Zero melesat dengan cepat mengikuti arah yang dituju oleh pedang miliknya. Pedang yang terbang untuk mengejar orang itu, ternyata berhasil mengejarnya.Sring!Pedang aura harimau menebas orang itu dan setelahnya kembali ke genggaman Zero."Boleh juga, kau. Kalau kau ingin bertarung, hadapilah aku secara jantan. Jangan beraninya menyerang secara sembunyi-sembunyi." Zero langsung menggunakan jurus pertamanya dan menyerang orang itu.Namun orang itu ternyata memiliki sebilah pedang juga yang memiliki aura yang cukup kuat.Roar...!Pedang milik orang itu mengeluarkan aura serigala ketika ditebaskan.Melihat hal itu, Zero langsung menambah kewaspadaannya. Sebab, pedang yang digunakan oleh musuh kali ini terasa kuat. Itu terbukti ketika Zero mengadu serangan orang itu menggunakan jurus keduanya ternyata seimbang."Katakan padaku! Siapa kau sebenarnya? dan kenapa kau menyerangku secara tiba-tiba?" Zero masih mencoba mengajak bicara lawannya karena Zero sedari tadi tidak merasakan aura jahat d
Zero merasa bingung saat melihat ekspresi isterinya itu. Sepertinya Vivi kenal dengan wanita yang menyerang mereka."Vivi, apakah kau mengenalnya?" tanya Zero penasaran."Hem..., iya Sayang, tentu saja aku mengenalnya. Dia adalah salah satu prajurit berperang wanita di Istana. Tapi aku heran kenap ia berada di sini," jawab Vivi.Lalu Vivi menyuruh wanita itu melepaskan topengnya dan memperkenalkan dirinya kepada Zero."Maafkan atas kelancanganku, Tuan Zero. Namaku adalah Hanabi." Hanabi menundukkan tubuhnya guna memberi salam hormat terhadap Zero."Sudahlah. Aku tidak mau mempermasalahkan lebih lanjut. Yang telah terjadi, ya sudah biarkan saja. Tapi, aku ingin tahu tentang dirimu. Tadi kau mengatakan terang wilayah? Apa maksud dari ucapanmu itu?" tanya Zero.Kemudian Vivi dan Zero mengajak Hanabi untuk merawat lukanya terlebih dahulu di kereta kuda. Setelah itu barulah Hanabi diminta untuk menceritakan situasi dan kondisi yang ada di wilayah ini.Ternyata, Hanabi adalah utusan yang di
Hanabi maju dan berteriak demi menghentikan orang yang tiba-tiba menyerang Zero tadi."Hahaha...! Tenanglah, Hanabi. Aku hanya mengetes tamu kita." Lalu pria itu memasukkan kembali pedang ke sarungnya."Huft...! Kau ini yah, kebiasaan!" Hanabi menghela nafasnya.Zero yang melihat lawannya menyarungkan pedang, ia pun ikut menyarungkan pedangnya kembali. Zero melihat ke arah pria yang tadi menyerangnya dan menyeringai. Zero memang tidak merasakan adanya aura membunuh pada pria itu. Oleh sebab itulah Zero tidak menyerang balik. Zero juga tahu kalau pria itu memiliki hati yang baik.Kemudian karena merasa bersalah, Hanabi langsung membungkukkan tubuhnya di dihadapan Vivi."Maafkan temanku ini, Tuan Putri," ucap Hanabi."Hah?! Tu-tuan Putri?" Kedua mata temannya Hanabi itu langsung melotot."Hus, cepatlah! Jangan berlaku kurang ajar di hadapan Tuan Putri!" Hanabi menoleh dan berbisik kepada temannya itu."Ma-mafkan aku, Tuan Putri. Aku, Hayabusa siap menerima hukuman karena telah melakukan
