"Arrghh!!"
Desiran angin menyusup di balik-balik celah pepohonan yang tiba-tiba saja berisik oleh kepak sayap burung. Puluhan burung berterbangan di sekitar danau, melihat amukan Sang Penghuni Danau yang Sebenarnya sedang merapalkan kutukan dari hati. Dia kesal setengah mati dengan kertas yang berada di tangannya yang tak lain adalah satu-satunya petunjuk dari Dou Jin.
"Dari sekian banyaknya halaman kenapa Guru hanya menceritakan hal-hal tidak penting seperti ini?" Xiao Long kehilangan keseimbangannya saat berdiri di atas air dan langsung tenggelam. Bukannya panik, Xiao Long semakin menjerit tidak jelas. Buih-buih air naik ke atas permukaan bersusulan dengan kepalanya yang muncul memasang ekspresi resah gelisah. Satu pekan dia tidak bisa tenang dibuat latihan melelahkan yang hanya menuntunnya pada kebuntuan. Xiao Long mendecih, menepak-nepak permukaan air sambil terus menggumam kesal.
Semua telah dilakukannya dan sama sekali tak ada yang membawanya pada pe
Saat Xiao Long memegang kembali pedang itu, sebuah aliran kekuatan yang dahsyat masuk ke dalam tubuhnyaXiao Long disengat gelombang panik tiba-tiba, kekuatannya yang berkurang tak begitu banyak tadi kembali dengan jumlah yang jauh lebih besar. Xiao Long melepaskan pedang itu beberapa saat untuk menenangkan dirinya. Dia mengira akan keluar semacam setan tadi untuk mengutuknya.Namun senjata itu hanya bereaksi sedikit. Tidak ada pertanda lainnya yang dapat menjawab mengapa pedang tersebut mengembalikan kekuatan yang sudah diserapnya."Atau memang kau memiliki kemampuan untuk menyalurkan kekuatan yang dua kali lipat dari yang kau terima?"Xiao Long mulai berpikir untuk mempelajari pedang ini, melupakan latihannya yang menjemukan sejenak. Dia pergi menuju hutan, menantang binatang buas mana pun yang ditemuinya. Seekor beruang besar yang tinggal di dekat rawa mendekat. Dulu Xiao Long akan berpikir dua kali untuk menyerang siluman itu, sekarang dia langsun
"Guyonan orang tua?"Dou Jin tersenyum, lebih tepatnya tersenyum kesal. Namun tetap saja dia hanya bisa tertawa saat Xiao Long menertawakannya."Kau mulai tidak menghargai gurumu.""Maafkan aku. Tapi aku begitu kesepian akhir-akhir ini karena tidak ada kawan berbicara. Aku bahkan sudah menganggap pilar rumah sebagai teman mengobrol ku."Kali ini Dou Jin yang tidak mengerti guyonan itu, walaupun pada akhir dia hanya bisa tertawa kebingungan."Latihanku-" Xiao Long baru ingin menjelaskan tapi Dou Jin segera memotongnya. "Aku sudah tahu tanpa melihatnya. Kau sudah menguasainya. Lebih cepat dari dugaan ku. Padahal aku kembali untuk mengajarkanmu teknik ketiga.""Sudah kuduga. Itu sangat sulit dipelajari. Aku kebingungan tujuh bulan di buatnya. Aku baru menyadari pedang yang ku gunakan itu dapat mengacaukan pikiranku.""Tergantung apakah kau bisa mengendalikannya atau tidak. " Dou Jin membenarkan. "Kau sudah berusaha yang terbaik. Kebe
Mempelajari tiga teknik terakhir dari Enam Pembunuh sangatlah sulit, sejak awal Dou Jin telah mengutarakannya dengan jelas. Tidak sembarangan orang bisa mempelajari hal itu dan hanya segelintir orang dari klannya yang memahami teknik ini.Hari ini sebelum mempraktekkan tiga teknik tersebut Dou Jin memintanya ikut ke sebuah tempat.Xiao Long mengekori dari belakang sembari berpikir-pikir ke mana mereka akan beranjak. Dia sempat mendatangi tempat ini sebelumnya saat mengurung diri di hutan dan tidak berani masuk lebih dalam karena merasakan begitu banyak siluman berbahaya tinggal di sini.Tidak perlu diragukan lagi, dugaan Xiao Long benar. Namun mereka sama sekali tidak menyerang, ada sebuah kekuatan yang membuat mereka gentar, yaitu Dou Jin. Tanpa menggertak atau menyerang, hanya dengan kehadirannya saja sudah cukup untuk membuat mereka mundur.Akhirnya mereka tiba di ujung mata air berupa air terjun yang sangat tinggi dengan luapan asap panas. T
