Home / Fantasi / Pendekar Kitab Iblis / 43. Kemarahan Shu Zhen

Share

43. Kemarahan Shu Zhen

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-04-29 19:58:07

Bandit Sakti tidak gentar sedikit pun dengan ancaman Shu Zhen yang hendak menghabisinya, Dia malahan menertawakan kepolosan Shu Zhen yang tidak tahu kejamnya Dunia Persilatan.

"Aku salah menyangka kamu adalah Shian Kui yang begitu ditakuti oleh pendekar dunia persilatan ... bahkan bandit seperti kami juga takut terhadap dirinya! Kamu hanyalah pecundang yang belagak menjadi pahlawan kesiangan! Kamu marah karena aku membantumu menghabisi perampok yang meresahkan kaum lemah seperti katamu tadi? Kamu ini benar-benar aneh!" kata Bandit Sakti yang tidak habis pikir dengan kemarahan Shu Zhen.

"Bukan masalah kamu membunuh anak buahmu sendiri yang aku permasalahkan! Kamu bebas membunuh mereka karena hidup mereka telah diserahkan padamu, tapi anak buahmu telah memasuki wilayah Hutan Racun yang merupakan wilayahku! Tidak boleh ada pembunuhan apalagi pembantaian yang dilakukan di tempat ini selain aku yang melakukannya! Kamu telah menghina diriku dengan membunuh anak buahmu sendiri di tempat ini!
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Kitab Iblis   44. Saatnya Kamu Pergi!

    Pendekar Selaksa Racun bergerak sangat cepat dengan gin-kang tingkat tinggi yang tidak mampu dirasakan oleh Shu Zhen. Wajahnya tampak memendam kemarahan besar tapi terlihat dia berusaha tenang saat menyapa Shu Zhen.Kerusakan yang ditimbulkan oleh pendekar Topeng Artefak ini sangat besar dengan ilmu Topeng Artefak, yang sebentar lagi akan memancing kedatangan Pendekar Wu Tang untuk menyelidikinya. Hutan Racun masih masuk ke dalam wilayah Wu Tang, sehingga kejadian yang mencurigakan di hutan ini akan diselidiki oleh Pendekar Wu Tang, agar tidak berimbas terhadap keamanan perguruan mereka."Bukan aku yang membantai seluruh anggota Bandit Topeng Iblis ini, Master ... Bandit Sakti yang melakukannya dengan darah dingin tanpa penyesalan sedikit pun. Maafkan aku yang tidak kuasa menahan diri untuk menghabisi Bandit Sakti karena kekejamannya, Master!" kata Shu Zhen sambil menunduk dan memberi salam hormat dengan kedua belah tangannya."Seharusnya kamu bisa lebih mengendalikan dirimu, Shu Zhe

    Last Updated : 2024-04-30
  • Pendekar Kitab Iblis   45. Perguruan Bangau Putih

    Perguruan Bangau Putih terkenal sebagai perguruan golongan putih yang hebat, bahkan bisa disetarakan dengan lima perguruan besar yang ada. Kota Hu Jian menjadi markas besar Perguruan Bangau Putih yang juga merupakan tempat tinggal Keluarga Qian, sebuah keluarga yang sangat terkenal dan disegani di kota ini.Kota Hu Jian sendiri sangat strategis sebagai kota perdagangan dan juga kota para pendekar, karena di kota ini banyak berdiri perguruan-perguruan bela diri yang menerima murid dengan imbalan tertentu untuk mempelajari ilmu bela diri.Pemimpin perguruan ini adalah Qian Wang, pendekar golongan putih yang hebat pada masanya. Qian Wang memiliki satu putra dan satu putri. Putrinya bernama Qian Ling yang merupakan ibunya Shu Zhen, sedangkan putranya yang merupakan adik dari Qian Ling bernama Qian Chao, penerus Perguruan Bangau Putih.Pendekar Bangau Putih adalah julukan Qian Wang yang sangat terkenal di jaman Empat Datuk Sesat Dunia Persilatan. Ketua Lima Perguruan Besar sangat segan te