Zero akhirnya mulai mencoba berlatih dengan mengikuti arahan yang sesuai pada lembar keempat kitabnya. Namun, saat Zero membaca dan memperhatikan gambar yang ada, ia memijat kedua alisnya. Sepertinya untuk jurus yang keempat ini jauh lebih rumit dari yang sebelumnya. Yah, wajar saja sebab semakin tinggi jurus yang akan dikuasai, maka tingkat kesulitannya akan bertambah pula. Tapi semua itu pasti akan menghasilkan jurus yang hebat dan kuat sesuai tingkat kesulitannya.Selama sepuluh menitan ini, Zero masih mencoba memahami setiap gerakan yang ada pada lembar keempat itu. Dan setelah ia merasa cukup mengingatnya barulah ia mempraktekkannya.Zero juga sempat berjalan bolak-balik melihat kembali kitabnya ketika ia lupa dengan gerakan selanjutnya. Sifat Zero yang pantang menyerah tidak akan mau berhenti berlatih sampai ia benar-benar bisa menguasai jurus barunya ini. Padahal, baru berlatih beberapa puluh menit saja tubuhnya sudah dibasahi oleh keringat.'Huft, gerakannya terlalu rumit,' Ze
Akhirnya mereka berempat menunggu datangnya para bandit itu tepat di depan gerbang masuk desa. Dan setelah lima menit kemudian para bandit itu pun tiba di depan gerbang masuk desa."Rupanya ada empat orang bodoh yang ingin menjadi pahlawan di sini, hahahaha!" Satu bandit mengejek Zero dan yang lainnya."Hahahaha...! Ayo, kita beri mereka pelajaran. Oh iya, tapi tunggu dulu. Jangan memberikan luka di bagian wajah pada dua wanita itu. Sepertinya mereka berdua akan sangat nikmat untuk menjadi teman tidurku nanti malam." Sepertinya orang ini adalah pemimpin kelompok bandit.Mendengar ucapan pemimpin bandit itu Hayabusa sangat marah. Dia lalu ingin segera maju menghajarnya. Namun ia ditahan oleh Hanabi dan Vivi. Sepertinya Vivi dan Hanabi sudah sepakat kalau akan menyuruh Zero lah yang menghadapi mereka semua seorang diri."Kalian jangan besar kepala. Kalian pikir, kalian mampu melawanku? Jangan bermimpi!" Zero juga sebenarnya merasa geram karena para bandit ini ingin menjadikan istri terci
Ketika Zero sedang bertarung, ternyata dari kejauhan ada satu orang yang memperhatikan jalannya pertarungan mereka. Orang itu adalah mata-mata yang dikirimkan oleh kelompok bandit lain, kelompok bandit Koruhegi.Sebenarnya dua kelompok bandit ini juga saling bermusuhan. Jika mereka saling bertemu makan akan ada pertarungan juga. Di dunia perbanditan, siapa yang paling kuat maka ialah yang akan ditakuti dan berkuasa. Dan kebetulan, dua kelompok bandit yang sedang mengincar desa Hanabi adalah dua kelompok bandit yang cukup terkenal akan kehebatannya.Mata-mata itu tidak langsung pergi dari sana. Ia masih terus memantau jalannya pertarungan antara Zero dan bos bandit tadi sampai ada salah satu dari mereka yang kalah. Itulah perintah dari bosnya.Saat ini, Zero nampaknya cukup terpojok. Zero terpojok karena ia menerima satu tebasan pedang dari musuhnya. Luka dari tebasan pedang itu mampu merubah warna kulit bagian lengan kiri Zero menjadi berwarna hitam pekat. Dan luka itu memiliki aura i
Mendengar ucapan dari Hayabusa, rasa khawatir langsung menyelimuti hati Vivi."Hah?! Apakah yang kau katakan itu benar?!" ucap Vivi."Iya, benar apa yang dikatakannya. Aku juga pernah mendengarnya." Hanabi menimpalinya."Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Vivi yang mulai terlihat panik."Sayang, tenanglah." Lalu Zero mengelus kepala Vivi guna menenangkannya."Tapi..., aku tidak mau terjadi sesuatu padamu. Kita harus segera mengobati lukamu ini." Dan Kedua mata Vivi mulai berkaca-kaca."Kalau begitu, apakah kalian berdua tahu bagaimana cara menyembuhkan lukaku ini?" tanya Zero pada Hayabusa dan Hanabi."Jujur saja, kalau tentang cara menyembuhkannya aku tidak tahu," jawab Hanabi seraya menunduk."Iya benar, aku juga tidak tahu bagaimana cara menyembuhkannya. Tapi, aku tahu siapa orang yang dapat menyembuhkannya. Ada Tabib hebat di desa kami," ujar Hayabusa."Kalau begitu, ayo kita cepat menemuinya." Vivi benar-benar semakin panik.Mereka bertiga kemudian bergegas pergi dari sana
