“Long Wan!” Seru Li Mei, dia berusaha bangkit dan tidak memperdulikan tubuhnya yang penuh luka karena terombang-ambing badai. Keadaan Long Wan sangat meperihatinkan, seluruh tubuhnya hampir terbenam ke dalam pasir. Dengan sekuat tenaga Li Mei mengeluarkan Long Wan, lalu menyeretnya ke tempat yang aman.Gelombang badai gurun memang sudah reda, namun bahaya tetap mengincar dari segala arah. Yang paling mengerikan, tempat itu sangat panas dan tidak ada tempat bernaung dari sengatan matahari, apalagi air perbekalan Li mei sudah hampir habis.“Air!” rintih Long Wan, Li Mei segera mendekatkan kendi berisi air dan menuangkannya kepada mulut Long Wan. “Bertahanlah, aku akan mencari tempat berteduh!” Li Mei mengedarkan pandangannya ke seluruh hamparan gurun yang tandus, dia mencari tempat untuk bernaung, akan tetapi tidak ada satupun tempat sekedar menghindari sengatan matahari.Li Mei sangat nelangsa, karena tidak memiliki pilihan lain, gadis itu membuka pakaian luarnya untuk dijadikan tali,
“Aduh!” rintih Li Mei, dia memegangi kepalanya yang masih terasa berat. “Di mana aku?” gadis itu bangkit dari ranjang dan mengamati keadaan sekitar. “Jangan banyak bergerak, lukamu harus segera diobati!” Yin Long muncul dari balik pintu kamar sambil membawa cawan berisi jamu. “Minumlah!” ucapnya sambil menyodorkan cawan tadi kepada Li Mei.“Siapakah anda, tuan?” tanya Li Mei, kedua matanya yang bening menatap tajam kepada Yin Long. Dia bisa menebaknya, bahwa lelaki tua gagah ini telah menolongnya, akan tetapi dia harus waspada tidak boleh percaya begitu saja kepada orang yang baru dijumpainya. Pengalaman pahit dengan Rhu Zhi yang berpura-pura polos hampir merenggut kesuciannya.“Percayalah, aku tidak bermaksud buruk kepadamu. Minumlah obat ini agar tenagamu cepat pulih!” Yin Long seakan-akan bisa menebak isi hati Li Mei. Perlahan-lahan Li Mei menerima cawan tadi lalu mendekatkan ke arah hidungnya, dari aromanya tidak tercium bau yang aneh atau beracun. Setelah yakin, Li Mei segera men
“Dugaanmu benar, dia adalah putra Pangeran Tang Han!” kata Yin Long “Setelah membagi kalung giok tadi, terjadilah peristiwa besar. Pemberontakan terjadi di mana-mana, kerajaan Hua berhasil digulingkan oleh para pemberontak yang bersekongkol dengan para pejabat istana. Bahkan sang kaisar berhasil dibunuh, dan keluarganya bercerai berai, sebagian ditangkap lalu dihukum mati dan sebagian lagi melarikan diri ke daerah selatan, termasuk Pangeran Tang. Waktu itu aku sedang menahan gempuran datuk hitam yang dikepalai oleh tiga iblis dari Himalaya. Pertarungan dahsyat terjadi, dengan bantuan dua adik seperguruanku kami berhasil membunuh Iblis Tua, sedangkan dua lainnya yang berjuluk Iblis Langit dan Iblis Bumi melarikan diri dan kembali ke tempat persembunyiannya!”“Setelah pertempuran selesai, aku mengutus Pendeta To pergi ke selatan untuk mencari jejak Pangeran Tang. Setelah berbulan-bulan lamanya, akhirnya dia berhasil menemukan pangeran, namun nahas, waktu itu pangeran dan istrinya sedang
Li Mei berdiri di halaman rumah, tempat itu memang cukup luas dan sangat cocok untuk berlatih silat. Ia memasang kuda-kuda kuda-kuda terbaiknya. “Hup!” Li Mei melompat, kedua tangan dan kakinya bergerak cepat secara bergantian.“Gunakan senjata!” titah Yin Long sambil melemparkan pedang. “Baik, kek!” jawab Li Mei, dengan cekatan ia menangkap pedang yang tadi dilemparkan oleh kakeknya. Pedang di tangan Li Mei menyambar-nyambar dan mendatangankan hembusan angin yang sangat kuat.“Bagus!” Yin Long tersenyum, dia sangat puas menyaksikan kehebatan cucunya. “Sekarang, serang kakek!” sejenak Li Mei mengerutkan keningnya, namun dia sadar kakeknya bukanlah orang sembarangan melainkan seorang jago silat yang sangat ditakuti.“Terimalah seranganku, kek!” dengan gerakan kilat, Li Mei menusukan pedangnya ke arah dada Yin Long, akan tetapi secara tiba-tiba ia mengubah arah serangannya. Tubuh Li Mei berputar, dan pedangnya membentuk pusaran angin yang sangat dahsyat menyambar leher Yin Long.“Trang!
