Share

858. Part 30

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 01:05:11

"Suatu khayalan atau gangguan penglihatan karena aku mandi Darah Sabda Dewa? Barangkali Darah Sabda Dewa ingin membuktikan padaku, bahwa tubuhku telah menjadi kebal dan tak mampu digilas batu sebesar itu! Atau mungkin semua yang kualami ini hanya impian mata melek saja? Tapi bagaimana dengan wajah-wajah berkerudung kain putih dari kepala sampai kaki itu? Apakah itu juga mimpi?"

Karang Wesi termangu-mangu di depan gua, memikirkan keanehan itu sambil tak sadar menggaruk-garuk bagian yang ditutup daun itu. Ia juga tak sadar kalau daun itu rontok satu persatu akibat garukan tangannya.

Sementara itu, Andini menunggu di belakang Karang Wesi di balik sebatang pohon jati merah. Perempuan yang kenakan pakaian pinjung hijau sebatas dada itu bukan menunggu untuk melihat kepolosan tubuh Karang Wesi, tapi menunggu untuk mendapatkan janjinya. Janji dari Karang Wesi, yang ingin membagi dua darah tersebut, jika Andini mau palingkan wajah dan tidak sering memandangnya selama Karang Wes

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   859. Part 31

    Bagian tangan, kaki, kepala, perut, punggung, semuanya sudah dicoba oleh Andini untuk dilukai, tapi tak berhasil. Bahkan untuk memotong daun telinga pun pedang itu tak mampu melakukannya."Ha ha ha ha...!" Karang Wesi tertawa kegirangan terbahak-bahak. Sementara itu, Andini melesat mundur empat tindak."Jangan merasa bangga dulu, Karang Wesi! Terimalah jurus 'Pedang Langit Pitu' ini! Hiaaah...!"Pedang itu dibabatkan ke samping kanan-kiri dengan cepat, lalu tiba-tiba disentakkan ke depan dengan tangan kiri Andini ke atas lurus dan satu kakinya ke belakang lurus, kaki satunya sedikit merendah. Maka, zlappp...!Seberkas sinar biru tanpa putus melesat cepat menembus dada Karang Wesi. Sinar itu jelas-jelas menghantam pertengahan dada, namun dada itu tak bisa bolong. Sinar itu hanya melesat mengitari tubuh Karang Wesi, berlarian ke sana-sini, tanpa bisa melukai. Padahal cukup lama sinar biru tanpa putus itu menerpa dada lawannya, bahkan berpindah ke pusar sega

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Pendekar Kera Sakti   860. Part 32

    Blarrr...!Gayatri terpental lagi akibat gelombang ledakan dan angin kencang yang ditimbulkannya dari benturan dua sinar itu. Gayatri jatuh terpuruk dengan napas terengah-engah, sedangkan Karang Wesi hanya mundur satu tindak, sedikit guncang. Tapi ia segera palingkan pandang ke arah datangnya sinar hijau tadi.Dan ia terkesiap memandang seorang pemuda sebayanya sedang garuk-garuk kepala dengan santainya tanpa hiraukan pandangan mata orang lain.Pendekar Kera Sakti terlambat muncul. Ini karena ia sempat mengejar Siluman Selaksa Nyawa yang dilihatnya melesat dalam satu jarak pandang saat bersama Gayatri di perjalanan. Baraka mencoba mengejar Siluman Selaksa Nyawa, sementara Gayatri tak mau menunggu, ia langsung menuju ke Gua Sekat Sembilan. Andai ia mau menunggu Baraka, maka kehadirannya akan membuat Andini terlambat mendapat pertolongan darinya, tapi ia sendiri tak akan lama terluka dalam akibat pukulannya sendiri tadi."Siapa kau! Mengapa turut campur uru

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Pendekar Kera Sakti   861. Part 33

    "Ha ha ha ha...! Pedang itu lagi! Percuma, Baraka! Itu bukan pedang pusaka! Buang saja!" ledek Karang Wesi, ia sempatkan diri untuk menggaruk-garuk bagian yang gatal itu. Mata Baraka memandang ke sana ke bagian yang digaruk itu, lalu timbul gagasan untuk menyerang bagian yang gatal itu. Baraka tak tahu bahwa bagian yang gatal itu pun terkena darah juga."Sebaiknya kita adu senjata!" kata Karang Wesi, lalu cepat ia mencabut kapaknya. Dan serta-merta ia melompat bagaikan terbang dengan kapak siap dihantamkan ke depan. Pendekar Kera Sakti pun berkelebat secepat kilat, Jurus Pedang Kilat Buana warisan kakek gurunya, Ki Ageng Buana dikerahkan, tahu-tahu sudah melesat menyerang dengan pedang dikibaskan.Wusss...! Trangng...!Jlegg...! Pendekar Kera Sakti sudah berdiri di tanah dengan memunggungi lawannya. Gerakan secepat setan itu membuat Gayatri dan Andini yang hanya jadi penonton menjadi kian bengong. Tak menyangka Baraka mampu bergerak secepat setan. Kalau saja Kar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Pendekar Kera Sakti   862. Part 34