Kenapa keberadaan tanaman surga itu dikatakan seperti berada di neraka? Jawabannya adalah karena tanaman surga hanya akan tumbuh di sarang harimau gunung. Dan sesuai namanya, sarang harimau, tentu saja di tempat itu terdapat banyak sekali harimau buas. Harimau gunung memiliki kebiasaan yang berbeda dengan harimau hutan. Biasanya, harimau hutan akan lebih senang menyendiri baik itu berburu ataupun tidur, kecuali harimau betina yang memiliki bayi. Harimau hutan yang memiliki bayi tidak akan tidur meninggalkan bayinya. Sedangkan harimau gunung, mereka justru hidup secara kelompok setiap harinya. Mau itu di siang hari, maupun pada malam hari mereka akan selalu berkelompok untuk tujuan saling melindungi.Di dalam perjalannya, Vivi dan Hayabusa berjalan sambil membahas strategi apa yang akan mereka lakukan nantinya saat menghadapi kawanan harimau nantinya. Hayabusa juga memberitahu kepada Vivi tentang harimau gunung lebih rinci. Kebetulan Hayabusa pernah mendengar cerita pengalaman ayahnya
Dengan memusatkan kekuatannya pada telapak tangan, Orion mengumpulkan energinya kemudian ia langsung melancarkan serangan terkuatnya ke arah Thanos. Saat tubuh Thanos yang terkena serangan Orion, tubuhnya langsung hilang menjadi serpihan debu."Sepertinya aku hanya bisa melakukan sebatas ini saja, Zero. Kalau begitu aku akan kembali beristirahat." Orion kemudian kembali masuk ke dalam pedang.Akan tetapi, baru saja Zero merasa senang bahwa satu musuhnya telah berhasil dikalahkan oleh Orion, Raja Kegelapan akhirnya muncul!Suasana jadi terasa lebih mencekam saat sosok Raja Kegelapan hadir di tempat itu. Bahkan, kedua kaki Zero terasa seperti ada tekanan yang beratnya seperti gunung saat merasakan tekanan yang sangat kuat yang sengaja dipancarkan oleh Raja Kegelapan."A-apa ini?" tanya Zero pada dirinya sendiri, dengan posisi wajahnya saat ini menatap ke lantai.Beberapa detik kemudian terdengarlah suara tawa Raja Kegelapan yang menggema. Mendengar suara tawa dari Raja Kegelapan, membuat
Saat situasi semakin sulit dan Nino serta Ratu Vivi terluka parah, Zero merasa perlu untuk mengambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan mereka. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, dia memutuskan untuk membawa Nino dan Ratu Vivi ke dalam dimensi lain yang ada pada pedangnya.Dalam dimensi tersebut, Zero dapat memberikan perawatan medis yang lebih baik dan memastikan bahwa Nino dan Ratu Vivi pulih sepenuhnya dari luka-luka mereka. Meskipun memasukkan teman-temannya ke dalam dimensi tersebut memerlukan kekuatan dan energi yang besar, Zero yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Ketika tinggal Zero dan Panglima perang kegelapan dalam pertempuran, Zero menatap musuhnya dengan tajam dan penuh kemarahan. Dia merasa sangat marah besar karena teman-temannya telah terluka dan musuhnya telah mengancam nyawa Vivi.Zero mengeluarkan suara yang tegas dan penuh keberanian, dia mengatakan, "Kau telah melakukan kesalahan besar dengan mengancam nyawa Istri
