Share

863. Part 35

last update Last Updated: 2025-01-05 01:05:00

Prahasto berpikir sejenak, setelah itu baru menjawab dengan suara yang sangat pelan, hampir tak mudah ditangkap oleh pendengaran, "Dayang... Selatan...!"

Ratu Teluh Bumi terkesiap. "Dayang Selatan! Benarkah Dayang Selatan yang menyuruhmu membunuhku!"

"Be... benar...!"

"Apa alasannya ingin membunuhku? Dayang Selatan tak pernah berselisih denganku, dan aku sendiri tak pernah berbuat salah kepada Dayang Selatan!"

"Entah... yang jelas aku harus temui dia pada malam purnama nanti...!"

"Di mana kau mau temui dia? Biar aku sendiri yang hadapi dia! Katakan di mana, atau kau muntah kenikmatan lagi?"

"Di... di.... Di Bukit Gelagah!"

"Bukit Gelagah! Pada malam purnama...! Hmm..! Kurasa tak perlu aku membunuhmu, Cah Bagus! Yang perlu kubunuh adalah Dayang Selatan sebagai manusia lancang yang mau bikin persoalan denganku! Dia tak tahu, Ratu Teluh Bumi yang sekarang bukan lagi Ratu Teluh Bumi yang dulu!"

"Tapi... tapi...."

Wesss...!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   864. Part 36

    "Mau lali ke mana kau, Tikus Busuk!" seru Dayang Selatan dengan suara cadelnya yang tidak bisa sebutkan huruf 'R', ia berdiri dalam jarak tujuh langkah dari tempat Wilduto."Mengapa kau masih mengejarku terus, Dayang Selatan! Bukankah sudah kukatakan bahwa aku tidak punya salah apa-apa padamu!""Kalau tak punya salah, kau tak akan lali, Wilduto!" Dayang Selatan maju tiga tindak. Wilduto mundur dua langkah, ia berusaha menghindari pandangan mata Dayang Selatan yang tajam itu."Kembalikan gelangku, atau kau kubunuh sekalang juga, Wilduto!""Sungguh aku tidak mengerti apa maksudmu, Dayang Selatan!"Dayang Selatan segera menggenggam jari kelingkingnya. Wilduto segera tersentak dengan leher memanjang, ia mendelik dan tak bisa bernapas. Lehernya bagaikan ada yang mencekik dengan keras.Wajah Wilduto menjadi merah dan badannya bergerak-gerak, seakan kedua tangannya ingin menarik sesuatu yang mencekik leher, tapi tak ada tangan yang harus disingkirk

    Last Updated : 2025-01-06
  • Pendekar Kera Sakti   865. Part 37

    "Plahasto! Mengapa kau menyelangku? Bukankah selama ini hubungan kita baik-baik saja!""Ada sesuatu hal yang membuatku terpaksa bersikap begini padamu, Dayang Selatan!"Hati Dayang Selatan menjadi benci melihat sikap Prahasto yang menyerang dengan sungguh-sungguh tadi. Karena itu, Dayang Selatan pun merencanakan untuk tidak segan-segan membunuh Prahasto, walau sebenarnya ia sangat sayang, karena sewaktu-waktu ia bisa menggunakan tenaga Prahasto untuk keperluan batiniahnya. Selagi Dayang Selatan merenungkan diri, tiba-tiba Prahasto melepaskan pukulan tenaga dalamnya melalui genggaman tangannya yang menghantam ke depan.Kepalan tangan itu keluarkan cahaya kuning yang nyaris tak terlihat jika dalam keadaan siang hari.Wussst...!Cepat-cepat telapak tangan Dayang Selatan dihadangkan ke dada. Dan sinar kuning itu menghantam telapak tangan tersebut.Debb...! Wuttt...!Dayang Selatan terlempar ke belakang, ia tak sangka kekuatan pukulan bercahaya ku

    Last Updated : 2025-01-06
  • Pendekar Kera Sakti   866. SABDA IBLIS

    SEMILIR angin membawa keteduhan di bawah pohon rindang itu. Pendekar Kera Sakti yang sedang melepaskan lelah di bawah pohon tersebut mulai mengeluh dalam hati. Perutnya terasa lapar sekali, tapi tak tahu ke mana ia harus mencari tempat untuk makan. Dari ketinggian lereng itu, Pendekar Kera Sakti memandang ke arah utara, dan samar-samar ia melihat persawahan membentang dengan tanaman padinya yang masih menghijau.Dalam hatinya Baraka pun berkata membatin, "Kurasa tak jauh dari persawahan di sana pasti ada sebuah desa. Dan kurasa di desa itu ada kedai untuk makan. Sebaiknya aku segera ke sana saja!"Maka bergegaslah Baraka, si Pendekar Kera Sakti itu melangkah menuruni lereng perbukitan. Namun beberapa saat sebelum ia mencapai pematang sawah di seberang sana, langkahnya menjadi terhenti akibat kehadiran seseorang yang muncul dari balik sebatang pohon besar berdaun rimbun.Orang tersebut adalah pemuda sebaya dengannya, berambut panjang yang diikat ke belakang, tubu