"Kau baik-baik saja?"Xiao Long kembali menatap ke depan. Sepertinya Dou Jin segera membawanya ke tepi sungai saat Xiao Long kehilangan kesadaran. Dia mencerna apa yang baru saja dialaminya.Dou Jin memahami semua itu membuat Xiao Long terkejut, dia berusaha menjelaskan agar muridnya tidak panik."Yang kau lihat tadi adalah teknik keempat. Aku menggunakan Mata Pikiran untuk mempengaruhi pikiranmu. Lalu dengan teknik keempat, aku sepenuhnya masuk ke dalam kesadaranmu dan bisa membunuhmu di sana. Kau pasti ketakutan.""Yang terjadi tadi ... Bagaimana bisa guru menguasai pikiranku?"Dou Jin duduk bersila di sebelahnya, menjelaskan. "Semua yang kau lihat tadi adalah pikiran alam bawah sadarmu. Aku hanya berperan untuk mempengaruhinya dan masuk ke dalamnya.""Guru, kau membunuhku di sana tapi mengapa aku masih hidup?""Aku belum membunuhmu sepenuhnya. Kau masih merasa dirimu hidup saat ditusuk pedang bukan? Pada dasarnya Lari dari Kematian itu a
Saat Xiao Long membuka matanya, Dou Jin telah pergi ke seberang. Berdiri di atas batu yang terletak di tengah air."Aku akan menunggumu selagi kau memulihkan diri."***Seperti kata Dou Jin, setelah satu bulan dia akan kembali untuk panggilan tugasnya. Meninggalkan Xiao Long berlatih teknik kelima sendirian.Teknik kelima sendiri dinamai 'Tangan-tangan Setan'. Seperti namanya teknik ini mewujudkan sebuah kekuatan menjadi bentuk tangan dengan kuku yang begitu tajam. Dalam pertarungan jarak dekat, jurus ini sangat berguna untuk mengunci pergerakan musuh. Juga untuk bertahan dari serangan dari berbagai sisi. Xiao Long berhasil berdiri di atas permukaan air sungai yang begitu deras. Dia tidak bisa melepaskan fokusnya walau hanya sedetik.Karena jika itu terjadi maka dia akan jatuh ke air yang langsung membawanya jatuh ke dasar air terjun. Dou Jin mengamati dari pinggir sungai. Perlahan demi perlahan sepuluh tangan bermunculan, dia tahu Xiao L
Keheningan di antara keduanya seketika lenyap saat sosok itu berbicara lebih dulu, "Apa kau mau berbagi ikan itu?"Xiao Long tersenyum, lalu tertawa sekilas. "Tentu saja, kemarilah."Dia menepuk-nepuk tanah di sampingnya. Dengan telapak tangannya, Xiao Long sudah bisa menghidupkan api dengan kekuatannya saja tanpa harus bersusah payah.Tangannya masih membakar ikan tersebut sembari mengajak orang itu berbicara. "Sepertinya aku tidak pernah melihatmu di sini," jelasnya."Aku orang desa seberang.""Benarkah? Guru bilang sedang terjadi kebakaran di sana. Kau tersesat? Orang tuamu mana?"Pertanyaan beruntun itu membuat sosok itu terdiam, Xiao Long meringis canggung. "Haha, maafkan aku terlalu bersemangat saat melihat orang seumuranku.""Si Paling Bersemangat."Xiao Long menoleh, sosok itu sedang menertawainya. Dia ikut tertawa, menertawai dirinya sendiri."Hei, namamu siapa?" tanya Xiao Long sembari menyodork
"Han bodoh!" Xiao Long keluar dari persembunyiannya, melihat Han diserang ratusan lebah di waktu yang bersamaan. Beruntung saja Han bisa melarikan diri dan langsung kabur.Mereka berdua berlari sejauh mungkin hingga lebah itu tak lagi mengejar hingga tiba di sebuah batas kota yang pernah Han ceritakan.Kota itu terlihat hancur, bangunan tinggi dan beberapa kuil masih berasap. Aroma darah dan abu menusuk hidung keduanya, terdengar juga bunyi lalat-lalat pengerubung mayat di ujung jalan.Han masih terlihat biasa saja. Berbeda dengan Xiao Long, puluhan hingga ratusan rumah hancur dan dia tidak tahu apa yang terjadi di sana. Han terkejut, menarik Xiao Long bersembunyi di balik tembok di mana sekelompok orang tengah menyelidiki tempat tersebut."Hei, kau tahu ada apa dengan kota ini?""Kaisar membakarnya karena walikota membangkang. Aku tidak tahu bagaimana jelasnya, yang pasti Kaisar Yin sangat kejam. Dia tidak akan segan-segan walaupun seribu nyaw
Hanya tersisa satu pedang lagi di dinding dan itu adalah pedang terakhir Dou Jin. Xiao Long menatap pedang di tangannya, bagaimana laki-laki itu memegang senjata seperti bagian dari tubuhnya sendiri. Bayangan sosok Dou Jin saat berdiri di tempat ini. Xiao Long tak yakin apakah Gurunya akan kembali lebih awal dari perkiraannya atau lebih lama.Dia memutuskan berjalan ke arah danau. Tempat yang paling sering didatanginya untuk berlatih. Kakinya berhenti menapak saat mendengar derap langkah kaki, Han ikut keluar. Xiao Long pikir dia ingin ikut berlatih, hanya saja Han justru pergi ke arah berlawanan.Han mungkin ingin berburu, pikir Xiao Long. Dia segera pergi ke tempat tujuan. Berlatih hingga awal pagi kembali tiba, semakin lama kemampuannya semakin meningkat, Xiao Long sempat terpikir seperti apa teknik keenam yang tak diajarkan Dou Jin.Pasti ada satu cara agar dia bisa menguasai teknik paling terakhir itu. Selama ini semua yang diajarkan Dou Jin begitu be