    Last Updated : 2024-05-01
  • Pendekar Kitab Iblis   46. Lembah Hantu

    Untuk menuju Kota Hu Jian yang senantiasa berkabut tipis, dingin dan hujan ini, Shu Zhen harus melalui beberapa tempat yang cukup menyeramkan dan berbahaya. Salah satu tempat yang menyeramkan yang harus dilaluinya adalah Lembah Hantu.Lembah Hantu dahulunya merupakan sebuah perkampungan yang banyak dihuni oleh penduduk yang bercocok tanam di lembah yang subur ini. Tapi, suatu kejadian misterius membuat seluruh penduduk desa ini lenyap begitu saja tanpa bersisa satupun. Lembah yang tadinya cukup ramai mendadak sepi tanpa penghuni sama sekali. Rumah-rumah penduduk yang terbuat dari bahan alami berupa bambu dan daun nipah untuk penutup atap ini perlahan-lahan ditumbuhi tanaman menjalar dan lumut sehingga menambah suasana menyeramkan lembah ini.Muncul rumor kalau semua penduduk desa di Lembah Hantu ini telah menjadi hantu penasaran yang berkeliaran di sepanjang Lembah Hantu ini dan memangsa setiap pelintas jalan yang melaluinya. Tidak ada lagi pelintas jalan yang hendak ke Kota Hu Jian

    Last Updated : 2024-05-03
  • Pendekar Kitab Iblis   47. Dusun Aneh

    "Apa nama desa tempat paman Lao tinggal?" tanya Shu Zhen sekali lagi. Tampaknya paman pencari kayu bakar ini enggan memberitahukan nama desa tempat tinggalnya, tapi melihat Shu Zhen akan pergi darinya maka dia harus menjawabnya."Dusun Hao Tse, Tayhiap! Desa kami masih berupa dusun yang rumahnya sangat berjauhan satu sama lainnya!" jelasnya dengan informasi yang sedikit."Baiklah! Aku tidak akan memaksamu lagi! Lagian kalau kau berniat jahat padaku maka kalian semua akan kubunuh tanpa ampun!" ancam Shu Zhen.Master Wang Pao banyak mengajarinya untuk tidak mempercayai siapapun termasuk orang yang kelihatan lemah, karena orang yang kelihatan lemah itu biasanya adalah orang yang paling kuat yang sedang menyembunyikan kekuatannya."Jangan khawatir, Tayhiap! Kami tidak akan berani!" jawab paman pencari kayu bakar ini. Walaupun diancam oleh Shu Zhen, tidak terlihat adanya rasa takut di wajah Lao Jing.Shu Zhen mengikuti langkah paman pencari kayu ini dengan waspada sambil bertanya kepadanya

    Last Updated : 2024-05-03
  • Pendekar Kitab Iblis   48. Hantu Sakti

    Dusun Hao Tse merupakan dusun yang sama sekali tidak dikenal oleh siapapun ... bahkan warga di sekitar perkampungan terisolasi ini sama sekali tidak mengetahui keberadaan dusun ini. Seakan dusun ini memang tidak pernah ada di dunia ini.Shu Zhen bukannya tidak curiga dengan keberadaan dusun yang sangat terpencil ini tapi dia memang sangat butuh perbekalan agar bisa sampai ke Kota Hu Jian tanpa kelaparan di jalan. Bahkan sempat terpikir olehnya kalau [enghuni Dusun Hao Tse adalah hantu gentayangan yang sedang mencari mangsa, namun semua itu ditepisnya jauh-jauh.Master Wang Pao pernah menceritakan kalau sepanjang wilayah Pegunungan Wu Tang sampai ke Pegunungan Kun Lun dahulunya adalah tempat yang menyeramkan dan dianggap keramat oleh warga setempat.Ada Hantu Sakti yang menghuni wilayah ini secara berpindah-pindah. Warga sekitar menyebut hantu ini sebagai Ong Kui alias Raja Hantu karena wujud hantu ini tidak pernah kelihatan oleh warga tapi teror yang dilakukannya selalu terasa menceka

