“Saya bernama Bao Bao!”“Maaf, saya tidak mengenal anda dan tentunya tidak ada urusan dengan kalian semua”“Kami dari perkumpulan Teratai Putih, saya harap kesediaan tuan untuk ikut bersama kami sebab pangcu (ketua) ingin bertemu dengan tuan!”Nada suara Bao bao semakin meninggi, pertanda ucapannya tidak bisa dibantah lagi. Tentu saja Long Wan merasa heran, dia yang ingin segera beristirahat sangat terganggu oleh kehadiran anggota Teratai Putih.“Baiklah, tunjukan saja di mana markas kalian, esok pagi saya pasti ke sana. Untuk sekarang, harap kalian semua kembali sebab saya ingin beristirahat”“Tidak bisa!”“Kenapa tidak? apa urusan kalian memaksaku?”“Di wilayah selatan tuan mungkin terkenal dan berpengaruh, akan tetapi di daerah sini kamilah yang berkuasa!”Hampir saja Long Wan tertawa, dia sama sekali tidak merasa terkenal ataupun berpengaruh. Dengan siapapun ia tidak merasa peduli, jangankan dengan perkumpulan partai pesilatan, bahkan dengan kaisar sekalipun dia tidak peduli. Hal
“Terimakasih, penghormatan anda terlalu berlebihan, nona!”Long Wan mengatupkan kedua tangan untuk membalas penghormatan gadis berbaju putih tadi, namun tentu saja ia mengerahkan tenaga dalam untuk menahan serangan tidak kasat mata.“Desh!”Wanita berbaju putih tadi mundur dua langkah, sedangkan Long Wan sedikit terdorong namun masih dalam posisi yang tetap sama.“Luar biasa, ternyata benar bahwa Pendekar Gurun Gobi sangat sakti”“Sekali lagi, jangan berlebihan, nona!”“Bagus, bagus, baru bertemu kalian berdua sudah akrab!”Dari dalam goa muncul wanita lain, ia juga mengenakan pakaian serba putih. Usianya sekitar lima puluh tahunan, namun tubuhnya ramping dan kulit wajahnya masih terlihat kencang. Hanya saja rambutnya sudah banyak beruban.“Pendekar Gurun Gobi, saya sangat senang akhirnya anda mau singgah di markas kami!”“Nama saya Long Wan, nyonya”“Saya adalah Tin Chi, dan ini putri saya bernama Tin Hua. Kami berdua merupakan pimpinan kelompok Teratai Putih!”“Saya sangat berterima
“Pantas saja kamu sangat lihai, rupanya masih ada ikatan dengan Yin Long!”“Jika dibandingkan dengan beliau, tentu saya tidak ada apa-apanya, nyonya!”“Ah jangan merendah, kalian berdua sangat sakti. Bahkan menurut pengamatanku, kamu lebih unggul dalam hal tenaga dalam” ucap Tin Hua sambil menatap tajam ke arah Long Wan, kemudian wanita itu melirik putrinya yang sedang duduk termenung sambil memain-mainkan sumpit di tangannya.“Nyonya pernah menyaksikan paman Yin Long bertarung?”Long Wan merasa heran, sepengetahuannya Yin Long tidak pernah meninggalkan wilayah utara karena memiliki tugas menjaga rahasia istana giok naga peninggalan mendiang ayahnya.“Ah itu sudah lama sekali, tidak usah difikirkan. Oh ya, tadi kamu bilang tunanganmu adalah cucunya Yin Long?”Tin Hua sedikit terhenyak, buru-buru ia mengalihkan pembicaraan. Walau tampaknya tidak peduli, namun Long Wan menangkap perubahan Tin Hua. Hal itu membuatnya semakin curigia terhadap perkumpulan Teratai Putih.“Betul nyonya, tuna
