“Kurang ajar, apa yang kamu lakukan terhadap ayah dan ibuku?”Lin Lin hendak melompat ke atas pohon, namun gerakannya terhenti sebab Lo Mo menyerangnya dengan sebuah tendangan memutar, gerakan iblis betina itu sangat cepat dan bertenaga.“Hup!”Lin Lin memutar tubuhnya ke samping, ia tidak ingin bertindak gegabah sebab tangannya masih lemas tidak bertenaga akibat terkena benturan jurus Mo Li. Sejurus kemudian, Lin Lin harus mati-matian melawan Mo Li dan Lo Mo.Posisi Lin Lin benar-benar tidak menguntungkan, menghadapi salah seorang di antara mereka saja ia kewalahan, apalagi harus melawan keduanya secara sekaligus, ditambah saat itu hatinya tidak tenang karena kedua orang tuanya sedang terikat di atas pohon.Tiga wanita luar biasa itu saling serang dengan jurus andalan masing-masing, gerakan mereka sangat cepat dan tidak bisa diikuti oleh pandangan mata biasa.“Des!”Lin Lin terlontar ke belakang terkena hantaman telapak tangan Lo Mo, beruntung gadis itu masih bisa mempertahankan kuda
“Saya tidak menyangka, bahwa wanita sederhana yang diejek oleh para pemuda bangsawan di rumah makan tadi, ternyata seorang jago silat kenamaan yang sudah lama mengasingkan diri dari dunia ramai!”Mendengar ucapan Long Wan, Lo Mo hanya tertawa kecil. Sifat Lo Mo memang periang, berbeda dengan kakaknya yaitu Mo Li yang selalu murung dan cepat naik darah. Akan tetapi keduanya sama-sama iblis wanita, dan tidak segan-segan membunuh orang lain hanya gara-gara hal sepele.“Anak muda, kamu juga bukan orang sembarangan karena tadi bisa menangkis serangan kakakku!”“Saya hanyalah lelaki biasa, yang berasal dari dataran Gurun Gobi!” Long Wan membungkukan badannya untuk memberikan penghormatan kepada Lo Mo.“Gurun Gobi?” Lo Mo dan Mo Li terperanjat, tidak lama kemudian keduanya saling pandang.“Apa hubunganmu dengan Yin Long?”“Seperti halnya sumoi, beliau adalah paman guru kami berdua!”“Oh rupanya kamu yang dijuluki Pendekar Gurun Gobi, dan ternyata kamu dan wanita itu saudara seperguruan!”“Be
“Dasar murid tidak tahu diri!”Mo Li berusaha bangkit sambil memegang perutnya yang terasa mual akibat terkena serangan Lin Lin, kalau jago biasa tentu ia tidak akan bisa bangun lagi.“Loh, tadi kamu mengatakan bahwa di antara kita tidak ada hubungan apa-apa lagi!” ejek Lin Lin sambil melintangakan tangan di depan dadanya.Wajah Mo Li bersemu merah, amarah iblis wanita itu tidak bisa dibendung lagi. Ia segera menyiapkan pukulan pamungkas dengan tujuan membunuh Lin Lin saat itu juga.Lin Lin segera memasang kuda-kuda terbaiknya, ia tahu bahwa mantan gurunya sedang menyiapkan serangan pamungkas yang tidak bisa dianggap enteng. Iblis wanita itu memiliki banyak ilmu silat aneh, dan tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan mengeluarkan pukulan jarak jauh yang belum pernah ia lihat sebelumnya.Long Wan dan Lo Mo yang sedang bertarung di tempat terpisah sama-sama mengeluarkan kemampuan mereka, saling serang dengan gerakan yang sangat cepat. Keduanya berkelebat ke segala arah, Lo Mo alias si K
