“Ada apa, Long Wan!” A Hay menarik tangan Long Wan “Tidak apa-apa, aku hanya merasa terharu sebab selama ini hidup sebatangkara, tidak memiliki seorangpun keluarga!” Long Wan memalingkan wajahnya karena tidak ingin ketahuan sedang meneteskan air mata.A Hay melirik ke arah istrinya kemudian ia menganggukan kepala, walau tanpa sepatah katapun keduanya kompak memeluk Long Wan. Tentu saja pemuda itu terperanjat dan hendak meronta, akan tetapi Ling Ling dan A hay memeluknya erat-erat.“Tidak perlu bersedih, anggap saja kami berdua kakakmu!” bisik Ling Ling “Kamu telah mengembalikan ikatan rumah tangga kami berdua yang hampir putus dan hancur berantakan. Oleh karena itu jangan tanggung, anggaplah kami sebagai kakak atau saudaramu, Long Wan!” A Hay menguatkan perkataan istrinya.“Terimakasih, enci, koko!” Long Wan tersenyum “Mari pulang, setelah makan kita pergi ke kuil dan melakukan upacara pengangkatan saudara!” ajak Ling Ling sambil menarik tangan Long Wan. Long Wan menganggukan kepala,
“Kurang ajar, siapa yang berani mengacau di tempat ini!” bentak si tambun, saking marahnya ia membanting guci arak ke atas lantai. “Pergi ke luar, dan beri pelajaran kepada pengacau itu!” titahnya, ia pun segera pergi ke kamar pribadinya untuk mengambil golok besar. Di halaman rumah besar tadi, terlihat Long Wan sedang mengamuk. Walapun dikeroyok oleh para penjaga, namun pemuda itu sangat lihai semua serangan lawan dengan mudah ia hindari. “Wut!” semua anak buah si tambun ikut menyerbu, tubuh Long Wan seperti seekor burung walet yang berkelebat ke segala arah. Setiap dekat dengan lawan, maka anak buah si tambun roboh dalam keadaan pingsan. “Luar biasa!” A Hay merasa sangat kagum akan kehebatan adik angkatnya itu. Karena semangat, ia memberikan komando kepada semua warga untuk ikut menyerbu. “Serang!” teriak A Hay, puluhan warga bersenjata lengkap segera menyerbu sisa-sisa anak buah si tambun. Mereka meluapkan amarahnya karena selama ini ditindas, bahkan anak dan istri mereka diculik
Malam itu Long Wan disambut gembira oleh seluruh penduduk desa karena berhasil menumpas kelompok penjahat yang selama ini membuat keonaran. “Ini semua berkat kerjasama kalian, jika sejak dulu semua penduduk, maka mereka tidak akan berani mengganggu desa ini!” Long Wan tetap merendah, ia tidak suka namanya disanjung secara berlebihan.“Tapi tetap saja tanpa bantuanmu kami semua tidak akan berhasil, apalagi melawan pimpinan mereka yang terkenal sangat sakti dan kejam!” ucap A Hay sambil menepuk bahu adik angkatnya. Long Wan hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.“Sudahlah, lebih baik kalian istirahat dulu!” Ling Ling menarik tangan A Hay dan Long Wan, ketiganya benar-benar seperti saudara, tanpa ada rasa canggung ataupun sungkan. Atas permintaan Ling Ling, Long Wan tinggal beberapa hari di desa itu serta melatih para pemuda untuk bisa memainkan senjata.Seluruh penduduk antusias mengirimkan anak-anak mereka untuk berlatih silat di bawah bimbingan Long Wan. Pengalaman pahit atas
