Share

1120. Part 17

last update Last Updated: 2025-02-26 01:02:30

Orang berjubah kuning dengan pakaian hijau bagian dalamnya itu berdiri dengan tegak dan gagah, padahal usianya sudah mencapai sembilan puluh tahun lebih. Rambutnya putih meriap-riap dipermainkan angin yang berhembus ke tanah Bukit Kayangan itu. Orang itu tak lain adalah Ki Sabawana, yang lebih dikenal dengan nama si Setan Bodong, guru dari Pendekar Kera Sakti; Baraka.

Sementara itu, perempuan cantik yang tampak masih muda padahal sudah berusia tujuh puluh tahun lewat itu, berdiri di samping si Setan Bodong dengan kaki sedikit renggang dan kedua tangan ke belakang. Rambut perempuan cantik itu terurai, warnanya hitam mengkilap halus. Pakaiannya merah, jubahnya ungu muda. Ia berdada montok, bentuk tubuhnya masih saja menggiurkan setiap lelaki hidung belang. Perempuan cantik itu adalah Dewi Pedang, bibi gurunya Baraka.

Mereka berdua berhadapan dengan beberapa orang, antara lain seorang lelaki berjubah biru dengan pakaian dalam abu-abu, rambut putihnya panjang lewat punggun

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   1121. Part 18

    "Ya, ya, ya....," celoteh mereka seperti gaung lebah.Kemudian Tabib Awan Putih pun berkata, "Mencabut kependekarannya adalah tindakan yang lebih bijaksana! Aku setuju!""Aku juga setuju sekali untuk mencabut gelar pendekar pada diri muridmu itu, Setan Bodong dan Dewi Pedang!" timpal Ki Sonokeling."Aku tidak setuju!" sentak gadis cantik yang tak lain adalah Sumbaruni, bekas istri jin itu. Semua mata memandang Sumbaruni. Semua mulut menjadi berhenti berucap. Sumbaruni atau Pelangi Sutera melangkah pelan mendekati Setan Bodong, tetapi pandangan matanya tertuju kepada mereka, ia tampak tegas dan berwibawa di depan para tokoh tua itu, sebab mereka tahu Sumbaruni punya ilmu dari tokoh sakti yang lebih tua dari mereka, yaitu Eyang Bayudana.Nama Bayudana adalah nama sejajar dengan Purbapati dan Nini Galih, gurunya Setan Bodong dan Dewi Pedang. Tentu saja Sumbaruni lebih berwibawa dari mereka. Kedudukannya sejajar dengan Setan Bodong dan Dewi Pedang, Embun Salj

    Last Updated : 2025-02-26
  • Pendekar Kera Sakti   1122. Part 19

    KITA tinggalkan dulu persidangan di Bukit Kayangan itu. Ada sesuatu yang menarik untuk disimak, karena punya hubungan dengan soal cinta, tapi tidak ada kaitannya dengan Kelana Cinta.Dengan susah payah, Mega Dewi memang bermaksud mencari Bukit Kayangan. Ia ingin bertemu dengan Setan Bodong dan mengadukan kekejaman Baraka menurut anggapannya. Tetapi di perjalanan ternyata ia dicegat oleh seorang pemuda tampan yang cukup dikenalnya. Pemuda itu mengenakan pakaian bagus, bercorak bangsawan, berambut rapi, dan bersenjata pedang dengan sarung emasnya. Pemuda itu tak lain adalah Raden Udaya. Ia sendirian, karena memang ia ingin bertemu empat mata dengan Mega Dewi untuk utarakan persoalan cintanya."Sudah beberapa kali kukatakan, Raden... aku tidak bersedia menerima cintamu!" tegas Mega Dewi dengan wajah tak ada senyum sedikit pun.Tetapi Raden Udaya masih bersikap sabar dan tidak tersinggung, ia mendekat lagi dan berkata dengan suaranya yang dibuat semesra mungkin.

    Last Updated : 2025-02-27
  • Pendekar Kera Sakti   1123. Part 20

    "Aku mengikutimu karena ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu, Kang," kata bocah berambut lurus itu."Apa yang ingin kau katakan padaku?" Baraka berkerut dahi."Kau dicari orang banyak karena dituduh membunuh Ki Empu Sakya.""Aku tahu! Aku sudah mendengar berita itu.""Kau dituduh merampas pusaka milik Ki Empu Sakya, yaitu Keris Setan Kobra, Kang! Mereka banyak yang berkeinginan untuk merebut keris itu darimu!""Itu pun aku sudah tahu, Angon Luwak!""Tapi aku yakin keris itu tidak ada di tanganmu, Kang. Karena aku tahu di mana tempat persembunyian keris itu. Apakah kau juga sudah tahu, Kang?"Pertanyaan bernada mengejek itu membuat Baraka berwajah tegang karena sedikit terperangah. Pendekar Kera Sakti bahkan sempat cemas, lalu memandang ke sana-sini, takut percakapan itu didengar orang."Apa benar kau tahu tempat penyimpanan keris itu!"Angon Luwak yang lugu itu mengangguk. "Ketika kudengar kabar orang mencarimu dan

    Last Updated : 2025-02-27
  • Pendekar Kera Sakti   1124. NEGERI SAMUDERA KENCANA