“Tap!”Langkah kaki di atas genting semakin jelas terdengar, dari suaranya mereka lebih dari satu orang. Long Wan segera memedamkan lalu kamar kemudian berbaring dengan posisi terlentang, kedua matanya terpejam dan napasnya dibuat agak berat, seolah-olah sedang tidur pulas.“Krek!”Perlahan-lahan genting dibuka dibuka dari atas oleh seorang laki-laki bertopeng, kedua matanya yang bulat mengamati keadaan di dalam kamar. Setelah yakin bahwa pemuda yang sedang diintainya sedang terlelap, ia segera mengambil sesuatu dari saku bajunya dan segera melontarkannya ke arah Long Wan.“Sring!”Benda hitam yang tadi dilontarkan ternyata sebilah jarum perak, ukurannya cukup besar dibandingkan jarum jahit biasa. Senjata tersebut sering dijadikan senjata gelap disaat terdesak, maupun ketika menyerang lawan secara diam-diam.“Krek!”Jarum tersebut mengenai leher Long Wan, sontak saja pemuda itu menggelinjang. Tubuhnya bergetar hebat untuk beberapa saat, kemudian mulutnya seperti mengigau dan tidak lam
“Kalian semua, cari putriku sampai dapat!” titah Tin Hua kepada seluruh anggota Teratai Putih.“Jangan pernah kembali jika belum menemukan petunjuk tentang Tin Chi!”“Baik, pangchu!”Semua anggota Teratai Putih menganggukan kepalanya. Bao Bao segera mengajak anak buahnya untuk pergi, namun sebelum berangkat ia menatap tajam ke arah Long Wan. dari sorot matanya terpancar amarah dan kebencian yang mendalam.“Nyonya, jika diperkenankan izinkan saya untuk membantu mencari nona Tin Chi”“Tentu saja tuan pendekar, bantuan anda sangat berarti bagi saya”“Maafkan jika saya lancang, kita berdua sudah saling mengenal, karena itulah saya harap nyonya jangan memanggilku tuan pendekar!”“Baiklah Long Wan, pergilah bantu anak buahku untuk mencari jejak Tin Chi. Anak itu sudah mewarisi ilmu silat andalanku, yah walaupun gerakannya belum sempurna karena jarang bertarung namun saya rasa dia tidak mudah dikalahkan!”“Tapi yang merisaukan hatiku, dia cepat naik darah dan tergesa-gesa. Kamu juga pasti ta
Setelah lewat belasan mil, akhirnya Long Wan menemukan muara sungai. Begitu berhenti, tercium aroma ikan bakar dan langsung menggelitik perutnya yang sejak tadi terasa keroncongan.“Kami sangat yakin, malam tadi pemuda itu terkena jarum beracun!”“Benar sekali ketua, kami berdua tidak mungkin salah lihat!”Bao Bao yang sedang duduk di atas batu besar melintangkan kedua tangan di depan dadanya. Sikapnya benar-benar berwibawa, tubuh lelaki itu sangat kekar, kedua matanya tajam, dan kumisnya melintang menambah aura kegagahan.“Berarti dia dia sangat lihai, sesuai dengan rumor yang sering kita dengar!” ucap Bao Bao.“Tapi menurut pengamatan kami, orang yang dijuluki Pendekar Gurun Gobi biasa-biasa saja. Lihat saja sikapnya yang halus seperti seorang pelajar atau kutu buku!”“Benar, badannya aja kurus kerempeng tidak terlihat memiliki tenaga yang besar. Sekali sepak saja mungkin dia akan roboh bergulingan!”Anak buah Bao Bao tertawa lepas, mereka sedang membicarakan Long Wan. Tanpa disadar