“Mila, mainnya jangan jauh-jauh!” teriak seorang bapak sambil mengingat ranting kayu yang sudah ia kumpulkan. “Ia ayah, aku hanya mencari jamur kuping!” jawab Mila. Wajahnya yang polos terlihat gembira saat melihat banyak jamur kuping yang tumbuh di pohon kayu yang sudah lama tumbang.“Wah di sana semakin banyak!” gadis cilik itu lupa akan peringatan ayahnya, ia terus masuk ke dalam hutan yang lebat untuk mengumpulkan jamur kuping. “Ibu pasti senang, malam ini aku akan makan enak!” ucapnya, ia tidak menyadari ada seekor harimau yang sejak tadi mengintainya.“Nah sekarang sudah cukup!” Mila membungkus jamur kuping yang sudah ia kumpulkan dengan daun talas, namun di saat ia akan pulang harimau tadi melompat ke arahnya sambil mengeram dan memamerkan taringnya yang tajam. “Ayah!” Mila ingin berteriak, namun suaranya tidak keluar dari kerongkongannya.Tubuh mungil Mila gemetaran, wajahnya pucat dan matanya melotot ke arah harimau yang terus mendkeat ke arahnya. Saking takutnya, baju bawah
“Pendekar Gurun Ghobi, Dewi Maut dan entah siapa lagi yang akan muncul!” Rhu Zhi mengetuk-ngetuk meja dengan jari tangannya, walaupun terlihat pelan namun meja tadi jebol. Menyaksikan hal itu Yao Guai terkesima, kemudian ia menarik napas panjang.“Menurut pendapatku, orang yang disebut sebagai Pendekar Gurun Ghobi ada hubungannya dengan Yin Long!” “Tapi Yin Long tidak pernah memiliki murid, dia sangat keras kepala dan cepat naik darah. Jangankan orang lain, adik seperguruannya saja hampir dibunuhnya!” bantah Rhu Zhi sambil membetulkan topeng tengkorak yang ia kenakan karena talinya agak sedikit kendur.“Betul sekali pangcu (ketua), karena itulah saya tidak mengatakan bahwa pendekar yang baru muncul itu muridnya Yin Long. Akan tetapi mengingat julukannya yang membawa-bawa nama Gurun Ghobi, tentu ada hubungannya dengan dia, bisa saja kerabat jauh atau memang orang itu mencuri satu atau dua jurus dari Yin Long. Pangcu sendiri pasti tahu bahwa Yin Long sedang mengasingkan diri di sekitara
“Li Mei?” Long Wan mengerutkan keningnya “Tidak salah lagi, itu memang dia” ucapnya saat melihat pedang besar diletakan di sisi gadis itu. Tiba-tiba hati Long Wan berdebar-debar tidak menentu, sejak pertemuan pertama dia memang tertarik dengannya, apalagi setelah Li Mei menyelamatkannya dari ancaman maut saat ia hendak dibunuh oleh Lin Lin.Akan tetapi yang jadi persoalan, Li Mei adalah muridnya Mo Ong, seorang datuk hitam yang menyebabkan murid-murid Kuil rajawali tewas, dan gurunya terpaksa harus bunuh diri demi menyembunyinyakan peta harta karun kerajaan Hua. Apa kata dunia jika dia berdekatan dengan murid musuh bebuyutannya.“Tuan, ini pesanannya, maaf sedikit terlambat” kata seorang pelayan sambil meletakan makanan di atas meja. “Tidak apa-apa, paman” Long Wan menganggukan kepalanya. untuk sementara waktu dia mengesampingkan kerisauan hatinya, karena perutnya benar-benar sedang kelaparan.“Tolong lepaskan aku, semua uangku sudah habis!” teriak seorang pemuda di luar rumah makan,
