“Siapa kamu? jangan bermain-main denganku!”Lin Lin segera mengusap matanya yang basah, lalu berdiri dan mengedarkan pandangan ke seluruh tempat itu, akan tetapi ia tidak melihat orang lain selain dirinya. Tapi Lin Lin sangat yakin, tadi ia tidak salah dengar dan ada laki-laki yang menegurnya.“Tunjukan wujudmu, mau manusia atau iblis sekalipun aku tidak takut!” bentak Lin Lin.“Ha, ha kamu sangat emosional, berbeda jauh dengan suhengmu sendiri!”“Kurang ajar!” bentak Lin Lin, ia mengeluarkan pukulan jarak jauh pada pohon di sebelah sana, dia sangat yakin suara barusan berasal dari sana.“Wut, blar!”Terdengar suara ledakan, tidak lama kemudian pohon itu tumbang terkena pukulan jarak jauh Lin Lin. Dugaan gadis itu terbukti, ada bayangan hitam berkelebat dari arah pohon yang sudah tumbang tadi kemudian berdiri tegap di hadapan Lin Lin.“Suhu!”Lin Lin terkesima melihat sosok laki-laki yang sedang berdiri di hadapannya. Dari penampilan dan postur tubuhnya sangat mirip dengan pendeta To.
“Paman!”Lin Lin mengusap air matanya, kemudian ia mendongakan wajahnya dan menatap wajah Tabib Lo yang sedang termenung menatap bintang di atas langit sana.“Sudah puas menumpakan semua air mata yang selama tertahan oleh dinding amarah dan kebencian?”Lin Lin menghela napas panjang, kemudian menganggukan kepalanya perlahan.“Tapi saya masih bingung, dan takut menghadapi kenyataan hidup ini. Ketika batin saya sangat tersiksa, bayangan suhu berkelebat seakan-akan menegur kealpaanku!”Mendengar pengakuan Lin Lin, Tabib Lo tersenyum kemudian ia duduk di hadapan gadis itu. untuk beberapa saat lamanya ia terus mengamati wajah Lin Lin, seakan-akan sedang menyelami keadaan batin gadis itu.“Masih menyisakan dendam!”Lirih Tabib Lo, dia seperti melihat kabut hitam yang menyelimuti batin Lin Lin.“Saya mengakuinya, hati ini masih menyimpan dendam kepada orang-orang yang sudah menyakitiku!”“Nona kecil, tidak baik menyimpan dendam, tubuhmu akan hancur dan binasa seperti kayu bakar yang dimasuka
“Kamu tidak usah khawatir, suhengmu itu bukan tipe lelaki yang pendendam!” ucap Tabib Lo.“Tapi saya sudah memfitnahnya, menuduhnya secara keji, dan bahkan melukai Li Mei!”Lin Lin mengakui semua perbuatan jahat yang pernah dilakukannya, bahkan ia juga menceritakan cara menyempurnakan ilmu cakar beracun yang dilatih dengan mengorbankan banyak darah dan nyawa para pemuda tampan.Tabib Lo menarik napas panjang, berkali-kali ia mengusap dadanya yang terasa sesak karena berduka mendengar semua kisah Lin Lin. Padahal dahulu ketika masih kecil, gadis itu sangat periang dan digadang-gadang akan menjadi pendekar wanita yang hebat, selain memiliki kecerdasan, Lin Lin juga sangat tangguh bahkan lebih berbakat dibandingkan suhengnya sendiri.Namun sayang, takdir berkata lain. Lin Lin yang sejak kecil mendapatkan gemblengan ilmu silat dari seorang pendekar hebat, yaitu Pendeta To, malah berubah menjadi sesosok iblis wanita yang sangat menakutkan!.Tanpa Lin Lin ketahui, sebenarnya Tabib Lo sengaj
