Share

440. Part 8

last update Last Updated: 2024-09-09 01:02:10

"Guru..., saya tadi di...."

Plokk...!

Balak Lima ditabok gurunya. Melintir separo lingkaran sambil menyeringai sakit. Rupanya Ki Parma Tumpeng kesal sama muridnya, sehingga ia terpaksa bertindak sedikit kasar.

"Bocah otak lele!" geramnya kepada Balak Lima. "Ngapain kamu bawa-bawa cangkul itu? Itu bukan cangkul pusaka! Itu cangkul biasa, tahu! Yang pusaka sudah kusimpan di tempat tersendiri, biar kalau ada maling salah ambil! Eh, malah muridku sendiri yang salah ambil!"

Plakk...!

Kepala Balak Lima ditampar lagi, "Pulang sana! Jangan sok jago kamu, ya! Mau coba-coba melawan Baraka sama saja coba-coba makan ikan hiu hidup-hidup, ngerti!"

"Maaf, Guru!"

"Pulang, dan bawa kembali cangkul itu. Kalau aku mati nanti kamu mau gali liang kubur pakai apa? Pakai gigimu!"

Baraka dan Duda Dadu hanya cengar-cengir dengan saling lirik. Balak Lima segera pulang karena takut kena tampar gurunya lagi. Dua kali tamparan sang Guru sudah cukup bikin

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   441. Part 9

    "Iya, iya...! Aku tahu kok. Memangnya aku nggak pernah muda?" ujar Ki Parma Tumpeng, lalu ia mohon diri dengan baik-baik kepada Baraka, setelah itu melesat pergi meninggalkan tempat itu."Paman Duda Dadu," kata Baraka, "Maukah Paman menolongku?""Boleh aja! Demi menjadi pengikut pendekar sakti, aku bersedia disuruh apa saja.""Paman, tolong belikan aku ketan bakar di kedai tempat kita bertemu itu. Mau kan?""Hmmm... eeh... ya mau saja. Tapi... tapi kedai tadi kan jauh dari tempat ini, Baraka!""Paman mau nggak?""Iya deh!" Duda Dadu akhirnya pergi dengan suara gerutu yang lirih, "Bilang aja aku diusir, takut mengganggu kemesraanmu, gitu! Pakai disuruh ke kedai alasan beli ketan bakar segala. Huuh...! mentang-mentang anak muda kalau lagi dapat 'gondolan' main singkirkan orang tua aja!"Sekalipun mendengar gerutuan itu, Baraka berlagak tuli. Yang penting Duda Dadu cepat pergi dari tempat itu, sehingga ia bisa ngomong bebas sama si canti

    Last Updated : 2024-09-09
  • Pendekar Kera Sakti   442. Part 10

    PERJALANAN dari Pantai Buaya Dampar menuju Tebing Galah memakan waktu separo hari lebih. Itu bagi manusia biasa. Tapi bagi para tokoh silat yang memiliki ilmu peringan tubuh dan dapat berlari seperti angin, tentunya perjalanan tersebut dapat ditempuh dalam waktu lebih singkat lagi. Jarak itu bisa lebih pendek jika ditempuh lewat utara, dan itu berarti harus melewati kaki Bukit Guiana. Sedangkan kaki Bukit Guiana merupakan wilayah kekuasaan Ratu Cadar Jenazah."Jangan lewat utara. Berbahaya bagi dirimu jika lewat utara. Sebaiknya kita lewat selatan saja. Agak jauh, tapi aman bagimu!" ujar Bunga Taring Liar. Gadis ini bersifat melindungi Baraka, seolah-olah ia merasa keselamatan Baraka adalah tanggung jawabnya. Sebegitu tanggung jawabnya si gadis sampai-sampai Baraka merasa heran dan menanyakan alasannya.Gadis itu hanya menjawab, "Tugasku hanya menyelamatkan dirimu sampai di Tebing Galah, karena nyawamu merupakan nyawaku yang paling depan. Begitu pesan Nyai Guru saat ak

    Last Updated : 2024-09-10
  • Pendekar Kera Sakti   443. Part 11

    Plak, plak, plak, plak...!Jleng...! Badak Gemulai yang ternyata bertubuh elastis itu mampu mendaratkan kakinya dengan tegak di belakang Bunga Taring Liar. Mereka saling beradu punggung, namun sebelum Bunga Taring Liar berpaling, kaki Badak Gemulai yang bertelapak lebar dan jeber itu menendang ke belakang, wuttt.,.! Buhkk!Lengan kiri gadis itu terkena tendangan. Ternyata tendangan tersebut berkekuatan tenaga dalam cukup tinggi. Tubuh gadis cantik itu terlempar enam langkah jauhnya seperti kapas dihempas badai.Brruk...!Tubuh sexy yang sekal itu membentur pohon dan jatuh terpuruk sambil menahan rasa sakit."Tulangku terasa ngilu semua. Tendangannya mengandung hawa pembeku darah!" pikir si gadis sambil kerahkan hawa murninya"Ajalmu telah tiba sekarang juga, Bunga! Heeaaah...!"Srett...!Badak Gemulai mencabut golok besarnya. Ia menerjang si gadis dengan mengibaskan goloknya dari atas ke samping bawah. Sasarannya adalah merobek

