Untuk menuju Kota Hu Jian yang senantiasa berkabut tipis, dingin dan hujan ini, Shu Zhen harus melalui beberapa tempat yang cukup menyeramkan dan berbahaya. Salah satu tempat yang menyeramkan yang harus dilaluinya adalah Lembah Hantu.Lembah Hantu dahulunya merupakan sebuah perkampungan yang banyak dihuni oleh penduduk yang bercocok tanam di lembah yang subur ini. Tapi, suatu kejadian misterius membuat seluruh penduduk desa ini lenyap begitu saja tanpa bersisa satupun. Lembah yang tadinya cukup ramai mendadak sepi tanpa penghuni sama sekali. Rumah-rumah penduduk yang terbuat dari bahan alami berupa bambu dan daun nipah untuk penutup atap ini perlahan-lahan ditumbuhi tanaman menjalar dan lumut sehingga menambah suasana menyeramkan lembah ini.Muncul rumor kalau semua penduduk desa di Lembah Hantu ini telah menjadi hantu penasaran yang berkeliaran di sepanjang Lembah Hantu ini dan memangsa setiap pelintas jalan yang melaluinya. Tidak ada lagi pelintas jalan yang hendak ke Kota Hu Jian
"Apa nama desa tempat paman Lao tinggal?" tanya Shu Zhen sekali lagi. Tampaknya paman pencari kayu bakar ini enggan memberitahukan nama desa tempat tinggalnya, tapi melihat Shu Zhen akan pergi darinya maka dia harus menjawabnya."Dusun Hao Tse, Tayhiap! Desa kami masih berupa dusun yang rumahnya sangat berjauhan satu sama lainnya!" jelasnya dengan informasi yang sedikit."Baiklah! Aku tidak akan memaksamu lagi! Lagian kalau kau berniat jahat padaku maka kalian semua akan kubunuh tanpa ampun!" ancam Shu Zhen.Master Wang Pao banyak mengajarinya untuk tidak mempercayai siapapun termasuk orang yang kelihatan lemah, karena orang yang kelihatan lemah itu biasanya adalah orang yang paling kuat yang sedang menyembunyikan kekuatannya."Jangan khawatir, Tayhiap! Kami tidak akan berani!" jawab paman pencari kayu bakar ini. Walaupun diancam oleh Shu Zhen, tidak terlihat adanya rasa takut di wajah Lao Jing.Shu Zhen mengikuti langkah paman pencari kayu ini dengan waspada sambil bertanya kepadanya
Dusun Hao Tse merupakan dusun yang sama sekali tidak dikenal oleh siapapun ... bahkan warga di sekitar perkampungan terisolasi ini sama sekali tidak mengetahui keberadaan dusun ini. Seakan dusun ini memang tidak pernah ada di dunia ini.Shu Zhen bukannya tidak curiga dengan keberadaan dusun yang sangat terpencil ini tapi dia memang sangat butuh perbekalan agar bisa sampai ke Kota Hu Jian tanpa kelaparan di jalan. Bahkan sempat terpikir olehnya kalau [enghuni Dusun Hao Tse adalah hantu gentayangan yang sedang mencari mangsa, namun semua itu ditepisnya jauh-jauh.Master Wang Pao pernah menceritakan kalau sepanjang wilayah Pegunungan Wu Tang sampai ke Pegunungan Kun Lun dahulunya adalah tempat yang menyeramkan dan dianggap keramat oleh warga setempat.Ada Hantu Sakti yang menghuni wilayah ini secara berpindah-pindah. Warga sekitar menyebut hantu ini sebagai Ong Kui alias Raja Hantu karena wujud hantu ini tidak pernah kelihatan oleh warga tapi teror yang dilakukannya selalu terasa menceka
