“Dasar murid tidak tahu diri!”Mo Li berusaha bangkit sambil memegang perutnya yang terasa mual akibat terkena serangan Lin Lin, kalau jago biasa tentu ia tidak akan bisa bangun lagi.“Loh, tadi kamu mengatakan bahwa di antara kita tidak ada hubungan apa-apa lagi!” ejek Lin Lin sambil melintangakan tangan di depan dadanya.Wajah Mo Li bersemu merah, amarah iblis wanita itu tidak bisa dibendung lagi. Ia segera menyiapkan pukulan pamungkas dengan tujuan membunuh Lin Lin saat itu juga.Lin Lin segera memasang kuda-kuda terbaiknya, ia tahu bahwa mantan gurunya sedang menyiapkan serangan pamungkas yang tidak bisa dianggap enteng. Iblis wanita itu memiliki banyak ilmu silat aneh, dan tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan mengeluarkan pukulan jarak jauh yang belum pernah ia lihat sebelumnya.Long Wan dan Lo Mo yang sedang bertarung di tempat terpisah sama-sama mengeluarkan kemampuan mereka, saling serang dengan gerakan yang sangat cepat. Keduanya berkelebat ke segala arah, Lo Mo alias si K
Walaupun banyak pertanyaan dari kedua orang tuanya terkait kejadian malam ini, namun Lin Lin tidak segera menjawab, sebab suasana hatinya saat itu sangat kacau. Kedatangan gurunya yang hendak membunuh ayah dan ibunya saja membuat ia terkejut, apalagi secara tiba-tiba Long Wan menyelamatkannya.“Ayah, ibu lebih baik kita pulang terlebih dahulu, jangan sampai keberadaan kita di tempat ini diketahui oleh para penjaga. Kalau ketahuan, kita sendiri yang akan kerepotan menjawab pertanyaan dari mereka. saat ini, aku tidak ingin bertemu dengan siapapun juga!”Tuan Kwe dan istrinya saling pandang, mereka tahu tabiat putrinya yang memiliki kekerasan hati. Jika sudah berkehendak, maka keinginan Lin Lin tidak akan bisa dibantah lagi.“Baiklah, kami berdua ikut bagaimana baiknya saja. Apalagi ini urusan dunia persilatan, tentunya ayah dan ibu tidak tahu banyak”Ketiganya jalan beriringan, untuk menghindari pertanyaan para penduduk, Lin Lin sengaja memilih jalan memutar yang sepi. Saat itu sudah me
“Maaf paman, ke manakah arah menuju kota raja?” tanya Long Wan dengan sopan, namun petani yang ia sapa barusan malah lari terbirit-birit meninggalkan cangkulnya yang masih tertancap di atas ladang. Pemuda itu menghela napas panjang, ini kali ketiganya ia ditinggalkan begitu saja. Semua orang yang ia tanya terlihat sangat ketakutan begitu melihatnya.“Ada yang tidak beres!”Siang itu matahari sangat terik, peluh dan keringat bercucuran di sekujur tubuh pemuda itu. sejak pagi tadi ia terus berjalan menyusuri jalan setapak di pinggir hutan jati, dan sampai sekarang belum menemukan dusun yang ramai sekedar untuk mampir dan mencari warung makan.Menjelang sore, barulah ia menemukan sebuah perkampungan di sebuah lereng. Perkampungan tersebut cukup besar, diapit oleh bebukitan yang menjulang tinggi. Kabut yang tebal serta udara yang lembab membuat tempat itu sangat dingin.Karena perutnya semakin keroncongan, Long Wan langsung memasuki perkampungan tadi. Terakhir kali ia makan saat malam tad
