidak mempercayai kehebatan si Jago Tanpa Tanding itu, atau jangan-jangan julukan yang konon setinggi langit itu hanya omong kosong belaka!”Li Mei mendekati Long Wan, dia snagat pandai m
“Wut, wut!”Pedang Selaksa Racun di tangan Lin Lin berputar dengan sangat cepat serta menimbulkan gelombang angin yang sangat dahsyat. Pamor hitam tampak berkilauan manakala tersorot cahaya matahari, dan menimbulkan kesan angker dan mengerikan.Jangankan terkena sabetan pedang tersebut, sekedar baru melihatnya saja akan membuat bulukuduk berdiri. Inilah keunikan pedang Selaksa Racun yang ia rebut dari tangan Mo Ong saat mereka berdua bertarung di puncak Gunung Kun Lun.Entah sudah berapa puluh nyawa yang binasa akibat keganasan pedang ini, bahkan guru pertama Lin Lin sendiri, yaitu Pendeta To tewas akibat pedang tersebut.“Blar!”Sebatang pohon sebesar pinggang laki-laki dewasa tumbang terkena sabetan pedang di tangan Lin Lin, terdengar suara gemuruh saat ranting pohon tersebut patah dan berhamburan ke atas tanah.“Ternyata pedang ini sangat cocok dimainkan dengan jurus Tangan Beracun milikku!”Dengan perasaan bangga serta kagum, Lin Lin menatap pedang tersebut lalu menyarungkan di pun
“Siapa kamu? jangan bermain-main denganku!”Lin Lin segera mengusap matanya yang basah, lalu berdiri dan mengedarkan pandangan ke seluruh tempat itu, akan tetapi ia tidak melihat orang lain selain dirinya. Tapi Lin Lin sangat yakin, tadi ia tidak salah dengar dan ada laki-laki yang menegurnya.“Tunjukan wujudmu, mau manusia atau iblis sekalipun aku tidak takut!” bentak Lin Lin.“Ha, ha kamu sangat emosional, berbeda jauh dengan suhengmu sendiri!”“Kurang ajar!” bentak Lin Lin, ia mengeluarkan pukulan jarak jauh pada pohon di sebelah sana, dia sangat yakin suara barusan berasal dari sana.“Wut, blar!”Terdengar suara ledakan, tidak lama kemudian pohon itu tumbang terkena pukulan jarak jauh Lin Lin. Dugaan gadis itu terbukti, ada bayangan hitam berkelebat dari arah pohon yang sudah tumbang tadi kemudian berdiri tegap di hadapan Lin Lin.“Suhu!”Lin Lin terkesima melihat sosok laki-laki yang sedang berdiri di hadapannya. Dari penampilan dan postur tubuhnya sangat mirip dengan pendeta To.
Daya tahan Long Wan memang luar biasa, walaupun dia terombang ambing di lautan lepas dan terkena tusukan pedang beracun para penghuni pulau hantu ia masih hidup, akan tetapi kondisinya sangat memprihatinkan.Tubuh Long Wan panas dingin terserang demam, berkali-kali ia merintih dan pingsan lagi akibat terlalu banyak mengeluarkan darah. Kalau tidak segera ditolong kemungkinan ia akan tewas. Saat itu suasana di Pulau Hantu mulai gelap karena matahari sudah terbenam di ufuk barat.“Li Mei, Lin Lin”Berkali-kali ia mengigau dan memanggil-manggil orang-orang terdekatnya.“Wur!”Gelombang ombak kembali mengamuk dan membasahi tubuhnya yang sedang terdampar di pesisir pulau. Tentu saja hal itu semakin menyiksa tubuhnya. Di saat yang kritis antara hidup dan mati, ada perahu kecil yang berlabuh di dekatnya. Tidak lama kemudian sesosok bayangan hitam segera menghampirinya.Bayangan hitam tadi rupanya seorang wanita, tubuhnya terlihat sangat ramping dan wajahnya ditutupi kain berwarna hijau. Untuk