Lao Jing mempersilahkan Shu Zhen untuk beristirahat, sementara dirinya pergi dengan alasan untuk memberitahukan warga Dusun Hao Tse mengenai kedatangan Shu Zhen untuk menolong mereka. "Aku akan kembali saat malam mulai menjelang ... nanti akan ada warga dusun yang mengantarkan makanan dan minuman untukmu!""Apa aku tidak boleh keluar untuk sekedar berjalan-jalan saja di dusun?" tanya Shu Zhen."Lebih baik jangan dahulu ya, Tayhiap! Aku tidak ingin hantu perempuan itu mengetahui kedatanganmu ke Dusun Hao Tse ini!"Larangan dari Lao Jing semakin memperkuat dugaan kalau dia sedang dimanfaatkan atau dijebak. "Kita lihat saja bagaimana permainanmu, Lao Jing!" batinnya sambil tetap berusaha waspada terhadap sekitarnya.Sesuai janji Lao Jiang, ada yang membawakan makanan dan minuman untuknya. Setelah itu dia beristirahat sambil menunggu malam tiba. Hatinya sangat penasaran dengan wujud hantu perempuan yang menganggu Dusun Hao Tse, tapi tadi dia tidak melihat sama sekali adanya aktivitas warg
Pendekar berpakaian serba putih dengan wajah tertutup kain putih membuat dia tidak dikenali oleh siapapun. Bahkan Iblis Pencabut Nyawa tidak mengenali sosok pendekar yang terlihat sangat gagah ini."Siapa namamu, Tayhiap?" sapa Toat-Beng-Kui yang sepertinya terpesona oleh karisma pendekar ini."Nama tidaklah penting! Panggil saja aku Pendekar Tanpa Nama!" Sepertinya pendekar ini tidak peduli dengan nama besar Iblis Pencabut Nyawa yang termasuk dalam Tiga Iblis Hitam yang ditakuti di dunia persilatan selain Empat Datuk Sesat.Toat-Beng Kui yang cantik tersenyum kepada pendekar muda ini. "Lebih baik kamu ikut denganku agar kita bisa bersenang-senang!" rayunya. Tapi, pendekar muda tanpa nama ini sama sekali tidak tertarik kepada kecantikan Iblis Pencabut Nyawa ini."Aku tidak tertarik pada Jai-Hwa-Cat!" jawab Pendekar Tanpa Nama dengan singkat, yang membuat marah Toat-Beng-Kui. Jai-Hwa-Cat adalah panggilan untuk Penjahat Pemetik Bunga, yang mengincar anak-anak muda untuk dijadikan permai
Shu Zhen yang semula ingin mengetahui lebih banyak tentang Sam-Hek-Kui akhirnya memutuskan mendahulukan kepentingan menuju Perguruan Bangau Putih. Sebelum Lao Jing dan Toat-Beng-Kui sampai di rumah tempatnya menginap, dia sudah pergi jauh dari Desa Hao Tse. Jadi, Shu Zhen tidak mengetahui munculnya pendekar Tanpa Nama yang datang mencarinya. "Lao Jing sialan! Beraninya dia menipuku untuk menangkapku atas suruhan hantu perempuan bergaun putih itu!" Shu Zhen mengepalkan tangannya dengan perasaan kesal. Bisa-bisanya dia tertipu oleh Pendekar Tua yang licik itu. Tadinya dia hanya menduga kalau Lao Jing hendak memperalatnya untuk mengusir hantu perempuan, tapi kenyataannya hantu perempuan itu adalah tokoh persilatan yang ingin menangkapnya. Tanpa perbekalan dan pakaian yang tidak sempat diambilnya membuat Shu Zhen agak terlunta-lunta menuju Lembah Hantu. Dia tidak peduli lagi dengan peringatan dari Lao Jing karena menurutnya semua ucapan yang keluar dari mulut Pendekar Tua ini hanyalah o
Guo Xiang terpaksa memberitahukan kepada Tetua Go Bi Pay kalau Kitab Iblis Neraka saat ini sedang dikurung dan disegel di dalam ruang bawah tanah perguruan ini saat Kitab Iblis Neraka berusaha melarikan diri dan menimbulkan kerusakan hebat.Sebagian ruangan bawah tanah Perguruan Go Bi hancur lebur saat Kitab Iblis Neraka mengeluarkan kekuatannya.Guo Xiang yang tidak sanggup sendiri untuk menghadapi kekuatan Kitab Iblis Neraka meminta bantuan dari Tetua Magis yang juga menjaga Kitab Ramalan Surgawi. Kekuatan para Tetua yang berumur rata-rata di atas seratus tahun ini dibutuhkan oleh Guo Xiang untuk meredam kekuatan Kitab Iblis Neraka.Song Bihai termasuk Tetua Bela Diri sehingga dia tidak turut serta ke ruangan bawah tanah yang terlarang dan keramat bagi siapapun kecuali bagi Pangcu Go Bi Pay. Siapapun yang hendak memasuki ruangan bawah tanah ini harus melalui ijin dari ketua perguruan.Seharusnya Kitab Iblis Neraka sudah tersegel oleh kekuatan Guo Xiang dan tidak akan mampu untuk mem