“Saya bernama Bao Bao!”“Maaf, saya tidak mengenal anda dan tentunya tidak ada urusan dengan kalian semua”“Kami dari perkumpulan Teratai Putih, saya harap kesediaan tuan untuk ikut bersama kami sebab pangcu (ketua) ingin bertemu dengan tuan!”Nada suara Bao bao semakin meninggi, pertanda ucapannya tidak bisa dibantah lagi. Tentu saja Long Wan merasa heran, dia yang ingin segera beristirahat sangat terganggu oleh kehadiran anggota Teratai Putih.“Baiklah, tunjukan saja di mana markas kalian, esok pagi saya pasti ke sana. Untuk sekarang, harap kalian semua kembali sebab saya ingin beristirahat”“Tidak bisa!”“Kenapa tidak? apa urusan kalian memaksaku?”“Di wilayah selatan tuan mungkin terkenal dan berpengaruh, akan tetapi di daerah sini kamilah yang berkuasa!”Hampir saja Long Wan tertawa, dia sama sekali tidak merasa terkenal ataupun berpengaruh. Dengan siapapun ia tidak merasa peduli, jangankan dengan perkumpulan partai pesilatan, bahkan dengan kaisar sekalipun dia tidak peduli. Hal
“Terimakasih, penghormatan anda terlalu berlebihan, nona!”Long Wan mengatupkan kedua tangan untuk membalas penghormatan gadis berbaju putih tadi, namun tentu saja ia mengerahkan tenaga dalam untuk menahan serangan tidak kasat mata.“Desh!”Wanita berbaju putih tadi mundur dua langkah, sedangkan Long Wan sedikit terdorong namun masih dalam posisi yang tetap sama.“Luar biasa, ternyata benar bahwa Pendekar Gurun Gobi sangat sakti”“Sekali lagi, jangan berlebihan, nona!”“Bagus, bagus, baru bertemu kalian berdua sudah akrab!”Dari dalam goa muncul wanita lain, ia juga mengenakan pakaian serba putih. Usianya sekitar lima puluh tahunan, namun tubuhnya ramping dan kulit wajahnya masih terlihat kencang. Hanya saja rambutnya sudah banyak beruban.“Pendekar Gurun Gobi, saya sangat senang akhirnya anda mau singgah di markas kami!”“Nama saya Long Wan, nyonya”“Saya adalah Tin Chi, dan ini putri saya bernama Tin Hua. Kami berdua merupakan pimpinan kelompok Teratai Putih!”“Saya sangat berterima
“Pantas saja kamu sangat lihai, rupanya masih ada ikatan dengan Yin Long!”“Jika dibandingkan dengan beliau, tentu saya tidak ada apa-apanya, nyonya!”“Ah jangan merendah, kalian berdua sangat sakti. Bahkan menurut pengamatanku, kamu lebih unggul dalam hal tenaga dalam” ucap Tin Hua sambil menatap tajam ke arah Long Wan, kemudian wanita itu melirik putrinya yang sedang duduk termenung sambil memain-mainkan sumpit di tangannya.“Nyonya pernah menyaksikan paman Yin Long bertarung?”Long Wan merasa heran, sepengetahuannya Yin Long tidak pernah meninggalkan wilayah utara karena memiliki tugas menjaga rahasia istana giok naga peninggalan mendiang ayahnya.“Ah itu sudah lama sekali, tidak usah difikirkan. Oh ya, tadi kamu bilang tunanganmu adalah cucunya Yin Long?”Tin Hua sedikit terhenyak, buru-buru ia mengalihkan pembicaraan. Walau tampaknya tidak peduli, namun Long Wan menangkap perubahan Tin Hua. Hal itu membuatnya semakin curigia terhadap perkumpulan Teratai Putih.“Betul nyonya, tuna