“Byur!”Perahu yang ditumpangi Long Wan bergoyang dan hampir terbalik karena dihantam gulungan ombak yang sangat besar. Pemuda itu mengerahkan tenaganya untuk mengimbangi laju perahu yang sedang diombang-ambing air laut.“Gawat, kalau seperti ini terus aku bisa tenggelam!”Walaupun ia seorang pendekar hebat, namun ketika melihat gelombang air laut yang sangat dahsat bulu kuduknya merinding juga.Sudah setengah hari lamanya ia berlayar, dan daratan dibelakangnya tidak tampak lagi. Kini Long Wan terombang-ambing di tengah lautan lepas. Yang ada hanya kehampaan dan ketakutan yang sangat mencekam.Seumur hidup baru kali ini ia berlayar seorang diri cukup jauh ke tengah-tengah lautan. Sejak kecil Long Wan hidup di wilayah Selatan dan tidak mengenal laut, kemudian setelah Dewasa mengembara di dataran Gurun Gobi yang tandus dan gersang.Lautan menyimpan banyak misteri, dan entah mengapa semakin lama ia berlayar perasaannya diliputi oleh rasa takut yang sangat mencekam apalagi saat itu ia han
“Lepaskan!”Lelaki itu terus mengerahkan tenaganya, akan tetapi semakin ia bergerak, cengkraman tangan Long Wan semakin keras dan mengakibatkan pergelangan tangannya terasa sakit seperti dijepit besi baja panas.“Hei, apa yang kamu lakukan terhadap anak buahku, hah?”Si tengkulak menghampir Long Wan, namun ia mengurungkan niatnya saat melihat kedua mata pemuda itu mencorong tajam seperti seekor harimau.“Anak muda, tolong jangan membuat masalah, nanti urusannya semakin berabe”Nelayan tadi menepuk bahu Long Wan, ia tidak ingin pemuda yang telah menolongnya itu membuat keributan di pasar. Akan tetapi terlambat, sebab anak buah si tengkulak mengetahui keributan itu dan langsung berdatangan lalu mengerubuti Long Wan sambil mengacungkan golok besar yang biasa dipakai untuk memotong ikan.“Tangkap si pembuat onar ini!”“Sring!”Golok di tangan anak buah tengkulak terlihat berkilauan tersorot sinar matahari. Melihat itu, sontak saja semua orang yang sedang berjualan lari berhamburan meningg
“Ada apa dengan pulau-pulau di sana, paman?”“Di sana ada sesuatu yang sangat mengerikan”“Ada binatang buas?” Pancing Long Wan.“Bukan, seumur hidup menjadi nelayan sudah banyak menemukan binatang laut yang sangat ganas. Namun lagi-lagi tidak sebanding dengan sesuatu yang tersembunyi di pulau itu?”“Ada hantu?”“Kamu tahu?”Nelayan tadi melirik ke arah Long Wan, ia baru menyadari bahwa pemuda itu tidak kesulitan membawa bakul berisi ikan yang baru ia tangkap. Padahal barang tersebut sangat berat, dia saja yang sudah terbiasa bekerja keras sangat kesulitan namun pemuda di sampingnya walaupun badannya tidak kekar tapi sanggup memikulnya, bahkan tidak berkeringat sama sekali.Akhirnya si nelayan tadi sadar, bahwa Long Wan bukanlah pemuda sembarangan. Tentunya ia orang sakti yang sedang menyelidiki tempat ini. Ia teringat berbagai pengalamannya yang sering bertemu dengan orang-orang aneh dan sakti.Banyak jagoan ataupun pendekar yang sangat lihai, namun fisiknya terlihat biasa-biasa saja
“Paman, bolehkah saya menyewa perahu ini?”Nelayan yang sejak tadi sibuk mengeluarkan ikan dari jala sejenak menghentikan pekerjaannya, lalu menoleh ke arah Long Wan.“Tuan muda hendak ke mana?”“Saya ingin berpelesir ke sekitar lautan, kata orang-orang laut di sini sangat indah”“Berpelesir?”“Betul sekali, paman”“Lautan di sini ombaknya sangat ganas, saja tidak berani berlayar terlalu jauh, lagian di sini tidak ada pantai yang bisa dikunjungi, kecuali,”“Kecuali apa, paman?”“Sudahlah, saya tidak bisa menyewakan perahu ini”Nelayan tadi melanjutkan pekerjaannya, namun Long Wan dapat menangkap raut muka nelayan itu yang terlihat sedikit pucat, tampaknya ia sangat ketakutan.“Apakah di sekitar pantai ini ada pantai?”“Aku tidak tahu, lebih baik kamu pulang saja sebab semua orang di tempat ini tidak akan ada yang mau menyewakan perahunya kepadamu”“Kenapa begitu?” Long Wan sangat kecewa mendengar perkataan nelayan tadi.“Pulang saja, saya sedang sibuk!”“Saya sanggup membayar berapapu