“Jujur, ilmu Cakar Beracun milikmu belum ada penawarnya!”Mendengar pengakuan Tabib Lo, Lin Lin menghela napas panjang kemudian melemaskan seluruh otot dan persendiannya. Perlahan-lahan warna hijau di kedua tangannya mulai memudar.“Dahulu Mo Li terburu-buru mempelajari jurus tersebut. Saking dendamnya kepada Yin Long, dia hanya membaca petunjuk tentang ilmu beracun tanpa sedikitpun mau mempelajari cara mengobatinya. Itulah petaka yang menggemparkan seluruh dunia persilatan, kuhusnya di wilayah Selatan dan Utara!”“Pantas saja, kitab yang diserahkan oleh beliau sobek bagian tengahnya, rupanya itu petunjuk penawar dari cakar beracun”Lin Lin termenung untuk beberapa saat lamanya, seperti halnya Mo Li, dahulu dia tidak memperdulikan kepada orang lain. Pokoknya siapapun yang menghalangi tekadnya harus mati di tangannya. Namun sekarang kedua mata gadis itu mulai terbuka, ternyata mempelajari ilmu beracun tanpa tahu penawarnya sangat berbahaya, tidak hanya bagi orang lain bahkan bagi dirin
Dia lari ke sana, cepat tangkap Long Wan!”Long Wan segera melompat ke arah semak-semak, dengan gerakan cepat tangannya memetik ranting kemudian melontarkannya pada kelinci jantan itu.“Wut, crep!”Kelinci malang itu terkapar, lehernya mengeluarkan darah yang sangat banyak akibat terkena lontaran ranting tadi.Long Wan menghela napas panjang, sebenarnya dia bukan pemuda yang kejam akan tetapi saat itu tidak memiliki pilihan lain karena dia dan Li Mei sedang kelaparan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Timur ke wilayah Selatan.Mereka berdua terperangkap hutan yang sangat lebat, sudah tiga hari lamanya berputar-putar di tengah hutan tersebut namun belum menemukan jalan keluar.Long Wan segera mengambil kelinci tadi kemudian membersihkan isi perutnya, setelah itu diserahkan kepada Li Mei yang sejak tadi menunggunya sambil menyalakan api.“Kelinci ini akan dibakar, kebetulan masih ada garam dan sedikit rempah-rempah!” ucap Li Mei sambil mengembangkan senyumnya.Jika kedua p
“Tidak ada tanda-tanda bekas pertarungan, bahkan kelinci bakar buatan Li Mei juga masih ada di tempatnya!”Long Wan menatap kelinci bakar yang sudah gosong karena Li Mei pergi entah ke mana, tadi ia jelas mendnegar teriakan calon istrinya itu. Setelah mengenakan pakaiannya, Long Wan segera pergi mencari jejak Li MeiNamun walaupun sudah mencari ke seluruh isi hutan, ia tidak mendapatkan petunjuk ke mana gadis itu pergi. Sampai matahari hampir tergelincir di ufuk Barat, belum ada tanda-tanda kehadiran Li Mei ataupun orang lain di dalam hutan tersebut.“Li Mei!”Karena hampir putus asa, Long Wan berteriak sekuat tenaga. Suaranya menggema ke seluruh isi hutan, dan membuat tempat itu bergetar hebat karena teriakan Long Wan dilapisi tenaga dalam yang sangat tinggi. Beberapa ekor burung dan binatang lainnya berhamburan dari sarangnya karena terkejut mendengar teriakan Long Wan tadi yang mirip dengan auman harimau yang sedang marah.Karena kelelahan, Long Wan menjatuhkan dirinya di atas tana