Long Wan duduk bersila, pakaian atasnya terbuka hingga dadanya yang bidang terlihat jelas, sangat kokoh dan menandakan seorang yang jantan. Di belakangnya, Yin Long menempelkan kedua telapak tangannya pada punggung pemuda itu.“Jangan ditolak, biarkan hawa murni yang aku alirkan merambat di tubuhmu, lalu bermuara di titik pusat!” Titah Yin Long. Rupanya si Naga Sakti Gurun Pasir sedang memulihkan tenaga Long Wan, ini adalah tahap akhir pengobatannya yang aneh agar sisa racun di tubu Long Wan hilang.Berkali-kali tubuh Long Wan bergetar hebat, hawa panas dan dingin silih berganti seolah-olah bertarung dalam dirinya. Peluh dan keringat membasahi sekujur tubuh pemuda itu.“Sekarang, bermeditasilah sampai pagi!” titah Yin Long sambil menurunkan kedua tangannya. Li Mei masuk ke dalam kamar sambil membawa cawan berisi air, lalu menyodorkan kepada Yin Long. “Kek, minum dulu!” ucap Li Mei, namun kedua matanya yang bening melirik ke arah Long Wan yang sedang bermeditasi.Melihat gerak-ge
“Terimakasih atas pertolongan paman, kalau tidak, mungkin sekarang aku tinggal nama!” “Berterimakasihlah kepada cucuku, dia yang mati-matian menyeretmu dari kubangan pasir!” jawab Yin Long sambil melirik ke arah Li Mei yang sedang berlatih jurus Tangan Kapas.“Sudah berkali-kali dia menyelamatkanku” guman Long Wan, sejak pandangan pertama ia memang sudah jatuh hati kepada Li Mei. Namun karena dia muridnya Mo Ong, hatinya jadi bimbang. Tapi sekarang, setelah dia mengetahui bahwa Li Mei adalah cucunya Yin Long alias si Naga Sakti Gurun Pasir, benih cinta dalam hatinya mulai bersemi kembali.Yang paling membuat Long Wan terkejut saat ia diberitahu bahwa dirinya adalah keturunan kerajaan Hua yang sudah belasan tahun tumbang. Long Wan menggenggam erat-erat kalung giok yang menggantung di lehernya. “Jadi, kalung ini yang diincar oleh seluruh dunia persilatan”“Mereka belum tahu bahwa rahasia peta harta karun kerajaan Hua ada dalam kalung yang kamu pakai, andaikan kalung itu hilang sekalipu
“Perhatikan!” Yin Long melompat ke arah batu besar yang tadi dihempaskan oleh Long Wan. dengan gerakan kilat, dia memainkan pukulan Menghalau Badai. “Wush!” gelombang angin yang sangat dahsyat disertai kilatan cahaya putih seperti petik keluar dari kedua telapak tangannya. “Blar!” batu sebesar perut kerbau dewasa itu hancur berantakan.Li Mei dan Long Wan melongo, keduanya merasa sangat kagum menyaksikan kehebatan Yin Long. “Pantas saja beliau dijuluki si Naga Sakti Gurun Pasir!” guman Long Wan. “Paman hanya bisa sampai tahap ini. Sesuai dengan namanya, jurus ini harus bisa menghalau badai gurun!”.“Tidak mungkin kek, badai gurun sangat dahsyat. Sehebat apapun manusia, mana mungkin bisa menghalaunya” Li Mei menggelengkan kepalanya. “Jika posisimu sebagai orang awam yang tidak pernah mempelajari ilmu silat dan tenaga dalam, apa akan percaya jika ada orang yang mengaku-ngaku bisa menghancurkan batu tadi hanya dengan pukulan jarak jauh?” Yin Long menatap cucunya.“Jika saya berada di po
