Share

Pendekar Pedang Dewa
Pendekar Pedang Dewa
Author: Santri Kelabu

Prolog

Author: Santri Kelabu
last update Last Updated: 2021-03-18 01:05:50

Seorang pria dengan nafas terengah-engah, berdiri dengan gagah berani di hadapan semua musuhnya. Dia bernama Cyou chen, pendekar yang mendapatkan gelar tanpa tanding.

Setelah di latih si sembilan iblis ahli pedang. Chyou chen menjelajah dunia untuk bertarung dengan berbagai pendekar ahli dari penjuru negri. 

"Kenapa kalian hanya diam saja?" tanya Chyou chen, sambil menyeka keringat yang memenuhi keningnya.

"Cepat serahkan semua kitab bela diri yang kau miliki. Setelah itu kami akan membiarkanmu tetap hidup,"

Chyou chen malah tertawa terbahak-bahak setelah mendengar penuturan tadi. "Persetan, dengan kalian semua. Kalian hanyalah orang-orang yang serakah! Aku akan segera menghabisi kalian semua dasar brengsek," 

Mereka bertarung dengan sangat sengit, sampai akhirnya Chyou chen berhasil hilang dan kabur dari musuh-musuhnya. Chyou chen kabur dengan memberikan sebuah luka dalam yang sangat parah kepada sembilan pendekar nomor wahid dunia saat ini.

Flash back, dua ratus tahun lalu.

Saat Dunia masih dihuni oleh orang-orang yang sangat serakah dengan kekuasaan, peperangan seakan menjadi hal biasa di kehidupan setiap manusia. Kekuatan seakan menjadi modal penting bagi hidup semua orang, agar hidup mereka lebih baik. Karena peperangan yang tiada akhir ini, seorang raja memutuskan untuk bernegosiasi dengan seorang iblis agar mendapatkan kekuatan yang sangat dasyat, supaya dia tidak terkalahkan. Dia berangan-angan agar bisa menyatukan semua umat manusia di dalam genggaman tanganya.

Dengan kekuatan yang diberikan dari sang iblis, raja itu berhasil menaklukan semua kerajaan dengan sangat cepat. Seluruh kerajaan dan benua takluk di bawah kekuasaanya, niatnya untuk menyatukan seluruh umat manusia berhasil. Semua penduduk bumi baik di kota, desa berbahagia dengan kedamaian dunia baru mereka. Nama raja tersebut di eluh-eluhkan oleh setiap orang, bahkan dibuatkan sebuah syair-syair dan nyanyian tentang kehebatan dirinya.

Namun, nama besarnya seketika berubah. Sejak ia memimpin seluruh dunia selama lima tahun lamanya, setiap malam bulan purnama pasti ada satu kota yang seluruh penduduknya akan tewas terbunuh dalam satu malam. Awalnya orang-orang berpikir, itu perbuatan siluman yang ganas. Namun, setelah lima dekade kejadian itu terus terjadi, bahkan sampai memusnahkan satu penduduk di sebuah satu kota yang dulunya merupakan sebuah kerajaan besar.

Akhirnya semua orang tau jika itu ulah dari raja mereka, semua kejadian itu untuk mengganti bayaranya kepada sang Iblis. Para raja-raja benua yang terpaksa menyerahkan singgah sana mereka murka karena cara raja yang menundukan mereka adalah dengan menjadi budak dari sang iblis. Raja-raja tiap benua akhirnya bersatu dan membuat sumpah untuk menggulingkan raja iblis tersebut, dengan menyerangnya secara bersama-sama dan membunuhnya. Perang besar akhirnya pecah kembali, pertumpahan darah yang sangat mengerikan tidak bisa di hindari.

Suara dentingan pedang yang saling beradu serta sebuah teriakan kesakitan dan tangisan semua orang menggema ke semua penjuru negri, sampai-sampai perang itu terjadi selama beberapa dekade. Karena kuatnya kekuatan yang di miliki raja tersebut. Seorang wanita suci memohon kepada para dewa agar semua air mata dan teriakan penderitaan ini bisa berakhir.  Seorang pendekar pedang tiba-tiba muncul dan bertarung hebat dengan raja lalim tersebut.

