Matahari baru sejengkal naik dari garis cakrawala, sekte Pulau Bunga Persik sudah mulai melakukan aksinya. Mereka berusaha mendobrak pintu gerbang kota agar mereka bisa masuk.
"Lakukan lebih keras! Kita harus menyelesaikan misi ini dalam satu hari!" teriak Li Zhenghe pada para anggotanya.Sementara itu, dari dalam tembok kota, Serikat Pengemis yang menjaga pintu gerbang mulai sedikit khawatir. Sekuat tenaga mereka berusaha untuk membuat pintu gerbang tidak terbuka.Situasi ini berada di luar perkiraan Gu Tan. Awalnya, ia mengira sekte Pulau Bunga Persik tidak akan memaksa masuk selama mereka tidak menyerang warga atau pemerintah kota. Namun, kenyataannya tidak seperti itu."Ketua... kenapa mereka tetap berusaha memaksa masuk? Bukankah itu bisa merusak reputasi mereka!" ucap salah seorang Pendekar Serikat Pengemis."Sepertinya mereka mendapatkan alasan baru untuk menyerang kita! Kita tidak boleh lengah, terus jaga pintu gerbang agar mereka tidak bisa masuk!"Pertarungan tidak bisa dihindarkan. Pedang Li Zhenghe dan tongkat kayu Gu Tan saling beradu menghasilkan suara yang berdenting, seolah-olah tongkat kayu Gu Tan terbuat dari logam. Keduanya sama-sama berada di tingkat Pendekar Kaisar, sehingga pertarungan ini terbilang seimbang. Gu Tan unggul dari segi pengalaman bertarung, tapi Li Zhenghe memiliki teknik yang lebih baik. Dalam waktu singkat, keduanya sudah bertukar belasan jurus. Gerakan keduanya memiliki kecepatan yang tinggi bagai lalat yang menghindar dari tepukan. Serangan mereka begitu kuat bagai tandukan seekor banteng. Satu tebasan dari Li Zhenghe hampir mengenai Gu Tan. Ketua Serikat Pengemis itu menghindar di saat-saat akhir. Celah pertahanan Li Zhenghe menjadi terbuka dan Gu Tan memanfaatkannya dengan memberi sebuah pukulan. Li Zhenghe dibuat melangkah mundur. Gu Tan tidak membuang waktu. Ia memanfaatkan situasi Li Zhenghe yang sedikit mengendur dengan melakukan serangan secara bertubi-tubi. Li Zhenghe
Pintu kamar terdobrak, membuat Pendekar berambut merah terkejut sebelum melakukan aksi bejatknya. Tanpa ia duga, sebuah tebasan berhasil melukai tubuhnya. "Sudah kubilang, kau jangan ikut campur!" bentak Pendekar rambut merah pada orang yang datang yang tidak lain adalah Zhao Lin. "Aku tidak bisa tidak ikut campur ketika ada seorang yang berniat menodai kesucian seorang wanita!"Tanpa banyak basa-basi langsung menyerang Pendekar rambut merah. Bilah pedangnya hampir kembali mengenai Pendekar rambut merah. Kali ini lawan lebih siap dan berhasil menghindar. Pendekar rambut merak mulai menarik pedang. Ia meladeni pertarungan dengan Zhao Lin. Keduanya memiliki kekuatan yang setara, sama-sama berada di tingkat Pendekar Ahli.Di sisi lain, Yin Xuehua tengah meringkuk di sudut ranjang. Ada perasaan lega dalam dirinya ketika Zhao Lin datang tepat waktu, sehingga tubuhnya tidak jadi ternodai. Sebelumnya, Zhao Lin secara diam-diam. mengikuti Yin Xuehua dan Pendekar
Kuda yang ditunggangi oleh Zhao Lin berhenti setelah jarak dengan kota cukup jauh. Di sana mereka sudah disambut oleh Zhao Meiling dan Chen Yang yang memang telah lebih dahulu meninggalkan kota. "Dugaan kakak tepat, orang itu memang berniat menodai Nona Yin!" ucap Zhao Lin sembari membantu Yin Xuehua turun dari kuda. Kecurigaan tentang tindakan yang dilakukan oleh Pendekar rambut merah sebenarnya berasal dari Zhao Meiling. "Nona Zhao... bagaimana bisa kamu menduga seperti itu?" tanya Chen Yang. Zhao Meiling tersenyum mendengar pertanyaan Chen Yang. Ini adalah masalah lama di internal sekte Pulau Bunga Persik. Sejumlah murid pria kerap kali terlibat dalam kasus pelecehan terhadap murid wanita. Para petinggi sekte telah memberi hukuman berat pada orang-orang itu, bahkan tidak jarang hukuman yang diberikan adalah hukuman mati. Namun, pria-pria mesum ini selalu saja muncul di dalam sekte Pulau Bunga Persik. Sekte Pulau Bunga Persik menyimpan rapat-rapat berita i
"Kamu benar-benar cerdas! Idemu membuat kita mendapatkan tempat semegah ini!" ucap Xiao Yan sambil berjalan mengitari sebuah komplek bangunan yang kosong tidak terawat, tapi cukup megah. Orang yang dipuji oleh Xiao Yan tidak lain adalah Yin Yiyue yang saat ini berjalan di sampingnya. Gadis itu yang memiliki ide memanfaatkan Wei Jiali untuk mendapatkan tempat itu. Tempat ini dulunya merupakan sebuah kediaman keluarga utama bagsawan Wei. Namun, saat mereka membangun kediaman baru yang lebih megah, tempat ini ditinggalkan.Bagaimana mereka mendapatkan tempat itu bermula saat Xiao Yan melakukan penculikan pada Wei Jiali. Awalnya, Xiao Yan berniat melakukan pertukaran untuk mendapatkan Senjata Suci yang berada di kuil Kota Lauhu, tapi Yin Yiyue mempunyai ide yang berbeda. Idenya adalah Xiao Yan bertindak seolah-olah ia menyelamatkan Wei Jiali dari kekacauan di kuil Kota Lauhu dan meminta tempat ini sebagai imbalan atas apa yang ia lakukan. Mengingat status Wei Jia
