Beranda / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 139_ Pertempuran Jalur Rahasia 

Share

Bab 139_ Pertempuran Jalur Rahasia 

Penulis: Khoirul N.
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-03 12:11:36

Ling Wu yang sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Xiu Zhangjian pada Jing Xuan maju menyerang pemuda itu. Namun, sama seperti sebelumnya. Dia terpental dan kali ini jauh lebih keras hingga membuatnya bergulingan di tanah.

Di sisi lain, di jalan rahasia yang terletak di balik gunung, tujuh orang tetua Sekte Harimau Putih sedang menunggu mangsa. Mereka terus bersiaga dengan pandangan yang terus beredar karena khawatir buruan mereka terlepas.

Hampir satu dupa lamanya sejak mereka berpisah dengan Xiu Zhangjian yang masuk dari gerbang utama. Salah satu tetua mulai merasa jenuh.

"Sepertinya Ketua berhasil membujuk Ketua Ling."

Salah satu tetua lainnya menggeleng pelan. "Jika Ketua berhasil, maka dia tidak akan pergi selama ini."

"Lalu apa Ketua dalam bahaya?"

"Kau terlalu meremehkan Ketua. Hong Xie Zi jauh lebih berbahaya dari Ling Wu, kau lihat sendiri bagaimana Ketua kita menghadapi setan itu.

Tetua yang pertama mengangguk pelan. "Sepertinya aku masih terjebak pada ingatanku tentang s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 140_ Sebutan Baru

    Salah satu tetua Sekte Harimau Putih terluka parah karena panah yang dilesatkan oleh seorang penjaga. Xiu Zhangjian yang memiliki kemampuan meringankan tubuh paling tinggi membawanya kembali ke markas. "Ketua ... tinggalkan aku di sini.""Jangan banyak bicara. Aku tidak minta pendapatmu." Dalam situasi seperti ini, Xiu Zhangjian menjadi keras kepala dan tidak mau mendengar orang lain. Dia berlari sekuat tenaga untuk bisa mencapai Sekte Harimau Putih. Membelah bukit, menyusuri lembah hingga mereka sampai di kawasan hutan terlarang. Begitu sampai di tempat tersebut, Xiu Zhangjian dikejutkan dengan orang-orang yang menunggu mereka di depan gerbang dengan wajah cemas. Apa ada hal buruk sehingga mereka secemas itu.Beberapa waktu sebelumnya, Feng Yin tak bisa menenangkan hatinya karena sejak Xiu Zhangjian pergi kemarin malam, hingga matahari mulai tinggi mereka belum ada yang kembali satu pun. Feng Xinyue sudah meminta ayahnya agar tenang. Tidak akan terjadi hal buruk pada Xiu Zhangji

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 141_ Menjadi Kaisar?

    Bagai disambar petir di siang bolong, Xiu Zhangjian terlalu terkejut untuk bisa menjawab pertanyaan Xiang Shashuang. Bukankah panggilan itu terdengar sangat ... intim? Meskipun demikian, dia tidak berani untuk menolak permintaan sang putri. Oleh sebab itu, yang bisa dilakukan oleh pemuda itu hanya mengangguk pelan.Xiang Shashuang terlalu senang hingga tanpa dia sadari, wajahnya memerah seperti tomat. "Kakak Jian."Xiu Zhangjian mengatupkan kedua bibirnya rapat-rapat. Ada sesuatu yang terasa aneh di sudut hatinya ketika mendengar Xiang Shashuang memanggil demikian. "Iya ..." sahutnya lirih dengan napas sedikit tertahan."Dengan hadirnya dirimu di tempat ini, tidak akan ada orang yang berani keluar masuk. Sebaiknya kita duduk dan membahas beberapa hal yang harus segera diluruskan."Xiu Zhangjian mengangguk. Dia mempersilakan Xiang Shashuang untuk duduk di kursi yang ada di depan ruang pengobatan. Namun, beberapa saat terlewat hanya diisi oleh ... senyap. Sang putri tidak kunjung menga

