“Pangcu!”Jiang Shi berlari ke arah Tang Zhi yang sedang merebahkan dirinya di depan batu besar. Rupanya mereka smeua terseret gelombang salju, sampai jatuh dan terhempas ke dasar jurang di bawah Kuil Kun Lun. Beruntung mereka tersangkut akar kayu di tebing jurang, dengan ilmu meringankan tubuh, Tang Zhi dan Jiang Shi bisa menyelamatkan diri. Akan tetapi anak buahnya yang lain, termasuk Mo Ong dan Yao Guai belum terlihat.“Pangcu tidak apa-apa?”Jiang Shi duduk di hadapan tang Zhi, pemuda tampan itu terus termenung. Sesekali kedua matanya yang bundar bergerak-gerak seperti sedang mengingat-ingat sesuatu. Tidak lama kemudian ia menghela napas panjang.“Sedikitpun aku tidak pernah menyangka, ternyata Long Wan masih keturunan kerajaan Hua!”“Maaf pangcu, tapi semuanya belum terbukti. Bisa saja dia hanya mengaku-ngaku saja”“Tidak mungkin!” bantah Tang Zhi.“Orang biasa mana mungkin tahu marga Tang yang sudah lama menghilang, ditambah dia dikawal oleh Klan Bintang Utara!”“Maksud pangcu,
“Sebentar lagi kita sampai di rumahnya paman Fang!”“Benarkah lelaki itu masih keluarganya kaisar Beng?”Li Mei seakan ragu bahwa kaisar Beng sudah mengusir saudaranya sendiri, dan dibiarkan jadi gelandangan lalu menjadi bandit dan bajak di aliran sungai Yang Tze.“Usia kaisar sudah semakin tua, konon dia sudah tidak bergairah lagi mengurusi kerajaan, dan hanya bersenang-senang dengan istri mudanya. Urusan pemerintahan diatur oleh Kasim Istana. Dari kabar yang kudengar, kasim tersebut sangat licik dan menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan dari kaisar!”“Ternyata watak para pejabat seperti itu ya, hobi main perempuan, bersenang-senang dan tidak memperdulikan urusan rakyat!”“Tidak semua, puteranya kaisar yang bernama Pangeran Yang Han sangat bijaksana. Dia mengerti akan penderitaan rakyat, namun sayang dia tersandera dan tidak memiliki kekuasaan sedikitpun. Makanya Pangeran Yang Han berkelana ke negeri yang jauh dan akhirnya terdampar di wilayah Timur, kemudian bertemu dengan Pam
Pangeran Yang Han mengajak tamu istimewanya itu duduk di ruang tengah, sedangkan Fang Hua masuk ke dapur, tidak lama kemudian ia kembali dengan membawa nampan berisi air dan makanan.“Ke mana Paman Fang Tung dan para pengawal?”Long Wan mengamati rumah besar itu yang terlihat sangat sepi. Pangeran Yang Han mengeluarkan pil berwarna putih yang tadi diberikan oleh Long Wan, kemudian segera mencampurkannya ke dalam air lalu menegaknya.Bersangsur-angsur wajah Pangeran Yang Han kembali cerah, karena peredaran darahnya kembali normal seperti sediakala.“Telat sehari saja, kemungkinan tenaga dalamku akan lenyap untuk selama-lamanya!” ucap pangeran sambil mengusap ujung bibirnya yang basah menggunakan telapak tangannya. Long Wan hanya menganggukan kepala dan menunggu jawaban dari pertanyaannya tadi.“Oh ya, ayah mertua dan semua anggota gagak merah pergi ke perbatasan untuk menyelamatkan kakak ipar yang diburu oleh komplotan bandit dari daerah sebrang yang ingin menguasai aliran sungai yang
Dengan perlahan Li Mei membuka kedua matanya. Urat lehernya yang tadi terlihat kehijauan karena terkena racun perlahan-lahan mulai memudar, dan bau amis di wajahnya menghilang.“Mei!”Long Wan menggenggam tangan gadis itu, dia sangat bersyukur walaupun racunnya masih ada namun ada sedikit perubahan di wajah Li Mei.“Bagaiamana rasanya, Mei?”“Rasa gatal dan panasnya berangsur-angsur memudar” jawab Li Mei sambil meraba-raba benjolan hijau di kedua pipinya.“Maaf ka, saya hanya bisa membantu meringankan racunnya saja”Fang Hua menghela napas panjang, dia merasa kasihan kepada Li Mei.“Tidak apa-apa adik manis, yang terpenting rasa gatal dan panas yang sejak tadi menyiksa kini berangsur-angsur menghilang”“Apa rencana kalian berdua sekarang?”Pangeran Yang Han menuangkan air the ke dalam cawan kecil lalu menyodorkannya kepada Long Wan.“Kami bermaksud kembali ke wilayah Selatan untuk mencari Dewa Obat”“Sudah lama saya tidak menginjakan kedua kaki ke wilayah sana”Ada perasaan getir dan
