Mengingat semangatnya dulu saat Dou Jin mempraktekkan tiga jurus ini, Xiao Long semakin terpukul. Dia telah berlatih mati-matian dan hanya menghasilkan gerakan biasa. Tak ada yang bisa menjawab apa penyebab kegagalannya dan Xiao Long berpikir bahwa hati dan pikirannya tak pernah seirama. Setiap malam yang hening dia mencoba hal berulang-ulang, berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Hanya helaan napas yang keluar dari mulutnya.
Sementara permintaan tanaman obat semakin meninggi. Tujuh bulan berlalu tanpa perkembangan berarti. Xiao Long mulai merasakan kekacauan dalam pikirannya. Bisa saja esok Dou Jin datang dan melihatnya sama sekali tak memiliki harapan. Kata-kata yang sempat dilontarkannya kini hanya menjadi omong kosong belaka.
Di suatu malam yang berkabut Xiao Long duduk termenung di atas bebatuan di tengah danau, tiga jam dilaluinya dalam kebimbangan tak berujung. Terlihat pantulan bulan penuh di atas riak air yang tenang. Namun hati Xiao Long sama sekali tidak tena
Hanya selembar kertas yang diberikan Dou Jin tak mampu menjawab semua pertanyaan yang berkelebatan di kepalanya.Xiao Long tak ambil pusing lagi, dia mulai mengangkat senjata setinggi dada. Menghadapkan pedang ke depan dan membayangkan musuh tengah berlari ke arahnya.Untuk kelima kalinya Xiao Long melakukan gerakan yang sama. Dia hanya bisa melakukan tujuh kali tebasan tanpa lebih. Bisa dikatakan hanya setengah dari yang bisa Dou Jin lakukan.Pusat dari teknik Jiwa Pertama adalah kecepatan dan keseimbangan. Xiao Long beberapa kali hampir terjatuh ke danau saat pijakannya salah, membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan.Malam-malam berikutnya terus berganti, bulan penuh telah kembali berubah menjadi malam dengan bulan sabit yang hanya separuh tampak karena dihalangi oleh awan. Xiao Long tak ingat lagi berapa lama Dou Jin pergi dan berapa lama dirinya berlatih teknik kedua. Kadang dalam satu hari hanya dilaluinya dengan hal yang berulang-ulang. Meneb
"Arrghh!!"Desiran angin menyusup di balik-balik celah pepohonan yang tiba-tiba saja berisik oleh kepak sayap burung. Puluhan burung berterbangan di sekitar danau, melihat amukan Sang Penghuni Danau yang Sebenarnya sedang merapalkan kutukan dari hati. Dia kesal setengah mati dengan kertas yang berada di tangannya yang tak lain adalah satu-satunya petunjuk dari Dou Jin."Dari sekian banyaknya halaman kenapa Guru hanya menceritakan hal-hal tidak penting seperti ini?" Xiao Long kehilangan keseimbangannya saat berdiri di atas air dan langsung tenggelam. Bukannya panik, Xiao Long semakin menjerit tidak jelas. Buih-buih air naik ke atas permukaan bersusulan dengan kepalanya yang muncul memasang ekspresi resah gelisah. Satu pekan dia tidak bisa tenang dibuat latihan melelahkan yang hanya menuntunnya pada kebuntuan. Xiao Long mendecih, menepak-nepak permukaan air sambil terus menggumam kesal.Semua telah dilakukannya dan sama sekali tak ada yang membawanya pada pe
Saat Xiao Long memegang kembali pedang itu, sebuah aliran kekuatan yang dahsyat masuk ke dalam tubuhnyaXiao Long disengat gelombang panik tiba-tiba, kekuatannya yang berkurang tak begitu banyak tadi kembali dengan jumlah yang jauh lebih besar. Xiao Long melepaskan pedang itu beberapa saat untuk menenangkan dirinya. Dia mengira akan keluar semacam setan tadi untuk mengutuknya.Namun senjata itu hanya bereaksi sedikit. Tidak ada pertanda lainnya yang dapat menjawab mengapa pedang tersebut mengembalikan kekuatan yang sudah diserapnya."Atau memang kau memiliki kemampuan untuk menyalurkan kekuatan yang dua kali lipat dari yang kau terima?"Xiao Long mulai berpikir untuk mempelajari pedang ini, melupakan latihannya yang menjemukan sejenak. Dia pergi menuju hutan, menantang binatang buas mana pun yang ditemuinya. Seekor beruang besar yang tinggal di dekat rawa mendekat. Dulu Xiao Long akan berpikir dua kali untuk menyerang siluman itu, sekarang dia langsun