“Lepaskan!”“Jangan begitu putriku, aku tahu kamu marah tapi percayalah apa yang ayah lakukan demi kebaikanmu!”“Kamu bilang demi kebaikanku, hah?”Tin Chi mendelikan matanya, kedua pipinya yang biasa terlihat putih bersih kini bersemu merah karena sedang diliputi oleh amarah yang menggebu-gebu.Kang Kui menarik napas panjang, tanpa banyak berkata-kata lagi ia menarik tali kekang kuda. Tin Chi tidak bisa berbuat apa-apa, sebab kedua tangannya dibelenggu dengan sangat kuat. Ia hanya bisa pasrah duduk di atas kuda yang sedang ditarik oleh ayahnya.“Apa yang kamu lakukan hanya demi kesenanganmu sendiri, kamu tidak pernah peduli terhadap ibu ataupun aku!”“Salah sendiri, ibumu keras kepala, kalau tidak mungkin sampai sekarang keluarga kita masih utuh!”“Oh ya, kamu bilang aku tidak peduli kepada kalian? Hm, kalau tanpa aku, sangat mustahil ibumu bisa menduduki kursi ketua Teratai Putih!” ucap Kang Kui sambil tersenyum sinis.“Kamu adalah putriku, sudah semestinya berbakti kepada ayah send
“Tuan, karena ini bukan urusan keluarga, terpaksa saya harus ikut campur!”“Ha ha, emang apa yang bias kamu lakukan, bocah?” tantang Kang Kui.“Tentu saja saya akan berusaha sekuat tenaga untuk dapat menyelamatkan nona itu!”“Perlu kamu ketahui, dia adalah putriku. Jadi semua hal yang terjadi atas dirinya adalah tanggung jawabku!”Kedua kalianya Su Liang terperanjat, dia semakin heran mendengar pengakuan Kang Kui. Namun hati kecilnya masih meragukan ucapan orang tua itu, sebab mana mungkin membawa putrinya Dengan cara diikat seperti sedang menawan seorang penjahat saja.“Nona, benarkah dia adalah ayahmu?”“Bukan, ayahku sudah mati belasan tahun silam. Dia hanyalah iblis yang merasuki jasad mendiang ayahku!”Su Liang mengerutkan keningnya, dia semakin tidak mengerti permasalahan yang terjadi antara Tin Chi Dengan Kang Kui.“Sudah, jangan banyak omong. Jika kamu berani menghalangi urusanku, berarti sudah siap untuk mati!” Kang Kui mendengus kesal, tadinya ia ingin istirahat sebentar kem
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan
“Aku tahu, di antara kalian tentunya ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan. Akan tetapi hal ini lumrah terjadi di antara sesama pendekar silat!” ucap Panglima Tung Hai.Semua orang yang hadir di ruangan tersebut saling lirik, mereka juga tahu di antara jagoan istana sering terjadi percekcokan, bahkan berakhir dengan pertarungan hidup dan mati seperti yang terjadi Dengan si Lengan Delapan dan suaminya Tin Hua beberapa tahun silam.“Kaisara memerintahkan agar kita mengesampingkan urusan pribadi, sebab ada hal penting yang harus diselesaikan, yaitu menumpas gerakan pemberontak dari wilayah Utara. Karena itulah Yang Mulia mengutus pendekar Hang untuk menyelesaikan benteng di perbatasan ini!”“Maaf panglima, bukannya urusan pemberontakan sudah berakhir tiga tahun silam saat markas Panji Merah dihancurkan oleh si Singa Gila?” Tanya salah seorang yang hadir, dia bernama Kao Shi salah seorang jagoan istana yang ditugaskan menjaga perbatasan Timur.“Itu memang benar, akan tetapi ham
“Ini rahasia, hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mengetahuinya!”“Kalau panglima merasa saya tidak berhak mengetahuinya, lalu untuk apa dibicarakan di sini?”“Bukan begitu, kamu termasuk orang-orang pilihan karena sudah terbukti setia terhadap kaisar semenjak beliau naik tahta sampai sekarang!”“Lalu?”“Besok lusa kita akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membicarakan masalah ini, dan saya harap anda sudi menjadi tuan rumah di acara pertemuan nanti!”“Siapa saja orang-orang yang sudah anda undang?”“Semua jagoan istana, panglima pilihan dan beberapa pendekar, termasuk si Lengan Delapan!”“Kelompok Teratai Putih?”“Tentu saja, karena kelompok Teratai Putih merupakan benteng utama pertahanan kekaisaran Barat. Kesetiaan mereka sudah terbukti, apalagi kelompok tersebut dibentuk oleh mendiang ayahanda kaisar!”Mendengar ucapan Panglima Tung Hai, Hang memalingkan mukanya, dari sorot matanya terpancar rasa tidak suka terhadap Kelompok Teratai Putih yang ia anggap sudah usang tid