Hujan terus turun sampai hari mulai terang tapi suasana di sekitar Shu Zhen masih tampak gelap karena pengaruh langit yang tertutup awan hitam. Lembah Hantu terlihat sangat menyeramkan di mata Shu Zhen yang masih saja tidak menemukan tempat berteduh di tengah hujan deras yang menerpa tubuhnya. Hanya ada satu jalan masuk yang sempit, yang diapit oleh dua tebing batu yang menjulang tinggi sampai tertutup kabut yang menyelimuti daerah Lembah Hantu ini. Sekarang, gin-kang dan sin-kang di tubuhnya masih berfungsi sehingga Shu Zhen memutuskan untuk segera memasuki Lembah Hantu yang sekarang berkabut tipis ini. Hujan tiba-tiba berhenti saat Shu Zhen tiba di depan jalan sempit yang merupakan jalan masuk ke Lembah Hantu ini. Langit yang gelap, perlahan-lahan mulai menunjukkan sisi terangnya sehingga dia bisa melihat lebih jelas Lembah Hantu yang akan dilaluinya nanti. "Aneh sekali lembah ini ... kenapa hujan tiba-tiba berhenti? Tadi hujannya sangat deras sekali," kata Shu Zhen dalam hati
Kaisar Han yang berhasil diselamatkan bersama Ketua Lima Perguruan Besar, seakan melupakan perbuatannya dahulu yang memerintahkan pembunuhan terhadap Shian Kui. Kini, Kaisar Han sangat berterima kasih kepada Shian Long dan semua pendekar yang telah membebaskan Negeri Han dari cengkraman Ang Cit Mo Kui.Ketua dari Lima Perguruan Besar juga memutuskan untuk melupakan masa lalu Shian Long setelah adanya penjelasan dari Wang pao mengenai keterlibatan Ang Cit Mo Kui untuk semua perbuatan yang dilakukan oleh Pendekar Kitab Iblis.Setelah mengikuti perayaan di istana Kekaisaran Han yang hancur sebelumnya ini, Shian Long dan Guo Xiang memutuskan untuk hidup di Desa Fujian, tempat tinggal Shian Long saat kecil.Wang Pao tetap tinggal di Hutan Racun sambil sesekali mengunjungi Shian Long di Desa Fujian untuk memastikan kalau Pendekar Kitab Iblis ini telah lepas dari pengaruh Kitab Iblis Neraka.Kitab Dewa Surgawi memutuskan ikut bersama Shian Long setelah mengetahui asal usul Shian Long di kehid
Di Hutan Selaksa Racun, persiapan untuk pertarungan terakhir berlangsung dengan intens. Para pendekar dari seluruh pelosok negeri berkumpul, menyusun strategi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Ang Cit Mo Kui. Suasana di hutan dipenuhi dengan aura ketegangan dan semangat, di mana setiap pendukung tahu bahwa pertempuran ini adalah yang terpenting.Di tengah hutan yang dikelilingi oleh pepohonan yang berkilauan di bawah sinar bulan, Shian Long berdiri di depan sebuah lingkaran besar yang terdiri dari pendekar-pendekar dan murid-murid perguruan besar. Api unggun yang menyala di tengah memberikan cahaya hangat, namun suasana tetap serius."Kita akan melancarkan serangan malam ini. Tujuan kita adalah menembus pertahanan istana kekaisaran dari beberapa arah sekaligus. Kita harus memecah konsentrasi musuh agar dapat menyusup ke dalam istana."Shian long memulai persiapan terakhir sebelum penyerangan ke istana kekaisaran Han."Apa strategi kita untuk mengatasi penjaga di sekitar istana? M