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 142_ Daun Dama

    Sebagai pria sejati, Xiu Zhangjian tidak ingin mempermalukan dirinya karena melupakan hal sepenting ini. Namun, sebagai seorang pria sejati pula, dia tidak ingin berbohong dan berusaha memegang omongannya. Apa yang dia katakan saat ini, akan dia lakukan di masa depan. "Shuang'er, jujur saja, aku belum memikirkannya."Xiang Shashuang tersenyum tipis. Dia sudah menduga akan terjadi hal seperti ini."Kakak Jian, tidak ada lagi keturunan keluarga Xiang selain aku yang hidup. Orang-orang pasti akan meragukanku dalam pemerintahan karena aku seorang wanita."Gadis itu menatap Xiu Zhangjian seperti menginginkan pendapat dari pemuda itu. Namun, Xiu Zhangjian yang tidak terbiasa dengan urusan politik malah terjebak dalam jawabannya."Shuang'er, jangan khawatir. Aku akan membantumu.""Benarkah? Kakak Jian mau membantuku menjalankan roda kekaisaran?"Xiu Zhangjian mengangguk sekali lagi. "Kalau begitu, setelah Kakak Jian membunuh Huang Fu, aku akan meminta beberapa orang ayahanda yang masih hid

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 143_ Dukungan Penuh

    Berkat asap dari daun dama, kesadaran Wang Qiu langsung hilang. Lin Shen segera mengambil sebuah pisau untuk membuka luka di perut pemuda itu. Xiu Zhangjian merasa penasaran, apa yang membuat Lin Shen justru melakukan pembedahan, kenapa dia tidak langsung mencabut anak panah tersebut.Begitu bagian perut Wang Qiu terbuka, Xiu Zhangjian baru mengerti jika panah tersebut bukanlah panah biasa karena ujungnya yang mekar seperti payung.Dengan sangat hati-hati Lin Shen mengeluarkan anak panah tersebut dan melemparnya ke baskom kecil yang Xiangyu siapkan beberapa waktu lalu.Xiu Zhangjian mendengar langkah Feng Yin mendekat. Pemuda itu begitu hapal dengan langkahnya karena ada ketukan tongkat yang menyertai di setiap langkah. Mengingat Lin Shen sedang berkonsentrasi menangani Wang Qiu, pemuda itu tidak mau jika kedatangan Feng Yin malah mengganggunya."Tetua Lin, ada sesuatu yang harus aku lakukan di luar."Lin Shen yang sedang fokus menjahit bagian organ dalam Wang Qiu mengangguk pelan d

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 144_ Perhatian Ayah

    Feng Yin menghela napas berat seperti kalimat ini begitu berat untuk diucapkan. "Ada apa Tetua Feng?" tanya Xiu Zhangjian melihat sang tetua tampak khawatir."Jalan ini bagai seutas tambang di atas lautan lahar. Jika kita jatuh, maka kita tidak akan bisa selamat."Sebuah napas kabur dari mulut Xiu Zhangjian sebelum berkata pelan, "Aku mengerti."Tiba-tiba Feng Yin menariknya dalam pelukan, sebuah pelukan hangat layaknya orang tua pada anaknya. "Jangan takut ... ingat, di langit ada ayahmu, ada Li Min, ada orang-orang dari Sekte Naga Suci, ada juga orang-orang dari aliran putih yang mendukungmu."Xiu Zhangjian memejamkan mata selagi gigi-giginya beradu menahan entah. Sebelum Li Min meninggal, dia selalu berbagi beban dengan kakaknya. Namun, kini apa yang menjadi tugas pemuda itu tidak lagi bisa dibagi dengan siapa pun. Di pundaknya ada beban yang beratnya melebihi gunung dan dihatinya ada dendam yang lebih panas dari api hitam di lembah kematian.Feng Yin mendorong bahu Xiu Zhangjia