“Mei!” Suara Long Wan terdengar canggung. “Ia” Li Mei sedikit menggerakan lehernya, namun buru-buru ia kembali menunduk. Suasana di ruangan itu terasa hening, yang terdengar hanya napas mereka berdua dan detak jantung yang berdegup lebih kencang dibandingkan biasanya.“Sejak dulu ternyata sama saja, sepintar dan sehebat apapun seorang laki-laki, ternyata menjadi bodoh dan lemah di hadapan wanita yang dicintainya” Yin Long terdengar bersenandung di halaman belakang rumah, suaranya berat dan sumbang, kontan saja Li Mei dan Long Wan tertawa. Di detik itu mereka berdua kembali saling memandang.“Bagaimana pendapatmu tentang kalung giok naga yang sama-sama kita kenakan?” Long Wan memberanikan diri untuk bertanya. “Kalung itu sangat bagus dan indah!” jawab Li Mei, singkat.“Mm, maksudku bukan itu, Mei”“Yang kamu tanyakan tadi hanya pendapatku tentang kalung, kan?”Long Wan menarik napas panjang, dia berusaha berfikir keras agar bisa menjenguk isi hati Li Mei. Akan tetapi lidahnya terasa ka
“Walaupun si tua bangka itu susah diajak kerja sama, namun kesetiannya terhadap kebenaran tidak diragukan lagi!”“Sebentar, menurut rumor yang beredar, Dewa Obat tidak pernah mau turun tangan dan ikut campur dalam berbagai pertempuran. Bahkan dia tidak pernah pandang bulu menolong siapapun juga, baik dari kalangan pendekar atau datuk hitam, jika membutuhkan pertolongan ia pasti akan mengobatinya!”“Itu memang benar, jika Dewa Obat diajak bertempur menyerang kerajaan tentu saja dia tidak akan mau. Lagian akan berabe nantinya jika Dewa Obat justru menolong para penjahat yang sedang kita bantai!”“Lalu?”Semua orang memandang ke arah Shan Zeng, mereka sangat penasaran ingin mendengar kelanjutan ide salah satu pendekar dari Kuil Kun Lun itu.“Kita mengundangnya ke tempat ini bukan untuk menjadikannya sebagai senjata tempur, melainkan berjaga-jaga jika di antara kita terkena luka dalam. Kalian harus ingat, orang-orang yang akan kita hadapi sangat sakti!”“Hal penting lainnya, dengan mengun
“Jadi untuk sementara waktu Long Wan tidak akan kembali ke sini?”“Betul sekali pangeran, sebab beliau masih ada urusan di wilayah Barat!”“Urusan apa, itu?”Pangeran Yang Han merasa kecewa sebab adik angkatnya yang berjuluk Pendekar Gurun Gobi tidak mau segera turun tangan membantunya, padahal saat ini dia sedang keteteran menghadapi para penjahat yang sudah bersekutu dengan pejabat istana.Yang paling menyedihkan sekaligus menguras emosinya, saat ini kaisar sedang sakit parah dan ia dilarang untuk menemuinya. Kaisar yang sedang skearat itu telah dihasut oleh istri mudanya dan menganggap ia memimpin pemberontak dan beruapaya merebut tahta kaisar.Untuk beberapa saat lamanya Su Liang menghela napas panjang, ia memutar otaknya untuk memilih kata-kata yang pas untuk diucapkan. Ia tahu saat ini pangeran merasa kecewa kepada Long Wan, jika ia salah ucap tentu akan berakibat fatal.“Saat ini Long Wan sedang mencari penawar untuk mengobati tunangannya akibat terkena Racun Dewi Maut!”“Dewi
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan
“Aku tahu, di antara kalian tentunya ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan. Akan tetapi hal ini lumrah terjadi di antara sesama pendekar silat!” ucap Panglima Tung Hai.Semua orang yang hadir di ruangan tersebut saling lirik, mereka juga tahu di antara jagoan istana sering terjadi percekcokan, bahkan berakhir dengan pertarungan hidup dan mati seperti yang terjadi Dengan si Lengan Delapan dan suaminya Tin Hua beberapa tahun silam.“Kaisara memerintahkan agar kita mengesampingkan urusan pribadi, sebab ada hal penting yang harus diselesaikan, yaitu menumpas gerakan pemberontak dari wilayah Utara. Karena itulah Yang Mulia mengutus pendekar Hang untuk menyelesaikan benteng di perbatasan ini!”“Maaf panglima, bukannya urusan pemberontakan sudah berakhir tiga tahun silam saat markas Panji Merah dihancurkan oleh si Singa Gila?” Tanya salah seorang yang hadir, dia bernama Kao Shi salah seorang jagoan istana yang ditugaskan menjaga perbatasan Timur.“Itu memang benar, akan tetapi ham
“Ini rahasia, hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mengetahuinya!”“Kalau panglima merasa saya tidak berhak mengetahuinya, lalu untuk apa dibicarakan di sini?”“Bukan begitu, kamu termasuk orang-orang pilihan karena sudah terbukti setia terhadap kaisar semenjak beliau naik tahta sampai sekarang!”“Lalu?”“Besok lusa kita akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membicarakan masalah ini, dan saya harap anda sudi menjadi tuan rumah di acara pertemuan nanti!”“Siapa saja orang-orang yang sudah anda undang?”“Semua jagoan istana, panglima pilihan dan beberapa pendekar, termasuk si Lengan Delapan!”“Kelompok Teratai Putih?”“Tentu saja, karena kelompok Teratai Putih merupakan benteng utama pertahanan kekaisaran Barat. Kesetiaan mereka sudah terbukti, apalagi kelompok tersebut dibentuk oleh mendiang ayahanda kaisar!”Mendengar ucapan Panglima Tung Hai, Hang memalingkan mukanya, dari sorot matanya terpancar rasa tidak suka terhadap Kelompok Teratai Putih yang ia anggap sudah usang tid
“Cepat!”“Tuan, tolong izinkan kami istirahat dulu”“Tidak bisa, siapa yang terus merengek dan minta istirahat harus dihukum!”“Tapi, tuan!”“Plak, plak!”Sebuah cemeti mendarat di laki-laki tua itu, akibatnya dia berteriak kesakitan dan tubuh ringkihnya tersungkur di atas tanah. Ia menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, melihat hal itu orang yang menyiksanya semakin bersemangat mencabukinya.“Tua, ampun!”“Lihat laki-laki tua bangka ini!”“Siapapun yang meminta istirahat akan menanggung hukuman!”Semua orang yang menyaksikan kejadian mengerikan tadi hanya dapat mengelus dada kemudian melanjutkan pekerjaan mereka menumbuk bongkahan batu di bukit yang gersang itu. cahaya matahari yang panas membuat mereka semakin tersiksa, apalagi saat keringat membasahi luka akibat cambukan.Laki-laki yang disiksa tadi akhirnya berkelojotan karena tidak tahan terhadap penderitaan yang dialaminya. Sejak pagi tadi, dia hanya diberi makan sebiji ubi rebus dan seteguk air, tidak sebanding dengan peke