Shian Long berdiri tertegun di depan altar yang dikelilingi oleh cahaya lembut, matanya tertuju pada Kitab Dewa Surgawi yang melayang di udara. Kitab itu bersinar dengan cahaya keemasan yang memancar, menyebarkan aura yang memadukan keindahan dan bahaya. Cahaya yang memancar dari kitab ini memiliki kilau yang tajam, seolah-olah setiap sinar adalah pisau yang bisa memotong realitas.Saat Shian Long melangkah lebih dekat, suara yang dalam dan bergema terdengar di seluruh ruangan. Suara itu tampaknya berasal dari Kitab Dewa Surgawi itu sendiri. "Hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar yang dapat memiliki kekuatan ini. Salah satu jawaban akan mengakibatkan kehilangan nyawa."Shian Long merasakan tekanan yang berat, seolah-olah setiap helai rambut di tubuhnya bergetar dengan ketegangan. Ia tahu bahwa setiap pertanyaan dari Kitab Dewa Surgawi akan menentukan nasibnya. Namun, ia juga tahu bahwa kegagalan bukanlah pilihan jika ia ingin menyelamatkan dunia persilatan dari tira
Setelah berhari-hari mengikuti Rajawali Sakti, Shian Long akhirnya tiba di sebuah negeri yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Negeri ini adalah sebuah alam yang memukau, terletak di antara awan yang lembut dan pemandangan yang menakjubkan. Pulau-pulau terapung yang berlapis pepohonan hijau membentang di langit biru, seolah-olah diukir dari kristal dan dedaunan. Air terjun yang gemericik turun dari tebing-tebing tinggi, dan sungai yang jernih berkelok-kelok di antara pulau-pulau, memberikan kehidupan dan keindahan pada negeri awan yang anggun ini.Shian Long terpesona oleh keindahan yang menantinya. Ia merasakan udara yang segar dan menenangkan, seakan-akan setiap napas membawa kedamaian dan energi baru. Namun, ia juga menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar keindahan di negeri ini—sesuatu yang misterius dan belum ia ketahui.Rajawali Sakti terbang di depan, menunjukkan arah dengan sayapnya yang megah. Ia mengarahkan Shian Long menuju sebuah pulau yang lebih besar dan t
Rajawali Sakti, makhluk yang hidup di Pegunungan Huashan, adalah sosok legendaris yang dikenal dalam dunia persilatan. Setelah kematian tragis Qian Ling, Rajawali Sakti memilih untuk mengasingkan diri, menghindari keramaian dunia persilatan yang penuh intrik dan konflik. Namun, sedikit yang tahu bahwa Rajawali Sakti bukan sekadar burung legendaris; ia adalah titisan seorang Immortal, makhluk abadi yang memilih untuk tetap berada di dalam tubuh rajawali tersebut daripada terlahir kembali sebagai manusia.Di puncak Pegunungan Huashan, di mana angin dingin berhembus dan langit sering tertutup awan tebal, Rajawali Sakti menghabiskan hari-harinya dalam keheningan. Matanya yang tajam menyaksikan dunia dari ketinggian, menyadari betapa rapuhnya kehidupan manusia. Immortal yang berada dalam tubuhnya, yang telah lama mengamati kehidupan duniawi, merasakan kesedihan mendalam atas tragedi yang menimpa Qian Ling, seorang pendekar yang pernah berhubungan dekat dengannya.Pilihan untuk tetap dalam
Di sebuah pondok kecil yang tersembunyi di Hutan Racun, Shu Zhen terbaring di tempat tidur, perlahan pulih dari luka-lukanya. Wang Pao, dengan keahliannya dalam ilmu pengobatan dan ramuan, telah merawatnya dengan telaten, memberikan ramuan obat peningkat tenaga yang kuat. Setelah tiga hari, Shu Zhen akhirnya membuka matanya, merasakan kekuatan yang kembali mengalir dalam tubuhnya."Bagaimana perasaanmu?" tanya Wang Pao dengan nada lembut, duduk di samping tempat tidur.Shu Zhen menatapnya, masih lemah tapi dengan kilatan tekad di matanya. "Lebih baik. Terima kasih, Master Wang Pao. Tanpa bantuanmu, aku mungkin tidak akan selamat."Wang Pao tersenyum tipis. "Kau adalah harapan terakhir dunia persilatan. Aku tidak bisa membiarkanmu lenyap dari dunia ini."Shu Zhen terdiam sejenak, merenungkan pertarungan yang baru saja ia lalui. "Ang Cit Mo Kui terlalu kuat. Jurus Bangau Putih tidak cukup untuk melawannya, terutama dengan kekuatan dari Kitab Iblis Neraka."Wang Pao mengangguk, matanya p