    Last Updated : 2024-05-04
  • Pendekar Kitab Iblis   49. Iblis Pencabut Nyawa

    Lao Jing mempersilahkan Shu Zhen untuk beristirahat, sementara dirinya pergi dengan alasan untuk memberitahukan warga Dusun Hao Tse mengenai kedatangan Shu Zhen untuk menolong mereka. "Aku akan kembali saat malam mulai menjelang ... nanti akan ada warga dusun yang mengantarkan makanan dan minuman untukmu!""Apa aku tidak boleh keluar untuk sekedar berjalan-jalan saja di dusun?" tanya Shu Zhen."Lebih baik jangan dahulu ya, Tayhiap! Aku tidak ingin hantu perempuan itu mengetahui kedatanganmu ke Dusun Hao Tse ini!"Larangan dari Lao Jing semakin memperkuat dugaan kalau dia sedang dimanfaatkan atau dijebak. "Kita lihat saja bagaimana permainanmu, Lao Jing!" batinnya sambil tetap berusaha waspada terhadap sekitarnya.Sesuai janji Lao Jiang, ada yang membawakan makanan dan minuman untuknya. Setelah itu dia beristirahat sambil menunggu malam tiba. Hatinya sangat penasaran dengan wujud hantu perempuan yang menganggu Dusun Hao Tse, tapi tadi dia tidak melihat sama sekali adanya aktivitas warg

    Last Updated : 2024-05-04
  • Pendekar Kitab Iblis   50. Pendekar Tanpa Nama

    Pendekar berpakaian serba putih dengan wajah tertutup kain putih membuat dia tidak dikenali oleh siapapun. Bahkan Iblis Pencabut Nyawa tidak mengenali sosok pendekar yang terlihat sangat gagah ini."Siapa namamu, Tayhiap?" sapa Toat-Beng-Kui yang sepertinya terpesona oleh karisma pendekar ini."Nama tidaklah penting! Panggil saja aku Pendekar Tanpa Nama!" Sepertinya pendekar ini tidak peduli dengan nama besar Iblis Pencabut Nyawa yang termasuk dalam Tiga Iblis Hitam yang ditakuti di dunia persilatan selain Empat Datuk Sesat.Toat-Beng Kui yang cantik tersenyum kepada pendekar muda ini. "Lebih baik kamu ikut denganku agar kita bisa bersenang-senang!" rayunya. Tapi, pendekar muda tanpa nama ini sama sekali tidak tertarik kepada kecantikan Iblis Pencabut Nyawa ini."Aku tidak tertarik pada Jai-Hwa-Cat!" jawab Pendekar Tanpa Nama dengan singkat, yang membuat marah Toat-Beng-Kui. Jai-Hwa-Cat adalah panggilan untuk Penjahat Pemetik Bunga, yang mengincar anak-anak muda untuk dijadikan permai

    Last Updated : 2024-05-05
  • Pendekar Kitab Iblis   51. Segel Sihir Pengikat

    Shu Zhen yang semula ingin mengetahui lebih banyak tentang Sam-Hek-Kui akhirnya memutuskan mendahulukan kepentingan menuju Perguruan Bangau Putih. Sebelum Lao Jing dan Toat-Beng-Kui sampai di rumah tempatnya menginap, dia sudah pergi jauh dari Desa Hao Tse. Jadi, Shu Zhen tidak mengetahui munculnya pendekar Tanpa Nama yang datang mencarinya. "Lao Jing sialan! Beraninya dia menipuku untuk menangkapku atas suruhan hantu perempuan bergaun putih itu!" Shu Zhen mengepalkan tangannya dengan perasaan kesal. Bisa-bisanya dia tertipu oleh Pendekar Tua yang licik itu. Tadinya dia hanya menduga kalau Lao Jing hendak memperalatnya untuk mengusir hantu perempuan, tapi kenyataannya hantu perempuan itu adalah tokoh persilatan yang ingin menangkapnya. Tanpa perbekalan dan pakaian yang tidak sempat diambilnya membuat Shu Zhen agak terlunta-lunta menuju Lembah Hantu. Dia tidak peduli lagi dengan peringatan dari Lao Jing karena menurutnya semua ucapan yang keluar dari mulut Pendekar Tua ini hanyalah o

