Matahari mulai condong ke ufuk Barat, bertepatan dengan itu Long Wan dan Li Mei sudah sampai di perairan sungai Yang Tze yang luas dan deras. Inilah sungai yang menjadi legenda di tanah Tiongkok, menyimpan berbagai rahasia, dan menjadi legenda rakyat yang terus diceritakan secara turun temurun. Konon aliran sungai ini, hulunya di bawah istana Kaisar Langit yang dijaga oleh para dewa dan bidadari.“Trang, trang!”Sayup-sayup Li Mei dan Long Wan mendengar pertarungan. Dari suara senjata tajam yang beradu, tampaknya pertempuran tersebut cukup sengit. Tidak lama kemudian, terdengar jerit kesakitan yang sangat memilukan.“Banyak korban yang berjatuhan, entah dari fihak Paman Fang Tung, atau musuhnya!”Long Wan berkata lirih kemudian melirik ke arah Li Mei.“Mei, kesehatanmu belum pulih. Istirahat saja di sini, saya harus memeriksa ke adaan di sana!”“TIdak Long Wan, aku ingin ikut dan melihatmu bertarung”Li Mei menggelengkan kepalanya. bukan tidak percaya terhadap kemampuan kekasihnya, ak
“Siapa kamu? Jika ingin hidup jangan ikut campur!” “Saya hanyalah seorang pengembara!” jawab Long Wan singkat “Lalu mengapa menghalangi kami yang ingin membunuh dia!” Lelaki bertubuh tegap itu menunjuk Fang Tung yang berdiri di belakang Long Wan, kalau saja tadi pemuda itu tidak datang tentu orang tua itu sudah mati oleh pedangnya. “Paman Fang Tung sangat baik dan pernah menolongku, maka sudah sepantasnya saat dia kesulitan aku membantunya!” “Kurang ajar, jika begitu kamu juga harus mati!” Lima orang lelaki yang tadi mengepung Fang Tung segera bersiap-siap akan menyerang Long Wan. “Paman mundurlah, biarkan aku yang menghadapi mereka!” Fang Tung menganggukan kepalanya, dia tahu betul bahwa Long Wan sangat sakti. Fang Tung segera mundur dan membantu anak buahnya yang sedang kewalahan menghadapi komplotan Bandit Hitam yang mengepungnya. Pedang di tangan tangan lima orang lelaki bertubuh tegap itu tampak berkilauan tertimpa cahaya matahari. Sejurus kemudian, mereka menyerang Long
“Kamu pasti menyesal karena berani menentang si Jago Tanpa Tanding!”Lelaki bertubuh tegap itu menggerlingkan matanya ke arah Long Wan, dari sorot matanya sangat jelas terlihat bahwa ia sangat membencinya.“Itu tidak masalah, apapun yang terjadi aku akan menghadapinya!” jawab Long Wan, ia tetap tenang dan percaya diri terhadap kemampuannya.“Tapi satu hal yang ingin aku ketahui, mengapa kamu hendak menculik Fang Gong dan menyerang kelompok Gagak Merah?”Mendapat pertanyaan yang tidak terduga itu, lima orang yang menjadi pimpinan Bandit Hitam yang ditugaskan menyeret Fang Gong saling pandang. Untuk beberapa lama, mereka tidak mau menjawab dan hanya menatap Long Wan dengan penuh amarah dan kebencian.“Katanya pimpinanmu sangat sakti, masa memberitahukan hal sepele saja tidak berani. Itu tandanya kalian tidak mempercayai kehebatan si Jago Tanpa Tanding itu, atau jangan-jangan julukan yang konon setinggi langit itu hanya omong kosong belaka!”Li Mei mendekati Long Wan, dia snagat pandai m
“Wut, wut!”Pedang Selaksa Racun di tangan Lin Lin berputar dengan sangat cepat serta menimbulkan gelombang angin yang sangat dahsyat. Pamor hitam tampak berkilauan manakala tersorot cahaya matahari, dan menimbulkan kesan angker dan mengerikan.Jangankan terkena sabetan pedang tersebut, sekedar baru melihatnya saja akan membuat bulukuduk berdiri. Inilah keunikan pedang Selaksa Racun yang ia rebut dari tangan Mo Ong saat mereka berdua bertarung di puncak Gunung Kun Lun.Entah sudah berapa puluh nyawa yang binasa akibat keganasan pedang ini, bahkan guru pertama Lin Lin sendiri, yaitu Pendeta To tewas akibat pedang tersebut.“Blar!”Sebatang pohon sebesar pinggang laki-laki dewasa tumbang terkena sabetan pedang di tangan Lin Lin, terdengar suara gemuruh saat ranting pohon tersebut patah dan berhamburan ke atas tanah.“Ternyata pedang ini sangat cocok dimainkan dengan jurus Tangan Beracun milikku!”Dengan perasaan bangga serta kagum, Lin Lin menatap pedang tersebut lalu menyarungkan di pun
“Siapa kamu? jangan bermain-main denganku!”Lin Lin segera mengusap matanya yang basah, lalu berdiri dan mengedarkan pandangan ke seluruh tempat itu, akan tetapi ia tidak melihat orang lain selain dirinya. Tapi Lin Lin sangat yakin, tadi ia tidak salah dengar dan ada laki-laki yang menegurnya.“Tunjukan wujudmu, mau manusia atau iblis sekalipun aku tidak takut!” bentak Lin Lin.“Ha, ha kamu sangat emosional, berbeda jauh dengan suhengmu sendiri!”“Kurang ajar!” bentak Lin Lin, ia mengeluarkan pukulan jarak jauh pada pohon di sebelah sana, dia sangat yakin suara barusan berasal dari sana.“Wut, blar!”Terdengar suara ledakan, tidak lama kemudian pohon itu tumbang terkena pukulan jarak jauh Lin Lin. Dugaan gadis itu terbukti, ada bayangan hitam berkelebat dari arah pohon yang sudah tumbang tadi kemudian berdiri tegap di hadapan Lin Lin.“Suhu!”Lin Lin terkesima melihat sosok laki-laki yang sedang berdiri di hadapannya. Dari penampilan dan postur tubuhnya sangat mirip dengan pendeta To.