“Tap!”Langkah kaki di atas genting semakin jelas terdengar, dari suaranya mereka lebih dari satu orang. Long Wan segera memedamkan lalu kamar kemudian berbaring dengan posisi terlentang, kedua matanya terpejam dan napasnya dibuat agak berat, seolah-olah sedang tidur pulas.“Krek!”Perlahan-lahan genting dibuka dibuka dari atas oleh seorang laki-laki bertopeng, kedua matanya yang bulat mengamati keadaan di dalam kamar. Setelah yakin bahwa pemuda yang sedang diintainya sedang terlelap, ia segera mengambil sesuatu dari saku bajunya dan segera melontarkannya ke arah Long Wan.“Sring!”Benda hitam yang tadi dilontarkan ternyata sebilah jarum perak, ukurannya cukup besar dibandingkan jarum jahit biasa. Senjata tersebut sering dijadikan senjata gelap disaat terdesak, maupun ketika menyerang lawan secara diam-diam.“Krek!”Jarum tersebut mengenai leher Long Wan, sontak saja pemuda itu menggelinjang. Tubuhnya bergetar hebat untuk beberapa saat, kemudian mulutnya seperti mengigau dan tidak lam
“Kalian semua, cari putriku sampai dapat!” titah Tin Hua kepada seluruh anggota Teratai Putih.“Jangan pernah kembali jika belum menemukan petunjuk tentang Tin Chi!”“Baik, pangchu!”Semua anggota Teratai Putih menganggukan kepalanya. Bao Bao segera mengajak anak buahnya untuk pergi, namun sebelum berangkat ia menatap tajam ke arah Long Wan. dari sorot matanya terpancar amarah dan kebencian yang mendalam.“Nyonya, jika diperkenankan izinkan saya untuk membantu mencari nona Tin Chi”“Tentu saja tuan pendekar, bantuan anda sangat berarti bagi saya”“Maafkan jika saya lancang, kita berdua sudah saling mengenal, karena itulah saya harap nyonya jangan memanggilku tuan pendekar!”“Baiklah Long Wan, pergilah bantu anak buahku untuk mencari jejak Tin Chi. Anak itu sudah mewarisi ilmu silat andalanku, yah walaupun gerakannya belum sempurna karena jarang bertarung namun saya rasa dia tidak mudah dikalahkan!”“Tapi yang merisaukan hatiku, dia cepat naik darah dan tergesa-gesa. Kamu juga pasti ta
“Kau?”Long Wan berusaha bangkit, namun pandangan matanya masih samar-samar akibat efek racun dalam tubuhnya. Wanita bercadar yang sejak semalam tadir tidur memeluknya terlihat terkejut, buru-buru melompat bangkit sambil membetulkan kain yang menutupi wajah bagian bawahnya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, gadis itu mendorong batu besar yang menutupi goa.“Byar!”Cahaya matahari pagi menerangi dalam goa dan membuat Long Wan memicingkan matanya yang terasa silau.“Nona, siapa kamu sebenarnya dan apa yang telah kita lakukan di tempat ini?”Long Wan berteriak, namun seruannya diacuhkan oleh gadis tadi.“Tunggu!”Long Wan merangkak bangkit, dengan sempoyongan ia berusaha mengejar wanita bercadar hijau itu namun sesampainya di luar suasana di tempat itu sangat sepi dan tidak ada tanda-tanda keberadaan orang lain.“Ah apa aku bermimpi?”Long Wan memukul-mukul kepalanya yang terasa sangat pening, namun ketika meraba dadanya yang terasa sakit dan perih ia terperanjat karena mendapati dadany
Daya tahan Long Wan memang luar biasa, walaupun dia terombang ambing di lautan lepas dan terkena tusukan pedang beracun para penghuni pulau hantu ia masih hidup, akan tetapi kondisinya sangat memprihatinkan.Tubuh Long Wan panas dingin terserang demam, berkali-kali ia merintih dan pingsan lagi akibat terlalu banyak mengeluarkan darah. Kalau tidak segera ditolong kemungkinan ia akan tewas. Saat itu suasana di Pulau Hantu mulai gelap karena matahari sudah terbenam di ufuk barat.“Li Mei, Lin Lin”Berkali-kali ia mengigau dan memanggil-manggil orang-orang terdekatnya.“Wur!”Gelombang ombak kembali mengamuk dan membasahi tubuhnya yang sedang terdampar di pesisir pulau. Tentu saja hal itu semakin menyiksa tubuhnya. Di saat yang kritis antara hidup dan mati, ada perahu kecil yang berlabuh di dekatnya. Tidak lama kemudian sesosok bayangan hitam segera menghampirinya.Bayangan hitam tadi rupanya seorang wanita, tubuhnya terlihat sangat ramping dan wajahnya ditutupi kain berwarna hijau. Untuk