    Last Updated : 2024-05-06

Latest chapter

  • Pendekar Kitab Iblis   ENDING

    Kaisar Han yang berhasil diselamatkan bersama Ketua Lima Perguruan Besar, seakan melupakan perbuatannya dahulu yang memerintahkan pembunuhan terhadap Shian Kui. Kini, Kaisar Han sangat berterima kasih kepada Shian Long dan semua pendekar yang telah membebaskan Negeri Han dari cengkraman Ang Cit Mo Kui.Ketua dari Lima Perguruan Besar juga memutuskan untuk melupakan masa lalu Shian Long setelah adanya penjelasan dari Wang pao mengenai keterlibatan Ang Cit Mo Kui untuk semua perbuatan yang dilakukan oleh Pendekar Kitab Iblis.Setelah mengikuti perayaan di istana Kekaisaran Han yang hancur sebelumnya ini, Shian Long dan Guo Xiang memutuskan untuk hidup di Desa Fujian, tempat tinggal Shian Long saat kecil.Wang Pao tetap tinggal di Hutan Racun sambil sesekali mengunjungi Shian Long di Desa Fujian untuk memastikan kalau Pendekar Kitab Iblis ini telah lepas dari pengaruh Kitab Iblis Neraka.Kitab Dewa Surgawi memutuskan ikut bersama Shian Long setelah mengetahui asal usul Shian Long di kehid

  • Pendekar Kitab Iblis   134. Pertarungan Akhir

    Di Hutan Selaksa Racun, persiapan untuk pertarungan terakhir berlangsung dengan intens. Para pendekar dari seluruh pelosok negeri berkumpul, menyusun strategi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Ang Cit Mo Kui. Suasana di hutan dipenuhi dengan aura ketegangan dan semangat, di mana setiap pendukung tahu bahwa pertempuran ini adalah yang terpenting.Di tengah hutan yang dikelilingi oleh pepohonan yang berkilauan di bawah sinar bulan, Shian Long berdiri di depan sebuah lingkaran besar yang terdiri dari pendekar-pendekar dan murid-murid perguruan besar. Api unggun yang menyala di tengah memberikan cahaya hangat, namun suasana tetap serius."Kita akan melancarkan serangan malam ini. Tujuan kita adalah menembus pertahanan istana kekaisaran dari beberapa arah sekaligus. Kita harus memecah konsentrasi musuh agar dapat menyusup ke dalam istana."Shian long memulai persiapan terakhir sebelum penyerangan ke istana kekaisaran Han."Apa strategi kita untuk mengatasi penjaga di sekitar istana? M

  • Pendekar Kitab Iblis   133. Tantangan Akhir Kitab Dewa Surgawi

    Shian Long berdiri tertegun di depan altar yang dikelilingi oleh cahaya lembut, matanya tertuju pada Kitab Dewa Surgawi yang melayang di udara. Kitab itu bersinar dengan cahaya keemasan yang memancar, menyebarkan aura yang memadukan keindahan dan bahaya. Cahaya yang memancar dari kitab ini memiliki kilau yang tajam, seolah-olah setiap sinar adalah pisau yang bisa memotong realitas.Saat Shian Long melangkah lebih dekat, suara yang dalam dan bergema terdengar di seluruh ruangan. Suara itu tampaknya berasal dari Kitab Dewa Surgawi itu sendiri. "Hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar yang dapat memiliki kekuatan ini. Salah satu jawaban akan mengakibatkan kehilangan nyawa."Shian Long merasakan tekanan yang berat, seolah-olah setiap helai rambut di tubuhnya bergetar dengan ketegangan. Ia tahu bahwa setiap pertanyaan dari Kitab Dewa Surgawi akan menentukan nasibnya. Namun, ia juga tahu bahwa kegagalan bukanlah pilihan jika ia ingin menyelamatkan dunia persilatan dari tira