Sang raja kemudian berubah menjadi siluman naga raksasa, dengan kekuatan yang sangat dasyat dan mengerikan. Siluman naga itu bertarung dengan menghancurkan segala sesuatu yang ada di dekatnya menjadi puing-puing. Pertarungan antara pendekar pedang dan siluman raksasa terjadi selama tiga hari tiga malam dengan langit yang terus berwarna hitam, ketika di akhir pertempuran mereka. Dengan sisa kekuatan yang di miliki pendekar pedang, siluman raksasa akhirnya berhasil di segel dan berubah menjadi sebuah pedang yang beraura mengerikan.

Pedang tersebut dikurung dan disembunyikan di dalam sebuah gunung yang berada di tengah-tengah gurun pasir kematian. Gurun pasir tersebut sangatlah panas sampai-sampai tidak ada satu orang pun yang mampu hidup di dalamnya. Tapi, pendekar pedang serta keturunanya hidup dan terus tumbuh di bawah kaki gunung tersebut. Untuk menjaga dan melindungi pedang berbahaya itu dari tangan orang yang serakah akan kekuatan.

Setelah kejadian besar itu, dunia menjadi lebih damai dan tenteram. Kisah dari pertempuran raja yang berubah menjadi siluman naga melawan pendekar pedang, di abadikan orang-orang menjadi sebuah legenda dan kisah yang terus di ceritakan ke anak cucu mereka. 

Dua ratus tahun kemudian...

Di tengah-tengah desa yang keseluruhanya di selimuti oleh salju, seorang pemuda berlari dengan tergesah-gesah sambil membawa sebuah kantong plastik di tangan kananya. Dia bernama Chyou Chen, laki-laki itu memiliki sebuah sebutan yang sangat terkenal di setiap benua. Dia di juluki sebagai si kaki kilat.

Kecepatanya saat berlari, mampu menyaingi seorang pendekar yang berada di level penempaan Tulang. Pagi itu, dia di kejar puluhan pendekar, saat tengah berjalan santai di tengah kota. 

"Sial.. Kenapa hari ini mereka mengejarku sih!" Chyou Chen terus berlari dengan bersusah payah.

Saat dia berada di tengah jalanan yang sangat lapang. Puluhan pendekar lainya yang sengaja sedari tadi bersembunyi di sebuah gundukan salju, keluar dan memotong jalan Chyou Chen.

"Kau tidak akan bisa lari lagi, dasar pencuri," Teriak salah satu pendekar yang mengejarnya.

Dengan wajah yang santai, Chyou Chen tersenyum sinis di hadapan para pendekar yang menghadangnya. "Kalian masih memerlukan puluhan tahun lagi untuk menangkapku." seru Chyou Chen.

 Merasa di remehkan, puluhan pendekar itu akhirnya melompat ke arah Chyou Chen secara bersamaan. Di tengah kerumunan orang yang mulai dekat denganya, Chyou Chen lantas masih bisa tersenyum sinis tanpa para pendekar-pendekar pemburu itu sadari.

Chyou Chen menajamkan pandanganya saat dia kemudian berlari, Chyou chen berlari melalui sebuah celah kecil yang ada di antara tubuh dua pendekar yang melompat cepat ke arahnya secara bersamaan.

BRUG.. 

Puluhan pendekar itu saling memukul dan menghajar satu sama lain karenanya, mereka mengira jika yang mereka pukuli adalah Chyou Chen. Rupanya Chyou Chen malah berhasil kabur, dia lolos sambil tertawa terbahak-bahak melihat pertunjukan yang lumayan seru di hadapanya.

"Kalian mempermalukan nama Sekte Teratai Salju," Tubuh Chyou Chen seketika tidak bisa ia gerakan, setelah mendengar teriakan tersebut. Dia seakan di timpa sebuah benda berat di atas tubuhnya. Chyou Chen menoleh kesana kemari untuk mencari sumber dari pemilik suara tersebut, saat seorang pria sepuh dengan rambut putih yang terikat rapih tiba-tiba muncul di hadapan Chyou Chen.

Chyou Chen memandanginya dengan tatapan pucat pasi. Dia adalah salah satu Master besar dari Sekte Teratai Salju dan termasuk orang yang sangat di takuti di seluruh benua, pria sepuh tersebut bernama Xiao Wu. Dia memandang Chyou Chen dengan geram. "Dasar maling kecil yang merepotkan,"

Xiao Wu mengibaskan tangan kananya ke udara, tiba-tiba tubuh Chyou Chen terpental cukup jauh dari tempatnya berdiri. Para pendekar yang gagal menangkap Chyou Chen segera berlari kehadapanya lalu sesegera mungkin untuk membungkuk dan memberikannya salam penghormatan kepada guru besar Xiao Wu.

"Maaf kan kami guru.. Kami mengecewakan guru." seru semua pendekar itu dengan kompak. 

"Lekas, ikat pencuri itu! Dan bawa dia ke dalam Sekte." Imbuh Xiao Wu dengan berteriak.

"Baik guru.." mereka segera mengangkat dan mengikat tubuh Chyou Chen bersamaan. 

Di tengah perjalanan, dengan sedikit kesadaranya Chyou Chen memaksakan matanya untuk menatap punggung Xiao Wu, Chyou Chen tersenyum sinis. 'Nama besarnya memang tidak membohongi kehebatanya.' batin Chyou Chen yang kemudian langsung tidak sadarkan diri lagi.

Mmmmmm...

Chyou Chen tersadar, karena tiba-tiba kesulitan bernafas. 'Kenapa ini' batin Chyou Chen dalam hati, dia langsung mengontrol pernafasanya saat kepalanya kembali di angkat oleh seseorang. Chyou Chen kini mengerti, dirinya saat ini dibangunkan dengan cara yang tidak enak oleh dua orang pendekar yang menangkapnya tadi.

Kepalanya di masukan ke dalam sebuah ember yang terisi penuh dengan air. "Hei.. Mending kalian membangunkan ku dengan sebuah makanan kek!" gerutu Chyo Chen dengan nada kesal.

"Dasar pencuri tidak tahu diri," saat tubuhnya kembali di paksa untuk di benamkan kedalam air. Dengan lincah kaki Chyou Chen mencari ruang untuk menyelamatkan diri.

Kedua kaki Chyou Chen menautkan diri di masing-masing kaki pendekar yang tengah menyiksanya. "Ma..mam nih air," 

 BYURR.. 

Kedua pendekar itu langsung terjebur secara bersamaan kedalam sebuah sumur yang ada di depan mereka. "Hahaha.. " Chyou Chen tertawa dengan tergelak karena kembali berhasil mengerjai para pendekar yang selalu mengejarnya.

Namun, saat dia tertawa. Sebuah pukulan keras mendarat ke punggung lehernya, mengakibatkan dia kembali tak sadarkan diri di tempat. Di tengah-tengah sedikit kesadaranya Chyou Chen mendengar mereka berbincang.

"Apa kau yakin, pencuri ini yang di sebut si kaki kilat, si kaki kilatkan pencuri yang di sebut-sebut telah mengarungi dan menjelajahi puluhan benua!"

"Untuk hari ini kita percaya saja dulu jika, pencuri legendaris itu anak ini! Jalan menuju Sekte Kunlun sangatlah susah untuk di cari. Pertandingan antara pendekar muda dari setiap Sekte, akan di adakan sebelas bulan lagi, kita berharap anak inilah oran..."

Belum selesai dengan percakapan itu. Chyou Chen lebih dulu kembali tak sadarkan diri lagi. dia sudah tidak lagi bisa mendengar lanjutan percakapan mereka. seterusnya.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
husni baroq
apa sudah nggak dilanjut lagi.....????
goodnovel comment avatar
Lionel Sea
apa sudah tidak ada pencerahan untuk update?
goodnovel comment avatar
badboy_dx
knpa lama sgt tgu bab 22 di update.?sya tgu lgi 3hri..... klu bab 22 msh blm di update,sya akn padam novel ni dari rak ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab satu - Lin Xue

    Kesadaran Chyou Chen mulai kembali sedikit demi sedikit, Chyou Chen terkejut karena seluruh tubuhnya telah terikat kuat. Tubuhnya di ikat dan di gantungkan di sebuah kayu pondasi di dalam kandang kuda. "Mereka terlalu kejam untuk menghukum ku," grutu Chyou Chen sambil menggerakan sedikit tubuhnya yang terkunci, untuk mencari sebuah celah agar bisa kabur.'Ikatanya terlalu kuat, sial!' batin Chyou Chen dengan wajah kesal."Itu akan percuma kalau kau ingin kabur sekarang." seru seorang pemuda sambil mengelus-elus tubuh kuda yang tengah makan rumput di depanya. Chyou Chen menoleh ke arah sumber suara tadi. "Apa kau di tugaskan untuk menjaga ku?" tanya Chyou Chen penasaran."Maaf kan aku jika aku akan mengecewakan mu, aku tidak sedang mengawasi mu atau menjaga mu Tuan. Tugasku memang di kandang kuda ini!" jawab lelaki itu santai.Chyou Chen, memperhatikanya cukup lama dan dalam. Dia mencoba menilainya menggunakan pengalaman yang dia punya, pemuda itu pu

    Last Updated : 2021-03-18
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua - Kesepakatan

    Chyou Chen menjerit dengan sejadi jadinya, dia di siksa dan di cambuk seperti binatang yang tengah di latih agar menurut. Seorang pria mendongakan kepala Chyou Chen ke atas, dia menarik rambut dan memaksa Chyou Chen agar diam dan menuruti ucapan dari setiap orang di Sekte Teratai Salju ini. Chyou Chen yang sudah lemah menatapnya dengan tatapan kosong, namun dia tetap memaksakan wajahnya untuk tersenyum santay."Dasar keras kepala!" suara keras dari cambuk yang di lontarkan ke arah tubuh Chyou Chen begitu nyaring di setiap telinga orang. Semua orang yang melihatnya akan menelan ludah mereka karena kejamnya siksaan tersebut.Fang Xue datang di temani beberapa tetua lain ke tempat tersebut, wajah tegas yang biasanya di tunjukan Fang Xue kepada setiap orang, seketika sedikit berubah karena terkejut melihat kondisi Chyou Chen yang sudah penuh luka serta tubuhnya yang sudah kurus kering tinggal tulang belulang saja. Chyou Chen tergeletak lemas, dengan kedua tangan yang

    Last Updated : 2021-03-19
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tiga - Memulai Perjalanan

    Lixue berlatih jurus pedang di halaman belakang rumahnya, gerakanya sangat indah bagaikan seekor kupu-kupu. Seranganya begitu cepat dan tajam, seperti seekor lebah yang menyerang. Saking fokusnya dia berlatih, Lixue tidak sadar jika Fang Xue menatapnya sambil tersenyum. Gerakannya kemudian tiba-tiba semakin cepat dan gesit. Dia lalu mengeluarkan tebasan terakhirnya ke udara cukup kuat, dari tebasan itu membuat salju yang memenuhi halaman berhasil tergeser. Tumpukan salju yang setiap harinya selalu bercecer menutupi tanah di belakang rumahnya sampai menghilang. Fang Xue tersenyum puas melihat perkembangan putrinya yang semakin hari semakin signifikan. Fang Xue memberikan sebuah tepukan tangan kepada Lixue, gadis itu seketika terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber tepukan tangan tersebut. "Ayah, sejak kapan anda berada di situ?" tanya Lixue dengan wajah yang memerah karena malu. "Aku ini ayah mu! Masa aku tidak boleh melihat mu berlatih." cletuk F

    Last Updated : 2021-04-03
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Empat - Hutan Kematian

    Di pagi hari sebuah badai menggiring rombongan berkuda ini, untuk melajukan kuda mereka agar lebih cepat berjalan menuju ke arah hutan yang ada di sebelahnya. Di atas kudanya yang berpacu dengan cepat, wajah Chyou chen sedari tadi terlipat karena dia tengah larut dalam pirikanya."Guru Xiao Wu, akan lebih baik kita memutar saja dan melewati jalur air." saran Chyou chen kepada pemimpin rombongan."Bukanya jalur ini, memungkinkan kita untuk lebih cepat sampai di sekte kunlun? Dan sekarang akan membuang banyak waktu, jika kita putar balik." terang guru Xiao Wu."Apakah kau pernah mendengar kabar tentang hutan kematian ini?" tambah Chyou chen dengan wajah serius."Hahahah.. Jadi si pencuri hebat ternyata takut dengan isu para iblis yang bersemayam di dalamnya! Aku pernah melewati hutan ini, dan aku tidak menemukan apapun di sana." ungkap guru Xiao Wu dengan wajah sedikit merendahkan.Chyou chen kehabisan kata-katanya, dia akhirnya memilih diam dan meng

    Last Updated : 2021-04-04
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Lima - Hutan Kematian dua

    Khalid mulai mengajak Chyou Chen di setiap misinya, dalam beberapa tahun nama mereka seakan menjadi sebuah momok yang sangat di takuti seluruh pendekar di dunia. Keduanya menjadi pasangan pembunuh yang sangat hebat. sampai suatu saat, mereka mendapatkan sebuah misi untuk membunuh satu pendekar di salah satu Sekte yang saat itu menjadi Sekte aliran hitam yang paling di benci setiap orang. Mereka tanpa rasa curiga menerima pekerjaan tersebut. Singkat cerita saat mereka menjalankan pekerjaan mereka, dalam satu jam keduanya sudah masuk ke dalam Sekte dan membantai para Pendekar yang berjaga di luar. Saat keduanya masuk ke dalam Aula Sekte itu, suara tawa terdengar di dalam Aula yang yang begitu gelap dan sunyi, suara tersebut seperti suara seorang sepuh yang seakan tengah menghina mereka. “Kalian memang pant

    Last Updated : 2021-06-10
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Enam - Manusia yang mengerikan

    Chyou Chen mengeluarkan sebuah pedang dari kegelapan, dia meninggalkan Xiao Wu, Lixue dan Sing Wo yang berada dalam ilusi. Dalam satu tarikan napas, Chyou Chen sudah bertukar beberapa jurus dengan kesembilan Iblis ahli pedang.Dia mengertakkan giginya kuat, sambil menangkis beberapa jurus yang di terimanya. Benturan antara kedua pedang menimbulkan percikan seperti kembang api, mereka terus bergerak seperti bayangan dan bertemu dengan tiba-tiba seperti barang bertabrakan.“Sudah lama aku tidak sesenang ini ketika bertarung,” ucap Chyou Chen sambil terus bertukar jurus dengan para Iblis itu.Mata yang sering di tutupi Xiao Wu mengeluarkan cahaya di balik kain yang menutupinya, sedikit demi sedikit kesadarannya mulai kembali. ‘Apa yang terjadi, bagaimana aku bisa tak sadarkan diri?’ Xiao Wu melirik ke arah orang-orang di sebelahnya.Terlihat hanya ada satu orang yang tidak ia lihat saat ini. “Kemana si bajingan itu.” Xiao Wu mencoba untuk menyadarkan Lixue dan S

    Last Updated : 2021-06-10
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tujuh - Perjanjian

    Di perjalanan mereka kali ini, Sing Wo yang biasanya sering bicara. Kini sudah lebih banyak diam, baik Xiao Wu, Lixue dan Sing Wo. Mereka terus melirik ke arah Chyou Chen yang berada di belakang mereka.Setelah Chyou Chen kembali menemui mereka, tatapan mata Chyou Chen sekarang sudah sangat berbeda. Tatapan matanya seakan menunjukkan dia bukan lagi seseorang yang sama dan mudah untuk di tindas, perlakuan Xiao Wu terhadapnya pun kian berubah sangat drastis.“Guru, apa kita akan aman sampai ke Sekte Kunlun nanti,” bisik Sing Wo kepada Guru Xiao Wu, Xiao Wu tidak mengubris pernyataan yang keluar dari mulut Sing Wo.Bayangan saat Chyou Chen bertarung dengan kesembilan Iblis itu masih terlihat jelas di ingatanya. Mata Temujinya menjadi saksi betapa mengerikannya kekuatan yang di miliki Chyou Chen, dengan pengalamanya selama hidupnya di rimba persilatan. Dia bisa menebak jika Chyou Chen mampu menjadi pendekar terhebat di daratan bumi ini.Di belakang, Chyou Chen asik mer

    Last Updated : 2021-06-11
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Delapan - Memburu Bandit

    Di malam hari, Chyou Chen masih asyik memberi makan para kuda. Sing Wo mencoba untuk mendekatinya, namun reaksi Chyou Chen sangat dingin terhadapnya.“Master, apa ada saran supaya nanti di pertandingan aku bisa menang melawan para musuhku,” tanya Sing Wo, dengan wajah yang penuh dengan harapan untuk di bisa jawab.“Apa tahnik berpedangmu sama dengan Nona Xue?” Jawab Chyou Chen yang mengejutkan semua wajah setiap orang, Xiao Wu tidak habis pikir. Chyou Chen ternyata Master yang mudah di tanyai pendapat.“Ekhem.. Ekhem.. “ Xiao berdehem sambil mendekati keduanya.“Kenapa Guru Xiao?” tanya Chyou Chen penasaran.“Senior, apa aku juga boleh bertanya untuk menu latihanku?” dengan wajah sedikit malu, Xiao Wu berdehem sekali lagi. Dia sedikit risih dengan wajah Sing Wo yang menatapinya dengan wajah berbinar miliknya.Chyou Chen tertawa dan itu membuat wajah Xiao Wu semakin memerah, bagaimana pun dia adalah seorang Master pedang yang di akui pendekar seluruh daratan dunia.

    Last Updated : 2021-06-12

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh Satu - Rumput Sihir

    Di depan sebuah bangunan besar, seorang kakek di usir oleh salah satu orang dari bangunan terbesar di kota bulu perak ini. Semua orang yang tidak sengaja melihat dan lewat, terkejut karena pemuda dari bangunan besar itu mengusir kakek tersebut dengan cara tak bermoral serta memakinya dengan keras.Saat Chyou Chen tengah santai berjalan-jalan karena kerumunan di depan jalanya, ia menjadi penasaran dan mendekat ke arah kerumunan itu, di dalam benaknya ia sangat bertanya-tanya apa yang tengah terjadi.“Dasar kakek tidak tahu malu, mau menjual rumput biasa ke rumah Bulan perak.”“Iya, mungkin karena kemiskinannya dia jadi nekat dan gila,” kerumunan orang-orang ini saling berbisik antara satu dengan yang lain, sehingga Chyou Chen akhirnya dapat menebak situasi apa yang tengah terjadi.Dia menerobos paksa untuk masuk ke dalam kerumunan itu, Chyou Chen terkejut dengan sebuah rumput yang mirip tanaman bulu kucing. Namun ia dapat melihat keunikan dari tanaman yang di pegang

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh - Zen

    Gadis pelayan itu bermarga Yu, dia bernama Yu Ling. Lixue mengajak Yu Ling untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran saat ini.“Ada apa Nona? Kenapa Nona memanggil saya ke tempat seperti ini, jika mau berbincang. Kita bisa berbincang di dalam saja,” seru Yu Ling sambil menawarkan Lixue ke dalam ruangannya.“Tidak, aku hanya ingin menanyakanmu hal kecil saja. Memangnya laki-laki yang mirip dengan rekanku tadi sepenting apa bagi kota ini?” Lixue langsung bertanya tanpa basa basi.“Apa Anda hanya menanyakan hal ini?” Tanya lagi Yu Ling yang cukup antusias mendengar pertanyaan Lixue.“Aku hanya menanyakan hal ini saja.”Yu Ling mulai bercerita, jika dulu ada seorang pemuda yang aneh, telah mengubah kota yang dulunya sepi menjadi ramai dan padat seperti sekarang. Kota bulu permata, namanya sangat asing karena kota ini didirikan oleh para tentara-tentara kerajaan yang kabur dari misi mereka, semua ini agar mereka tetap bisa tinggal bersama keluarga kecil mereka m

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Sembilan Belas - Sikap yang Aneh

    Masa Xiao Wu kecil..“Kek.. Kakek! Wu’er mau jadi pendekar hebat suatu saat nanti. Apa kakek tahu caranya.”Pria sepuh yang di panggil kakek itu tersenyum lembut, dia mengelus kepala Xiao Wu dengan menumpahkan kasih sayangnya.“Wu’er suatu saat, jika kamu bertemu dengan pendekar hebat seperti itu. Patuhlah padanya, seperti kamu patuh kepada raja atau orang tuamu.”“Kenapa harus seperti itu kek?”“Karena jika mereka ingin menghancurkan suatu negeri. Mereka akan sangat mudah untuk melakukannya.”Kembali ke masa sekarang.Saat keempatnya beristirahat di dekat sungai, Xiao Wu terlihat tengah melamun sambil memperhatikan air sungai yang mengalir. Sing Wo mendekatinya sambil sesekali bertanya kepada pria yang sudah sepuh itu.“Guru! Kenapa kau sejak tadi melamun.”“Aku memikirkan kisah yang pernah kakekku ceritakan. Saat aku kecil, kakekku pernah bercerita tentang seb

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Delapan Belas - Sergapan dua

    Saat ular raksasa dengan duri-duri raksasa mengeram keras ke arah Chyou Chen, Chyou Chen dengan tatapan datar langsung memberinya sebuah tebasan cepat dan anehnya mampu membuat ular raksasa itu hancur menjadi percikan darah. Wajah Lixue dan Sing Wo sampai ternganga, keduanya sampai mengusap-usap kasar kedua matanya.‘Hanya mengibaskan satu tangan kosongnya, Monster sebesar itu langsung berubah menjadi percikan darah!’ dari arah belakang Lixue dan Sing Wo, keduanya di kejutkan dengan serangan tiba-tiba, oleh dua pendekar yang berpakaian sama dengan pendekar yang menyerang Xiao Wu.Si pendekar bayangan yang sedikit mengalihkan pandangnya dari Xiao Wu, karena terkejut menyaksikan ular raksasa tunggangannya hancur. Dia terkena serangan tapak es milik Xiao Wu sampai muntah darah, itu di jadikan kesempatan emas bagi Xiao Wu sehingga si kakek tua itu berhasil melukainya dengan sangat parah.Kedua rekannya juga berhasil di lukai Xiao Wu dengan tebasan pedangnya, “Jurus pedang badai

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tujuh Belas - Sergapan

    “Bagaimana kau bisa langsung sadar?” Tanya Chyou Chen sedikit penasaran.“Sejak dulu aku sangat peka dengan kebiasaan orang lain, dari suara meskipun ia mencoba mengubahnya berbeda mungkin. Jika aku pernah mendengar suaranya, maka aku langsung bisa akan menebak dia.”Chyou Chen terdiam seketika, dia menatap gadis di depanya itu dari bawah sampai atas. Dengan wajah yang sangat malu, Bing Hua merasa tubuhnya tengah di telanjangi oleh Chyou Chen. “Jangan terus menatap tubuhku.” Wajahnya sangat memerah. Ini hal pertama baginya, di tatap seorang pria akan sememalukan ini.Saat Chyou Chen hendak mengatakan sesuatu, seorang gadis tiba-tiba memanggil namanya. “Tuan Chyou Chen! Sebaiknya Anda segera bersiap-siap, kita akan segera pergi. Dasar kucing garong,” setelah berbicara, Lixue langsung membuang wajah kesalnya yang tertutup oleh cadar.“Nona, kami baru saja berbicara beberapa kata. Apa sedari kecil, Anda tidak di ajari orang tua Anda untuk tidak mengganggu pembicaraan orang

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Enam Belas - Bing Ruyu

    “Hentikan!” suara besar tanpa rupa mengejutkan setiap orang yang tengah melempari Li Tian dengan batu. Aura mencekam mulai terasa saat sebuah awan dari langit turun.“Awan apa itu?” semua orang bertanya-tanya, kecuali para Master yang ada di situ. Menurut Xiao Wu dan Bing Hua, trik seperti itu sangat sederhana bagi mereka.Tapi untuk kebanyakan orang yang hadir di tempat ini, itu merupakan hal yang jarang, bisa mereka lihat setiap saat. Seorang pria sepuh dengan pakaian serba putih mulai terlihat dan menampakkan diri. “Dia merupakan murid penting di Sekte kami, siapa yang sudah sangat berani melukainya. Maka ia akan berhadapan denganku,” kata-kata si tua sepuh itu membuat Chyou Chen tertarik namun di hentikan oleh Xiao Wu.“Master, biarkan Master Bing yang menyelesaikan masalah ini.” Sambil menunjuk Bing Hua yang langsung turun menghadap pria sepuh itu.“Master Ma! Muridmu berlaku curang di acara ini, kalau kau membelannya berarti kau akan berhadapan denganku

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Lima Belas - Alkemis palsu

    Kakek Long dan cucunya berjalan dengan terburu-buru. Dari malam hari, Kakek Long sulit sekali tidur karena menunggu momen langka ini.‘Semoga saja Master Bing akan menyukai hadiah ini,’ batin Kakek Long dengan senyum bahagianya. Coucou sebagai pemandu arah pun sudah tidak sabar, dengan hadiah yang di janjikan kakek kepadanya.“Coucou, kalo besok kita menang. Hadiah itu buat biaya Coucou nanti sekolah.” Kata-kata itu sudah membuatnya tidak sabar, menunggu pengumuman kemenangan mereka.“Kek! Kita sudah sampai gerbang.” Gerbang aula obat memiliki tinggi delapan meter, gerbang itu berhias dua ekor naga dengan bola api di depan kedua patung naga itu. Berkolaborasi dengan warna merah yang dapat membuat orang yang melihatnya akan terkesima dengan keindahan gapura gerbang tersebut.Keduanya di hadang oleh salah satu penjaga di sana. “Tunggu kakek Long, aula ini boleh di masuki. Hanya untuk Alkemis yang akan ikut partisipasi acara

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Empat Belas - Duel Kedua

    Selesai mengantar neneknya yang masih histeris, karena kekalahan perdananya. Bing An dan adiknya meninggalkan Neneknya untuk segera istirahat di dalam kamar, masing-masing. Di kamar wanita tua itu masih terbayang detik-detik beradu pedang dengan Chyou Chen.“Mata itu! Begitu mengintimidasi.” Dia masih ingat dengan tatapan, Chyou Chen yang begitu tajam. “Hanya dengan melihat tatapannya saja, aku seperti di tekan olehnya,” Bing Hua terus bergumam di dalam kamarnya.Tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang, yang menunggunya di sebuah tempat, dengan jarak yang begitu jauh dari kota. “Aura ini, apakah Xiao Wu masih penasaran denganku. Setelah ia mempermalukan aku di hadapan banyak orang. Aku akan menghancurkannya.”Bing Hua segera keluar dari jendela, untuk pergi ke arah seseorang yang menekannya dari jarak yang lumayan jauh tersebut. Saat ia sampai, ternyata di sana Cuma ada Chyou Chen yang berdiri di tengah lapangan sendiri.“Master Bing! Kau mungkin masih penasaran denga

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tiga Belas - Beradu Pedang

    “Master! Malam nanti, kita akan menghadiri undangan jamuan makan dari Master Bing. Apakah Master akan ikut?” entah kenapa kehadiran Chyou Chen di jamuan makan ini, sangat ia harapkan.Tatapan mata Bing Hua di pertemuan awal mereka, membuat Xiao Wu menggigil ketakutan bahkan sampai sekarang. Hanya dengan sebuah tatapan saja, puluhan lingkaran tenaga dalamnya hancur dalam sekejap. Jika ia mengukur kekuatan para Master yang telah mendapatkan gelar di dunia persilatan sampai saat ini.Kekuatan dua puluh Master yang menghilang ini, mungkin sudah bukan lagi ancaman bagi Bing Hua sekarang. ‘Master Hua, mungkin sudah jauh di atas Zou Fan sekalipun,’ Xiao Wu seakan menyesali setiap detik di kehidupannya yang telah ia lalui. Dia sadar jika selama hidupnya di buat untuk bersantai saja, namun itu semua karena usia lanjutnya.“Guru Xiao Wu, aku jelas akan ikut kalian ke mana pun. Karena tugasku untuk mengantar kalian belum selesai,” ucapan Chyou Chen begitu membuat pikiran X

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status