Walaupun banyak pertanyaan dari kedua orang tuanya terkait kejadian malam ini, namun Lin Lin tidak segera menjawab, sebab suasana hatinya saat itu sangat kacau. Kedatangan gurunya yang hendak membunuh ayah dan ibunya saja membuat ia terkejut, apalagi secara tiba-tiba Long Wan menyelamatkannya.“Ayah, ibu lebih baik kita pulang terlebih dahulu, jangan sampai keberadaan kita di tempat ini diketahui oleh para penjaga. Kalau ketahuan, kita sendiri yang akan kerepotan menjawab pertanyaan dari mereka. saat ini, aku tidak ingin bertemu dengan siapapun juga!”Tuan Kwe dan istrinya saling pandang, mereka tahu tabiat putrinya yang memiliki kekerasan hati. Jika sudah berkehendak, maka keinginan Lin Lin tidak akan bisa dibantah lagi.“Baiklah, kami berdua ikut bagaimana baiknya saja. Apalagi ini urusan dunia persilatan, tentunya ayah dan ibu tidak tahu banyak”Ketiganya jalan beriringan, untuk menghindari pertanyaan para penduduk, Lin Lin sengaja memilih jalan memutar yang sepi. Saat itu sudah me
“Maaf paman, ke manakah arah menuju kota raja?” tanya Long Wan dengan sopan, namun petani yang ia sapa barusan malah lari terbirit-birit meninggalkan cangkulnya yang masih tertancap di atas ladang. Pemuda itu menghela napas panjang, ini kali ketiganya ia ditinggalkan begitu saja. Semua orang yang ia tanya terlihat sangat ketakutan begitu melihatnya.“Ada yang tidak beres!”Siang itu matahari sangat terik, peluh dan keringat bercucuran di sekujur tubuh pemuda itu. sejak pagi tadi ia terus berjalan menyusuri jalan setapak di pinggir hutan jati, dan sampai sekarang belum menemukan dusun yang ramai sekedar untuk mampir dan mencari warung makan.Menjelang sore, barulah ia menemukan sebuah perkampungan di sebuah lereng. Perkampungan tersebut cukup besar, diapit oleh bebukitan yang menjulang tinggi. Kabut yang tebal serta udara yang lembab membuat tempat itu sangat dingin.Karena perutnya semakin keroncongan, Long Wan langsung memasuki perkampungan tadi. Terakhir kali ia makan saat malam tad
“Saya bernama Bao Bao!”“Maaf, saya tidak mengenal anda dan tentunya tidak ada urusan dengan kalian semua”“Kami dari perkumpulan Teratai Putih, saya harap kesediaan tuan untuk ikut bersama kami sebab pangcu (ketua) ingin bertemu dengan tuan!”Nada suara Bao bao semakin meninggi, pertanda ucapannya tidak bisa dibantah lagi. Tentu saja Long Wan merasa heran, dia yang ingin segera beristirahat sangat terganggu oleh kehadiran anggota Teratai Putih.“Baiklah, tunjukan saja di mana markas kalian, esok pagi saya pasti ke sana. Untuk sekarang, harap kalian semua kembali sebab saya ingin beristirahat”“Tidak bisa!”“Kenapa tidak? apa urusan kalian memaksaku?”“Di wilayah selatan tuan mungkin terkenal dan berpengaruh, akan tetapi di daerah sini kamilah yang berkuasa!”Hampir saja Long Wan tertawa, dia sama sekali tidak merasa terkenal ataupun berpengaruh. Dengan siapapun ia tidak merasa peduli, jangankan dengan perkumpulan partai pesilatan, bahkan dengan kaisar sekalipun dia tidak peduli. Hal
“Terimakasih, penghormatan anda terlalu berlebihan, nona!”Long Wan mengatupkan kedua tangan untuk membalas penghormatan gadis berbaju putih tadi, namun tentu saja ia mengerahkan tenaga dalam untuk menahan serangan tidak kasat mata.“Desh!”Wanita berbaju putih tadi mundur dua langkah, sedangkan Long Wan sedikit terdorong namun masih dalam posisi yang tetap sama.“Luar biasa, ternyata benar bahwa Pendekar Gurun Gobi sangat sakti”“Sekali lagi, jangan berlebihan, nona!”“Bagus, bagus, baru bertemu kalian berdua sudah akrab!”Dari dalam goa muncul wanita lain, ia juga mengenakan pakaian serba putih. Usianya sekitar lima puluh tahunan, namun tubuhnya ramping dan kulit wajahnya masih terlihat kencang. Hanya saja rambutnya sudah banyak beruban.“Pendekar Gurun Gobi, saya sangat senang akhirnya anda mau singgah di markas kami!”“Nama saya Long Wan, nyonya”“Saya adalah Tin Chi, dan ini putri saya bernama Tin Hua. Kami berdua merupakan pimpinan kelompok Teratai Putih!”“Saya sangat berterima
“Pantas saja kamu sangat lihai, rupanya masih ada ikatan dengan Yin Long!”“Jika dibandingkan dengan beliau, tentu saya tidak ada apa-apanya, nyonya!”“Ah jangan merendah, kalian berdua sangat sakti. Bahkan menurut pengamatanku, kamu lebih unggul dalam hal tenaga dalam” ucap Tin Hua sambil menatap tajam ke arah Long Wan, kemudian wanita itu melirik putrinya yang sedang duduk termenung sambil memain-mainkan sumpit di tangannya.“Nyonya pernah menyaksikan paman Yin Long bertarung?”Long Wan merasa heran, sepengetahuannya Yin Long tidak pernah meninggalkan wilayah utara karena memiliki tugas menjaga rahasia istana giok naga peninggalan mendiang ayahnya.“Ah itu sudah lama sekali, tidak usah difikirkan. Oh ya, tadi kamu bilang tunanganmu adalah cucunya Yin Long?”Tin Hua sedikit terhenyak, buru-buru ia mengalihkan pembicaraan. Walau tampaknya tidak peduli, namun Long Wan menangkap perubahan Tin Hua. Hal itu membuatnya semakin curigia terhadap perkumpulan Teratai Putih.“Betul nyonya, tuna
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan
“Aku tahu, di antara kalian tentunya ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan. Akan tetapi hal ini lumrah terjadi di antara sesama pendekar silat!” ucap Panglima Tung Hai.Semua orang yang hadir di ruangan tersebut saling lirik, mereka juga tahu di antara jagoan istana sering terjadi percekcokan, bahkan berakhir dengan pertarungan hidup dan mati seperti yang terjadi Dengan si Lengan Delapan dan suaminya Tin Hua beberapa tahun silam.“Kaisara memerintahkan agar kita mengesampingkan urusan pribadi, sebab ada hal penting yang harus diselesaikan, yaitu menumpas gerakan pemberontak dari wilayah Utara. Karena itulah Yang Mulia mengutus pendekar Hang untuk menyelesaikan benteng di perbatasan ini!”“Maaf panglima, bukannya urusan pemberontakan sudah berakhir tiga tahun silam saat markas Panji Merah dihancurkan oleh si Singa Gila?” Tanya salah seorang yang hadir, dia bernama Kao Shi salah seorang jagoan istana yang ditugaskan menjaga perbatasan Timur.“Itu memang benar, akan tetapi ham
“Ini rahasia, hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mengetahuinya!”“Kalau panglima merasa saya tidak berhak mengetahuinya, lalu untuk apa dibicarakan di sini?”“Bukan begitu, kamu termasuk orang-orang pilihan karena sudah terbukti setia terhadap kaisar semenjak beliau naik tahta sampai sekarang!”“Lalu?”“Besok lusa kita akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membicarakan masalah ini, dan saya harap anda sudi menjadi tuan rumah di acara pertemuan nanti!”“Siapa saja orang-orang yang sudah anda undang?”“Semua jagoan istana, panglima pilihan dan beberapa pendekar, termasuk si Lengan Delapan!”“Kelompok Teratai Putih?”“Tentu saja, karena kelompok Teratai Putih merupakan benteng utama pertahanan kekaisaran Barat. Kesetiaan mereka sudah terbukti, apalagi kelompok tersebut dibentuk oleh mendiang ayahanda kaisar!”Mendengar ucapan Panglima Tung Hai, Hang memalingkan mukanya, dari sorot matanya terpancar rasa tidak suka terhadap Kelompok Teratai Putih yang ia anggap sudah usang tid
“Cepat!”“Tuan, tolong izinkan kami istirahat dulu”“Tidak bisa, siapa yang terus merengek dan minta istirahat harus dihukum!”“Tapi, tuan!”“Plak, plak!”Sebuah cemeti mendarat di laki-laki tua itu, akibatnya dia berteriak kesakitan dan tubuh ringkihnya tersungkur di atas tanah. Ia menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, melihat hal itu orang yang menyiksanya semakin bersemangat mencabukinya.“Tua, ampun!”“Lihat laki-laki tua bangka ini!”“Siapapun yang meminta istirahat akan menanggung hukuman!”Semua orang yang menyaksikan kejadian mengerikan tadi hanya dapat mengelus dada kemudian melanjutkan pekerjaan mereka menumbuk bongkahan batu di bukit yang gersang itu. cahaya matahari yang panas membuat mereka semakin tersiksa, apalagi saat keringat membasahi luka akibat cambukan.Laki-laki yang disiksa tadi akhirnya berkelojotan karena tidak tahan terhadap penderitaan yang dialaminya. Sejak pagi tadi, dia hanya diberi makan sebiji ubi rebus dan seteguk air, tidak sebanding dengan peke
Long Wan tersenyum lalu menepuk-nepuk bahu Su Liang.“Besok pagi saya akan melanjutkan perjalanan, kamu beristirahatlah sebentar di markas Teratai Putih, saya yakin mereka akan menerimamu. Bukan begitu nona?”“Eh, anu, ya tentu saja!” Tin Chi tampak gelagapan, buru-buru ia membuang mukanya untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya, padahal saat itu menjelang tengah malam, walaupun ada api unggun suasana di tempat itu cukup gelap.“Jadi anda tidak kembali ke Selatan? Padahal Pangeran meminta anda kembali untuk menghadang pemberontakan yang dipimpin Rhu Zhi!”“Saya pasti kembali, namun harus menyelsaikan urusan pribadi dengan para penghuni Pulau Neraka!. Kamu tenang saja, kelompok Topeng tengkorak tidak akan gegabah bertindak sembarangan. Yang terpenting kamu harus mengamankan pangeran terlebih dahulu, saya akan memberitahu siapa saja orang-orang yang dapat dipercaya untuk melindungi pangeran”Long Wan menyebutkan beberapa nama untuk dipinta bantuan, termasuk pendeta Kun Lun, dan
“Saya dan Tang Zhi, atau yang dikenal dengan Rhu Zhi memang masih satu darah. Kami berdua cucu mendiang kaisar, namun dari istri yang berbeda!”“Long Wan, jadi kamu keturunan kerajaan Hua?”“Eh tidak sopan memanggil nama, seharusnya memanggil pangeran!” celoteh Tin Chi.“Ah kalian ini ada-ada saja, kekaisaran Hua sudah lama tumbang jadi tidak perlu ada embel-embel pangeran segala!” bantah Long Wan.“Tapi tetap saja kamu memiliki darah kaisar, pantas saja semenjak bertemu merasakan sesuatu yang berbeda, sedikit segan dan ada perasaan aneh” Tin Chi memang polos, dia tidak sungkan untuk mengutarakan isi hatinya.“Sudahlah itu tidak penting, yang jelas aku dan Tang Zhi sudah ditakdirkan saling bermusuhan, dan ada kemungkinan suatu hari nanti akan saling bunuh seperti yang dilakukan orang tua kamu dahulu!”“Ia, aku pernah mendnegar bahwa ayah kalian bermusuhan karena memperebutkan tahta kaisar. Namun sayang, hal tersebut dimanfaatkan fihak ke tiga dan akhirnya kekaisaran Hua tumbang. Yang