“Cepat!”“Tuan, tolong izinkan kami istirahat dulu”“Tidak bisa, siapa yang terus merengek dan minta istirahat harus dihukum!”“Tapi, tuan!”“Plak, plak!”Sebuah cemeti mendarat di laki-laki tua itu, akibatnya dia berteriak kesakitan dan tubuh ringkihnya tersungkur di atas tanah. Ia menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, melihat hal itu orang yang menyiksanya semakin bersemangat mencabukinya.“Tua, ampun!”“Lihat laki-laki tua bangka ini!”“Siapapun yang meminta istirahat akan menanggung hukuman!”Semua orang yang menyaksikan kejadian mengerikan tadi hanya dapat mengelus dada kemudian melanjutkan pekerjaan mereka menumbuk bongkahan batu di bukit yang gersang itu. cahaya matahari yang panas membuat mereka semakin tersiksa, apalagi saat keringat membasahi luka akibat cambukan.Laki-laki yang disiksa tadi akhirnya berkelojotan karena tidak tahan terhadap penderitaan yang dialaminya. Sejak pagi tadi, dia hanya diberi makan sebiji ubi rebus dan seteguk air, tidak sebanding dengan peke
Long Wan tersenyum lalu menepuk-nepuk bahu Su Liang.“Besok pagi saya akan melanjutkan perjalanan, kamu beristirahatlah sebentar di markas Teratai Putih, saya yakin mereka akan menerimamu. Bukan begitu nona?”“Eh, anu, ya tentu saja!” Tin Chi tampak gelagapan, buru-buru ia membuang mukanya untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya, padahal saat itu menjelang tengah malam, walaupun ada api unggun suasana di tempat itu cukup gelap.“Jadi anda tidak kembali ke Selatan? Padahal Pangeran meminta anda kembali untuk menghadang pemberontakan yang dipimpin Rhu Zhi!”“Saya pasti kembali, namun harus menyelsaikan urusan pribadi dengan para penghuni Pulau Neraka!. Kamu tenang saja, kelompok Topeng tengkorak tidak akan gegabah bertindak sembarangan. Yang terpenting kamu harus mengamankan pangeran terlebih dahulu, saya akan memberitahu siapa saja orang-orang yang dapat dipercaya untuk melindungi pangeran”Long Wan menyebutkan beberapa nama untuk dipinta bantuan, termasuk pendeta Kun Lun, dan
“Saya dan Tang Zhi, atau yang dikenal dengan Rhu Zhi memang masih satu darah. Kami berdua cucu mendiang kaisar, namun dari istri yang berbeda!”“Long Wan, jadi kamu keturunan kerajaan Hua?”“Eh tidak sopan memanggil nama, seharusnya memanggil pangeran!” celoteh Tin Chi.“Ah kalian ini ada-ada saja, kekaisaran Hua sudah lama tumbang jadi tidak perlu ada embel-embel pangeran segala!” bantah Long Wan.“Tapi tetap saja kamu memiliki darah kaisar, pantas saja semenjak bertemu merasakan sesuatu yang berbeda, sedikit segan dan ada perasaan aneh” Tin Chi memang polos, dia tidak sungkan untuk mengutarakan isi hatinya.“Sudahlah itu tidak penting, yang jelas aku dan Tang Zhi sudah ditakdirkan saling bermusuhan, dan ada kemungkinan suatu hari nanti akan saling bunuh seperti yang dilakukan orang tua kamu dahulu!”“Ia, aku pernah mendnegar bahwa ayah kalian bermusuhan karena memperebutkan tahta kaisar. Namun sayang, hal tersebut dimanfaatkan fihak ke tiga dan akhirnya kekaisaran Hua tumbang. Yang