    Last Updated : 2025-01-06
  • Pendekar Kera Sakti   867. Part 2

    "Oh, salah besar itu, Jarum Lanang! Salah besar! Aku melangkah terburu-buru karena ingin segera mencapai desa seberang sana untuk mencari kedai! Aku lapar sekali dan ingin segera mengisi perut!""Bohong! Wajahmu lebih tampan dariku, pasti Sumping Rengganis lebih terpikat dengan senyumanmu!""Terima kasih atas pengakuanmu itu! Tapi sungguh mati aku tidak menculik atau menyembunyikan kekasihmu, Jarum Lanang! Sebaiknya, kau percaya saja padaku, supaya di antara kita tidak terjadi pertarungan!""Kau kira aku takut melawanmu!" sentak Jarum Lanang sambil melangkah dua tindak ke depan."Tentu saja kau tidak takut padaku! Kau punya ilmu tinggi mestinya, terbukti kau berani menyerangku dengan lemparan pisau. Tapi aku pun juga tidak akan gentar melawanmu, hanya saja aku tidak suka berselisih karena kesalahpahaman!""Rupanya kau perlu dipaksa, Baraka! Heaaah...!"Jarum Lanang segera melompat dan melepaskan pukulan tenaga dalamnya bercahaya kuning. Bara

    Last Updated : 2025-01-06
  • Pendekar Kera Sakti   868. Part 3

    Sejak tadi Dayang Selatan berdiri bagai mematung memandang ke arah jurang. Remang-remang cahaya rembulan tampakkan lekak-lekuk jurang dengan beberapa tanaman di tebingnya yang merimbun. Dasar jurang terlalu jauh untuk dilihat dan terlalu gelap, karena tak sepenuhnya mendapatkan sinar rembulan bila malam hari.Hati Dayang Selatan pun membatin, "Rasa-rasanya jurang ini sangat cocok untuk membuang bangkai si Ratu Teluh Bumi nanti! Jerit suaranya yang menggema panjang akan menjadi kepuasan hatiku, ketimbang ia mati tanpa pekik tanpa jerit!"Baru berpikir begitu, Dayang Selatan merasakan ada getaran tanah yang terjadi akibat pijakan kaki orang berjalan. Cepat-cepat Dayang Selatan palingkan wajahnya ke belakang. Beberapa kejap kemudian sesosok bayangan telah melesat, kemudian mendarat di tanah depannya. Sesosok bayangan itu adalah perempuan berpedang pendek di pinggangnya. Dia tak lain dari Ratu Teluh Bumi.Mereka saling pandang sejenak. Sama-sama tajam dalam memandan

    Last Updated : 2025-01-06
  • Pendekar Kera Sakti   869. Part 4

    Semuanya terjadi dengan sangat pelan. Tetapi kejap berikutnya, terdengar suara kasar, brukk...! Itu suara tubuh Ratu Teluh Bumi yang dilemparkan ke arah belakang oleh orang yang sedang semadi itu."Uhhg...! Monyet...!" maki Ratu Teluh Bumi dalam hati.Perempuan itu tidak mati. Perempuan itu hanya mengalami luka dalam akibat pukulan berasap dari Dayang Selatan itu. Tapi seandainya tubuhnya tidak disangga dan gerakannya tidak diatur oleh orang yang sedang duduk bersila itu, maka tubuh Ratu Teluh Bumi sudah pasti hancur tak berbentuk lagi. Ketinggian jurang itu sangat mengerikan jika dipandang dari bawah.Orang yang menyelamatkan Ratu Teluh Bumi itu duduk bersila tanpa peduli dengan keluh dan raungan kecil di belakangnya. Orang itu berkerudung kain hitam dari kepala sampai kaki. Matanya memandang ke satu arah tak berkedip. Di depannya itu, ada sungai kecil dengan lebar antara dua tombak. Celah-celah bebatuannya mempunyai tanaman setinggi mata kaki. Di sela-sela tan

