Share

Bab 006 - Cakaran Amuk Srigala

“Kenapa Bara Jagal berhenti menyerangku? Apa ia tahu yang menjadi kelemahanku?” desis Saka Dirga dalam hati.

Ia masih terus berharap cahaya bulan yang masih tampak terang itu tidak cepat redup, sehingga ia bisa memulihkan tenaga dalamnya dan menambah kekuatannya untuk bisa mengimbangi ketiga lawannya itu. Paling tidak, ia bisa sedikit lama dalam bertarung dan mampu memukul mundur mereka. Karena mustahil bagi Saka Dirga untuk bisa melenyapkan ketiganya sekaligus.

Melihat lawannya yang tidak seberingas di awal pertarungan, maka Saka Dirga langsung mengambil inisiatif. Ia mulai memancing Bara Jagal untuk terus mengeluarkan amarahnya dengan tujuan menguras tenaga dalamnya, supaya ia menjadi lemah dan pertarungan pun bisa ia dominasi. Sebelum akhirnya ia lanjut bertarung dengan dua sekutunya, yakni Ronggowelang dan Amukraga Kencana.

Serangan-serangan kecil pun mulai dilancarkan oleh Saka Dirga. Ia mengeluarkan jurus-jurus sederhana saja, karena tak perlu mengeluarkan tenaga dalam yang besar.

Kali ini giliran ia yang berlari sambil meloncat tinggi hingga dua tombak ke udara menjulurkan kaki kanannya ke depan menyasar tubuh bagian samping Bara Jagal. Terbang, laksana burung elang yang hendak menyergap mangsa.

‘Hiaaatttt…!’

Tendangan itu melesat dengan cepat. Namun Bara Jagal tak terlambat menghindar dan tak kalah cepat memindahkan tubuhnya ke samping. Alhasil, tendangannya tak mengenai sasaran. Hanya mengenai angin dan membuat rerumputan yang ada di bawah bergoyang hebat, juga tanah-tanah kering beterbangan ke udara.

Meski itu hanya jurus sederhana, bisa dilihat kekuatan tendangan Saka Dirga sangatlah mematikan. Karena seandainya tendangan itu mengenai sasaran, maka bisa dipastikan tiga atau bahkan lima tulang rusuk Bara Jagal bisa patah!

 “Hei Bara Jagal! Apa cuma itu kemampuanmu? Apa kau sudah lelah dan tak kuat lagi meneruskan pertarungan? Jangan jadi pengecut!” teriak Saka Dirga coba memprovokasi.

“Ini masih terlalu dini, Saka! Malam masihlah panjang. Dan banyak-banyaklah berdoa untuk keselamatan nyawamu!” Bara Jagal balik menggertak sambil tertawa angkuh.

Bara Jagal tetap pada rencananya, menunggu cahaya bulan purnama malam ini redup. Ia kembali pada watak asilnya yang licik dan penuh akal bulus. Sengaja ia tak terpancing dengan provokasi-provokasi yang dilakukan oleh Saka Dirga. Amarah dalam dirinya berhasil ia redam untuk sementara waktu. Dan ia akan balik membuat perhitungan saat waktunya sudah tepat.

Saka Dirga langsung menyerang lagi dengan dua pukulan beruntun menyasar bagian kepala. Seberkas cahaya putih membungkus kepalan tangannya. Bara Jagal langsung mengelak menjauhkan kepalanya ke samping saat mendapat pukulan pertama, lantas ia menangkis pada pukulan kedua.

Saka Dirga tak berhenti, ia lepaskan lagi dua pukulan. Bara Jagal dengan cepat mengelak lagi menghindari dua pukulan itu.

Tak mempan hanya dengan dua pukulan, Saka Dirga menambah serangannya. Ia lesahkan tiga pukulan, lalu lima pukulan, hingga sepuluh pukulan beruntun sekaligus, terus mendesak Bara Jagal agar melawan dan berusaha membangkitkan amarahnya.

“Kurang ajar!” gerutu Bara Jagal dalam hati.

Mendapat serangan yang begitu rupa, lambat laun membuat Bara Jagal terpancing emosi. Maka ia pun balik menyerang Saka Dirga dengan melancarkan pukulan-pukulan yang tak kalah beruntun. Tiga pukulan, lalu lima pukulan, hingga sepuluh pukulan juga ia lepaskan tak mau kalah. Hingga kedua tangan kekar dua pendekar itu beradu keras saling tangkis-menangkis, jual-beli serangan. Tenaga dalam mereka masihlah sama-sama kuat dan seimbang.

Sementara Ronggowelang yang berdiri di samping kiri tak jauh dari Bara Jagal tampak sudah tak sabar ingin segera melibatkan diri dalam pertarungan.

“Huh, apa susahnya melenyapkan Saka Dirga? Sudah gatal sekali tanganku ini!” gerutu si pendekar berangasan itu.