“Kalau anda tidak berkenan mengatakannya tidak apa-apa, barangkali hanya akan menjadi bebas saja!”“Tidak sama sekali, nyonya!”“Lalu?”“Saya memiliki dua urusan yang sangat penting dengan si Iblis Pencabut Nyawa”“Apakah berkaitan dengan pemilihan jago nomor satu, yang disebut si Jago Tanpa Tanding?”“Tidak sama sekali, sebenarnya saya tidak tertarik dengan pemilihan jagoan nomor satu. Dahulu saya bertarung di puncak gunung Kun Lun karena memang ada urusan dengan pimpinan Topeng Tengkorak. Dia sangat licik, semua permasalahan di wilayah Selatan atas ulahnya. Bahkan,”Untuk beberapa saat lamanya Long Wan termenung, kemudian ia menghela napas panjang karena teringat kejadian memilukan yang menimpa sumoinya.“Pantas saja Pangeran memintamu pulang ke Selatan, sebab kelompok Topeng Tengkorak kembali berulah, bahkan mereka semakin kuat karena berhasil para bandit untuk merebut kekaisaran Beng!” sela Su Liang.“Selicik itukah kelompok Topeng Tengkorak?” tanya Tin HuaGadis itu memang belum
“Ayahku bernama Kang Kui, dahulu dia seorang laki-laki yang baik dan bertanggung jawab!”Suara Tin Chi terdengar parau karena menahan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak, ayahnya sendiri memaksanya untuk jadi ‘tumbal’ demi mendapatkan ilmu kesaktian yang sangat tinggi.“Saat aku berusia sepuluh tahun, dia dikalahkan oleh seorang jago silat yang terkenal dengan julukan si Lengan Delapan!”Long Wan yang sejak tadi tampak acuh dan fokus memanggang ayam di atas bara api kini meruncingkan pendengarannya. Nama si Lengan Delapan disebut-sebut tentu membuatnya tertarik, sebab orang itu datang ke pemilihan si Jago Tanpa Tanding di puncak Gunung Kun Lun, juga pernah bentrok dengan Klan Bintang Utara saat hendak menzarah harta peninggalan mendiang ayahnya.Menurut ceita Namra, si Lengan Delapan sangat sakti dan mengakibatkan anggota Klan Bintang Utara tewas. Kendati demikian, si Lengan Delapan belum berhasil memasuki Istana Giok Naga karena dikelilingi oleh jebakan.“Mengapa ayahmu bisa ben
“Long Wan!”“Kamu tidak apa-apa, nona?”“Aku baik-baik saja, oh ya mengapa kamu ada di sini, di mana ibu?”Tin Chi celingukan mencari sosok ibunya, akan tetapi dia tidak melihat kehadiran Tin Hua.“Ibumu ada di markas, beliau mengutusku untuk mencarimu, namun aku keduluan sebab ada pemuda gagah yang terlebih dahulu menolongmu!”“Ah kamu, bisa saja!”Tin Chi menundukan wajahnya untuk menyembunyikan kedua pipinya yang merah merona, tidak lama kemudian ia menggerlingkan matanya ke arah Su Liang yang sedang bertarung menghadapi Bao Bao.Malam tadi ia termenung di pinggir hutan, batinnya sangat berduka saat begitu mengetahui kenyataan bahwa Long Wan sudah memiliki tunangan. Tin Chi seorang gadis yang polos, selama hidupnya dia tidak pernah jatuh cinta sebab kesehariannya bersama dengan ibunya di markas Teratai Putih.Tin Hua juga membatasi pergaulan putrinya, sebab ia traumata terhadap sikap suaminya yang berubah setelah berkenalan dengan para penghuni Pulau Neraka. Begitu Tin Chi melihat