“Paman!”Lin Lin mengusap air matanya, kemudian ia mendongakan wajahnya dan menatap wajah Tabib Lo yang sedang termenung menatap bintang di atas langit sana.“Sudah puas menumpakan semua air mata yang selama tertahan oleh dinding amarah dan kebencian?”Lin Lin menghela napas panjang, kemudian menganggukan kepalanya perlahan.“Tapi saya masih bingung, dan takut menghadapi kenyataan hidup ini. Ketika batin saya sangat tersiksa, bayangan suhu berkelebat seakan-akan menegur kealpaanku!”Mendengar pengakuan Lin Lin, Tabib Lo tersenyum kemudian ia duduk di hadapan gadis itu. untuk beberapa saat lamanya ia terus mengamati wajah Lin Lin, seakan-akan sedang menyelami keadaan batin gadis itu.“Masih menyisakan dendam!”Lirih Tabib Lo, dia seperti melihat kabut hitam yang menyelimuti batin Lin Lin.“Saya mengakuinya, hati ini masih menyimpan dendam kepada orang-orang yang sudah menyakitiku!”“Nona kecil, tidak baik menyimpan dendam, tubuhmu akan hancur dan binasa seperti kayu bakar yang dimasuka
“Kamu tidak usah khawatir, suhengmu itu bukan tipe lelaki yang pendendam!” ucap Tabib Lo.“Tapi saya sudah memfitnahnya, menuduhnya secara keji, dan bahkan melukai Li Mei!”Lin Lin mengakui semua perbuatan jahat yang pernah dilakukannya, bahkan ia juga menceritakan cara menyempurnakan ilmu cakar beracun yang dilatih dengan mengorbankan banyak darah dan nyawa para pemuda tampan.Tabib Lo menarik napas panjang, berkali-kali ia mengusap dadanya yang terasa sesak karena berduka mendengar semua kisah Lin Lin. Padahal dahulu ketika masih kecil, gadis itu sangat periang dan digadang-gadang akan menjadi pendekar wanita yang hebat, selain memiliki kecerdasan, Lin Lin juga sangat tangguh bahkan lebih berbakat dibandingkan suhengnya sendiri.Namun sayang, takdir berkata lain. Lin Lin yang sejak kecil mendapatkan gemblengan ilmu silat dari seorang pendekar hebat, yaitu Pendeta To, malah berubah menjadi sesosok iblis wanita yang sangat menakutkan!.Tanpa Lin Lin ketahui, sebenarnya Tabib Lo sengaj
“Jujur, ilmu Cakar Beracun milikmu belum ada penawarnya!”Mendengar pengakuan Tabib Lo, Lin Lin menghela napas panjang kemudian melemaskan seluruh otot dan persendiannya. Perlahan-lahan warna hijau di kedua tangannya mulai memudar.“Dahulu Mo Li terburu-buru mempelajari jurus tersebut. Saking dendamnya kepada Yin Long, dia hanya membaca petunjuk tentang ilmu beracun tanpa sedikitpun mau mempelajari cara mengobatinya. Itulah petaka yang menggemparkan seluruh dunia persilatan, kuhusnya di wilayah Selatan dan Utara!”“Pantas saja, kitab yang diserahkan oleh beliau sobek bagian tengahnya, rupanya itu petunjuk penawar dari cakar beracun”Lin Lin termenung untuk beberapa saat lamanya, seperti halnya Mo Li, dahulu dia tidak memperdulikan kepada orang lain. Pokoknya siapapun yang menghalangi tekadnya harus mati di tangannya. Namun sekarang kedua mata gadis itu mulai terbuka, ternyata mempelajari ilmu beracun tanpa tahu penawarnya sangat berbahaya, tidak hanya bagi orang lain bahkan bagi dirin