  • Pendekar Kitab Iblis   132. Tantangan di Negeri Awan

    Setelah berhari-hari mengikuti Rajawali Sakti, Shian Long akhirnya tiba di sebuah negeri yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Negeri ini adalah sebuah alam yang memukau, terletak di antara awan yang lembut dan pemandangan yang menakjubkan. Pulau-pulau terapung yang berlapis pepohonan hijau membentang di langit biru, seolah-olah diukir dari kristal dan dedaunan. Air terjun yang gemericik turun dari tebing-tebing tinggi, dan sungai yang jernih berkelok-kelok di antara pulau-pulau, memberikan kehidupan dan keindahan pada negeri awan yang anggun ini.Shian Long terpesona oleh keindahan yang menantinya. Ia merasakan udara yang segar dan menenangkan, seakan-akan setiap napas membawa kedamaian dan energi baru. Namun, ia juga menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar keindahan di negeri ini—sesuatu yang misterius dan belum ia ketahui.Rajawali Sakti terbang di depan, menunjukkan arah dengan sayapnya yang megah. Ia mengarahkan Shian Long menuju sebuah pulau yang lebih besar dan t

  • Pendekar Kitab Iblis   131. Rajawali Sakti

    Rajawali Sakti, makhluk yang hidup di Pegunungan Huashan, adalah sosok legendaris yang dikenal dalam dunia persilatan. Setelah kematian tragis Qian Ling, Rajawali Sakti memilih untuk mengasingkan diri, menghindari keramaian dunia persilatan yang penuh intrik dan konflik. Namun, sedikit yang tahu bahwa Rajawali Sakti bukan sekadar burung legendaris; ia adalah titisan seorang Immortal, makhluk abadi yang memilih untuk tetap berada di dalam tubuh rajawali tersebut daripada terlahir kembali sebagai manusia.Di puncak Pegunungan Huashan, di mana angin dingin berhembus dan langit sering tertutup awan tebal, Rajawali Sakti menghabiskan hari-harinya dalam keheningan. Matanya yang tajam menyaksikan dunia dari ketinggian, menyadari betapa rapuhnya kehidupan manusia. Immortal yang berada dalam tubuhnya, yang telah lama mengamati kehidupan duniawi, merasakan kesedihan mendalam atas tragedi yang menimpa Qian Ling, seorang pendekar yang pernah berhubungan dekat dengannya.Pilihan untuk tetap dalam

  • Pendekar Kitab Iblis   130. Kitab Dewa Surgawi

    Di sebuah pondok kecil yang tersembunyi di Hutan Racun, Shu Zhen terbaring di tempat tidur, perlahan pulih dari luka-lukanya. Wang Pao, dengan keahliannya dalam ilmu pengobatan dan ramuan, telah merawatnya dengan telaten, memberikan ramuan obat peningkat tenaga yang kuat. Setelah tiga hari, Shu Zhen akhirnya membuka matanya, merasakan kekuatan yang kembali mengalir dalam tubuhnya."Bagaimana perasaanmu?" tanya Wang Pao dengan nada lembut, duduk di samping tempat tidur.Shu Zhen menatapnya, masih lemah tapi dengan kilatan tekad di matanya. "Lebih baik. Terima kasih, Master Wang Pao. Tanpa bantuanmu, aku mungkin tidak akan selamat."Wang Pao tersenyum tipis. "Kau adalah harapan terakhir dunia persilatan. Aku tidak bisa membiarkanmu lenyap dari dunia ini."Shu Zhen terdiam sejenak, merenungkan pertarungan yang baru saja ia lalui. "Ang Cit Mo Kui terlalu kuat. Jurus Bangau Putih tidak cukup untuk melawannya, terutama dengan kekuatan dari Kitab Iblis Neraka."Wang Pao mengangguk, matanya p

