Naga Draken alias Dhee Wen tidak diketahui keberadaannya sejak terluka di Pulau Pek Long. Ternyata sejak portal dimensi dibuka oleh Dhee Gu alias Drago, naga raksasa ini tidak membawa Draken pulang ke Kamandaria, melainkan dibuang ke Pulau Buangan.Kekuatan Draken dilucuti oleh Drago saat itu, meninggalkan naga ini tanpa kekuatan di Pulau Buangan. Lagi-lagi Draken tidak menyadari rencana busuk Drago saat mereka memasuki portal naga dari Pulau Pek Long, sehingga dia dengan mudah dilumpuhkan oleh Drago dari jarak dekat. Drago memang sudah lama ingin merebut kekuasaan dari tangan Draken, yang menurutnya terlalu lemah terhadap manusia yang makin lama makin tidak menghargai naga. Draken yang sudah tertipu oleh Drago masih saja memberikan kesempatan untuk Drago bertobat, tapi memang naga ini sudah tidak bisa diperbaiki lagi kelakuannya. Semakin lama semakin berbahaya bagi dunia. Draken saat ini dikurung dan dirantai dengan rantai abadi oleh Drago di Pulau Buangan. Drago tidak mengetahui k
Ruh Naga Dewa terus mencari keberadaan Draken yang diketahuinya berada di dalam Pulau Buangan ini. Drago benar-benar menyembunyikan Draken dengan baik, agar tidak ditemukan oleh siapapun termasuk Ruh Naga."Aku bisa membantumu, Ruh Naga Dewa ... kalau kamu ijinkaan aku untuk menguasai tubuhku untuk sementara" lata Jayanti yang sudah tersadar kembali."Kamu tahu darimana?" tanya Ruh Naga Dewa."Aku yang mengurung Naga Drago di dalam inti Bumi Karimun, jelas aku tahu pemikiran Drago!" ujar jayanti."Apa untungnya buatmu membantu kami? Bukannya kamu sangat membenci kami?" tanya Ruh Naga Dewa penuh curiga."Aku akan melakukan apa saja yang bertentangan dengan Drago! Kalau membebaskan Draken ini bukan keinginan Drago, aku akan senang membantumu menemukan dan membebaskan Draken!' ujar Jayanti."Tidak ada tipuan?" tanya Ruh Naga Dewa lagi."Tidak!" jawab Jayanti."Baiklah, aku ijinkan kamu menguasai tubuhmu kembali! Tapi aku akan terus mengawasimu!" ujar Ruh Naga Dewa.*****"Akhirnya aku be
Jayanti yang telah melaksanakan tugasnya tidak kembali ke Kampung Misterius untuk melapor ke Satria Wicaksono, melainkan ke Pulau Mistis untuk melapor kepada Ling The.Ternyata Ling The mempunyai rencana besar terhadap Jayanti, yang telah direncanakannya sejak lama.Upaya membebaskan dirinya dan dua naga lainnya hanyalah ujian untuk gadis naga ini untuk melihat kehebatannya setelah dilatih olehnya.di Desa Sembilan Naga.Jurus Pedang Naga Langit dan kemampuan Jayanti menjadi Naga Biru hanyalah rencana besar Ling The dengan berpura-pura baik mengajari gadis naga ini saat bertemu dengan Jayanti di alam tempatnya dikurung oleh Belinde.Ling The juga menyadari kekuasaan besar Drago yang akan diantisipasinya dengan kekuatan yang tidak akan diduga oleh Drago maupun Satria Wicaksono yang masing-masing sangat berambisi menguasai pasukan naga.Untuk itulah Ling The memilih markas tersendiri di Pulau Mistis, agar Satria Wicaksono tidak ikut campur dengan persiapan dirinya.Satria Wicaksono awaln
Raja Wangsaria yang mendengar Candaka telah tiba di Kota Naga Emas beserta Aliansi Pendekar Naganya ini khusus mengundang Candaka untuk datang ke istana. Tapi hanya Candaka seorang yang diundang beserta keluarganya yaitu Kumalasari beserta orang tuanya. Untuk anggota Aliansi Pendekar Naga tidak diundang sama sekali ke istana.Tentu saja Raja Kamandaria ini ingin mendengar kabar baik dari Candaka mengenai raja-raja kecil yang hendak merebut kekuasaan, yang semula ditugaskannya kepada Candaka untuk bernegosiasi dengan mereka.Raja Wangsaria memiliki 5 Pengawal yang hebat yang selalu melindunginya setiap waktu. Kelima pengawal ini masing-masing memiliki unsur tertentu yaitu Api, Air, Angin, Kayu, dan Logam.Pengawal pribadinya ini uniknya tidak pernah terlihat berada di dekat Raja Wangsaria.Tidak ada yang tahu kalau raja ini selalu diawasi dan dilindungi oleh lima pengawalnya ini.Terakota yang lama tidak mendengar kabar dari Candaka, juga berencana menemui Pendekar Naga Biru ini untuk