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 145_ Patahnya Tangkai Bunga Matahari 

    Li Yingying begitu senang ketika melihat Xiu Zhangjian baik-baik saja. Gadis itu bahkan mengikuti Xiu Zhangjian hingga pemuda itu tiba di ruang medis. Namun, sayang beribu saya. Xiu Zhangjian tidak menyadari kedatangan Li Yingying karena pikirannya terlalu fokus dengan kondisi Wang Qiu.Saat melihat Lin Shen keluar dari ruang pengobatan dengan tergesa, dia berniat untuk masuk dan melihat keadaan di dalam sana. Dia khawatir, jika Xiu Zhangjian terluka saat menjalankan misi. Begitu melihat Xiu Zhangjian keluar dari ruangan dan berdiri di depan pintu dengan wajah tenangnya yang semakin tampan, wajah Li Yingying merona seperti buah tomat yang matang.Gadis yang bersembunyi di dekat ruang pengobatan itu berniat menghampiri Xiu Zhangjian untuk menanyakan kabarnya. Namun, dia harus mengurungkan niatnya lagi karena melihat kedatangan Xiang Shashuang. Sayup-sayup dia bisa mendengar percakapan antara Xiu Zhangjian dan Xiang Shashuang sebelum keduanya memutuskan untuk duduk di kursi yang terle

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 146_ Pembawa Kematian

    Seperti rencana sebelumnya, ketika matahari terbenam Xiu Zhangjian pergi meninggalkan markas Sekte Harimau Putih. Kepergiannya kali ini ditemani oleh Guan Shi yang meminta langsung padanya mengingat enam tetua yang pergi bersamanya memerlukan istirahat agar kondisi mereka kembali prima.Dengan menggunakan pakaian serba hitam dengan cadar yang menutup wajah, Xiu Zhangjian dan Guan Shi membelah pekatnya hutan terlarang menuju markas Sekte Serigala Hitam. "Jian'er ...."Xiu Zhangjian menoleh kemudian menjawab, "Ya, Paman Guan."Guan Shi menunjuk lurus ke depan, sebuah tempat kecil dengan temaram obor sebagai penerangannya. "Tak jauh di depan kita adalah salah satu markas kecil Aliansi Gongliao." Senyum Xiu Zhangjian terkembang ketika mendengar ucapan Guan Shi. Harus dia akui, bahwa pengetahuannya tentang Aliansi Gongliao dan markas-markasnya sangatlah terbatas. Bahkan, pertama kali dia mengetahui markas pusat Aliansi tersebut karena petunjuk dari Xiang Shashuang. Tanpa berpikir panjan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 147_ Jamuan?

    Guan Shi mendengkus kesal. Walau dia mengatakan demikian, dia sama sekali tidak ingin Xiu Zhangjian membunuh terlalu banyak orang jika tidak benar-benar penting.Seseorang yang terbiasa membunuh, akan memiliki jiwa haus darah di mana tak ada lagi rasa penyesalan ketika dia melakukan pembunuhan. Dan ... Guan Shi tak ingin Xiu Zhangjian berubah seperti itu."Lanjutkan saja."Xiu Zhangjian mengangguk dan kembali melanjutkan aksinya. Pemuda itu memburu musuh-musuhnya, meraih leher dilanjut dengan menghancurkan tulang ekor mereka. Beberapa orang ada yang menyerah, ada juga yang melawan. Namun, nasib mereka semua sama. Mereka lumpuh di tangan orang yang tidak pernah mereka bayangkan.Guan Shi memperhatikan situasi sekitar karena tidak ingin ada orang yang lolos dan melaporkan kejadian ini. Bukan karena dia takut mati, tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk mati. Dia harus membantu Xiu Zhangjian untuk membalas dendam dan menegakan keadilan bagi penduduk Quzhou.Hampir satu dupa waktu yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-06

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status