“Aku tidak setuju, ilmu silat hanyalah alat. Digunakan baik ataupun buruk ya tergantung empunya!” bantah Li Mei “Kenyataannya memang begitu, kamu lihat para penjahat tadi yang hendak menyiksaku? Kalau mereka tidak memiliki keahlian ilmu silat mana mungkin berani mengganggu orang lain!” Rhu Zhi tetap dengan pendiriannya. “Tapi jika kamu pandai silat, paling tidak kamu bisa mebeladiri dari para penjahat tadi!” Li Mei mulai jengkel dengan teman barunya itu.“Itu tidak perlu, buktinya aku selalu lolos dari kekejaman para penjahat!” “Terserah kamu saja lah” Li Mei mendelikan matanya. Gadis cantik itu segera mengambil teko berisi teh hangat lalu menuangkan isinya pada cawan di dekatnya.Semua gerak-gerik Li Mei tidak terlepas dari pandangan mata Long Wan, ada perasaan tidak nyaman saat melihat keakraban mereka berdua. Akan tetapi Long Wan tahu diri, dia bukan siapa-siapa bagi Li Mei. “Dasar lelaki tidak berguna, seharusnya dia menjadi musuhmu!” Long Wan berusaha meneguhkan hatinya. “Guru da
Long Wan terus berjalan menyusuri jalan setapak melewati ladang dan hutan bambu. Perasaannya kian tidak menentu, dengan sekuat tenaga ia berusaha melupakan Li Mei, bahkan ia mencoba membencinya. Akan tetapi, walau segala upaya telah dilakukan namun perasaannya tidak bisa dibohongi bahwa dia jatuh cinta kepada gadis itu. “Bodoh, bodoh!” Long Wan terus mengutuki dirinya sendiri karena tidak bisa melupakan Li Mei. “Tuan pendekar, tunggu!”Long Wan menghentikan langkahnya kemudian berbalik ke arah suara tadi. Dari jauh terlihat seorang pemuda tampan sedang berlari ke arahnya “Rhu Zhi, mau ngapain dia?” guman Long Wan dalam hati. “Duh jalan anda cepat sekali, aku sampai kewalahan mengejarnya, sampai-sampai semua makanan yang tadi saya santap menghilang lagi!” Rhu Zhi terlihat ngos-ngosan.Long Wan mengerutkan keningnya sambil menatap tajam kepada pemuda tampan yang sedang mengusap keringat di keningnya dnegan kain berwarna hitam. “Maaf, ada perlu apa, ya?” tanya Long Wan, dia masih cembu
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan
“Aku tahu, di antara kalian tentunya ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan. Akan tetapi hal ini lumrah terjadi di antara sesama pendekar silat!” ucap Panglima Tung Hai.Semua orang yang hadir di ruangan tersebut saling lirik, mereka juga tahu di antara jagoan istana sering terjadi percekcokan, bahkan berakhir dengan pertarungan hidup dan mati seperti yang terjadi Dengan si Lengan Delapan dan suaminya Tin Hua beberapa tahun silam.“Kaisara memerintahkan agar kita mengesampingkan urusan pribadi, sebab ada hal penting yang harus diselesaikan, yaitu menumpas gerakan pemberontak dari wilayah Utara. Karena itulah Yang Mulia mengutus pendekar Hang untuk menyelesaikan benteng di perbatasan ini!”“Maaf panglima, bukannya urusan pemberontakan sudah berakhir tiga tahun silam saat markas Panji Merah dihancurkan oleh si Singa Gila?” Tanya salah seorang yang hadir, dia bernama Kao Shi salah seorang jagoan istana yang ditugaskan menjaga perbatasan Timur.“Itu memang benar, akan tetapi ham
“Ini rahasia, hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mengetahuinya!”“Kalau panglima merasa saya tidak berhak mengetahuinya, lalu untuk apa dibicarakan di sini?”“Bukan begitu, kamu termasuk orang-orang pilihan karena sudah terbukti setia terhadap kaisar semenjak beliau naik tahta sampai sekarang!”“Lalu?”“Besok lusa kita akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membicarakan masalah ini, dan saya harap anda sudi menjadi tuan rumah di acara pertemuan nanti!”“Siapa saja orang-orang yang sudah anda undang?”“Semua jagoan istana, panglima pilihan dan beberapa pendekar, termasuk si Lengan Delapan!”“Kelompok Teratai Putih?”“Tentu saja, karena kelompok Teratai Putih merupakan benteng utama pertahanan kekaisaran Barat. Kesetiaan mereka sudah terbukti, apalagi kelompok tersebut dibentuk oleh mendiang ayahanda kaisar!”Mendengar ucapan Panglima Tung Hai, Hang memalingkan mukanya, dari sorot matanya terpancar rasa tidak suka terhadap Kelompok Teratai Putih yang ia anggap sudah usang tid
