Home / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 145_ Patahnya Tangkai Bunga Matahari 

Share

Bab 145_ Patahnya Tangkai Bunga Matahari 

Author: Khoirul N.
last update Last Updated: 2022-09-05 11:03:59

Li Yingying begitu senang ketika melihat Xiu Zhangjian baik-baik saja. Gadis itu bahkan mengikuti Xiu Zhangjian hingga pemuda itu tiba di ruang medis.

Namun, sayang beribu saya. Xiu Zhangjian tidak menyadari kedatangan Li Yingying karena pikirannya terlalu fokus dengan kondisi Wang Qiu.

Saat melihat Lin Shen keluar dari ruang pengobatan dengan tergesa, dia berniat untuk masuk dan melihat keadaan di dalam sana. Dia khawatir, jika Xiu Zhangjian terluka saat menjalankan misi. Begitu melihat Xiu Zhangjian keluar dari ruangan dan berdiri di depan pintu dengan wajah tenangnya yang semakin tampan, wajah Li Yingying merona seperti buah tomat yang matang.

Gadis yang bersembunyi di dekat ruang pengobatan itu berniat menghampiri Xiu Zhangjian untuk menanyakan kabarnya. Namun, dia harus mengurungkan niatnya lagi karena melihat kedatangan Xiang Shashuang.

Sayup-sayup dia bisa mendengar percakapan antara Xiu Zhangjian dan Xiang Shashuang sebelum keduanya memutuskan untuk duduk di kursi yang terle
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 146_ Pembawa Kematian

    Seperti rencana sebelumnya, ketika matahari terbenam Xiu Zhangjian pergi meninggalkan markas Sekte Harimau Putih. Kepergiannya kali ini ditemani oleh Guan Shi yang meminta langsung padanya mengingat enam tetua yang pergi bersamanya memerlukan istirahat agar kondisi mereka kembali prima.Dengan menggunakan pakaian serba hitam dengan cadar yang menutup wajah, Xiu Zhangjian dan Guan Shi membelah pekatnya hutan terlarang menuju markas Sekte Serigala Hitam. "Jian'er ...."Xiu Zhangjian menoleh kemudian menjawab, "Ya, Paman Guan."Guan Shi menunjuk lurus ke depan, sebuah tempat kecil dengan temaram obor sebagai penerangannya. "Tak jauh di depan kita adalah salah satu markas kecil Aliansi Gongliao." Senyum Xiu Zhangjian terkembang ketika mendengar ucapan Guan Shi. Harus dia akui, bahwa pengetahuannya tentang Aliansi Gongliao dan markas-markasnya sangatlah terbatas. Bahkan, pertama kali dia mengetahui markas pusat Aliansi tersebut karena petunjuk dari Xiang Shashuang. Tanpa berpikir panjan

    Last Updated : 2022-09-05
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 147_ Jamuan?

    Guan Shi mendengkus kesal. Walau dia mengatakan demikian, dia sama sekali tidak ingin Xiu Zhangjian membunuh terlalu banyak orang jika tidak benar-benar penting.Seseorang yang terbiasa membunuh, akan memiliki jiwa haus darah di mana tak ada lagi rasa penyesalan ketika dia melakukan pembunuhan. Dan ... Guan Shi tak ingin Xiu Zhangjian berubah seperti itu."Lanjutkan saja."Xiu Zhangjian mengangguk dan kembali melanjutkan aksinya. Pemuda itu memburu musuh-musuhnya, meraih leher dilanjut dengan menghancurkan tulang ekor mereka. Beberapa orang ada yang menyerah, ada juga yang melawan. Namun, nasib mereka semua sama. Mereka lumpuh di tangan orang yang tidak pernah mereka bayangkan.Guan Shi memperhatikan situasi sekitar karena tidak ingin ada orang yang lolos dan melaporkan kejadian ini. Bukan karena dia takut mati, tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk mati. Dia harus membantu Xiu Zhangjian untuk membalas dendam dan menegakan keadilan bagi penduduk Quzhou.Hampir satu dupa waktu yan

    Last Updated : 2022-09-06
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 148_ Siapa yang Bodoh?

    Sebagai sosok dengan kedudukan tertinggi, Xiu Zhangjian duduk di kursi utama yang terletak di bagian paling kanan dari meja jamuan. Di sampingnya ada Guan Shi yang masih terlihat cemas karena firasat buruknya yang muncul dari awal mereka tiba di tempat ini. Sementara itu, Lang Fulan duduk di seberang Xiu Zhangjian diikuti oleh beberapa Tetua Utama yang mengisi kursi kosong dalam meja jamuan. "Ketua Lang, terima kasih untuk jamuan yang anda buat. Aku merasa tak enak hati karena datang dengan pakaian yang tidak pantas." Ketidaktahuannya akan jamuan tersebut membuat Xiu Zhangjian datang dengan pakaian serba hitam dengan cadar yang menutup wajah tampannya. Penampilannya saat ini, lebih cocok seperti seorang pengawal atau pembunuh bayaran daripada 'tamu kehormatan'. Lang Fulan tersenyum tipis. "Walau pakaian anda sederhana, tetapi posisi dan identitas anda adalah yang tertinggi. Kami semua jika digabung menjadi satu tidak akan bisa disamakan dengan sehelai rambut Ketua Xiu." Kata-ka

    Last Updated : 2022-09-06
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 149_ Sepotong Jari

    Siapa yang tidak terkejut ketika salah satu orang terkuat di dalam ruangan itu mati dengan begitu mudahnya?Itu sama mudahnya seperti anak kecil yang meremas tahu, benar-benar mudah. Hanya sesaat saja sudah ... musnah."Bagus!" seru Guan Shi ketika melihat tubuh Song Fu yang ambruk di lantai. Dengan ganas dia mulai mengayunkan tombaknya."Seperti Yin dan Yang ... sebuah ilmu beladiri yang baik akan kembali pada lingkaran."Brak!Dengan menggunakan badan tombak, Guan Shi menghantam meja jamuan hingga terlempar ke arah orang-orang Sekte Tengkorak Darah. Dengan wajah yang sudah membesi, tangan-tangan kekar Guan Shi memutar tombak, menghantam dan menusuk lawannya. Gerakannya lincah dan tajam, setiap tusukan tombaknya akan merenggut nyawa setidaknya satu manusia.Mereka yang awalnya terlihat mendominasi, kini malah berbalik menjadi pihak yang terintimidasi. Dengan gagah berani Guan Shi menghajar orang-orang dalam ruangan jamuan. Penyesalan adalah satu-satunya perasaan yang mereka rasakan

    Last Updated : 2022-09-07
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 150_ Jari Petir

    Kabar tentang kembalinya Xiu Zhangjian dalam kondisi terluka langsung menyebar dengan cepat. Feng Yin yang sedang berada dalam ruangannya, begitu terkejut saat putrinya menyampaikan kabar tersebut. "Dia tidak sadarkan diri?"Feng Xinyue mengangguk membenarkan. "Ketua Mei sedang memeriksa kondisinya." "Kalau begitu, mari kita ke sana. Anak itu benar-benar membuatku cemas." Feng Yin meraih tongkatnya dan berdiri sebelum meninggalkan kamar ditemani oleh Feng Xinyue untuk melihat kondisi Xiu Zhangjian.Di tempat lain, begitu sampai di markas Sekte Harimau Putih, Guan Shi segera menuju ruang pengobatan. Banyak tetua yang bertanya apa yang terjadi pada mereka berdua hingga membuat sang ketua pingsan. Namun, Guan Shi tak menjawab satu pun pertanyaan itu dan hanya memerintahkan untuk memanggil Mei Shi Lan.Dengan hati-hati Guan Shi merebahkan Xiu Zhangjian, tak lama berselang, Mei Shi Lan dan Lan Yiyan datang dengan wajah cemas. Keduanya begitu terkejut ketika mendengar kabar terlukanya Xi

    Last Updated : 2022-09-07
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 151_ Janji Seorang Gadis

    Feng Yin bergegas menuju ruang pengobatan. Kakinya yang mulai pulih walau tak mungkin lagi untuk tumbuh bisa diajak kerja sama dengan bergerak lebih cepat dari biasanya. Saat dia dan Feng Xinyue sudah dekat rengan ruang pengobatan, dia melihat Lan Yiyan berjalan dengan langkah tergesa. Tangannya membawa sebuah kotak berwarna coklat. Feng Xinyue berniat untuk menghentikan Lang Yiyan dan menanyakan kondisi Xiu Zhangjian. Namun, sebelum hal itu terjadi, Feng Yin menarik tangannya dan menggelengkan kepala. "Tidak perlu."Mereka berdua kembali berjalan hingga sampai di depan ruang pengobatan. Feng Yin mengajak putrinya untuk duduk di kursi yang ada di tempat itu. Melihat wajah cemas ayahnya, Feng Xinyue berusaha menenangkan sang ayah. "Ayah ... jangan khawatir. Kakak Jian pasti baik-baik saja."Feng Yin mengangguk. "Semoga saja benar. Ayah tidak bisa memaafkan diri jika sampai terjadi sesuatu pada Zhangjian. Ayah berjanji di depan papan roh Li Min untuk menjaga Zhangjian sampai Aliansi

    Last Updated : 2022-09-08
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 152_ Mengunjungi Permaisuri

    Sepasang mata elang yang mengintai di dalam pekatnya malam terus menyaksikan bagaimana jalannya rencana yang sudah disiapkan sebelumnya. Jika dilihat dari posturnya, sosok tersebut harusnya seorang pria.Dalam keheningan malam, pria tersebut mencebik karena rencana yang sudah diinformasikan pemimpinnya hancur berantakan.Melihat orang yang sedang dia intai pergi, sosok itu juga ikut pergi, menyatu dengan kegelapan malam menuju sebuah tempat yang tak lain adalah istana Tian Shang.Walau malam sudah terlalu larut untuk seseorang berkunjung, tetapi pria tersebut tetap mendatangi paviliun pribadi tempat Huang Fu beristirahat. Prajurit yang sedang berjaga juga tidak menghentikan langkah sosok tersebut. Begitu sampai, dia meminta pada seorang kasim yang berjaga untuk melaporkan kedatangannya pada Kasim Bao. Kasim tersebut mengangguk dan berjalan dengan langkah yang terkesan lembut untuk ukuran seorang pria.Beberapa saat kemudian, dua sosok muncul yang tak lain adalah Kasim Bao dan kasim y

    Last Updated : 2022-09-09
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 153_ Dukungan Militer

    Permaisuri Xu tersenyum manis ketika mendengar ucapan suaminya. Dengan lembut wanita itu menggandeng lengan Huang Fu dan mengajaknya memasuki ruang pribadi. Dalam ruangan pribadi permaisuri, ada beberapa pelayan yang melayani kebutuhan permaisuri. Karena kedatangan sang Kaisar yang ingin membicarakan masalah penting, Permaisuri Xu meminta orang-orangnya untuk pergi. "Kalian keluarlah."Dengan tubuh yang membungkuk, para pelayan tersebut pergi meninggalkan ruang pribadi permaisuri. Pintu ditutup rapat tak membiarkan orang-orang di luar mendengar pembicaraan mereka berdua. Dengan penuh perhatian Permaisuri Xu melepas jubah kekaisaran yang Huang Fu kenakan dan menggantungnya. "Yang Mulia, urusan apa yang membuat anda datang ke tempat ini tengah malam seperti ini?" tanya Permaisuri Xu. Walau wanita itu tampak lelah, tetapi senyum tak sekali pun memudar dari bibirnya membuat Huang Fu semakin panas. Namun, sebelum urusan negara selesai, Huang Fu tidak berniat mengurus urusan pribadinya

    Last Updated : 2022-09-09

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status