“Dasar iblis!”Li Mei mendelikan matanya ke arah tumpukan tulang belulang di ujung lorong penjara bawah tanah. Dilihat dari kepalanya, tengkorak-tengkorak tadi kemungkinan berjumlah lima orang. Masih ada bekas rambut, serta sobekan kain.Dari corak warna serta bentuknya, bisa dipastikan semua tengkorak tadi adalah wanita, dan mereka semua dibiarkan mati seperti binatang tanpa dikebumikan secara layak. Betapa mengerikannya tempat ini dan masih tercium aroma bangkai yang menyesakan, hampir saja Li Mei muntah karena tidak sanggup menahan rasa mual.“Mereka semua perempuan!” keluh Li Mei, matanya sedikit berkaca-kaca karena sedih membayagkan bagaimana mereka semua mati secara mengenaskan. Dia bisa membayangkan apa yang sudah dilakukan oleh para penculiknya kepada semua wanita yang ditahan di tempat seperti ini.“Tolong!”Dari sebuah lorong yang gelap Li Mei mendengar rintihan, suaranya benar-benar memilukan dan menggema ke seluruh ruangan penjara. Bulu kuduk gadis itu sedikit meremang, su
“Kakak ini pasti seorang pendekar wanita?”“Entahlah, aku tidak pernah merasa menjadi seorang pendekar!”Li Mei masih merasa malu jika mengakui dirinya adalah pendekar, walaupun dia cucuk si Naga Sakti Gurun Pasir, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa dia adalah murid terkasih Mo Ong. Di wilayah selatan, julukan dia sebagai murid seorang datuk hitam sudah begitu melekat.“Tapi kakak sangat baik, karena sudah sudi menolongku, padahal kue tadi adalah bekal terakhir kakak. Setelah ini kita berdua pasti membusuk di tempat ini seperti kumpulan mayat yang sekarang tinggal tulang-belulangnya saja!”Gadis tadi melirik ke arah tumpukan tulang manusia di pojok penjara, dia kemudian menggelinjang karena ngeri.“Para penjahat itu sangat kejam, setelah mereka puas, maka semua tawanan dibiarkan mati begitu saja tanpa diberikan makan ataupun minum!”“Adik manis, sudah berapa lama kamu dikurung di tempat ini?”Sejenak wanita malang itu termenung, kedua matanya kembali basah karena teringat perlakuan keji
Daya tahan Long Wan memang luar biasa, walaupun dia terombang ambing di lautan lepas dan terkena tusukan pedang beracun para penghuni pulau hantu ia masih hidup, akan tetapi kondisinya sangat memprihatinkan.Tubuh Long Wan panas dingin terserang demam, berkali-kali ia merintih dan pingsan lagi akibat terlalu banyak mengeluarkan darah. Kalau tidak segera ditolong kemungkinan ia akan tewas. Saat itu suasana di Pulau Hantu mulai gelap karena matahari sudah terbenam di ufuk barat.“Li Mei, Lin Lin”Berkali-kali ia mengigau dan memanggil-manggil orang-orang terdekatnya.“Wur!”Gelombang ombak kembali mengamuk dan membasahi tubuhnya yang sedang terdampar di pesisir pulau. Tentu saja hal itu semakin menyiksa tubuhnya. Di saat yang kritis antara hidup dan mati, ada perahu kecil yang berlabuh di dekatnya. Tidak lama kemudian sesosok bayangan hitam segera menghampirinya.Bayangan hitam tadi rupanya seorang wanita, tubuhnya terlihat sangat ramping dan wajahnya ditutupi kain berwarna hijau. Untuk
“Byur!”Perahu yang ditumpangi Long Wan bergoyang dan hampir terbalik karena dihantam gulungan ombak yang sangat besar. Pemuda itu mengerahkan tenaganya untuk mengimbangi laju perahu yang sedang diombang-ambing air laut.“Gawat, kalau seperti ini terus aku bisa tenggelam!”Walaupun ia seorang pendekar hebat, namun ketika melihat gelombang air laut yang sangat dahsat bulu kuduknya merinding juga.Sudah setengah hari lamanya ia berlayar, dan daratan dibelakangnya tidak tampak lagi. Kini Long Wan terombang-ambing di tengah lautan lepas. Yang ada hanya kehampaan dan ketakutan yang sangat mencekam.Seumur hidup baru kali ini ia berlayar seorang diri cukup jauh ke tengah-tengah lautan. Sejak kecil Long Wan hidup di wilayah Selatan dan tidak mengenal laut, kemudian setelah Dewasa mengembara di dataran Gurun Gobi yang tandus dan gersang.Lautan menyimpan banyak misteri, dan entah mengapa semakin lama ia berlayar perasaannya diliputi oleh rasa takut yang sangat mencekam apalagi saat itu ia han