    Last Updated : 2024-09-10
  • Pendekar Kera Sakti   444. Part 12

    Darah merah kehitam-hitaman mengalir dari dada Malaikat Bisu. Wajah tua tersebut mulai tampak pucat. Racun di ujung pedang telah menyebar ke seluruh tubuh dengan cepatnya. Malaikat Bisu berusaha keraskan semua urat untuk keluarkan tenaga intinya. Tenaga Inti itu disalurkan ke tongkat, sehingga ujung tongkatnya mempunyai kekuatan dahsyat untuk menghantam atau menyodok lawan dari jarak jauh. Tapi sayangnya sebelum hal itu dilakukan, Bunga Taring Liar sudah jauh lebih dulu menghujamkan pedangnya ke ulu hati Malaikat Bisu.Jrrubb...!"Bhheeerrg...! Bunga Taring Liar menggerang dengan mata mendelik liar, tampak ganas dan lebih buas dari Malaikat Bisu. Pedang yang menancap di ulu hati itu sampai tembus ke belakang, membuat Malaikat Bisu tak bisa memekik kecuali hanya membuka mulutnya dengan mata mendelik. Saat Malaikat Bisu meregang dengan sekarat, tiba-tiba Baraka mendapat serangan dari belakang berupa sinar hijau bening yang bergerak lurus.Slappp...! Dess...!

    Last Updated : 2024-09-10
  • Pendekar Kera Sakti   445. Part 13

    Kasihan sebetulnya, tapi apa boleh buat, Baraka sendiri nggak tahu sih kalau darah kemesraannya bisa bikin perempuan 'celeng' seumur hidup. Begonya Baraka, sampai saat ini dia masih belum sadar bahwa darahnya mengandung racun 'Penakluk Hawa'.Makanya Baraka sendiri nggak percaya dengan omongan Janda Keramat. Ia menyangka Janda Keramat sudah mengumbar cinta dengan pria lain. Walaupun si janda sudah sumpah sengotot mungkin, tapi Baraka nggak yakin. Habis wataknya si janda itu memang doyan lelaki sih. Mana mungkin dia akan betah hidup tanpa kemesraan lelaki. Begitu mendapat Baraka, sehingga kini ia pun berkata kepada Hapsari yang sudah mirip bisul mau pecah itu, "Aku nggak mau melayanimu lagi seperti dulu.""Baraka, jangan begitu!" rengeknya. "Mendekatlah kemari, Baraka. Aku benar-benar masih suci""Kupingmu itu yang suci," ujar Baraka setengah geli."Maksudku, selama aku nggak ketemu kamu, aku nggak pernah melayani lelaki manapun. Dilayani juga ngg

    Last Updated : 2024-09-11
  • Pendekar Kera Sakti   446. Part 14

    Tiba-tiba ketika Janda Keramat ada dalam jarak dekat dengan Baraka, matanya mengeluarkan sekilas cahaya merah kecil mirip kacang tanah.Claap...!"Eit, apa itu tadi!" Baraka kaget, dan lebih kaget lagi setelah ia jatuh terpuruk dalam keadaan duduk.Brruk...!"Lho, kenapa aku ini?" ucapnya bingung. Kepalanya masih tegak, tapi tangan dan kakinya seperti kehilangan tulang. Ia menjadi pendekar presto, berduri lunak kayak bandeng presto. Hanya tulang leher saja yang masih belum dilunakkan oleh Janda Keramat."Hei, kau apakah aku ini!"Janda Keramat tersenyum sinis. "Itulah yang kukatakan tadi sebagai jurus 'Lampah Lumpuh'. Kau akan kehilangan tenaga, urat dan semangat. Satu kali lagi kulepaskan jurus itu, maka lehermu tak bisa dipakai berdiri tegak seperti saat ini!""Apa maksudmu, Janda Keramat! Jangan gitu, ah! Ayo pulihkan lagi keadaanku, Hapsari sayang...!""Hemm... merayu! Kalau sudah gini baru berani merayu kamu, ya? Aku sudah

    Last Updated : 2024-09-11
  • Pendekar Kera Sakti   447. Part 15

    Keremangan cahaya rembulan menampakkan wajah cantiknya pucat. Tapi biar pucat, terlihat jelas bentuk bibirnya yang sensual, agak tebal namun indah. Sekali caplok pantang dilepaskan oleh lawan jenisnya. Baraka pun sempat berpikiran begitu. Padahal ia sendiri dalam keadaan bahaya, tapi sempat-sempatnya berpikir begitu.Perempuan itu mengenakan jubah tipis dari sutera warna hijau berbintik-bintik merah mengkilap. Pakaian itu menampakkan belahan dadanya yang membusung kencang, penuh tantangan. Dalam keadaan parah begitu mata Baraka masih sempat-sempatnya memandangi bagian ujung dada yang kelihatan berani itu. Dasar mata mesum, memang nggak boleh lihat barang begituan. Bawaannya kepingin menggasak habis aja Janda Keramat agaknya belum kenal dengan perempuan itu. Baraka pun masih merasa asing, karenanya ia menyimak jawaban perempuan itu ketika Janda Keramat bertanya dengan nada menyentak, "Siapa kau dan ada urusan apa tahu-tahu menyerangku, hah!""Kau lupa padaku, Hapsari? P

    Last Updated : 2024-09-11
  • Pendekar Kera Sakti   448. Part 16

    Batu itu pecah menjadi delapan bongkahan. Warna batu yang merah menjadi menyala berpijar merah, seperti batu dari dalam endapan lumpur lahar. Mengerikan sekali. Bau hangus tak sedap juga menyebar ke mana-mana."Heaat...!" Janda Keramat lompat kembali ke udara dalam gerakan salto. Tiba-tiba ia hinggap di atas payung dan melepaskan pukulan tenaga dalamnya ke arah bawah. Payung yang ditegak luruskan oleh pemiliknya itu cukup kuat menyangga tubuh Janda Keramat. Tapi sempat tersentak dalam guncangan kuat ketika sinar merah terlepas dari telapak tangan Janda Keramat.Blarrr...!Bunyi ledakan memecah keheningan malam. Payung itu guncang dan berasap, tapi tidak sampai rusak. Sedangkan tubuh Janda Keramat terlempar ke atas lebih tinggi lagi karena hentakan gelombang daya ledak yang memantul dari permukaan payung perak tersebut.Wuuttt...! Nyai Payung Cendana sedikit oleng ke kiri, tapi tak sampai jatuh.Melihat lawannya melenting di udara, ia segera lepaska

    Last Updated : 2024-09-12

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1265. Part 7

    Trangg, Trangg..! Wuutt! Wuutt! Trangg...! Breett...!Selama perpaduan pedang di udara, percikan bunga api terlihat jelas bagi siapapun yang menyaksikan pertarungan itu. Tapi kecepatan gerak pedang keduanya tak bisa dilihat jelas oleh setiap orang. Hanya mereka yang terbiasa melihat kecepatan gerak pedang seperti itu saja yang bisa menyaksikannya, seperti Kusuma Sumi dan Pita Biru.Dalam sekejap mereka sudah berpindah tempat saat kaki mendarat. Tapi keduanya masih tegak berdiri dengan kaki merenggang kokoh. Rlndu Malam menggenggam pedangnya dengan satu tangan, tubuhnya tetap tanpa luka dan cidera apapun. Tapi Dewa Rayu yang juga tanpa luka sedikit pun itu sempat merasa malu karena sabuk kain pengikat celana dan tali celananya putus oleh sabetan pedang Rindu Malam. Celana itu sempat melorot sedikit ketika ia menapakkan kaki ditanah, lalu buru-buru dicekal dengan tangan kirinya."Ih...!" Dewa Rayu celingukan, malu sekali. Suara yang mengikik datang dari arah Pita

  • Pendekar Kera Sakti   1264. Part 6

    “Siapa kau sebenarnya?" tanya Rindu Malam dengan menahan hati berdebar-debar."Aku yang berjuluk Dewa Rayu!""Dewa Rayu?!" gumam lirih Kusuma Sumi yang tak berbarengan dengan gumam Pita Biru. Akibatnya Rindu Malam melirik ke arah mereka. Keduanya sama-sama malu ditahan karena gumaman tadi bernada kagum.“Namaku sebenarnya adalah Aryawinuda, Putra Raja Pengging yang dibuang oleh Ibu tiriku sejak usia delapan tahun."“Kasihan!" desah Pita Biru. Karena jaraknya amat dekat dengan Kusuma Sumi, maka tulang kakinya terkena tendangan kecil Kusuma Sumi yang menyuruhnya diam dengan isyarat kaki. Pita Biru menggerutu sambil mendesis sakit.Dewa Rayu kembali berkata dengan Suaranya yang berkharisma, “Aku dirawat oleh Paman Patih Janursulung, dan kemudian minggat dari Istana bersamaku dan akhirnya menjadi seorang resi di Bukit Karangapus"Tiga wajah cantik bungkam, bagaikan terkesima oleh cerita si tampan bermata bening itu. Rindu

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status