"Guyonan orang tua?"Dou Jin tersenyum, lebih tepatnya tersenyum kesal. Namun tetap saja dia hanya bisa tertawa saat Xiao Long menertawakannya."Kau mulai tidak menghargai gurumu.""Maafkan aku. Tapi aku begitu kesepian akhir-akhir ini karena tidak ada kawan berbicara. Aku bahkan sudah menganggap pilar rumah sebagai teman mengobrol ku."Kali ini Dou Jin yang tidak mengerti guyonan itu, walaupun pada akhir dia hanya bisa tertawa kebingungan."Latihanku-" Xiao Long baru ingin menjelaskan tapi Dou Jin segera memotongnya. "Aku sudah tahu tanpa melihatnya. Kau sudah menguasainya. Lebih cepat dari dugaan ku. Padahal aku kembali untuk mengajarkanmu teknik ketiga.""Sudah kuduga. Itu sangat sulit dipelajari. Aku kebingungan tujuh bulan di buatnya. Aku baru menyadari pedang yang ku gunakan itu dapat mengacaukan pikiranku.""Tergantung apakah kau bisa mengendalikannya atau tidak. " Dou Jin membenarkan. "Kau sudah berusaha yang terbaik. Kebe
Mempelajari tiga teknik terakhir dari Enam Pembunuh sangatlah sulit, sejak awal Dou Jin telah mengutarakannya dengan jelas. Tidak sembarangan orang bisa mempelajari hal itu dan hanya segelintir orang dari klannya yang memahami teknik ini.Hari ini sebelum mempraktekkan tiga teknik tersebut Dou Jin memintanya ikut ke sebuah tempat.Xiao Long mengekori dari belakang sembari berpikir-pikir ke mana mereka akan beranjak. Dia sempat mendatangi tempat ini sebelumnya saat mengurung diri di hutan dan tidak berani masuk lebih dalam karena merasakan begitu banyak siluman berbahaya tinggal di sini.Tidak perlu diragukan lagi, dugaan Xiao Long benar. Namun mereka sama sekali tidak menyerang, ada sebuah kekuatan yang membuat mereka gentar, yaitu Dou Jin. Tanpa menggertak atau menyerang, hanya dengan kehadirannya saja sudah cukup untuk membuat mereka mundur.Akhirnya mereka tiba di ujung mata air berupa air terjun yang sangat tinggi dengan luapan asap panas. T
"Kau baik-baik saja?"Xiao Long kembali menatap ke depan. Sepertinya Dou Jin segera membawanya ke tepi sungai saat Xiao Long kehilangan kesadaran. Dia mencerna apa yang baru saja dialaminya.Dou Jin memahami semua itu membuat Xiao Long terkejut, dia berusaha menjelaskan agar muridnya tidak panik."Yang kau lihat tadi adalah teknik keempat. Aku menggunakan Mata Pikiran untuk mempengaruhi pikiranmu. Lalu dengan teknik keempat, aku sepenuhnya masuk ke dalam kesadaranmu dan bisa membunuhmu di sana. Kau pasti ketakutan.""Yang terjadi tadi ... Bagaimana bisa guru menguasai pikiranku?"Dou Jin duduk bersila di sebelahnya, menjelaskan. "Semua yang kau lihat tadi adalah pikiran alam bawah sadarmu. Aku hanya berperan untuk mempengaruhinya dan masuk ke dalamnya.""Guru, kau membunuhku di sana tapi mengapa aku masih hidup?""Aku belum membunuhmu sepenuhnya. Kau masih merasa dirimu hidup saat ditusuk pedang bukan? Pada dasarnya Lari dari Kematian itu a
Saat Xiao Long membuka matanya, Dou Jin telah pergi ke seberang. Berdiri di atas batu yang terletak di tengah air."Aku akan menunggumu selagi kau memulihkan diri."***Seperti kata Dou Jin, setelah satu bulan dia akan kembali untuk panggilan tugasnya. Meninggalkan Xiao Long berlatih teknik kelima sendirian.Teknik kelima sendiri dinamai 'Tangan-tangan Setan'. Seperti namanya teknik ini mewujudkan sebuah kekuatan menjadi bentuk tangan dengan kuku yang begitu tajam. Dalam pertarungan jarak dekat, jurus ini sangat berguna untuk mengunci pergerakan musuh. Juga untuk bertahan dari serangan dari berbagai sisi. Xiao Long berhasil berdiri di atas permukaan air sungai yang begitu deras. Dia tidak bisa melepaskan fokusnya walau hanya sedetik.Karena jika itu terjadi maka dia akan jatuh ke air yang langsung membawanya jatuh ke dasar air terjun. Dou Jin mengamati dari pinggir sungai. Perlahan demi perlahan sepuluh tangan bermunculan, dia tahu Xiao L
Keheningan di antara keduanya seketika lenyap saat sosok itu berbicara lebih dulu, "Apa kau mau berbagi ikan itu?"Xiao Long tersenyum, lalu tertawa sekilas. "Tentu saja, kemarilah."Dia menepuk-nepuk tanah di sampingnya. Dengan telapak tangannya, Xiao Long sudah bisa menghidupkan api dengan kekuatannya saja tanpa harus bersusah payah.Tangannya masih membakar ikan tersebut sembari mengajak orang itu berbicara. "Sepertinya aku tidak pernah melihatmu di sini," jelasnya."Aku orang desa seberang.""Benarkah? Guru bilang sedang terjadi kebakaran di sana. Kau tersesat? Orang tuamu mana?"Pertanyaan beruntun itu membuat sosok itu terdiam, Xiao Long meringis canggung. "Haha, maafkan aku terlalu bersemangat saat melihat orang seumuranku.""Si Paling Bersemangat."Xiao Long menoleh, sosok itu sedang menertawainya. Dia ikut tertawa, menertawai dirinya sendiri."Hei, namamu siapa?" tanya Xiao Long sembari menyodork