“Walaupun si tua bangka itu susah diajak kerja sama, namun kesetiannya terhadap kebenaran tidak diragukan lagi!”“Sebentar, menurut rumor yang beredar, Dewa Obat tidak pernah mau turun tangan dan ikut campur dalam berbagai pertempuran. Bahkan dia tidak pernah pandang bulu menolong siapapun juga, baik dari kalangan pendekar atau datuk hitam, jika membutuhkan pertolongan ia pasti akan mengobatinya!”“Itu memang benar, jika Dewa Obat diajak bertempur menyerang kerajaan tentu saja dia tidak akan mau. Lagian akan berabe nantinya jika Dewa Obat justru menolong para penjahat yang sedang kita bantai!”“Lalu?”Semua orang memandang ke arah Shan Zeng, mereka sangat penasaran ingin mendengar kelanjutan ide salah satu pendekar dari Kuil Kun Lun itu.“Kita mengundangnya ke tempat ini bukan untuk menjadikannya sebagai senjata tempur, melainkan berjaga-jaga jika di antara kita terkena luka dalam. Kalian harus ingat, orang-orang yang akan kita hadapi sangat sakti!”“Hal penting lainnya, dengan mengun
“Jadi untuk sementara waktu Long Wan tidak akan kembali ke sini?”“Betul sekali pangeran, sebab beliau masih ada urusan di wilayah Barat!”“Urusan apa, itu?”Pangeran Yang Han merasa kecewa sebab adik angkatnya yang berjuluk Pendekar Gurun Gobi tidak mau segera turun tangan membantunya, padahal saat ini dia sedang keteteran menghadapi para penjahat yang sudah bersekutu dengan pejabat istana.Yang paling menyedihkan sekaligus menguras emosinya, saat ini kaisar sedang sakit parah dan ia dilarang untuk menemuinya. Kaisar yang sedang skearat itu telah dihasut oleh istri mudanya dan menganggap ia memimpin pemberontak dan beruapaya merebut tahta kaisar.Untuk beberapa saat lamanya Su Liang menghela napas panjang, ia memutar otaknya untuk memilih kata-kata yang pas untuk diucapkan. Ia tahu saat ini pangeran merasa kecewa kepada Long Wan, jika ia salah ucap tentu akan berakibat fatal.“Saat ini Long Wan sedang mencari penawar untuk mengobati tunangannya akibat terkena Racun Dewi Maut!”“Dewi
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan
“Aku tahu, di antara kalian tentunya ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan. Akan tetapi hal ini lumrah terjadi di antara sesama pendekar silat!” ucap Panglima Tung Hai.Semua orang yang hadir di ruangan tersebut saling lirik, mereka juga tahu di antara jagoan istana sering terjadi percekcokan, bahkan berakhir dengan pertarungan hidup dan mati seperti yang terjadi Dengan si Lengan Delapan dan suaminya Tin Hua beberapa tahun silam.“Kaisara memerintahkan agar kita mengesampingkan urusan pribadi, sebab ada hal penting yang harus diselesaikan, yaitu menumpas gerakan pemberontak dari wilayah Utara. Karena itulah Yang Mulia mengutus pendekar Hang untuk menyelesaikan benteng di perbatasan ini!”“Maaf panglima, bukannya urusan pemberontakan sudah berakhir tiga tahun silam saat markas Panji Merah dihancurkan oleh si Singa Gila?” Tanya salah seorang yang hadir, dia bernama Kao Shi salah seorang jagoan istana yang ditugaskan menjaga perbatasan Timur.“Itu memang benar, akan tetapi ham