“Lepaskan!”Lelaki itu terus mengerahkan tenaganya, akan tetapi semakin ia bergerak, cengkraman tangan Long Wan semakin keras dan mengakibatkan pergelangan tangannya terasa sakit seperti dijepit besi baja panas.“Hei, apa yang kamu lakukan terhadap anak buahku, hah?”Si tengkulak menghampir Long Wan, namun ia mengurungkan niatnya saat melihat kedua mata pemuda itu mencorong tajam seperti seekor harimau.“Anak muda, tolong jangan membuat masalah, nanti urusannya semakin berabe”Nelayan tadi menepuk bahu Long Wan, ia tidak ingin pemuda yang telah menolongnya itu membuat keributan di pasar. Akan tetapi terlambat, sebab anak buah si tengkulak mengetahui keributan itu dan langsung berdatangan lalu mengerubuti Long Wan sambil mengacungkan golok besar yang biasa dipakai untuk memotong ikan.“Tangkap si pembuat onar ini!”“Sring!”Golok di tangan anak buah tengkulak terlihat berkilauan tersorot sinar matahari. Melihat itu, sontak saja semua orang yang sedang berjualan lari berhamburan meningg
“Ada apa dengan pulau-pulau di sana, paman?”“Di sana ada sesuatu yang sangat mengerikan”“Ada binatang buas?” Pancing Long Wan.“Bukan, seumur hidup menjadi nelayan sudah banyak menemukan binatang laut yang sangat ganas. Namun lagi-lagi tidak sebanding dengan sesuatu yang tersembunyi di pulau itu?”“Ada hantu?”“Kamu tahu?”Nelayan tadi melirik ke arah Long Wan, ia baru menyadari bahwa pemuda itu tidak kesulitan membawa bakul berisi ikan yang baru ia tangkap. Padahal barang tersebut sangat berat, dia saja yang sudah terbiasa bekerja keras sangat kesulitan namun pemuda di sampingnya walaupun badannya tidak kekar tapi sanggup memikulnya, bahkan tidak berkeringat sama sekali.Akhirnya si nelayan tadi sadar, bahwa Long Wan bukanlah pemuda sembarangan. Tentunya ia orang sakti yang sedang menyelidiki tempat ini. Ia teringat berbagai pengalamannya yang sering bertemu dengan orang-orang aneh dan sakti.Banyak jagoan ataupun pendekar yang sangat lihai, namun fisiknya terlihat biasa-biasa saja
“Paman, bolehkah saya menyewa perahu ini?”Nelayan yang sejak tadi sibuk mengeluarkan ikan dari jala sejenak menghentikan pekerjaannya, lalu menoleh ke arah Long Wan.“Tuan muda hendak ke mana?”“Saya ingin berpelesir ke sekitar lautan, kata orang-orang laut di sini sangat indah”“Berpelesir?”“Betul sekali, paman”“Lautan di sini ombaknya sangat ganas, saja tidak berani berlayar terlalu jauh, lagian di sini tidak ada pantai yang bisa dikunjungi, kecuali,”“Kecuali apa, paman?”“Sudahlah, saya tidak bisa menyewakan perahu ini”Nelayan tadi melanjutkan pekerjaannya, namun Long Wan dapat menangkap raut muka nelayan itu yang terlihat sedikit pucat, tampaknya ia sangat ketakutan.“Apakah di sekitar pantai ini ada pantai?”“Aku tidak tahu, lebih baik kamu pulang saja sebab semua orang di tempat ini tidak akan ada yang mau menyewakan perahunya kepadamu”“Kenapa begitu?” Long Wan sangat kecewa mendengar perkataan nelayan tadi.“Pulang saja, saya sedang sibuk!”“Saya sanggup membayar berapapu