  • Pendekar Kitab Iblis   129. Kekalahan Telak

    Di bawah langit yang mendung, Shu Zhen berdiri penuh percaya diri di depan gerbang Kota Luoyang, tempat istana Kaisar Han berada. Kota itu kini menjadi pusat kekuasaan Ang Cit Mo Kui, yang telah mengambil alih kendali tidak hanya atas dunia persilatan tetapi juga kerajaan Han. Dengan tekad yang bulat, Shu Zhen menantang Ang Cit Mo Kui untuk sebuah pertarungan yang akan menentukan nasib mereka semua baik Negeri han maupun untuk Dunia Persilatan.Sementara itu, Guo Xiang berkelana ke pelosok-pelosok negeri, mencari bantuan dari para pendekar yang tersisa. Namun, banyak dari mereka telah ditaklukkan atau dipaksa tunduk oleh Ang Cit Mo Kui dan pengikutnya, termasuk pendekar-pendekar kuat yang dulunya dianggap sebagai pelindung dunia persilatan. Usahanya menemukan sekutu semakin sulit, namun Guo Xiang tetap tidak menyerah, bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan harapan mengumpulkan kekuatan untuk melawan.Di dalam istana, di hadapan banyak mata yang penuh waspada, Shu Zhen dan Ang

  • Pendekar Kitab Iblis   128. Teknik Bela Diri Kuno

    Setelah pertarungan hebat yang mengguncang medan pertempuran, Guo Xiang mendekati Shian Kui, yang kini terbaring lemah di tanah. Napasnya terengah-engah, dan wajahnya terlihat penuh penyesalan. Dengan penuh keletihan, Guo Xiang memulai penjelasan yang akan mengubah segalanya.Kitab Iblis Neraka langsung menghilang begitu kekalahan menerpa Shian Kui."Shian Kui," kata Guo Xiang, suaranya penuh dengan ketulusan, "Aku tahu kau mungkin merasa tertekan dan marah. Tapi ada sesuatu yang harus kau ketahui. Musuh utama kita, Ang Cit Mo Kui, sudah merencanakan semuanya sejak lama. Dia memanfaatkan Shu Zhen, menjadikanmu sebagai alatnya untuk mencapai tujuannya."Shian Kui, atau lebih tepatnya Shu Zhen yang kini menguasai tubuh Shian Kui, mendongak dengan tatapan bingung. "Ang Cit Mo Kui? Apa maksudmu?"Guo Xiang mengangguk, menjelaskan lebih lanjut. "Ang Cit Mo Kui adalah sosok yang mengendalikan Hantu Dunia Persilatan, dan rencananya adalah untuk menguasai Lima Perguruan Besar. Dengan memanfaa

  • Pendekar Kitab Iblis   127. Phoenix Iblis Penghancur

    PHOENIX IBLIS PENGHANCURPertarungan antara Guo Xiang dan Shian Kui semakin memanas. Pedang mereka bersinar terang, mencerminkan intensitas emosi dan kekuatan mereka. Namun, di tengah denting pedang dan percikan api, ada keraguan di mata Guo Xiang, sebuah konflik batin yang mulai mengemuka."Shian Kui," Guo Xiang berkata, suaranya sedikit bergetar meski tetap kuat, "apakah tidak ada jalan lain selain kekerasan ini? Aku tahu di dalam dirimu ada kebaikan... Shu Zhen pernah menunjukkan itu padaku."Shian Kui tersentak, matanya sejenak mengungkapkan perasaan yang tertahan. "Shu Zhen tidak ada lagi," jawabnya dengan dingin, mencoba menutupi getaran yang muncul dari dalam dirinya. "Yang ada hanya aku, Shian Kui, dan dunia ini harus tunduk pada kekuatanku."Guo Xiang menggeleng, matanya memancarkan kesedihan. "Aku ingat kebaikanmu, Shian Kui... atau saat kamu menjadi Shu Zhen. Kau pernah membantu orang-orang, kau punya hati yang baik. Mengapa kau memilih jalan ini?"Shian Kui tertawa sinis,

DMCA.com Protection Status