    Kriiit... kkkriiit... kkkkrrriiiieett...!Burung-burung beterbangan sambil mencicit ketakutan. Ular-ular mendesis sambil cepat tinggalkan tempat sekitar situ. Dan seorang lelaki yang berada di salah satu pohon, pada bagian dahan yang atas, segera menutup telinganya dengan kedua tangan. Wajahnya menyeringai menahan rasa sakit pada gendang telinganya. Seolah-olah gendang telinganya bagai ditusuk-tusuk dengan jarum yang terpanggang api. Semakin panjang deritannya semakin kuat rasa sakit yang dirasakannya.Kriiiieeeet...!Laki-laki di atas pohon itu hampir saja menjerit untuk mengimbangi rasa sakit itu. Namun karena kedua tangannya dipakai untuk menutup telinga rapat-rapat, akhirnya tubuh pun oleng saat berdiri di atas dahan sebesar pahanya sendiri itu. Tubuh itu kehilangan keseimbangan dan jatuhlah lelaki itu dalam keadaan terjungkal.Brasss...! Bukk!Beruntung sekali ia bisa berjungkir balik satu kali pada saat jatuh dan melayang dari atas, sehingga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Pendekar Kera Sakti   863. Part 35

    Prahasto berpikir sejenak, setelah itu baru menjawab dengan suara yang sangat pelan, hampir tak mudah ditangkap oleh pendengaran, "Dayang... Selatan...!"Ratu Teluh Bumi terkesiap. "Dayang Selatan! Benarkah Dayang Selatan yang menyuruhmu membunuhku!""Be... benar...!""Apa alasannya ingin membunuhku? Dayang Selatan tak pernah berselisih denganku, dan aku sendiri tak pernah berbuat salah kepada Dayang Selatan!""Entah... yang jelas aku harus temui dia pada malam purnama nanti...!""Di mana kau mau temui dia? Biar aku sendiri yang hadapi dia! Katakan di mana, atau kau muntah kenikmatan lagi?""Di... di.... Di Bukit Gelagah!""Bukit Gelagah! Pada malam purnama...! Hmm..! Kurasa tak perlu aku membunuhmu, Cah Bagus! Yang perlu kubunuh adalah Dayang Selatan sebagai manusia lancang yang mau bikin persoalan denganku! Dia tak tahu, Ratu Teluh Bumi yang sekarang bukan lagi Ratu Teluh Bumi yang dulu!""Tapi... tapi...."Wesss...!

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Pendekar Kera Sakti   864. Part 36

    "Mau lali ke mana kau, Tikus Busuk!" seru Dayang Selatan dengan suara cadelnya yang tidak bisa sebutkan huruf 'R', ia berdiri dalam jarak tujuh langkah dari tempat Wilduto."Mengapa kau masih mengejarku terus, Dayang Selatan! Bukankah sudah kukatakan bahwa aku tidak punya salah apa-apa padamu!""Kalau tak punya salah, kau tak akan lali, Wilduto!" Dayang Selatan maju tiga tindak. Wilduto mundur dua langkah, ia berusaha menghindari pandangan mata Dayang Selatan yang tajam itu."Kembalikan gelangku, atau kau kubunuh sekalang juga, Wilduto!""Sungguh aku tidak mengerti apa maksudmu, Dayang Selatan!"Dayang Selatan segera menggenggam jari kelingkingnya. Wilduto segera tersentak dengan leher memanjang, ia mendelik dan tak bisa bernapas. Lehernya bagaikan ada yang mencekik dengan keras.Wajah Wilduto menjadi merah dan badannya bergerak-gerak, seakan kedua tangannya ingin menarik sesuatu yang mencekik leher, tapi tak ada tangan yang harus disingkirk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Pendekar Kera Sakti   865. Part 37

    "Plahasto! Mengapa kau menyelangku? Bukankah selama ini hubungan kita baik-baik saja!""Ada sesuatu hal yang membuatku terpaksa bersikap begini padamu, Dayang Selatan!"Hati Dayang Selatan menjadi benci melihat sikap Prahasto yang menyerang dengan sungguh-sungguh tadi. Karena itu, Dayang Selatan pun merencanakan untuk tidak segan-segan membunuh Prahasto, walau sebenarnya ia sangat sayang, karena sewaktu-waktu ia bisa menggunakan tenaga Prahasto untuk keperluan batiniahnya. Selagi Dayang Selatan merenungkan diri, tiba-tiba Prahasto melepaskan pukulan tenaga dalamnya melalui genggaman tangannya yang menghantam ke depan.Kepalan tangan itu keluarkan cahaya kuning yang nyaris tak terlihat jika dalam keadaan siang hari.Wussst...!Cepat-cepat telapak tangan Dayang Selatan dihadangkan ke dada. Dan sinar kuning itu menghantam telapak tangan tersebut.Debb...! Wuttt...!Dayang Selatan terlempar ke belakang, ia tak sangka kekuatan pukulan bercahaya ku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Pendekar Kera Sakti   866. SABDA IBLIS

    SEMILIR angin membawa keteduhan di bawah pohon rindang itu. Pendekar Kera Sakti yang sedang melepaskan lelah di bawah pohon tersebut mulai mengeluh dalam hati. Perutnya terasa lapar sekali, tapi tak tahu ke mana ia harus mencari tempat untuk makan. Dari ketinggian lereng itu, Pendekar Kera Sakti memandang ke arah utara, dan samar-samar ia melihat persawahan membentang dengan tanaman padinya yang masih menghijau.Dalam hatinya Baraka pun berkata membatin, "Kurasa tak jauh dari persawahan di sana pasti ada sebuah desa. Dan kurasa di desa itu ada kedai untuk makan. Sebaiknya aku segera ke sana saja!"Maka bergegaslah Baraka, si Pendekar Kera Sakti itu melangkah menuruni lereng perbukitan. Namun beberapa saat sebelum ia mencapai pematang sawah di seberang sana, langkahnya menjadi terhenti akibat kehadiran seseorang yang muncul dari balik sebatang pohon besar berdaun rimbun.Orang tersebut adalah pemuda sebaya dengannya, berambut panjang yang diikat ke belakang, tubu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status