Matahari mulai condong ke ufuk Barat, bertepatan dengan itu Long Wan dan Li Mei sudah sampai di perairan sungai Yang Tze yang luas dan deras. Inilah sungai yang menjadi legenda di tanah Tiongkok, menyimpan berbagai rahasia, dan menjadi legenda rakyat yang terus diceritakan secara turun temurun. Konon aliran sungai ini, hulunya di bawah istana Kaisar Langit yang dijaga oleh para dewa dan bidadari.“Trang, trang!”Sayup-sayup Li Mei dan Long Wan mendengar pertarungan. Dari suara senjata tajam yang beradu, tampaknya pertempuran tersebut cukup sengit. Tidak lama kemudian, terdengar jerit kesakitan yang sangat memilukan.“Banyak korban yang berjatuhan, entah dari fihak Paman Fang Tung, atau musuhnya!”Long Wan berkata lirih kemudian melirik ke arah Li Mei.“Mei, kesehatanmu belum pulih. Istirahat saja di sini, saya harus memeriksa ke adaan di sana!”“TIdak Long Wan, aku ingin ikut dan melihatmu bertarung”Li Mei menggelengkan kepalanya. bukan tidak percaya terhadap kemampuan kekasihnya, ak
“Siapa kamu? Jika ingin hidup jangan ikut campur!” “Saya hanyalah seorang pengembara!” jawab Long Wan singkat “Lalu mengapa menghalangi kami yang ingin membunuh dia!” Lelaki bertubuh tegap itu menunjuk Fang Tung yang berdiri di belakang Long Wan, kalau saja tadi pemuda itu tidak datang tentu orang tua itu sudah mati oleh pedangnya. “Paman Fang Tung sangat baik dan pernah menolongku, maka sudah sepantasnya saat dia kesulitan aku membantunya!” “Kurang ajar, jika begitu kamu juga harus mati!” Lima orang lelaki yang tadi mengepung Fang Tung segera bersiap-siap akan menyerang Long Wan. “Paman mundurlah, biarkan aku yang menghadapi mereka!” Fang Tung menganggukan kepalanya, dia tahu betul bahwa Long Wan sangat sakti. Fang Tung segera mundur dan membantu anak buahnya yang sedang kewalahan menghadapi komplotan Bandit Hitam yang mengepungnya. Pedang di tangan tangan lima orang lelaki bertubuh tegap itu tampak berkilauan tertimpa cahaya matahari. Sejurus kemudian, mereka menyerang Long
“Kamu pasti menyesal karena berani menentang si Jago Tanpa Tanding!”Lelaki bertubuh tegap itu menggerlingkan matanya ke arah Long Wan, dari sorot matanya sangat jelas terlihat bahwa ia sangat membencinya.“Itu tidak masalah, apapun yang terjadi aku akan menghadapinya!” jawab Long Wan, ia tetap tenang dan percaya diri terhadap kemampuannya.“Tapi satu hal yang ingin aku ketahui, mengapa kamu hendak menculik Fang Gong dan menyerang kelompok Gagak Merah?”Mendapat pertanyaan yang tidak terduga itu, lima orang yang menjadi pimpinan Bandit Hitam yang ditugaskan menyeret Fang Gong saling pandang. Untuk beberapa lama, mereka tidak mau menjawab dan hanya menatap Long Wan dengan penuh amarah dan kebencian.“Katanya pimpinanmu sangat sakti, masa memberitahukan hal sepele saja tidak berani. Itu tandanya kalian tidak mempercayai kehebatan si Jago Tanpa Tanding itu, atau jangan-jangan julukan yang konon setinggi langit itu hanya omong kosong belaka!”Li Mei mendekati Long Wan, dia snagat pandai m
“Wut, wut!”Pedang Selaksa Racun di tangan Lin Lin berputar dengan sangat cepat serta menimbulkan gelombang angin yang sangat dahsyat. Pamor hitam tampak berkilauan manakala tersorot cahaya matahari, dan menimbulkan kesan angker dan mengerikan.Jangankan terkena sabetan pedang tersebut, sekedar baru melihatnya saja akan membuat bulukuduk berdiri. Inilah keunikan pedang Selaksa Racun yang ia rebut dari tangan Mo Ong saat mereka berdua bertarung di puncak Gunung Kun Lun.Entah sudah berapa puluh nyawa yang binasa akibat keganasan pedang ini, bahkan guru pertama Lin Lin sendiri, yaitu Pendeta To tewas akibat pedang tersebut.“Blar!”Sebatang pohon sebesar pinggang laki-laki dewasa tumbang terkena sabetan pedang di tangan Lin Lin, terdengar suara gemuruh saat ranting pohon tersebut patah dan berhamburan ke atas tanah.“Ternyata pedang ini sangat cocok dimainkan dengan jurus Tangan Beracun milikku!”Dengan perasaan bangga serta kagum, Lin Lin menatap pedang tersebut lalu menyarungkan di pun