“Walaupun si tua bangka itu susah diajak kerja sama, namun kesetiannya terhadap kebenaran tidak diragukan lagi!”“Sebentar, menurut rumor yang beredar, Dewa Obat tidak pernah mau turun tangan dan ikut campur dalam berbagai pertempuran. Bahkan dia tidak pernah pandang bulu menolong siapapun juga, baik dari kalangan pendekar atau datuk hitam, jika membutuhkan pertolongan ia pasti akan mengobatinya!”“Itu memang benar, jika Dewa Obat diajak bertempur menyerang kerajaan tentu saja dia tidak akan mau. Lagian akan berabe nantinya jika Dewa Obat justru menolong para penjahat yang sedang kita bantai!”“Lalu?”Semua orang memandang ke arah Shan Zeng, mereka sangat penasaran ingin mendengar kelanjutan ide salah satu pendekar dari Kuil Kun Lun itu.“Kita mengundangnya ke tempat ini bukan untuk menjadikannya sebagai senjata tempur, melainkan berjaga-jaga jika di antara kita terkena luka dalam. Kalian harus ingat, orang-orang yang akan kita hadapi sangat sakti!”“Hal penting lainnya, dengan mengun
“Jadi untuk sementara waktu Long Wan tidak akan kembali ke sini?”“Betul sekali pangeran, sebab beliau masih ada urusan di wilayah Barat!”“Urusan apa, itu?”Pangeran Yang Han merasa kecewa sebab adik angkatnya yang berjuluk Pendekar Gurun Gobi tidak mau segera turun tangan membantunya, padahal saat ini dia sedang keteteran menghadapi para penjahat yang sudah bersekutu dengan pejabat istana.Yang paling menyedihkan sekaligus menguras emosinya, saat ini kaisar sedang sakit parah dan ia dilarang untuk menemuinya. Kaisar yang sedang skearat itu telah dihasut oleh istri mudanya dan menganggap ia memimpin pemberontak dan beruapaya merebut tahta kaisar.Untuk beberapa saat lamanya Su Liang menghela napas panjang, ia memutar otaknya untuk memilih kata-kata yang pas untuk diucapkan. Ia tahu saat ini pangeran merasa kecewa kepada Long Wan, jika ia salah ucap tentu akan berakibat fatal.“Saat ini Long Wan sedang mencari penawar untuk mengobati tunangannya akibat terkena Racun Dewi Maut!”“Dewi
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan
“Aku tahu, di antara kalian tentunya ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan. Akan tetapi hal ini lumrah terjadi di antara sesama pendekar silat!” ucap Panglima Tung Hai.Semua orang yang hadir di ruangan tersebut saling lirik, mereka juga tahu di antara jagoan istana sering terjadi percekcokan, bahkan berakhir dengan pertarungan hidup dan mati seperti yang terjadi Dengan si Lengan Delapan dan suaminya Tin Hua beberapa tahun silam.“Kaisara memerintahkan agar kita mengesampingkan urusan pribadi, sebab ada hal penting yang harus diselesaikan, yaitu menumpas gerakan pemberontak dari wilayah Utara. Karena itulah Yang Mulia mengutus pendekar Hang untuk menyelesaikan benteng di perbatasan ini!”“Maaf panglima, bukannya urusan pemberontakan sudah berakhir tiga tahun silam saat markas Panji Merah dihancurkan oleh si Singa Gila?” Tanya salah seorang yang hadir, dia bernama Kao Shi salah seorang jagoan istana yang ditugaskan menjaga perbatasan Timur.“Itu memang benar, akan tetapi ham