    Last Updated : 2025-01-07
  • Pendekar Kera Sakti   870. Part 5

    Kejap berikut, barulah Siluman Selaksa Nyawa berkata, "Aku tidak punya pelayan.""Biarlah... aku saja yang menjadi pelayanmu. Aku bersedia....""Kau berjanji?""Ya. Aku berjanji, jika kau tolong aku, aku bersedia menjadi pelayanmu. Ooh... semakin panas sekujur tubuhku rasanya....""Peganglah jubahku!" kata Rawana Baka.Ratu Teluh Bumi tak paham maksud kata-kata itu. Tapi kemudian ia melakukan apa yang diperintahkan orang berjubah hitam sekujur tubuhnya itu. Ratu Teluh Bumi memegang jubah tersebut dengan kedua tangannya. Kemudian, ia melihat sendiri kulit tubuhnya menjadi menyala. Seperti ada sinar biru yang berpendar-pendar mengelilingi seluruh tubuhnya.Pada saat sinar biru itu menyala di tubuhnya, Ratu Teluh Bumi merasakan ada kesejukan yang meresap ke dalam tubuhnya. Kesejukan itu seakan begitu damai dan menyenangkan hati. Ratu Teluh Bumi meresapi kesejukan itu dengan mata terpejam pelan-pelan.Sedangkan Siluman Selaksa Nyawa tidak

    Last Updated : 2025-01-07
  • Pendekar Kera Sakti   871. Part 6

    RATU Teluh Bumi merasa sangat beruntung dapat bertarung dengan Dayang Selatan. Bahkan kalah dalam pertarungan ternyata bukan berarti harus mati selamanya. Kalah dalam pertarungan mempunyai sisi baik tersendiri yang kadang tak disadari oleh si penderita kekalahan. Andai dia menang melawan Dayang Selatan, ia tidak akan temukan sesuatu yang sangat berharga dalam sejarah hidupnya, pertama bisa bertatap muka dengan tokoh sakti yang namanya cukup kondang dan ditakuti setiap orang itu, kedua bisa mendengar cerita tentang bunga ajaib yang bernama bunga Sukma Weling.Bahkan dari kekalahannya itu, Ratu Teluh Bumi punya keberuntungan, yaitu dapat melihat bentuk tanaman bunga yang tumbuhnya seratus tahun sekali itu. Konon tanaman seperti itu hanya ada di tanah Jawa.Memperhatikan pertumbuhan bunga aneh itu, merupakan pengalaman yang amat mahal harganya. Apabila siang, tanaman bunga itu berubah warnanya menjadi kuning berkilauan, seperti tanaman dari logam emas mulia. Tapi jika mal

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1265. Part 7

    Trangg, Trangg..! Wuutt! Wuutt! Trangg...! Breett...!Selama perpaduan pedang di udara, percikan bunga api terlihat jelas bagi siapapun yang menyaksikan pertarungan itu. Tapi kecepatan gerak pedang keduanya tak bisa dilihat jelas oleh setiap orang. Hanya mereka yang terbiasa melihat kecepatan gerak pedang seperti itu saja yang bisa menyaksikannya, seperti Kusuma Sumi dan Pita Biru.Dalam sekejap mereka sudah berpindah tempat saat kaki mendarat. Tapi keduanya masih tegak berdiri dengan kaki merenggang kokoh. Rlndu Malam menggenggam pedangnya dengan satu tangan, tubuhnya tetap tanpa luka dan cidera apapun. Tapi Dewa Rayu yang juga tanpa luka sedikit pun itu sempat merasa malu karena sabuk kain pengikat celana dan tali celananya putus oleh sabetan pedang Rindu Malam. Celana itu sempat melorot sedikit ketika ia menapakkan kaki ditanah, lalu buru-buru dicekal dengan tangan kirinya."Ih...!" Dewa Rayu celingukan, malu sekali. Suara yang mengikik datang dari arah Pita

  • Pendekar Kera Sakti   1264. Part 6

    “Siapa kau sebenarnya?" tanya Rindu Malam dengan menahan hati berdebar-debar."Aku yang berjuluk Dewa Rayu!""Dewa Rayu?!" gumam lirih Kusuma Sumi yang tak berbarengan dengan gumam Pita Biru. Akibatnya Rindu Malam melirik ke arah mereka. Keduanya sama-sama malu ditahan karena gumaman tadi bernada kagum.“Namaku sebenarnya adalah Aryawinuda, Putra Raja Pengging yang dibuang oleh Ibu tiriku sejak usia delapan tahun."“Kasihan!" desah Pita Biru. Karena jaraknya amat dekat dengan Kusuma Sumi, maka tulang kakinya terkena tendangan kecil Kusuma Sumi yang menyuruhnya diam dengan isyarat kaki. Pita Biru menggerutu sambil mendesis sakit.Dewa Rayu kembali berkata dengan Suaranya yang berkharisma, “Aku dirawat oleh Paman Patih Janursulung, dan kemudian minggat dari Istana bersamaku dan akhirnya menjadi seorang resi di Bukit Karangapus"Tiga wajah cantik bungkam, bagaikan terkesima oleh cerita si tampan bermata bening itu. Rindu

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status