Setelah menghancurkan Perguruan Kun Lun, Shian Kui kembali menuju Perguruan Wu Tang yang sebelumnya ia lewati. Dia merasa heran dengan dirinya sendiri karena tidak langsung menghancurkan Perguruan Wu Tang saat pertama kali melewatinya. Rasa penasaran dan hasrat untuk menuntaskan misi penghancuran membuatnya kembali ke sana, dengan kekuatan dan tekad yang semakin membara. Di dalam hatinya, Shian Kui tahu bahwa kehancuran Perguruan Wu Tang akan menjadi langkah penting dalam usahanya untuk menaklukkan dunia persilatan.Di Perguruan Wu Tang, para pendekar merasa lega setelah berhasil lolos dari pembantaian sebelumnya oleh Hantu Dunia Persilatan. Mereka menikmati ketenangan yang langka itu, tidak menyadari bahwa Shian Kui sedang menuju kembali ke sana dengan niat jahat.Shian Kui tiba dengan wajah beringas, membuat para pendekar Wu Tang terkejut. Tanpa peringatan, ia melancarkan serangan "Angin Api Neraka". Dengan gerakan tangannya, angin berubah menjadi pusaran api yang melalap pendekar-p
Tidak ada ras senang ataupun bangga telah menghancurkan lima perguruan besar yang menjadi panutan bagi dunia persilatan. Hatinya masih terasa kosong. Pembalasan dendam terhadap Ketua Lima Perguruan Besar yang semuanya tewas kecuali Guo Xiang hanya merupakan kesenangan sesaat saja baginya, kemudian hatinya kembali hampa."Aku harus mencari Ketua Golongan Hitam, Shu Maojin yang telah menghianati ayahku. Gara-gara dia, ayah sampai tewas diburu oleh pendekar brengsek ini."Ingatan Shian Kui semakin jelas ... bahkan dia juga mulai ingat kalau Qian Wang, kakeknya yang telah membunuh ayah dan ibunya. "Tunggu aku, kakek jahat! Aku akan mencarimu setelah urusanku dengan Shu Maojin selesai!" Mencari Shu Maojin bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami. Tokoh golongan hitam ini emnghilang tanpa jejak, sehingga Shian Kui merasa perlu untuk pergi ke Bukit Tengkorak untuk membalaskan dendamnya.***Bukit Tengkorak, atau yang juga dikenal sebagai Skull Hill, menjadi markas kuat Golongan Hitam, sebu
Dunia Persilatan tenggelam dalam duka yang mendalam. Kabar tentang kematian Lima Ketua Perguruan Besar di tangan Shian Kui, yang juga memusnahkan sebagian besar murid perguruan, mengguncang seluruh tatanan. Bayang-bayang kegelapan semakin pekat ketika Zhuge Shin, Ketua Golongan Hitam, ditemukan tewas. Kekacauan ini mendorong banyak pendekar memilih pensiun dini dan hidup sebagai rakyat biasa, menghindari ancaman yang dibawa oleh sosok misterius yang dikenal sebagai Hantu Dunia Persilatan.Tak seorang pun yang sanggup menghentikan teror yang ditimbulkan oleh Shian Kui. Lima Perguruan yang berusaha bangkit kembali tidak kuasa menahan laju kehancuran yang dibawa oleh Pendekar Kitab Iblis ini. Sudah sebulan berlalu sejak awal keganasan ini, dan ratusan pendekar telah menjadi korban, tanpa ada yang berani menantang Shian Kui.Kaisar Han, geram dengan kegaduhan yang ditimbulkan, akhirnya mengutus Ang Cit Mo Kui untuk menghentikan aksi Shian Kui. Selain itu, kaisar juga menawarkan hadiah bes
Guo Xiang merasa hatinya remuk ketika mendengar kabar bahwa Shu Zhen, yang kini dikenal sebagai Shian Kui, telah menghancurkan Perguruan Go Bi dan membunuh para Tetua Bela Diri dan Magis, para pelindung perguruan yang tak tergantikan. Penyesalan membebani pikirannya; mengizinkan Shu Zhen pergi ke Perguruan Bangau Putih adalah kesalahan fatal, membuka kembali ingatan yang seharusnya terkubur."Subo, aku harus menghentikan Shu Zhen! Dia telah kembali dikuasai oleh Kitab Iblis Neraka!" Guo Xiang bersikeras, mempersiapkan diri untuk meninggalkan Pulau Api Neraka.Bu Sam Nio menatapnya dengan mata yang tajam, penuh kebijaksanaan dan kekhawatiran. "Pergilah! Aku tahu kau masih mencintai pemuda itu, meskipun dia telah menghancurkan Perguruan Go Bi dan membunuh saudari-saudarimu di sana. Tapi ingat, jangan ragu untuk membunuhnya jika Shian Kui sudah tak bisa diselamatkan lagi."Guo Xiang mengangguk, meski hatinya berat. "Aku tahu, Subo. Aku masih percaya ada kebaikan dalam dirinya. Tapi apa y