Pertarungan antara Zero, Ratu Vivi, Nino, dan para Orge yang dihidupkan kembali sangat sengit. Para Orge terus menerus menyerang dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, membuat pertempuran semakin sulit.Zero menggunakan pedangnya untuk melawan Orge yang menyerang dari jarak dekat, sedangkan Ratu Vivi menggunakan sihirnya untuk memanipulasi elemen dan menyerang dari jarak jauh. Nino juga menggunakan kekuatan Kutukan Klan Kupu-kupu Surga untuk memberikan perlindungan dan kekuatan tambahan kepada teman-temannya.Namun, mereka tidak hanya berjuang melawan para Orge. Mereka juga harus menghadapi Necromancer yang berbahaya. Necromancer itu menggunakan sihir hitam untuk menyerang dan mencoba mengendalikan pikiran mereka.Setelah bertarung dengan gigih, akhirnya mereka berhasil mendekati Necromancer. Akan tetapi, tiba-tiba mereka diserang dari arah lain oleh pasukan kegelapan yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang nampak sangat kuat. Terlihat jelas bahwa Panglima perang itu m
Setelah pertempuran yang sengit, Zero, Ratu Vivi, dan Nino berhasil mengalahkan semua musuh yang dikirim oleh Thanos. Namun, ketika mereka sedang bernapas lega dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan mereka, tiba-tiba tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino memancarkan cahaya yang sangat terang.Cahaya ini memenuhi seluruh area sekitar dan membuat semua musuh yang tersisa langsung lenyap tanpa bekas. Zero, Ratu Vivi, dan Nino terkejut dengan apa yang terjadi dan terus memandang ke arah cahaya itu.Setelah cahaya redup, Nino berkata, "Apa yang terjadi? Apa itu yang baru saja terjadi?"Zero dan Ratu Vivi melihat ke arah Nino, dan mereka terkejut melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga telah mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dan mematikan.Ratu Vivi berkata, "Itu adalah kekuatan yang luar biasa. Tanda kutukanmu telah memberikan kita perlindungan dan kekuatan yang luar biasa selama perjalanan kita, Nino. Terima kasih."Zero menambahkan, "Tapi kita tetap
Nino, yang awalnya merasa terbebani oleh tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga, kini mulai melihatnya sebagai anugrah. Dia menyadari meskipun kutukan ini mungkin memiliki sisi negatif, kekuatan dan bantuan yang telah diberikan oleh kutukan ini telah menjadi berkat bagi mereka semua dalam perjalanan mereka.Dengan senyum di wajahnya, Nino berkata, "Kau benar, Zero. Aku tidak pernah menyangka bahwa kutukan ini akan membantu kita sebanyak ini. Aku merasa bersyukur bahwa kita bisa menggunakannya untuk kebaikan."Ratu Vivi, yang juga merasa terharu oleh perubahan sikap Nino, menambahkan, "Kadang-kadang, kekuatan sejati kita terletak pada kemampuan kita untuk mengatasi rintangan dan menggunakan semua sumber daya yang kita miliki, bahkan jika itu berasal dari tempat yang tidak terduga. Nino, kutukanmu telah membantu kita dalam banyak cara, dan aku yakin kita akan berhasil."Dengan dukungan dan kepercayaan dari Zero dan Ratu Vivi, Nino merasa lebih kuat dan lebih termotivasi untuk melanjutkan pe
Saat mereka dalam perjalanan, Nino tiba-tiba merasa sakit dan jatuh ke tanah. Zero dan Ratu Vivi bergegas ke sampingnya, melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino mulai memancarkan cahaya yang kuat dan tampaknya menyakitinya.Zero, yang tahu sedikit tentang kutukan Klan Kupu-kupu Surga, memahami bahwa ini adalah tanda bahwa kutukan itu mulai aktif. Dia tahu bahwa kutukan ini bisa sangat berbahaya dan mereka harus segera mencari bantuan.Ratu Vivi, yang merasa khawatir tentang keadaan Nino, segera bergegas untuk mencari penyembuh terdekat. Sementara itu, Zero mencoba menenangkan Nino dan meyakinkannya bahwa mereka akan menemukan cara untuk membantu dia.Saat menunggu penyembuh tiba, Zero berusaha sebaik mungkin untuk merawat Nino dan meringankan rasa sakitnya. Ia berdoa dan berharap bahwa Nino akan pulih dan bisa melanjutkan perjalanan mereka.Ketika obat penyembuh tiba, Vivi segera memeriksa Nino dan memastikan bahwa dia bisa mengatasi kutukan Klan Kupu-kupu Surga
