“Paman, saya yakin anda bisa mengobati racun yang menggerogoti tubuh Li Mei!”Long Wan terus merengek seperti anak kecil, jika Tabib Lo tidak bisa mengobati kekasihnya maka pupus sudah semua harapannya. Dia mungkin akan mengamuk dan menuntut balas kepada Lin Lin, gara-gara sumoinya yang kalap dan dibutakan oleh dendam maka keadaan Li Mei jadi seperti ini.Melihat sorot mata Long Wan yang mencorong tajam seperti seekor naga, Tabib Lo hanya menghela napas panjang. Dia tahu apa yang ada dalam benak pemuda itu, mungkin ini sudah menjadi kehendak Tuhan semua murid Pendeta To harus saling bunuh!.“Paman!”“Baiklah aku akan berusaha sebaik mungkin, akan tetapi hasilnya hanya Tuhan yang menentukannya. Namun sebelum itu, aku ingin menceritakan sesuatu terhadapmu” Tabib Lo menatap tajam ke arah Long Wan.Mendengar ucapan Tabib Lo, Ling Ling mengajak Li Mei untuk menunggu di luar, sebagai wanita terpelajar ia tahu bahwa Tabib Lo hanya ingin berbicara empat mata dengan Long Wan.Setelah keduanya
“Bukankah Bunga Keabadian hanya ada dalam dongeng, paman?” Long Wan mengerutkan keningnya.“Bunga Keabadian ada di sisi lain belahan dunia ini, letaknya hanya diketahui oleh penguasa Pulau Hantu di Wilayah Barat”“Penguasa Pulau Hantu? Yang saya dengar dia adalah gurunya si Jago Tanpa Tanding”“Betul, Penguasa Pulau Hantu adalah laki-laki misterius namun sangat sakti. Konon usianya sudah ratusan tahun, akan tetapi tubuhnya terlihat seperti baru lima puluh tahunan saja. Menurut cerita guruku, Penguasa Pulau hantu dahulu pernah menjadi muridnya si Dewa Bumi yang menciptakan berbagai jurus sakti, termasuk jurus Naga Langit yang telah kamu kuasai!”Long Wan menyandarkan punggungnya pada tihang rumah, kisah yang baru saja diceritakan oleh Tabib Lo seperti dongeng saja.“Konon nama aselinya adalah Kao Tong, sedangkan anak sekaligus muridnya yang menjadi si Jago Tanpa Tanding bernama Tong Hua. Kao Tong pernah menemukan Bunga Keabadian dan memakannya, akan tetapi terlebih dahulu ia campur den
Long Wan segera menceritakan semua syarat yang diajukan oleh Tabib Lo kepada Li Mei dan Ling Ling, keduanya saling pandang sebab tugas yang akan diemban oleh Long Wan sangat berat. Dia pasti akan bertarung mati-matian saat bertemu dengan Lin Lin, dan akan mempertaruhkan nyawanya ketika mencari Bunga Keabadian di Pulau Hantu.“Long Wan, biarlah aku begini, aku tidak ingin kamu mempertaruhkan nyawamu demi menemukan Bunga Keabadian untuk mengobatiku!”“Tidak Mei, lelaki macam apa jika tidak berusaha mengobati orang yang paling dikasihinya!” Long Wan menggenggam tangan Li Mei erat-erat, seolah tidak ingin kehilangannya.Ling Ling yang sejak tadi hanya menyimak cerita Long wan menghela napas panjang, ia tahu adik angkatnya itu memiliki kekerasan hati, jika sudah berkehendak tidak bisa dibantah lagi.“Betul Mei, biarkan adikku yang bengal ini membuktikan cintanya kepadamu”“Tapi kak, aku merasa lebih dari cukup mengetahui ketulusan hati Long Wan. Dengan menerima keadaanku yang seperti ini s
Walaupun berat hati, akhirnya Long Wan pergi mengantarkan Ling Ling ke rumahnya, sedangkan Li Mei harus tinggal bersama Tabib Lo untuk beberapa waktu. Selain untuk diobati, gadis itu juga akan menerima gemblengan ilmu pengobatan dari Tabib Lo.Lelaki yang biasa dikenal dengan julukan Dewa Obat tampaknya ingin beristirahat dan ingin menghabiskan masa tuanya di desa tempat kelahirannya. Karena sejak muda sibuk keliling ke seluruh dunia, dia tidak sempat memiliki murid yang benar-benar menguasai ilmu pengobatan miliknya.Tabib Lo memilih Li Mei karena beberapa alasan, pertama gadis itu akan menjadi calon istrinya Long Wan dan yang lebih penting, Li Mei merupakan cucu satu-satunya Yin Long, atau si Naga Sakti Gurun Pasir. Yin Long sendiri merupakan kakak seperguruannya Tabib Lo. Alasan lain, Li Mei sudah banyak mengenal berbagai jenis racun sebab sejak kecil ia berada di bawah asuhan Iblis Selaksa Racun, dan tentunya hal itu akan mempercepat proses pembelajarannya. Sebenarnya dulu T