Guo Xiang bergegas meninggalkan Pulau Api Neraka. Ia harus tiba di Bukit Terlarang sebelum Shian Kui, untuk menyelamatkan ingatan Shian Kui dari pengaruh jahat Kitab Iblis Neraka yang semakin kuat.Bukit Terlarang terletak di bagian selatan Negeri Ming, sulit dijangkau dari daratan. Hanya sedikit pendekar yang berani atau mampu menembus hutan yang dihuni makhluk buas dan tebing-tebing curam di sekitarnya.Di pagi itu, sebuah bayangan hitam terlihat melesat cepat dari dahan ke dahan, menghindari makhluk-makhluk buas di bawah. Gerakannya begitu ringan, seakan melayang di antara pepohonan, hingga akhirnya keluar dari hutan penuh mitos tersebut. Sosok itu tidak menunjukkan kesulitan sedikit pun."Begitu saja jebakanmu, Qian Wang? Bersiaplah untuk mati!" suara tawa keras terdengar dari bayangan hitam itu.Sosok bayangan hitam ini adalah Shian Kui, sedang menuju Bukit Terlarang untuk membalaskan dendamnya terhadap Qian Wang yang mengasingkan diri di sana."Jangan terlalu percaya diri, Shian
Guo Xiang mengamati Shian Kui yang tampak tak tergoyahkan, bahkan dengan serangan berbahaya yang diluncurkannya. Ketika Shian Kui menggabungkan teknik Kitab Iblis Neraka dan Topeng Artefak, energi gelap bergelombang di sekitar mereka, seperti badai api yang siap meledak."Jangan paksa aku untuk menggunakan serangan mematikan, Shian Kui!" seru Guo Xiang dengan nada penuh peringatan, mencoba mengendalikan emosi yang bergelora di dalam dirinya.Namun, Shian Kui hanya tertawa, suara tawanya menggema dengan nada mengejek. "Kau? Serangan mematikan? Itu hanya lelucon belaka. HA-HA-HA..."Pandangan penuh cemooh dan nada meremehkan dari Shian Kui memicu kemarahan Guo Xiang, membuat darahnya mendidih. "Kau benar-benar tidak bisa diselamatkan lagi! Aku tidak akan ragu-ragu untuk melenyapkan iblis sepertimu dari dunia ini!"Shian Kui mengangkat alis, sinis. "Apa yang bisa dilakukan Pangcu Go Bi Pay sepertimu? Melindungi perguruanmu saja tidak mampu!" Hinaan itu semakin menambah api di hati Guo Xi
PHOENIX IBLIS PENGHANCURPertarungan antara Guo Xiang dan Shian Kui semakin memanas. Pedang mereka bersinar terang, mencerminkan intensitas emosi dan kekuatan mereka. Namun, di tengah denting pedang dan percikan api, ada keraguan di mata Guo Xiang, sebuah konflik batin yang mulai mengemuka."Shian Kui," Guo Xiang berkata, suaranya sedikit bergetar meski tetap kuat, "apakah tidak ada jalan lain selain kekerasan ini? Aku tahu di dalam dirimu ada kebaikan... Shu Zhen pernah menunjukkan itu padaku."Shian Kui tersentak, matanya sejenak mengungkapkan perasaan yang tertahan. "Shu Zhen tidak ada lagi," jawabnya dengan dingin, mencoba menutupi getaran yang muncul dari dalam dirinya. "Yang ada hanya aku, Shian Kui, dan dunia ini harus tunduk pada kekuatanku."Guo Xiang menggeleng, matanya memancarkan kesedihan. "Aku ingat kebaikanmu, Shian Kui... atau saat kamu menjadi Shu Zhen. Kau pernah membantu orang-orang, kau punya hati yang baik. Mengapa kau memilih jalan ini?"Shian Kui tertawa sinis,
Setelah pertarungan hebat yang mengguncang medan pertempuran, Guo Xiang mendekati Shian Kui, yang kini terbaring lemah di tanah. Napasnya terengah-engah, dan wajahnya terlihat penuh penyesalan. Dengan penuh keletihan, Guo Xiang memulai penjelasan yang akan mengubah segalanya.Kitab Iblis Neraka langsung menghilang begitu kekalahan menerpa Shian Kui."Shian Kui," kata Guo Xiang, suaranya penuh dengan ketulusan, "Aku tahu kau mungkin merasa tertekan dan marah. Tapi ada sesuatu yang harus kau ketahui. Musuh utama kita, Ang Cit Mo Kui, sudah merencanakan semuanya sejak lama. Dia memanfaatkan Shu Zhen, menjadikanmu sebagai alatnya untuk mencapai tujuannya."Shian Kui, atau lebih tepatnya Shu Zhen yang kini menguasai tubuh Shian Kui, mendongak dengan tatapan bingung. "Ang Cit Mo Kui? Apa maksudmu?"Guo Xiang mengangguk, menjelaskan lebih lanjut. "Ang Cit Mo Kui adalah sosok yang mengendalikan Hantu Dunia Persilatan, dan rencananya adalah untuk menguasai Lima Perguruan Besar. Dengan memanfaa