“Cepat!”“Tuan, tolong izinkan kami istirahat dulu”“Tidak bisa, siapa yang terus merengek dan minta istirahat harus dihukum!”“Tapi, tuan!”“Plak, plak!”Sebuah cemeti mendarat di laki-laki tua itu, akibatnya dia berteriak kesakitan dan tubuh ringkihnya tersungkur di atas tanah. Ia menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, melihat hal itu orang yang menyiksanya semakin bersemangat mencabukinya.“Tua, ampun!”“Lihat laki-laki tua bangka ini!”“Siapapun yang meminta istirahat akan menanggung hukuman!”Semua orang yang menyaksikan kejadian mengerikan tadi hanya dapat mengelus dada kemudian melanjutkan pekerjaan mereka menumbuk bongkahan batu di bukit yang gersang itu. cahaya matahari yang panas membuat mereka semakin tersiksa, apalagi saat keringat membasahi luka akibat cambukan.Laki-laki yang disiksa tadi akhirnya berkelojotan karena tidak tahan terhadap penderitaan yang dialaminya. Sejak pagi tadi, dia hanya diberi makan sebiji ubi rebus dan seteguk air, tidak sebanding dengan peke
Long Wan tersenyum lalu menepuk-nepuk bahu Su Liang.“Besok pagi saya akan melanjutkan perjalanan, kamu beristirahatlah sebentar di markas Teratai Putih, saya yakin mereka akan menerimamu. Bukan begitu nona?”“Eh, anu, ya tentu saja!” Tin Chi tampak gelagapan, buru-buru ia membuang mukanya untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya, padahal saat itu menjelang tengah malam, walaupun ada api unggun suasana di tempat itu cukup gelap.“Jadi anda tidak kembali ke Selatan? Padahal Pangeran meminta anda kembali untuk menghadang pemberontakan yang dipimpin Rhu Zhi!”“Saya pasti kembali, namun harus menyelsaikan urusan pribadi dengan para penghuni Pulau Neraka!. Kamu tenang saja, kelompok Topeng tengkorak tidak akan gegabah bertindak sembarangan. Yang terpenting kamu harus mengamankan pangeran terlebih dahulu, saya akan memberitahu siapa saja orang-orang yang dapat dipercaya untuk melindungi pangeran”Long Wan menyebutkan beberapa nama untuk dipinta bantuan, termasuk pendeta Kun Lun, dan
“Saya dan Tang Zhi, atau yang dikenal dengan Rhu Zhi memang masih satu darah. Kami berdua cucu mendiang kaisar, namun dari istri yang berbeda!”“Long Wan, jadi kamu keturunan kerajaan Hua?”“Eh tidak sopan memanggil nama, seharusnya memanggil pangeran!” celoteh Tin Chi.“Ah kalian ini ada-ada saja, kekaisaran Hua sudah lama tumbang jadi tidak perlu ada embel-embel pangeran segala!” bantah Long Wan.“Tapi tetap saja kamu memiliki darah kaisar, pantas saja semenjak bertemu merasakan sesuatu yang berbeda, sedikit segan dan ada perasaan aneh” Tin Chi memang polos, dia tidak sungkan untuk mengutarakan isi hatinya.“Sudahlah itu tidak penting, yang jelas aku dan Tang Zhi sudah ditakdirkan saling bermusuhan, dan ada kemungkinan suatu hari nanti akan saling bunuh seperti yang dilakukan orang tua kamu dahulu!”“Ia, aku pernah mendnegar bahwa ayah kalian bermusuhan karena memperebutkan tahta kaisar. Namun sayang, hal tersebut dimanfaatkan fihak ke tiga dan akhirnya kekaisaran Hua tumbang. Yang
