Tiga puluh Pendekar Ahli menyerang Chen Yang secara bersama-sama. Saat ini, posisi Chen Yang berada di tengah-tengah Pendekar Serikat Pengemis yang berdiri melingkar. Ayunan tongkat kayu datang silih berganti dari berbagai arah.
Kekuatan Pendekar Raja bisa dikatakan setara dengan 30 Pendekar Ahli. Namun, dalam sebuah pertarungan, bukan hanya tingkat Pendekar yang berpengaruh, tapi juga pemahaman beladiri, penguasaan jurus, senjata, pengalaman bertarung dan kecerdasan. Pada dasarnya, tingkat Pendekar lebih berpengaruh pada Tenaga Dalam, kecepatan, kekuatan dan stamina.Beberapa kali pedang Chen Yang beradu dengan tongkat kayu dan menghasilkan suara yang berdenting seolah-olah senjata yang digunakan Serikat Pengemis terbuat dari logam.Teknik yang digunakan oleh kelompok ini sama dengan yang digunakan kelompok sebelumnya. Namun, setiap serangan dilakukan dengan tingkat kekutan dan kecepatan yang lebih dari sebelumnya.Hal ini jelas membuat Chen Yang mengalami kesuliHari sudah mendekati senja. Sebuah kabar dari dalam tembok kota sampai ke tangan Li Zhenghe. Sebelumnya, sekte Pulau Bunga Persik memang sudah mengirim seseorang ke dalam kota untuk memantau situasi dan memberi berita melalui surat yang dibawa burung merpati. Li Zhenghe berdecak kesal membaca surat yang ia terima. Apa yang terjadi di dalam kota, tidak sesuai dengan apa yang ia rencanakan. Pertarungan Serikat Pengemis dan Prajurit Kota terhenti dan Serikat Pengemis tidak melakukan serangan lebih jauh. "Apa yang harus kita lakukan selanjutnya, Ketua Li?" Patriark Wei juga merasa sedikit kesal, semuanya tidak berjalan sesuai rencana. "Mohon maaf atas kegagalan rencana kami, Patriark Wei! Untuk langkah selanjutnya, kita harus memikirkannya lagi!" balas Li Zhenghe. "Tidak bisakah kita langsung memasuki kota. Seperti ancaman yang Ketua Li berikan sebelumnya, jika gerbang kota tidak dibuka, artinya Kota Baitong bekerjasama dengan Serikat Pengemis! Kita punya alasan untu
Matahari baru sejengkal naik dari garis cakrawala, sekte Pulau Bunga Persik sudah mulai melakukan aksinya. Mereka berusaha mendobrak pintu gerbang kota agar mereka bisa masuk. "Lakukan lebih keras! Kita harus menyelesaikan misi ini dalam satu hari!" teriak Li Zhenghe pada para anggotanya. Sementara itu, dari dalam tembok kota, Serikat Pengemis yang menjaga pintu gerbang mulai sedikit khawatir. Sekuat tenaga mereka berusaha untuk membuat pintu gerbang tidak terbuka. Situasi ini berada di luar perkiraan Gu Tan. Awalnya, ia mengira sekte Pulau Bunga Persik tidak akan memaksa masuk selama mereka tidak menyerang warga atau pemerintah kota. Namun, kenyataannya tidak seperti itu. "Ketua... kenapa mereka tetap berusaha memaksa masuk? Bukankah itu bisa merusak reputasi mereka!" ucap salah seorang Pendekar Serikat Pengemis. "Sepertinya mereka mendapatkan alasan baru untuk menyerang kita! Kita tidak boleh lengah, terus jaga pintu gerbang agar mereka tidak bisa masuk!"
Pertarungan tidak bisa dihindarkan. Pedang Li Zhenghe dan tongkat kayu Gu Tan saling beradu menghasilkan suara yang berdenting, seolah-olah tongkat kayu Gu Tan terbuat dari logam. Keduanya sama-sama berada di tingkat Pendekar Kaisar, sehingga pertarungan ini terbilang seimbang. Gu Tan unggul dari segi pengalaman bertarung, tapi Li Zhenghe memiliki teknik yang lebih baik. Dalam waktu singkat, keduanya sudah bertukar belasan jurus. Gerakan keduanya memiliki kecepatan yang tinggi bagai lalat yang menghindar dari tepukan. Serangan mereka begitu kuat bagai tandukan seekor banteng. Satu tebasan dari Li Zhenghe hampir mengenai Gu Tan. Ketua Serikat Pengemis itu menghindar di saat-saat akhir. Celah pertahanan Li Zhenghe menjadi terbuka dan Gu Tan memanfaatkannya dengan memberi sebuah pukulan. Li Zhenghe dibuat melangkah mundur. Gu Tan tidak membuang waktu. Ia memanfaatkan situasi Li Zhenghe yang sedikit mengendur dengan melakukan serangan secara bertubi-tubi. Li Zhenghe