Zhao Meiling tidak bisa menerima permintaan Yin Xuehua untuk ikut pergi ke sekte Matahari Timur. Sebagai gantinya, ia dan Zhao Lin akan mengantar Yin Xuehua ke keluarga Yin yang berada di Provinsi Timur.Sementara itu, Chen Yang telah kembali ke Kota Baitong untuk melanjutkan tugasnya sebagai Ketua Prajurit. "Nona Yin... bagaimana ceritanya kamu dan ayahmu bisa sampai di Provinsi Selatan, padahal basis keluarga Yin berada di Provinsi Timur?" Pertanyaan dari Zhao Meiling. "Ayahku mendapat tugas dari Patriark kami untuk mencari sepupuku yang dibawa oleh seseorang ke Provinsi Selatan. Saat itu, dia tengah depresi karena kematian ibunya, sehingga mudah dibujuk oleh orang lain. "Ayahku tidak mengetahui kemana sepupuku dibawa. Bertahun-tahun mencari, tapi dia tetap tidak ditemukan. Satu hal yang dipikrkan ayahku, jika ia memegang suatu kekuasaan, ia akan memiliki akses untuk mengetahui identitas penduduk. Dia merasa, itu cara terbaik dalam menemukan sepupuku. "Untu
"Jangan main-main, cepat keluar!" teriak Zhao Lin yang mengira Zhao Meiling dan Yin Xuehua sedang bercanda dengan bersembunyi darinya. Zhao Lin mencari di sejumlah tempat di sekitar itu, tidak ada yang dapat ia temukan. Sampai akhirnya ia menemukan sesuatu yang mencurigakan.Terdapat berbagai jejak yang membekas pada tanah dan rerumputan. Dari apa yang terlihat, terdapat sejumlah jejak kaki manusia serta jejak sesuatu yang diseret. Seingat Zhao Lin, saat datang ke tempat itu, ia dan dua wanita yang bersamanya tidak membuat jejak seperti itu. Terlebih lagi, jejak tersebut mengarah ke arah yang belum mereka lalui. Jantung Zhao Lin berdegup kencang, khawatir jika terjadi sesuatu dengan Zhao Meiling dan Yin Xuehua. Tanpa pikir panjang, Zhao Lin mengikuti jejak tersebut. "Apa mereka diculik? Bagaimana mungkin aku masih bisa tertidur saat itu terjadi!"Cukup jauh jejak itu terbentuk hingga membawa Zhao Lin ke sebuah tanah lapang. Di tempat itu, berdiri sejumlah tend
"Maaf Senior! Aku hanya ingin memastikan tidak ada yang kabur!" Zhao Lin berbalik badan menghadap anggota Taring Pedang yang memanggilnya. "Apa kau bilang? Senior! Pangkatku sama denganmu, bagaimana bisa kau memanggilku begitu! Tunggu dulu... aku belum pernah melihatmu sebelumnya! Jangan-jangan...!"Jantung Zhao Lin berdegup kencang. Penyamaran yang ia lakukan sepertinya akan terbongkar. "... kau anggota baru itu!" lanjut orang itu. Zhao Lin langsung merasa lega, ternyata penyamarannya tidak terbongkar. Sebuah keberuntungan bahwa Taring Pedang sedang merekrut anggota baru. "Iya Senior, aku anggota baru itu!" jawab Zhao Lin. "Sudah kubilang, jangan panggil Senior! Aku jelaskan padamu, di Taring Pedang tidak mengenal istilah Senior. Kami selalu memanggil dengan istilah Saudara. kecuali, kepada para petinggi sekte, ada sebutan tertentu untuk mereka. " jelas anggota Taring Pedang itu. "Baik Senior... eh... Saudara, aku mengerti!" ucap Zhao Lin yang di dalam hatinya merasa kesal karen
Rombongan Taring Pedang bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Begitupun dengan para gadis yang mereka tawan, satu persatu mereka menaiki sebuah kereta yang dikhususkan untuk mereka. Zhao Lin memperhatikan gadis-gadis tersebut satu persatu untuk memastikan keberadaan Zhao Meiling dan Yin Xuehua. Benarnya saja, Zhao Lin dapat melihat keberadaan kedua gadis tersebut. Hanya saja, mereka tidak melihat keberadaan Zhao Lin. 'Tertanya benar, mereka diculik kelompok ini. Aku harus memikirkan cara untuk membebaskan mereka!' batin Zhao Lin. "Hei... kenapa kau terus menatap gadis-gadis itu? Apa kau menyukai salah satu diantara mereka? Ah..., tapi mereka akan dijual ke luar negeri! Tidak mungkin kamu memilikinya!" ucap Ma Chao menggoda Zhao Lin. "Apa yang kau katakan! Sejak kapan aku menatap mereka!" Zhao Lin membantah. "Kau ini! Sudah jelas matamu mengarah ke gadis-gadis itu, masih saja membantah!" Ma Chao geleng-geleng kepala sambil menepuk pundak Zhao Lin. "Hei..