“Kalau anda tidak berkenan mengatakannya tidak apa-apa, barangkali hanya akan menjadi bebas saja!”“Tidak sama sekali, nyonya!”“Lalu?”“Saya memiliki dua urusan yang sangat penting dengan si Iblis Pencabut Nyawa”“Apakah berkaitan dengan pemilihan jago nomor satu, yang disebut si Jago Tanpa Tanding?”“Tidak sama sekali, sebenarnya saya tidak tertarik dengan pemilihan jagoan nomor satu. Dahulu saya bertarung di puncak gunung Kun Lun karena memang ada urusan dengan pimpinan Topeng Tengkorak. Dia sangat licik, semua permasalahan di wilayah Selatan atas ulahnya. Bahkan,”Untuk beberapa saat lamanya Long Wan termenung, kemudian ia menghela napas panjang karena teringat kejadian memilukan yang menimpa sumoinya.“Pantas saja Pangeran memintamu pulang ke Selatan, sebab kelompok Topeng Tengkorak kembali berulah, bahkan mereka semakin kuat karena berhasil para bandit untuk merebut kekaisaran Beng!” sela Su Liang.“Selicik itukah kelompok Topeng Tengkorak?” tanya Tin HuaGadis itu memang belum
“Ayahku bernama Kang Kui, dahulu dia seorang laki-laki yang baik dan bertanggung jawab!”Suara Tin Chi terdengar parau karena menahan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak, ayahnya sendiri memaksanya untuk jadi ‘tumbal’ demi mendapatkan ilmu kesaktian yang sangat tinggi.“Saat aku berusia sepuluh tahun, dia dikalahkan oleh seorang jago silat yang terkenal dengan julukan si Lengan Delapan!”Long Wan yang sejak tadi tampak acuh dan fokus memanggang ayam di atas bara api kini meruncingkan pendengarannya. Nama si Lengan Delapan disebut-sebut tentu membuatnya tertarik, sebab orang itu datang ke pemilihan si Jago Tanpa Tanding di puncak Gunung Kun Lun, juga pernah bentrok dengan Klan Bintang Utara saat hendak menzarah harta peninggalan mendiang ayahnya.Menurut ceita Namra, si Lengan Delapan sangat sakti dan mengakibatkan anggota Klan Bintang Utara tewas. Kendati demikian, si Lengan Delapan belum berhasil memasuki Istana Giok Naga karena dikelilingi oleh jebakan.“Mengapa ayahmu bisa ben
“Long Wan!”“Kamu tidak apa-apa, nona?”“Aku baik-baik saja, oh ya mengapa kamu ada di sini, di mana ibu?”Tin Chi celingukan mencari sosok ibunya, akan tetapi dia tidak melihat kehadiran Tin Hua.“Ibumu ada di markas, beliau mengutusku untuk mencarimu, namun aku keduluan sebab ada pemuda gagah yang terlebih dahulu menolongmu!”“Ah kamu, bisa saja!”Tin Chi menundukan wajahnya untuk menyembunyikan kedua pipinya yang merah merona, tidak lama kemudian ia menggerlingkan matanya ke arah Su Liang yang sedang bertarung menghadapi Bao Bao.Malam tadi ia termenung di pinggir hutan, batinnya sangat berduka saat begitu mengetahui kenyataan bahwa Long Wan sudah memiliki tunangan. Tin Chi seorang gadis yang polos, selama hidupnya dia tidak pernah jatuh cinta sebab kesehariannya bersama dengan ibunya di markas Teratai Putih.Tin Hua juga membatasi pergaulan putrinya, sebab ia traumata terhadap sikap suaminya yang berubah setelah berkenalan dengan para penghuni Pulau Neraka. Begitu Tin Chi melihat