“Tuan Pendekar!” sapa Putri Arkadewi saat Candaka hendak meninggalkan istana karena perjamuan sudah selesai.Candaka berpaling dan melihat Arkadewi mendekatinya.“Ada apa Tuan Putri?” tanya Candaka sopan.“Aku dengar dari ayah kalau kamu ini Pendekar Naga Biru, apa benar?” tanyanya.“Bukan, Tuan Putri ... aku hanya pendekar biasa saja! Paduka Raja terlalu melebih-lebuhkan kemampuanku!” ujar Candaka merendah.“Ayah tidak pernah memuji seseorang, bahkan kalau ada Pendekar Naga Biru lain, selalu ditangkap atau disusahkan hidupnya oleh ayah! Tapi itu tidak terjadi padamu ... aku juga heran dengan sikap ayah!” kata Arkadewi terus terang.“Karena aku bukan Pendekar Naga Biru seperti Paduka Raja! Aku kan bilang kalau aku hanya pendekar biasa saja, jadi jangan berharap terlalu banyak terhadapku!” ujar Candaka lagi.“Hihihi ... kamu persis seperti ayah, terlalu percaya diri! Pantas ayah cocok denganmu!” kata Arkadewi menertawakan Candaka.“Tuan Putri ada keperluan apa sampai menghampiriku?” ta
Pulau Pedang merupakan sebuah pulau yang cukup besar di sisi utara Kamandaria.Pulau ini disebut pulau Pedang karena memiliki gunung tinggi menjulang yang mirip sekali dengan pedang.Candaka baru mendengar adanya pulau ini dari mulut Arkadewi, karena pulau ini bahkan tidak tertera di peta manapun di Kamandaria, seakan pulau ini memang tidak pernah ada.“Kita harus berhati-hati saat hendak memasuki pulau Pedang ini! Jangan terlalu percaya dengan Putri Arkadewi ini. Bisa saja dia menjebak kita untuk pergi ke sana!” ujar Candaka.“Aku juga tidak percaya dengan putri yang kelihatan lemah lembut ini!” ujar Kanaya.“Begini saja ... kita coba ke pulau Pedang dahulu. Kita lihat keadaan pulau ini dan penghuninya. Aku juga ragu kalau penghuni pulau Pedang ini benar-benar pemberontak yang ditakuti Kerajaaan Kamandaria.”“Kapan kita akan berburu Ruh Naga, kalau kita akan berangkat ke pulau Pedang?” tanya Rahendra.“Kita tidak bisa mengabaikan perintah putri ini. Kamu perhatikan kalau putri ini ti
Kapal Aliansi Pendekar naga tampak melaju dengan tenang di lautan lepas menuju ke arah utara Kamandaria tempat Pulau Pedang ini berada.Suasana laut yang tenang ini sangat menggembirakan penumpang kapal, karena mereka bisa melakukan kegiatan mereka masing-masing dengan tenang tanpa khawatir kapal ini terhantam gelombang ombak besar.Baru saja kapal Aliansi Pendekar Naga ini berlayar dengan tenang, tiba-tiba muncul sosok bayangan hitam yang dengan cepatnya mengejar laju kapal.Bayangan hitam ini tampak dengan mudahnya mengejar laju kapal yang sudah cukup kencang. Wajahnya tidak terlihat karena tertutup kain hitam yang hanya menyisakan bola matanya yang berwarna biru.Kemampuan ilmu meringankan tubuh sosok bayangan hitam ini sangat tinggi karena sosok ini berlari bagaikan terbang dengan kecepatan tinggi berusaha menyusul kapal Aliansi Pendekar Naga.Candaka yang berada di atas kapal mulai merasakan hawa pendekar berilmu tinggi yang berada dekat dengannya.“Siapa pendekar ini yang nekad
Pendekar Naga Iblis yang sakti dan merupakan salah satu pendekar bayaran terbaik tampak kali ini sedang mengincar Candaka yang menjadi buruannya.Kali ini Candaka sendiri harus menghadapi salah satu pendekar sakti yang cukup terkenal di Kamandaria, tapi sayangnya untuk golongan pendekar hitam.“Kamu mau menyerah ... Pendekar Naga Biru?” tanya Pendekar Naga Iblis ini dengan kesombongannya yang luar biasa.“Kamu tidak pantas disebut pendekar! Memburu siapapun baik salah atau tidak, itu tidak mencerminkan jiwa seorang pendekar!” ujar Candaka.“Tidak perlu banyak bicara! Kamu mau menyerah atau kamu ingin mati?” kata Pendekar Naga Iblis ini yang tidak mempedulikan sama sekali ucapan Candaka tentang moral pendekar.Candaka tahu kalau Pendekar Naga Iblis saat ini mungkin mempunyai ilmu silat dan pengalaman bertarung di atas dirinya. Untuk itu dia perlu mencari kelemahan pendekar ini serta membuat pendekar ini marah sehingga bisa mengurangi konsentrasi ilmu silatnya.“Kamu memang pendekar ibl
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s