Rumah Ling Ling berada di tengah-tengah dusun, suaminya yang bernama A Hay seorang saudagar yang cukup sukses. Usahanya di bidang peternakan sangat maju karena dikelola dengan baik, banyak permintaan daging kambing di berbagai kota, termasuk pusat kota raja yang cukup jauh.Beberapa tahun silam rumah tangga mereka hampir kandas, karena Ling Ling diculik oleh komplotan penjahat dan dijadikan pelampiasan nafsu bejat mereka, sedangkan anaknya meninggal dunia. Saat Ling Ling putus asa dan hampir mengakhiri hidupnya, Long Wan datang menyelamatkannya.Long Wan juga berhasil menasehati A Hay, akhirnya rumah tangga mereka utuh kembali. Karena sudah berjasa, Long Wan diangkat saudara oleh Ling Ling dan A Hay. Keduanya kini merasakan kebahagiaan, dan puncaknya Ling Ling melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan, lalu dinamai Quilong. Hal ini mereka lakukan untuk mengenang jasa Long Wan yang sudah mengembalikan ketentraman rumah tangga mereka.Akan tetapi kebahagiaan rumah tangga mere
“Bukan hanya anak kita, namun hampir semua anak di dusun ini diculik. Tidak peduli laki-laki ataupun perempuan, semuanya dibawa oleh para penjahat itu!”Setelah meminum obat serta bubur hangat buatan Long Wan, akhirnya A Hay memiliki tenaga untuk berbicara. Hampir dua hari dua malam semenjak putranya dibawa oleh penjahat, dia tidak bisa memakan secuil nasipun. Selain tidak sanggup untuk memasak karena tubuhnya lemah akibat digerogoti cacar, batinnya juga goncang karena Qiulong menghilang.“Biadab, apa yang diinginkan oleh para penjahat itu?” Ling Ling mengepalkan tinjunya.,“Tolong jelaskan runtutan kejadiannya kak, mudah-mudahan saya bisa menemukan mereka!” pinta Long Wan.Sejenak A Hay menatap tajam ke arah adik angkatnya itu, kedua matanya terlihat berbinar karena ia mendapatkan secercah harapan untuk bisa menemukan putranya. A Hay tahu bahwa Long Wan seorang pendekar sakti, tentunya bisa menyelamatkan Qiulong beserta seluruh anak kecil di dusun ini.“Malam itu kejadiannya begitu c
Di tengah-tengah hutan pinus yang dingin dan penuh kabut, ada sebuah goa yang cukup luas. Di depan goa tadi, duduk seorang laki-laki tampan dan gagah, ia dikelilingi belasan anak buahnya yang mengenakan pakaian serba hitam.Laki-laki tadi bernama Su Liang, ia adalah pimpinan kelompok Teratai Merah yang baru-baru ini muncul di dunia persilatan, dan cukup disegani oleh semua tokoh karena mereka sangat lihai dan pandai berbagai jenis racun.Su Liang menatap tajam ke arah kobaran api yang dinyalakan di tengah-tengah lingkaran. Berkali-kali ia mengepalkan tinjunya, jika sudah begini tidak ada satupun anak buahnya yang berani berkomentar karena takut akan kekejaman pimpinan mereka.“Bagaimana keadaan tawanan?”“Mereka tidak mau makan tuan, setiap hari hanya menangis bahkan di antara mereka ada yang mulai demam!”“Dasar bocah tidak sabaran, saat waktunya tiba semuanya akan disembelih dihadapan orang tua mereka!”Mendengar ancamanannya, semua anggota Teratai Merah saling pandang. Mereka semua
“Tuan, tolong izinkan saya pulang!”“Maksudmu?” tanya Su Liang sambil menatap tajam kepada Qiulong.“Ayah saya sedang sakit parah, sudah dua hari ini tidak ada yang merawat serta memberinya makan. Jika tuan membolehkan saya pulang, tentu saya sangat berterimakasih atas segala kebaikan tuan!”“Ha, ha tidak semudah itu bocah. Anak buahku sudah bersusah payah membawa kalian ke tempat ini, dan sekarang merengek minta pulang!”“Percayalah tuan, setelah memberikan makan untuk ayah, saya pasti akan kembali ke tempat ini!”“Enak saja, masih bocah sudah pandai berbohong!”“Tuan tidak percaya ucapan seorang laki-laki?”Su Liang kembali ternganga, ia benar-benar takjub pada keberanian Qiulong. Bocah itu benar-benar langka, jalan fikirannya seperti orang dewasa saja. Jika tidak menyaksikan sendiri, dia tidak akan percaya ada anak berusia empat tahunan seperti Qiulong.Tiba-tiba Su Liang teringat akan ucapan gurunya, setiap seratus tahun sekali selalu terlahir bocah ajaib yang dinamakan Shintong.