Setelah Zero membawa Razgor ke istana, dia diserahkan kepada penjaga kerajaan yang akan mengawasinya sementara persiapan pengadilan dilakukan. Ratu Vivi, yang telah diselamatkan oleh tindakan berani Zero, mengucapkan terima kasih kepadanya dan memerintahkan agar pengadilan diadakan secepat mungkin.Pengadilan diadakan di hadapan Ratu Vivi, para pejabat kerajaan, dan warga yang tertarik untuk menyaksikan proses hukum. Razgor dihadapkan dengan tuduhan berencana untuk membunuh Ratu Vivi dan berbagai kejahatan lain yang telah dia lakukan selama masa jabatannya sebagai pemimpin pembunuh bayaran.Selama pengadilan, jaksa menghadirkan bukti dan kesaksian yang menunjukkan kejahatan Razgor. Sementara itu, Razgor diberi kesempatan untuk membela diri dan menjelaskan alasannya melakukan tindakan jahat tersebut.Setelah semua bukti dan kesaksian telah disajikan, Ratu Vivi mempertimbangkan seluruh informasi dan memutuskan hukuman yang pantas untuk Razgor. Mengingat kejahatan serius yang telah dia l
Zero yang telah melihat banyak pertempuran dan musuh, tidak terkejut oleh serangan bayangan Razgor. Dia telah belajar dari pengalaman masa lalu bagaimana cara menghadapi musuh yang mengandalkan bayangan dan tipu muslihat. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan fokus, dan tidak boleh terpancing oleh serangan bayangan Razgor.Saat Razgor menggunakan "Bayangan Menyerang," Zero menggunakan jurus "Cahaya Penyembuh" untuk melindungi dirinya dari serangan bayangan. Cahaya dari pedangnya menerangi area sekitarnya, mengungkap bayangan dan membuatnya lebih mudah untuk dihindari.Ketika Razgor mencoba menggunakan "Bayangan Kembar," Zero menggunakan jurus "Angin Badai" untuk mendorong bayangan itu pergi. Angin kencang dari pedangnya mampu memecah bayangan dan mengungkap posisi sebenarnya dari Razgor.Razgor, yang awalnya merasa yakin dengan kemenangannya, sekarang mulai merasa terpojok. Dia menyadari bahwa Zero bukanlah lawan yang bisa dia remehkan, dan bahwa dia mungkin telah meremehkan kekua
Setelah mendapatkan Gleaming Scepter, Zero merasa lebih yakin dan siap untuk kembali ke istana dan melaporkan pencapaiannya kepada Ratu yang tak lain istrinya sendiri. Dia juga sangat berterima kasih kepada Tigreal, Eldrakon, dan Arion atas dukungan dan persahabatan mereka selama perjalanan ini.Untuk Tigreal, Eldrakon, dan Arion, mereka memutuskan untuk kembali bersemayam di dalam ketiga pedang yang Zero miliki saat ini. Mereka ingin tetap bersama Zero, membantunya dalam pertempuran dan memberinya petunjuk saat dia membutuhkannya. Zero merasa terharu oleh keputusan mereka dan berjanji untuk selalu menghormati kekuatan mereka. Dia berkata, "Terima kasih, teman-teman. Aku berjanji akan menggunakan kekuatan kita dengan bijaksana dan tentunya akan aku gunakan hanya untuk melindungi semua orang dari kejahatan. Mari kita bersatu untuk menghadapi kejahatan."Dengan perasaan gembira dan penuh harapan, Zero bersiap kembali ke istana, membawa ketiga pedang legendaris bersamanya. Sekarang, deng