Di bawah langit yang mendung, Shu Zhen berdiri penuh percaya diri di depan gerbang Kota Luoyang, tempat istana Kaisar Han berada. Kota itu kini menjadi pusat kekuasaan Ang Cit Mo Kui, yang telah mengambil alih kendali tidak hanya atas dunia persilatan tetapi juga kerajaan Han. Dengan tekad yang bulat, Shu Zhen menantang Ang Cit Mo Kui untuk sebuah pertarungan yang akan menentukan nasib mereka semua baik Negeri han maupun untuk Dunia Persilatan.Sementara itu, Guo Xiang berkelana ke pelosok-pelosok negeri, mencari bantuan dari para pendekar yang tersisa. Namun, banyak dari mereka telah ditaklukkan atau dipaksa tunduk oleh Ang Cit Mo Kui dan pengikutnya, termasuk pendekar-pendekar kuat yang dulunya dianggap sebagai pelindung dunia persilatan. Usahanya menemukan sekutu semakin sulit, namun Guo Xiang tetap tidak menyerah, bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan harapan mengumpulkan kekuatan untuk melawan.Di dalam istana, di hadapan banyak mata yang penuh waspada, Shu Zhen dan Ang
Setelah pertarungan hebat yang mengguncang medan pertempuran, Guo Xiang mendekati Shian Kui, yang kini terbaring lemah di tanah. Napasnya terengah-engah, dan wajahnya terlihat penuh penyesalan. Dengan penuh keletihan, Guo Xiang memulai penjelasan yang akan mengubah segalanya.Kitab Iblis Neraka langsung menghilang begitu kekalahan menerpa Shian Kui."Shian Kui," kata Guo Xiang, suaranya penuh dengan ketulusan, "Aku tahu kau mungkin merasa tertekan dan marah. Tapi ada sesuatu yang harus kau ketahui. Musuh utama kita, Ang Cit Mo Kui, sudah merencanakan semuanya sejak lama. Dia memanfaatkan Shu Zhen, menjadikanmu sebagai alatnya untuk mencapai tujuannya."Shian Kui, atau lebih tepatnya Shu Zhen yang kini menguasai tubuh Shian Kui, mendongak dengan tatapan bingung. "Ang Cit Mo Kui? Apa maksudmu?"Guo Xiang mengangguk, menjelaskan lebih lanjut. "Ang Cit Mo Kui adalah sosok yang mengendalikan Hantu Dunia Persilatan, dan rencananya adalah untuk menguasai Lima Perguruan Besar. Dengan memanfaa
PHOENIX IBLIS PENGHANCURPertarungan antara Guo Xiang dan Shian Kui semakin memanas. Pedang mereka bersinar terang, mencerminkan intensitas emosi dan kekuatan mereka. Namun, di tengah denting pedang dan percikan api, ada keraguan di mata Guo Xiang, sebuah konflik batin yang mulai mengemuka."Shian Kui," Guo Xiang berkata, suaranya sedikit bergetar meski tetap kuat, "apakah tidak ada jalan lain selain kekerasan ini? Aku tahu di dalam dirimu ada kebaikan... Shu Zhen pernah menunjukkan itu padaku."Shian Kui tersentak, matanya sejenak mengungkapkan perasaan yang tertahan. "Shu Zhen tidak ada lagi," jawabnya dengan dingin, mencoba menutupi getaran yang muncul dari dalam dirinya. "Yang ada hanya aku, Shian Kui, dan dunia ini harus tunduk pada kekuatanku."Guo Xiang menggeleng, matanya memancarkan kesedihan. "Aku ingat kebaikanmu, Shian Kui... atau saat kamu menjadi Shu Zhen. Kau pernah membantu orang-orang, kau punya hati yang baik. Mengapa kau memilih jalan ini?"Shian Kui tertawa sinis,