Beda dengan Amukraga Kencana yang masih santai-santai saja menyaksikan pertarungan tersebut sambil memainkan jenggot lebatnya mengusir rasa bosan.

Saka Dirga mulai merubah strategi. Kali ini ia hendak mengeluarkan jurus-jurus srigala yang mematikan. Ia mendesak Bara Jagal untuk mengadu jurus pertarungan bawah, tidak lagi menyasar tubuh bagian atas yang tampaknya masih lebih mudah Bara Jagal hindari.

Sikap kuda-kudanya lebih rendah, tampak gagah laksana srigala yang siap menerkam mangsanya. Kali ini kedua tangannya tidak mengepal dan terbuka dua-duanya, ditekuk ke depan seperti hendak mencakar. Pandangannya matanya begitu tajam, menyiratkan kebuasan.

Melihat sikap pasang jurus seperti itu, Bara Jagal langsung mundur dua langkah. Kaki kirnya dipentangkan lurus ke dapan, sementara kaki kanannya ditaruh di belakang sedikit ditekuk, menitik beratkan bobot tubuhnya dalam sikap kuda-kuda belakang. Sementara kedua tangannya mengepal ke depan, posisi siap untuk bertarung.

Saka Dirga melompat ke depan mengawali serangan sambil berguling satu kali sangat gesit. Lompatan itu disebut, ‘Lompatan Raja Srigala’. Saking gesitnya, tubuh Saka Dirga tampak seperti bayangan-bayang yang sulit ditangkap oleh mata manusia biasa. Hanya mereka yang punya ilmu silat yang tinggi yang bisa melihat pergerakannya.

Ketika jarak serangnya sudah sangat dekat dengan Bara Jagal, langsung saja ia menggempur bagian-bagian bawah tubuh Bara Jagal dengan cakaran-cakaran yang mematikan!

Mula-mula ia menyerang bagian paha, namun cepat-cepat Bara Jagal langsung menghindar, memindahkan kakinya ke belakang. Lalu ia lanjut menyerang lutut, Bara Jagal berhasil menghindar lagi. Menyusul dua cakaran mengarah ke bagian betis, dan dengan terpaksa Bara Jagal harus menghindar lagi. Selangkah dua langkah, ia terus terdesak ke belakang.

Itulah yang dinamakan jurus, ‘Cakaran Amuk Srigala’. Jurus yang dikeluarkan oleh Saka Dirga dan menjadi andalan perguruannya. Rupanya jurus-jurus srigala yang dikeluarkannya itu cukup membuat Bara Jagal kerepotan dan terdesak hebat. Tampaknya itu menjadi strategi pertarungan yang sangat ampuh yang dilakukan oleh Saka Dirga. Karena ia betul-betul mendominasi pertarungan-pertarungan bawah dengan jurus-jurusnya itu.

Beda halnya dengan jurus-jurus naga yang dimiliki Bara Jagal yang lebih banyak menyasar bagian-bagian atas tubuh lawannya. Jurus-jurusnya lebih efektif digunakan untuk pertarungan atas dibanding pertarungan bawah. Maka untuk sementara waktu Bara Jagal pun menjadi tertekan, dan kepanikan dari wajahnya tidak biasa ia sembunyikan.

Ia pun memejamkan mata dan mulai mengumpulkan tenaga dalamnya untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Ia hendak mengeluarkan ilmu ‘Benteng Api Abadi’ sebagai ilmu pertahanan, jika sewaktu-waktu tubuhnya terkena cakaran yang sangat mematikan itu. Apalagi cakaran itu mengandung racun yang sangat berbahaya bagi tubuh dan pelan-pelan bisa merenggut nyawanya.

Maka tak berapa lama, sekujur tubuhnya dibungkus oleh sebuah cahaya berwarna merah, seperti dibakar oleh api, namun ia tak merasakan panas sama sekali. Tubuhnya menjadi tidak bisa ditembus oleh senjata apa pun. Karena andaipun seseorang melesatkan ratusan anak panah ke arahnya, maka ratusan anak panah itu akan terpental dan jatuh berhamburan ke tanah dengan sia-sia.

Itulah kehebatan ilmu Benteng Api Abadi yang dimiliki oleh Bara Jagal.

Pertarungan dua pendekar sakti itu mulai memasuki babak baru. Dan mereka akan saling mengadu strategi dan mengeluarkan jurus-jurus andalan dari perguruan mereka. Keduanya masihlah sama-sama kuat, meski Bara Jagal sempat terdesak hebat.

Maka pemimpin Perguruan Naga Api itu menggerendeng dalam hati, “Kalau kau sengaja membawaku pada pertarungan bawah, maka aku akan membawamu pada pertarungan atas!”

Reynal Prasetya

Hallo semuanya. Terimakasih untuk yang sudah membaca hingga bab ini. Masih ada bab-bab seru lho buat kamu semuanya. Dan jangan lupa tinggalkan komentar dan kirimkan gemnya ya.. So stay tuned! :)

| 2

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status