Long Wan tersenyum lalu menepuk-nepuk bahu Su Liang.“Besok pagi saya akan melanjutkan perjalanan, kamu beristirahatlah sebentar di markas Teratai Putih, saya yakin mereka akan menerimamu. Bukan begitu nona?”“Eh, anu, ya tentu saja!” Tin Chi tampak gelagapan, buru-buru ia membuang mukanya untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya, padahal saat itu menjelang tengah malam, walaupun ada api unggun suasana di tempat itu cukup gelap.“Jadi anda tidak kembali ke Selatan? Padahal Pangeran meminta anda kembali untuk menghadang pemberontakan yang dipimpin Rhu Zhi!”“Saya pasti kembali, namun harus menyelsaikan urusan pribadi dengan para penghuni Pulau Neraka!. Kamu tenang saja, kelompok Topeng tengkorak tidak akan gegabah bertindak sembarangan. Yang terpenting kamu harus mengamankan pangeran terlebih dahulu, saya akan memberitahu siapa saja orang-orang yang dapat dipercaya untuk melindungi pangeran”Long Wan menyebutkan beberapa nama untuk dipinta bantuan, termasuk pendeta Kun Lun, dan
“Saya dan Tang Zhi, atau yang dikenal dengan Rhu Zhi memang masih satu darah. Kami berdua cucu mendiang kaisar, namun dari istri yang berbeda!”“Long Wan, jadi kamu keturunan kerajaan Hua?”“Eh tidak sopan memanggil nama, seharusnya memanggil pangeran!” celoteh Tin Chi.“Ah kalian ini ada-ada saja, kekaisaran Hua sudah lama tumbang jadi tidak perlu ada embel-embel pangeran segala!” bantah Long Wan.“Tapi tetap saja kamu memiliki darah kaisar, pantas saja semenjak bertemu merasakan sesuatu yang berbeda, sedikit segan dan ada perasaan aneh” Tin Chi memang polos, dia tidak sungkan untuk mengutarakan isi hatinya.“Sudahlah itu tidak penting, yang jelas aku dan Tang Zhi sudah ditakdirkan saling bermusuhan, dan ada kemungkinan suatu hari nanti akan saling bunuh seperti yang dilakukan orang tua kamu dahulu!”“Ia, aku pernah mendnegar bahwa ayah kalian bermusuhan karena memperebutkan tahta kaisar. Namun sayang, hal tersebut dimanfaatkan fihak ke tiga dan akhirnya kekaisaran Hua tumbang. Yang
“Kalau anda tidak berkenan mengatakannya tidak apa-apa, barangkali hanya akan menjadi bebas saja!”“Tidak sama sekali, nyonya!”“Lalu?”“Saya memiliki dua urusan yang sangat penting dengan si Iblis Pencabut Nyawa”“Apakah berkaitan dengan pemilihan jago nomor satu, yang disebut si Jago Tanpa Tanding?”“Tidak sama sekali, sebenarnya saya tidak tertarik dengan pemilihan jagoan nomor satu. Dahulu saya bertarung di puncak gunung Kun Lun karena memang ada urusan dengan pimpinan Topeng Tengkorak. Dia sangat licik, semua permasalahan di wilayah Selatan atas ulahnya. Bahkan,”Untuk beberapa saat lamanya Long Wan termenung, kemudian ia menghela napas panjang karena teringat kejadian memilukan yang menimpa sumoinya.“Pantas saja Pangeran memintamu pulang ke Selatan, sebab kelompok Topeng Tengkorak kembali berulah, bahkan mereka semakin kuat karena berhasil para bandit untuk merebut kekaisaran Beng!” sela Su Liang.“Selicik itukah kelompok Topeng Tengkorak?” tanya Tin HuaGadis itu memang belum