“Byur!”Perahu yang ditumpangi Long Wan bergoyang dan hampir terbalik karena dihantam gulungan ombak yang sangat besar. Pemuda itu mengerahkan tenaganya untuk mengimbangi laju perahu yang sedang diombang-ambing air laut.“Gawat, kalau seperti ini terus aku bisa tenggelam!”Walaupun ia seorang pendekar hebat, namun ketika melihat gelombang air laut yang sangat dahsat bulu kuduknya merinding juga.Sudah setengah hari lamanya ia berlayar, dan daratan dibelakangnya tidak tampak lagi. Kini Long Wan terombang-ambing di tengah lautan lepas. Yang ada hanya kehampaan dan ketakutan yang sangat mencekam.Seumur hidup baru kali ini ia berlayar seorang diri cukup jauh ke tengah-tengah lautan. Sejak kecil Long Wan hidup di wilayah Selatan dan tidak mengenal laut, kemudian setelah Dewasa mengembara di dataran Gurun Gobi yang tandus dan gersang.Lautan menyimpan banyak misteri, dan entah mengapa semakin lama ia berlayar perasaannya diliputi oleh rasa takut yang sangat mencekam apalagi saat itu ia han
“Lepaskan!”Lelaki itu terus mengerahkan tenaganya, akan tetapi semakin ia bergerak, cengkraman tangan Long Wan semakin keras dan mengakibatkan pergelangan tangannya terasa sakit seperti dijepit besi baja panas.“Hei, apa yang kamu lakukan terhadap anak buahku, hah?”Si tengkulak menghampir Long Wan, namun ia mengurungkan niatnya saat melihat kedua mata pemuda itu mencorong tajam seperti seekor harimau.“Anak muda, tolong jangan membuat masalah, nanti urusannya semakin berabe”Nelayan tadi menepuk bahu Long Wan, ia tidak ingin pemuda yang telah menolongnya itu membuat keributan di pasar. Akan tetapi terlambat, sebab anak buah si tengkulak mengetahui keributan itu dan langsung berdatangan lalu mengerubuti Long Wan sambil mengacungkan golok besar yang biasa dipakai untuk memotong ikan.“Tangkap si pembuat onar ini!”“Sring!”Golok di tangan anak buah tengkulak terlihat berkilauan tersorot sinar matahari. Melihat itu, sontak saja semua orang yang sedang berjualan lari berhamburan meningg
“Ada apa dengan pulau-pulau di sana, paman?”“Di sana ada sesuatu yang sangat mengerikan”“Ada binatang buas?” Pancing Long Wan.“Bukan, seumur hidup menjadi nelayan sudah banyak menemukan binatang laut yang sangat ganas. Namun lagi-lagi tidak sebanding dengan sesuatu yang tersembunyi di pulau itu?”“Ada hantu?”“Kamu tahu?”Nelayan tadi melirik ke arah Long Wan, ia baru menyadari bahwa pemuda itu tidak kesulitan membawa bakul berisi ikan yang baru ia tangkap. Padahal barang tersebut sangat berat, dia saja yang sudah terbiasa bekerja keras sangat kesulitan namun pemuda di sampingnya walaupun badannya tidak kekar tapi sanggup memikulnya, bahkan tidak berkeringat sama sekali.Akhirnya si nelayan tadi sadar, bahwa Long Wan bukanlah pemuda sembarangan. Tentunya ia orang sakti yang sedang menyelidiki tempat ini. Ia teringat berbagai pengalamannya yang sering bertemu dengan orang-orang aneh dan sakti.Banyak jagoan ataupun pendekar yang sangat lihai, namun fisiknya terlihat biasa-biasa saja