“Kalau anda tidak berkenan mengatakannya tidak apa-apa, barangkali hanya akan menjadi bebas saja!”“Tidak sama sekali, nyonya!”“Lalu?”“Saya memiliki dua urusan yang sangat penting dengan si Iblis Pencabut Nyawa”“Apakah berkaitan dengan pemilihan jago nomor satu, yang disebut si Jago Tanpa Tanding?”“Tidak sama sekali, sebenarnya saya tidak tertarik dengan pemilihan jagoan nomor satu. Dahulu saya bertarung di puncak gunung Kun Lun karena memang ada urusan dengan pimpinan Topeng Tengkorak. Dia sangat licik, semua permasalahan di wilayah Selatan atas ulahnya. Bahkan,”Untuk beberapa saat lamanya Long Wan termenung, kemudian ia menghela napas panjang karena teringat kejadian memilukan yang menimpa sumoinya.“Pantas saja Pangeran memintamu pulang ke Selatan, sebab kelompok Topeng Tengkorak kembali berulah, bahkan mereka semakin kuat karena berhasil para bandit untuk merebut kekaisaran Beng!” sela Su Liang.“Selicik itukah kelompok Topeng Tengkorak?” tanya Tin HuaGadis itu memang belum
“Ayahku bernama Kang Kui, dahulu dia seorang laki-laki yang baik dan bertanggung jawab!”Suara Tin Chi terdengar parau karena menahan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak, ayahnya sendiri memaksanya untuk jadi ‘tumbal’ demi mendapatkan ilmu kesaktian yang sangat tinggi.“Saat aku berusia sepuluh tahun, dia dikalahkan oleh seorang jago silat yang terkenal dengan julukan si Lengan Delapan!”Long Wan yang sejak tadi tampak acuh dan fokus memanggang ayam di atas bara api kini meruncingkan pendengarannya. Nama si Lengan Delapan disebut-sebut tentu membuatnya tertarik, sebab orang itu datang ke pemilihan si Jago Tanpa Tanding di puncak Gunung Kun Lun, juga pernah bentrok dengan Klan Bintang Utara saat hendak menzarah harta peninggalan mendiang ayahnya.Menurut ceita Namra, si Lengan Delapan sangat sakti dan mengakibatkan anggota Klan Bintang Utara tewas. Kendati demikian, si Lengan Delapan belum berhasil memasuki Istana Giok Naga karena dikelilingi oleh jebakan.“Mengapa ayahmu bisa ben
“Long Wan!”“Kamu tidak apa-apa, nona?”“Aku baik-baik saja, oh ya mengapa kamu ada di sini, di mana ibu?”Tin Chi celingukan mencari sosok ibunya, akan tetapi dia tidak melihat kehadiran Tin Hua.“Ibumu ada di markas, beliau mengutusku untuk mencarimu, namun aku keduluan sebab ada pemuda gagah yang terlebih dahulu menolongmu!”“Ah kamu, bisa saja!”Tin Chi menundukan wajahnya untuk menyembunyikan kedua pipinya yang merah merona, tidak lama kemudian ia menggerlingkan matanya ke arah Su Liang yang sedang bertarung menghadapi Bao Bao.Malam tadi ia termenung di pinggir hutan, batinnya sangat berduka saat begitu mengetahui kenyataan bahwa Long Wan sudah memiliki tunangan. Tin Chi seorang gadis yang polos, selama hidupnya dia tidak pernah jatuh cinta sebab kesehariannya bersama dengan ibunya di markas Teratai Putih.Tin Hua juga membatasi pergaulan putrinya, sebab ia traumata terhadap sikap suaminya yang berubah setelah berkenalan dengan para penghuni Pulau Neraka. Begitu Tin Chi melihat