Pintu kamar terdobrak, membuat Pendekar berambut merah terkejut sebelum melakukan aksi bejatknya. Tanpa ia duga, sebuah tebasan berhasil melukai tubuhnya. "Sudah kubilang, kau jangan ikut campur!" bentak Pendekar rambut merah pada orang yang datang yang tidak lain adalah Zhao Lin. "Aku tidak bisa tidak ikut campur ketika ada seorang yang berniat menodai kesucian seorang wanita!"Tanpa banyak basa-basi langsung menyerang Pendekar rambut merah. Bilah pedangnya hampir kembali mengenai Pendekar rambut merah. Kali ini lawan lebih siap dan berhasil menghindar. Pendekar rambut merak mulai menarik pedang. Ia meladeni pertarungan dengan Zhao Lin. Keduanya memiliki kekuatan yang setara, sama-sama berada di tingkat Pendekar Ahli.Di sisi lain, Yin Xuehua tengah meringkuk di sudut ranjang. Ada perasaan lega dalam dirinya ketika Zhao Lin datang tepat waktu, sehingga tubuhnya tidak jadi ternodai. Sebelumnya, Zhao Lin secara diam-diam. mengikuti Yin Xuehua dan Pendekar
Kuda yang ditunggangi oleh Zhao Lin berhenti setelah jarak dengan kota cukup jauh. Di sana mereka sudah disambut oleh Zhao Meiling dan Chen Yang yang memang telah lebih dahulu meninggalkan kota. "Dugaan kakak tepat, orang itu memang berniat menodai Nona Yin!" ucap Zhao Lin sembari membantu Yin Xuehua turun dari kuda. Kecurigaan tentang tindakan yang dilakukan oleh Pendekar rambut merah sebenarnya berasal dari Zhao Meiling. "Nona Zhao... bagaimana bisa kamu menduga seperti itu?" tanya Chen Yang. Zhao Meiling tersenyum mendengar pertanyaan Chen Yang. Ini adalah masalah lama di internal sekte Pulau Bunga Persik. Sejumlah murid pria kerap kali terlibat dalam kasus pelecehan terhadap murid wanita. Para petinggi sekte telah memberi hukuman berat pada orang-orang itu, bahkan tidak jarang hukuman yang diberikan adalah hukuman mati. Namun, pria-pria mesum ini selalu saja muncul di dalam sekte Pulau Bunga Persik. Sekte Pulau Bunga Persik menyimpan rapat-rapat berita i
"Kamu benar-benar cerdas! Idemu membuat kita mendapatkan tempat semegah ini!" ucap Xiao Yan sambil berjalan mengitari sebuah komplek bangunan yang kosong tidak terawat, tapi cukup megah. Orang yang dipuji oleh Xiao Yan tidak lain adalah Yin Yiyue yang saat ini berjalan di sampingnya. Gadis itu yang memiliki ide memanfaatkan Wei Jiali untuk mendapatkan tempat itu. Tempat ini dulunya merupakan sebuah kediaman keluarga utama bagsawan Wei. Namun, saat mereka membangun kediaman baru yang lebih megah, tempat ini ditinggalkan.Bagaimana mereka mendapatkan tempat itu bermula saat Xiao Yan melakukan penculikan pada Wei Jiali. Awalnya, Xiao Yan berniat melakukan pertukaran untuk mendapatkan Senjata Suci yang berada di kuil Kota Lauhu, tapi Yin Yiyue mempunyai ide yang berbeda. Idenya adalah Xiao Yan bertindak seolah-olah ia menyelamatkan Wei Jiali dari kekacauan di kuil Kota Lauhu dan meminta tempat ini sebagai imbalan atas apa yang ia lakukan. Mengingat status Wei Jia
Zhao Meiling tidak bisa menerima permintaan Yin Xuehua untuk ikut pergi ke sekte Matahari Timur. Sebagai gantinya, ia dan Zhao Lin akan mengantar Yin Xuehua ke keluarga Yin yang berada di Provinsi Timur.Sementara itu, Chen Yang telah kembali ke Kota Baitong untuk melanjutkan tugasnya sebagai Ketua Prajurit. "Nona Yin... bagaimana ceritanya kamu dan ayahmu bisa sampai di Provinsi Selatan, padahal basis keluarga Yin berada di Provinsi Timur?" Pertanyaan dari Zhao Meiling. "Ayahku mendapat tugas dari Patriark kami untuk mencari sepupuku yang dibawa oleh seseorang ke Provinsi Selatan. Saat itu, dia tengah depresi karena kematian ibunya, sehingga mudah dibujuk oleh orang lain. "Ayahku tidak mengetahui kemana sepupuku dibawa. Bertahun-tahun mencari, tapi dia tetap tidak ditemukan. Satu hal yang dipikrkan ayahku, jika ia memegang suatu kekuasaan, ia akan memiliki akses untuk mengetahui identitas penduduk. Dia merasa, itu cara terbaik dalam menemukan sepupuku. "Untu
"Jangan main-main, cepat keluar!" teriak Zhao Lin yang mengira Zhao Meiling dan Yin Xuehua sedang bercanda dengan bersembunyi darinya. Zhao Lin mencari di sejumlah tempat di sekitar itu, tidak ada yang dapat ia temukan. Sampai akhirnya ia menemukan sesuatu yang mencurigakan.Terdapat berbagai jejak yang membekas pada tanah dan rerumputan. Dari apa yang terlihat, terdapat sejumlah jejak kaki manusia serta jejak sesuatu yang diseret. Seingat Zhao Lin, saat datang ke tempat itu, ia dan dua wanita yang bersamanya tidak membuat jejak seperti itu. Terlebih lagi, jejak tersebut mengarah ke arah yang belum mereka lalui. Jantung Zhao Lin berdegup kencang, khawatir jika terjadi sesuatu dengan Zhao Meiling dan Yin Xuehua. Tanpa pikir panjang, Zhao Lin mengikuti jejak tersebut. "Apa mereka diculik? Bagaimana mungkin aku masih bisa tertidur saat itu terjadi!"Cukup jauh jejak itu terbentuk hingga membawa Zhao Lin ke sebuah tanah lapang. Di tempat itu, berdiri sejumlah tend