“Paman, bolehkah saya menyewa perahu ini?”Nelayan yang sejak tadi sibuk mengeluarkan ikan dari jala sejenak menghentikan pekerjaannya, lalu menoleh ke arah Long Wan.“Tuan muda hendak ke mana?”“Saya ingin berpelesir ke sekitar lautan, kata orang-orang laut di sini sangat indah”“Berpelesir?”“Betul sekali, paman”“Lautan di sini ombaknya sangat ganas, saja tidak berani berlayar terlalu jauh, lagian di sini tidak ada pantai yang bisa dikunjungi, kecuali,”“Kecuali apa, paman?”“Sudahlah, saya tidak bisa menyewakan perahu ini”Nelayan tadi melanjutkan pekerjaannya, namun Long Wan dapat menangkap raut muka nelayan itu yang terlihat sedikit pucat, tampaknya ia sangat ketakutan.“Apakah di sekitar pantai ini ada pantai?”“Aku tidak tahu, lebih baik kamu pulang saja sebab semua orang di tempat ini tidak akan ada yang mau menyewakan perahunya kepadamu”“Kenapa begitu?” Long Wan sangat kecewa mendengar perkataan nelayan tadi.“Pulang saja, saya sedang sibuk!”“Saya sanggup membayar berapapu
“Walaupun si tua bangka itu susah diajak kerja sama, namun kesetiannya terhadap kebenaran tidak diragukan lagi!”“Sebentar, menurut rumor yang beredar, Dewa Obat tidak pernah mau turun tangan dan ikut campur dalam berbagai pertempuran. Bahkan dia tidak pernah pandang bulu menolong siapapun juga, baik dari kalangan pendekar atau datuk hitam, jika membutuhkan pertolongan ia pasti akan mengobatinya!”“Itu memang benar, jika Dewa Obat diajak bertempur menyerang kerajaan tentu saja dia tidak akan mau. Lagian akan berabe nantinya jika Dewa Obat justru menolong para penjahat yang sedang kita bantai!”“Lalu?”Semua orang memandang ke arah Shan Zeng, mereka sangat penasaran ingin mendengar kelanjutan ide salah satu pendekar dari Kuil Kun Lun itu.“Kita mengundangnya ke tempat ini bukan untuk menjadikannya sebagai senjata tempur, melainkan berjaga-jaga jika di antara kita terkena luka dalam. Kalian harus ingat, orang-orang yang akan kita hadapi sangat sakti!”“Hal penting lainnya, dengan mengun
“Jadi untuk sementara waktu Long Wan tidak akan kembali ke sini?”“Betul sekali pangeran, sebab beliau masih ada urusan di wilayah Barat!”“Urusan apa, itu?”Pangeran Yang Han merasa kecewa sebab adik angkatnya yang berjuluk Pendekar Gurun Gobi tidak mau segera turun tangan membantunya, padahal saat ini dia sedang keteteran menghadapi para penjahat yang sudah bersekutu dengan pejabat istana.Yang paling menyedihkan sekaligus menguras emosinya, saat ini kaisar sedang sakit parah dan ia dilarang untuk menemuinya. Kaisar yang sedang skearat itu telah dihasut oleh istri mudanya dan menganggap ia memimpin pemberontak dan beruapaya merebut tahta kaisar.Untuk beberapa saat lamanya Su Liang menghela napas panjang, ia memutar otaknya untuk memilih kata-kata yang pas untuk diucapkan. Ia tahu saat ini pangeran merasa kecewa kepada Long Wan, jika ia salah ucap tentu akan berakibat fatal.“Saat ini Long Wan sedang mencari penawar untuk mengobati tunangannya akibat terkena Racun Dewi Maut!”“Dewi
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan