Beranda / Pendekar / Pendekar Pedang Dewa / Bab Tujuh Belas - Sergapan

Share

Bab Tujuh Belas - Sergapan

Penulis: Santri Kelabu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-29 07:47:38

“Bagaimana kau bisa langsung sadar?” Tanya Chyou Chen sedikit penasaran.

“Sejak dulu aku sangat peka dengan kebiasaan orang lain, dari suara meskipun ia mencoba mengubahnya berbeda mungkin. Jika aku pernah mendengar suaranya, maka aku langsung bisa akan menebak dia.”

Chyou Chen terdiam seketika, dia menatap gadis di depanya itu dari bawah sampai atas. Dengan wajah yang sangat malu, Bing Hua merasa tubuhnya tengah di telanjangi oleh Chyou Chen. “Jangan terus menatap tubuhku.” Wajahnya sangat memerah. Ini hal pertama baginya, di tatap seorang pria akan sememalukan ini.

Saat Chyou Chen hendak mengatakan sesuatu, seorang gadis tiba-tiba memanggil namanya. “Tuan Chyou Chen! Sebaiknya Anda segera bersiap-siap, kita akan segera pergi. Dasar kucing garong,” setelah berbicara, Lixue langsung membuang wajah kesalnya yang tertutup oleh cadar.

“Nona, kami baru saja berbicara beberapa kata. Apa sedari kecil, Anda tidak di ajari orang tua Anda untuk tidak mengganggu pembicaraan orang
Santri Kelabu

Dukung terus Kisah Pendekar Pedang Dewa yah!

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kamaruddin Kamaruddin
Bing ruyu salah ketik jadi Bing hua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Delapan Belas - Sergapan dua

    Saat ular raksasa dengan duri-duri raksasa mengeram keras ke arah Chyou Chen, Chyou Chen dengan tatapan datar langsung memberinya sebuah tebasan cepat dan anehnya mampu membuat ular raksasa itu hancur menjadi percikan darah. Wajah Lixue dan Sing Wo sampai ternganga, keduanya sampai mengusap-usap kasar kedua matanya.‘Hanya mengibaskan satu tangan kosongnya, Monster sebesar itu langsung berubah menjadi percikan darah!’ dari arah belakang Lixue dan Sing Wo, keduanya di kejutkan dengan serangan tiba-tiba, oleh dua pendekar yang berpakaian sama dengan pendekar yang menyerang Xiao Wu.Si pendekar bayangan yang sedikit mengalihkan pandangnya dari Xiao Wu, karena terkejut menyaksikan ular raksasa tunggangannya hancur. Dia terkena serangan tapak es milik Xiao Wu sampai muntah darah, itu di jadikan kesempatan emas bagi Xiao Wu sehingga si kakek tua itu berhasil melukainya dengan sangat parah.Kedua rekannya juga berhasil di lukai Xiao Wu dengan tebasan pedangnya, “Jurus pedang badai

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Sembilan Belas - Sikap yang Aneh

    Masa Xiao Wu kecil..“Kek.. Kakek! Wu’er mau jadi pendekar hebat suatu saat nanti. Apa kakek tahu caranya.”Pria sepuh yang di panggil kakek itu tersenyum lembut, dia mengelus kepala Xiao Wu dengan menumpahkan kasih sayangnya.“Wu’er suatu saat, jika kamu bertemu dengan pendekar hebat seperti itu. Patuhlah padanya, seperti kamu patuh kepada raja atau orang tuamu.”“Kenapa harus seperti itu kek?”“Karena jika mereka ingin menghancurkan suatu negeri. Mereka akan sangat mudah untuk melakukannya.”Kembali ke masa sekarang.Saat keempatnya beristirahat di dekat sungai, Xiao Wu terlihat tengah melamun sambil memperhatikan air sungai yang mengalir. Sing Wo mendekatinya sambil sesekali bertanya kepada pria yang sudah sepuh itu.“Guru! Kenapa kau sejak tadi melamun.”“Aku memikirkan kisah yang pernah kakekku ceritakan. Saat aku kecil, kakekku pernah bercerita tentang seb

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh - Zen

    Gadis pelayan itu bermarga Yu, dia bernama Yu Ling. Lixue mengajak Yu Ling untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran saat ini.“Ada apa Nona? Kenapa Nona memanggil saya ke tempat seperti ini, jika mau berbincang. Kita bisa berbincang di dalam saja,” seru Yu Ling sambil menawarkan Lixue ke dalam ruangannya.“Tidak, aku hanya ingin menanyakanmu hal kecil saja. Memangnya laki-laki yang mirip dengan rekanku tadi sepenting apa bagi kota ini?” Lixue langsung bertanya tanpa basa basi.“Apa Anda hanya menanyakan hal ini?” Tanya lagi Yu Ling yang cukup antusias mendengar pertanyaan Lixue.“Aku hanya menanyakan hal ini saja.”Yu Ling mulai bercerita, jika dulu ada seorang pemuda yang aneh, telah mengubah kota yang dulunya sepi menjadi ramai dan padat seperti sekarang. Kota bulu permata, namanya sangat asing karena kota ini didirikan oleh para tentara-tentara kerajaan yang kabur dari misi mereka, semua ini agar mereka tetap bisa tinggal bersama keluarga kecil mereka m

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh Satu - Rumput Sihir

    Di depan sebuah bangunan besar, seorang kakek di usir oleh salah satu orang dari bangunan terbesar di kota bulu perak ini. Semua orang yang tidak sengaja melihat dan lewat, terkejut karena pemuda dari bangunan besar itu mengusir kakek tersebut dengan cara tak bermoral serta memakinya dengan keras.Saat Chyou Chen tengah santai berjalan-jalan karena kerumunan di depan jalanya, ia menjadi penasaran dan mendekat ke arah kerumunan itu, di dalam benaknya ia sangat bertanya-tanya apa yang tengah terjadi.“Dasar kakek tidak tahu malu, mau menjual rumput biasa ke rumah Bulan perak.”“Iya, mungkin karena kemiskinannya dia jadi nekat dan gila,” kerumunan orang-orang ini saling berbisik antara satu dengan yang lain, sehingga Chyou Chen akhirnya dapat menebak situasi apa yang tengah terjadi.Dia menerobos paksa untuk masuk ke dalam kerumunan itu, Chyou Chen terkejut dengan sebuah rumput yang mirip tanaman bulu kucing. Namun ia dapat melihat keunikan dari tanaman yang di pegang

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • Pendekar Pedang Dewa   Prolog

    Seorang pria dengan nafas terengah-engah, berdiri dengan gagah berani di hadapan semua musuhnya. Dia bernama Cyou chen, pendekar yang mendapatkan gelar tanpa tanding. Setelah di latih si sembilan iblis ahli pedang. Chyou chen menjelajah dunia untuk bertarung dengan berbagai pendekar ahli dari penjuru negri. "Kenapa kalian hanya diam saja?" tanya Chyou chen, sambil menyeka keringat yang memenuhi keningnya. "Cepat serahkan semua kitab bela diri yang kau miliki. Setelah itu kami akan membiarkanmu tetap hidup," Chyou chen malah tertawa terbahak-bahak setelah mendengar penuturan tadi. "Persetan, dengan kalian semua. Kalian hanyalah orang-orang yang serakah! Aku akan segera menghabisi kalian semua dasar brengsek," Mereka bertarung dengan sangat sengit, sampai akhirnya Chyou chen berhasil hilang dan kabur dari musuh-musuhnya. Chyou chen kabur dengan memberikan sebuah luka dalam yang sangat parah kepada sembilan pendekar nomor wahid dunia

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-18
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab satu - Lin Xue

    Kesadaran Chyou Chen mulai kembali sedikit demi sedikit, Chyou Chen terkejut karena seluruh tubuhnya telah terikat kuat. Tubuhnya di ikat dan di gantungkan di sebuah kayu pondasi di dalam kandang kuda. "Mereka terlalu kejam untuk menghukum ku," grutu Chyou Chen sambil menggerakan sedikit tubuhnya yang terkunci, untuk mencari sebuah celah agar bisa kabur.'Ikatanya terlalu kuat, sial!' batin Chyou Chen dengan wajah kesal."Itu akan percuma kalau kau ingin kabur sekarang." seru seorang pemuda sambil mengelus-elus tubuh kuda yang tengah makan rumput di depanya. Chyou Chen menoleh ke arah sumber suara tadi. "Apa kau di tugaskan untuk menjaga ku?" tanya Chyou Chen penasaran."Maaf kan aku jika aku akan mengecewakan mu, aku tidak sedang mengawasi mu atau menjaga mu Tuan. Tugasku memang di kandang kuda ini!" jawab lelaki itu santai.Chyou Chen, memperhatikanya cukup lama dan dalam. Dia mencoba menilainya menggunakan pengalaman yang dia punya, pemuda itu pu

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-18
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua - Kesepakatan

    Chyou Chen menjerit dengan sejadi jadinya, dia di siksa dan di cambuk seperti binatang yang tengah di latih agar menurut. Seorang pria mendongakan kepala Chyou Chen ke atas, dia menarik rambut dan memaksa Chyou Chen agar diam dan menuruti ucapan dari setiap orang di Sekte Teratai Salju ini. Chyou Chen yang sudah lemah menatapnya dengan tatapan kosong, namun dia tetap memaksakan wajahnya untuk tersenyum santay."Dasar keras kepala!" suara keras dari cambuk yang di lontarkan ke arah tubuh Chyou Chen begitu nyaring di setiap telinga orang. Semua orang yang melihatnya akan menelan ludah mereka karena kejamnya siksaan tersebut.Fang Xue datang di temani beberapa tetua lain ke tempat tersebut, wajah tegas yang biasanya di tunjukan Fang Xue kepada setiap orang, seketika sedikit berubah karena terkejut melihat kondisi Chyou Chen yang sudah penuh luka serta tubuhnya yang sudah kurus kering tinggal tulang belulang saja. Chyou Chen tergeletak lemas, dengan kedua tangan yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-19
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tiga - Memulai Perjalanan

    Lixue berlatih jurus pedang di halaman belakang rumahnya, gerakanya sangat indah bagaikan seekor kupu-kupu. Seranganya begitu cepat dan tajam, seperti seekor lebah yang menyerang. Saking fokusnya dia berlatih, Lixue tidak sadar jika Fang Xue menatapnya sambil tersenyum. Gerakannya kemudian tiba-tiba semakin cepat dan gesit. Dia lalu mengeluarkan tebasan terakhirnya ke udara cukup kuat, dari tebasan itu membuat salju yang memenuhi halaman berhasil tergeser. Tumpukan salju yang setiap harinya selalu bercecer menutupi tanah di belakang rumahnya sampai menghilang. Fang Xue tersenyum puas melihat perkembangan putrinya yang semakin hari semakin signifikan. Fang Xue memberikan sebuah tepukan tangan kepada Lixue, gadis itu seketika terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber tepukan tangan tersebut. "Ayah, sejak kapan anda berada di situ?" tanya Lixue dengan wajah yang memerah karena malu. "Aku ini ayah mu! Masa aku tidak boleh melihat mu berlatih." cletuk F

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh Satu - Rumput Sihir

    Di depan sebuah bangunan besar, seorang kakek di usir oleh salah satu orang dari bangunan terbesar di kota bulu perak ini. Semua orang yang tidak sengaja melihat dan lewat, terkejut karena pemuda dari bangunan besar itu mengusir kakek tersebut dengan cara tak bermoral serta memakinya dengan keras.Saat Chyou Chen tengah santai berjalan-jalan karena kerumunan di depan jalanya, ia menjadi penasaran dan mendekat ke arah kerumunan itu, di dalam benaknya ia sangat bertanya-tanya apa yang tengah terjadi.“Dasar kakek tidak tahu malu, mau menjual rumput biasa ke rumah Bulan perak.”“Iya, mungkin karena kemiskinannya dia jadi nekat dan gila,” kerumunan orang-orang ini saling berbisik antara satu dengan yang lain, sehingga Chyou Chen akhirnya dapat menebak situasi apa yang tengah terjadi.Dia menerobos paksa untuk masuk ke dalam kerumunan itu, Chyou Chen terkejut dengan sebuah rumput yang mirip tanaman bulu kucing. Namun ia dapat melihat keunikan dari tanaman yang di pegang

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh - Zen

    Gadis pelayan itu bermarga Yu, dia bernama Yu Ling. Lixue mengajak Yu Ling untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran saat ini.“Ada apa Nona? Kenapa Nona memanggil saya ke tempat seperti ini, jika mau berbincang. Kita bisa berbincang di dalam saja,” seru Yu Ling sambil menawarkan Lixue ke dalam ruangannya.“Tidak, aku hanya ingin menanyakanmu hal kecil saja. Memangnya laki-laki yang mirip dengan rekanku tadi sepenting apa bagi kota ini?” Lixue langsung bertanya tanpa basa basi.“Apa Anda hanya menanyakan hal ini?” Tanya lagi Yu Ling yang cukup antusias mendengar pertanyaan Lixue.“Aku hanya menanyakan hal ini saja.”Yu Ling mulai bercerita, jika dulu ada seorang pemuda yang aneh, telah mengubah kota yang dulunya sepi menjadi ramai dan padat seperti sekarang. Kota bulu permata, namanya sangat asing karena kota ini didirikan oleh para tentara-tentara kerajaan yang kabur dari misi mereka, semua ini agar mereka tetap bisa tinggal bersama keluarga kecil mereka m

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Sembilan Belas - Sikap yang Aneh

    Masa Xiao Wu kecil..“Kek.. Kakek! Wu’er mau jadi pendekar hebat suatu saat nanti. Apa kakek tahu caranya.”Pria sepuh yang di panggil kakek itu tersenyum lembut, dia mengelus kepala Xiao Wu dengan menumpahkan kasih sayangnya.“Wu’er suatu saat, jika kamu bertemu dengan pendekar hebat seperti itu. Patuhlah padanya, seperti kamu patuh kepada raja atau orang tuamu.”“Kenapa harus seperti itu kek?”“Karena jika mereka ingin menghancurkan suatu negeri. Mereka akan sangat mudah untuk melakukannya.”Kembali ke masa sekarang.Saat keempatnya beristirahat di dekat sungai, Xiao Wu terlihat tengah melamun sambil memperhatikan air sungai yang mengalir. Sing Wo mendekatinya sambil sesekali bertanya kepada pria yang sudah sepuh itu.“Guru! Kenapa kau sejak tadi melamun.”“Aku memikirkan kisah yang pernah kakekku ceritakan. Saat aku kecil, kakekku pernah bercerita tentang seb

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Delapan Belas - Sergapan dua

    Saat ular raksasa dengan duri-duri raksasa mengeram keras ke arah Chyou Chen, Chyou Chen dengan tatapan datar langsung memberinya sebuah tebasan cepat dan anehnya mampu membuat ular raksasa itu hancur menjadi percikan darah. Wajah Lixue dan Sing Wo sampai ternganga, keduanya sampai mengusap-usap kasar kedua matanya.‘Hanya mengibaskan satu tangan kosongnya, Monster sebesar itu langsung berubah menjadi percikan darah!’ dari arah belakang Lixue dan Sing Wo, keduanya di kejutkan dengan serangan tiba-tiba, oleh dua pendekar yang berpakaian sama dengan pendekar yang menyerang Xiao Wu.Si pendekar bayangan yang sedikit mengalihkan pandangnya dari Xiao Wu, karena terkejut menyaksikan ular raksasa tunggangannya hancur. Dia terkena serangan tapak es milik Xiao Wu sampai muntah darah, itu di jadikan kesempatan emas bagi Xiao Wu sehingga si kakek tua itu berhasil melukainya dengan sangat parah.Kedua rekannya juga berhasil di lukai Xiao Wu dengan tebasan pedangnya, “Jurus pedang badai

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tujuh Belas - Sergapan

    “Bagaimana kau bisa langsung sadar?” Tanya Chyou Chen sedikit penasaran.“Sejak dulu aku sangat peka dengan kebiasaan orang lain, dari suara meskipun ia mencoba mengubahnya berbeda mungkin. Jika aku pernah mendengar suaranya, maka aku langsung bisa akan menebak dia.”Chyou Chen terdiam seketika, dia menatap gadis di depanya itu dari bawah sampai atas. Dengan wajah yang sangat malu, Bing Hua merasa tubuhnya tengah di telanjangi oleh Chyou Chen. “Jangan terus menatap tubuhku.” Wajahnya sangat memerah. Ini hal pertama baginya, di tatap seorang pria akan sememalukan ini.Saat Chyou Chen hendak mengatakan sesuatu, seorang gadis tiba-tiba memanggil namanya. “Tuan Chyou Chen! Sebaiknya Anda segera bersiap-siap, kita akan segera pergi. Dasar kucing garong,” setelah berbicara, Lixue langsung membuang wajah kesalnya yang tertutup oleh cadar.“Nona, kami baru saja berbicara beberapa kata. Apa sedari kecil, Anda tidak di ajari orang tua Anda untuk tidak mengganggu pembicaraan orang

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Enam Belas - Bing Ruyu

    “Hentikan!” suara besar tanpa rupa mengejutkan setiap orang yang tengah melempari Li Tian dengan batu. Aura mencekam mulai terasa saat sebuah awan dari langit turun.“Awan apa itu?” semua orang bertanya-tanya, kecuali para Master yang ada di situ. Menurut Xiao Wu dan Bing Hua, trik seperti itu sangat sederhana bagi mereka.Tapi untuk kebanyakan orang yang hadir di tempat ini, itu merupakan hal yang jarang, bisa mereka lihat setiap saat. Seorang pria sepuh dengan pakaian serba putih mulai terlihat dan menampakkan diri. “Dia merupakan murid penting di Sekte kami, siapa yang sudah sangat berani melukainya. Maka ia akan berhadapan denganku,” kata-kata si tua sepuh itu membuat Chyou Chen tertarik namun di hentikan oleh Xiao Wu.“Master, biarkan Master Bing yang menyelesaikan masalah ini.” Sambil menunjuk Bing Hua yang langsung turun menghadap pria sepuh itu.“Master Ma! Muridmu berlaku curang di acara ini, kalau kau membelannya berarti kau akan berhadapan denganku

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Lima Belas - Alkemis palsu

    Kakek Long dan cucunya berjalan dengan terburu-buru. Dari malam hari, Kakek Long sulit sekali tidur karena menunggu momen langka ini.‘Semoga saja Master Bing akan menyukai hadiah ini,’ batin Kakek Long dengan senyum bahagianya. Coucou sebagai pemandu arah pun sudah tidak sabar, dengan hadiah yang di janjikan kakek kepadanya.“Coucou, kalo besok kita menang. Hadiah itu buat biaya Coucou nanti sekolah.” Kata-kata itu sudah membuatnya tidak sabar, menunggu pengumuman kemenangan mereka.“Kek! Kita sudah sampai gerbang.” Gerbang aula obat memiliki tinggi delapan meter, gerbang itu berhias dua ekor naga dengan bola api di depan kedua patung naga itu. Berkolaborasi dengan warna merah yang dapat membuat orang yang melihatnya akan terkesima dengan keindahan gapura gerbang tersebut.Keduanya di hadang oleh salah satu penjaga di sana. “Tunggu kakek Long, aula ini boleh di masuki. Hanya untuk Alkemis yang akan ikut partisipasi acara

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Empat Belas - Duel Kedua

    Selesai mengantar neneknya yang masih histeris, karena kekalahan perdananya. Bing An dan adiknya meninggalkan Neneknya untuk segera istirahat di dalam kamar, masing-masing. Di kamar wanita tua itu masih terbayang detik-detik beradu pedang dengan Chyou Chen.“Mata itu! Begitu mengintimidasi.” Dia masih ingat dengan tatapan, Chyou Chen yang begitu tajam. “Hanya dengan melihat tatapannya saja, aku seperti di tekan olehnya,” Bing Hua terus bergumam di dalam kamarnya.Tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang, yang menunggunya di sebuah tempat, dengan jarak yang begitu jauh dari kota. “Aura ini, apakah Xiao Wu masih penasaran denganku. Setelah ia mempermalukan aku di hadapan banyak orang. Aku akan menghancurkannya.”Bing Hua segera keluar dari jendela, untuk pergi ke arah seseorang yang menekannya dari jarak yang lumayan jauh tersebut. Saat ia sampai, ternyata di sana Cuma ada Chyou Chen yang berdiri di tengah lapangan sendiri.“Master Bing! Kau mungkin masih penasaran denga

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tiga Belas - Beradu Pedang

    “Master! Malam nanti, kita akan menghadiri undangan jamuan makan dari Master Bing. Apakah Master akan ikut?” entah kenapa kehadiran Chyou Chen di jamuan makan ini, sangat ia harapkan.Tatapan mata Bing Hua di pertemuan awal mereka, membuat Xiao Wu menggigil ketakutan bahkan sampai sekarang. Hanya dengan sebuah tatapan saja, puluhan lingkaran tenaga dalamnya hancur dalam sekejap. Jika ia mengukur kekuatan para Master yang telah mendapatkan gelar di dunia persilatan sampai saat ini.Kekuatan dua puluh Master yang menghilang ini, mungkin sudah bukan lagi ancaman bagi Bing Hua sekarang. ‘Master Hua, mungkin sudah jauh di atas Zou Fan sekalipun,’ Xiao Wu seakan menyesali setiap detik di kehidupannya yang telah ia lalui. Dia sadar jika selama hidupnya di buat untuk bersantai saja, namun itu semua karena usia lanjutnya.“Guru Xiao Wu, aku jelas akan ikut kalian ke mana pun. Karena tugasku untuk mengantar kalian belum selesai,” ucapan Chyou Chen begitu membuat pikiran X

DMCA.com Protection Status