    Jejak Iblis, yang tubuhnya telah terluka bagai tercabik-cabik binatang buas. Pakaiannya rusak mirip gelandangan. Separo wajahnya memar membiru lantaran dihajar habis-habisan oleh Rindu Malam yang ketika itu mengejar pelariannya. Rupanya Jejak Iblis masih belum jera dan tetap mengincar keris pusaka tersebut."Wah, Kang... dia datang lagi, Kang," kata Angon Luwak dengan cemas."Tenanglah. Cari tempat yang aman buat persembunyianmu. Aku akan menghadapi orang itu, Angon Luwak," bisik Baraka dengan mata tetap memandang Jejak Iblis yang kehadirannya tadi membuat tanah bergetar. Kini ia melangkah mendekati Baraka. Langkahnya itu membuat tanah bergetar dan daun berguncang."Akhirnya kupergoki juga kebusukanmu, Baraka. Kau benar-benar memiliki keris itu," kata Jejak Iblis dengan nada datar dan dingin."Aku baru sekarang memegang keris ini dan menemukannya di sini!" kata Baraka."Bagus. Jika begitu, serahkanlah padaku sebelum kesabaranku hilang."Oran

    Last Updated : 2025-02-27
  • Pendekar Kera Sakti   1125. Part 2

    Sreet...!Rindu Malam cabut pedangnya dari punggung. Tiga Jagal dari Utara segera persiapkan diri menghadapi lawannya dengan berjajar masing-masing sejarak dua langkah. Mereka mulai memainkan jurus kembar tiga. Mengibaskan tombak pedangnya ke beberapa arah, lalu sama-sama berhenti bergerak dalam keadaan tombak diarahkan ke depan dengan kaki merendah."Serang!" teriak brewok berbaju merah. Lalu ketiganya menyatuhkan ujung tombak.Traak...!Mata tombak berbentuk pedang putih itu saling menempel. Dari perpaduan pedang itu melesat sinar biru sebesar gagang tombak itu.Slaaap...!Rindu Malam rendahkan kaki, pedangnya berdiri di depan dengan ujungnya ditahan memakai telapak tangan kiri. Selarik sinar biru besar itu menghantam pertengahan pedang Rindu Malam.Traang...! Seperti tombak menancap pada dinding cadas, sinar biru itu ditahan oleh Rindu Malam. Pedangnya menjadi menyala biru terang. Tiga Jagal dari Utara kerahan tenaga dalam lebih ku

    Last Updated : 2025-02-28
  • Pendekar Kera Sakti   1126. Part 3

    "Apa rencanamu sekarang?""Menyerahkan keris ini kepada guruku, entah mau diapakan," jawab Baraka."Bolehkah aku ikut?"Baraka diam sesaat mempertimbangkan. Setelah itu ia berkata, "Baiklah...."Baru sampai di situ kata-kata Baraka, tiba-tiba ia mendengar suara pekikan Angon Luwak di persembunyiannya. Baraka cepat palingkan wajah memandang ke arah suara pekikan Angon Luwak yang sepintas itu. Firasatnya mengatakan, bahwa anak itu dalam bahaya. Ternyata sekelebat bayangan terlihat membawa lari Angon Luwak. Rindu Malam dan Baraka sama-sama tercengang. Pendekar Kera Sakti bergegas mengejar bayangan yang membawa lari Angon Luwak. Tapi tangan Rindu Malam menahan."Biar kukejar dia dan kubebaskan anak itu. Kau pergilah ke tempat gurumu, kita akan bertemu di Pantai Semberani!"Baraka menghempaskan napas, lalu anggukkan kepala.Slaaap...! Rindu Malam tak banyak bicara, segera lari kejar bayangan yang menculik Angon Luwak. Gerakan larinya sanga

    Last Updated : 2025-02-28
  • Pendekar Kera Sakti   1127. Part 4

    Pendekar Kera Sakti segera mengobati Angon Luwak dengan hawa ‘Kristal Bening’-nya. Setelah ia menunggu kesembuhan Angon Luwak dengan menceritakan tentang Raden Udaya yang waktu itu ditemuinya sedang mengejar-ngejar Angon Luwak. Baraka juga menceritakan keadaan Tiga Jagal dari Utara yang dikalahkan oleh seorang gadis pengagumnya, tapi Baraka tidak sebutkan nama gadis itu. Karena menurut Baraka, nama Rindu Malam tidaklah terlalu penting bagi mereka.Yang terpenting adalah sikap gadis itu sebagai pengagumnya yang mau korbankan nyawa demi membela dirinya dan ikut menyelamatkan Keris Setan Kobra itu."Jangan-jangan dia jatuh cinta padamu?" kata Sumbaruni bernada cemburu.Embun Salju tersenyum tipis, Dewi Pedang juga tersenyum, Nyai Punding Sunyi pun tersenyum.Malahan Ki Madang Wengi pun berkata, "Ingat, Sumbaruni... usiamu sudah di atasku. Jangan main cemburu begitu."Sumbaruni tersinggung dan bicara dengan lantang, "Apa pedulimu k

    Last Updated : 2025-02-28
  • Pendekar Kera Sakti   1128. Part 5

    Wuuut...!Tahu-tahu sudah ada di balik gugusan batu karang. Jauhnya lebih dari lima belas langkah dari tempat Malaikat Beku berdiri. Sedangkan Raden Udaya hanya terperangah bengong, masih duduk di atas kudanya di belakang Malaikat Beku, berjarak lewat dari dua puluh langkah. Sejak tadi ia menyaksikan pertarungan hebat itu, dengan senyum kebanggaan, karena Malaikat Beku yang dijagokan ternyata mampu menunjukkan kehebatan ilmu dan jurus-jurusnya.Bukan hanya Raden Udaya yang kecewa melihat Rindu Malam terselamatkan oleh gerakan cepat Raja Maut, tetapi Malaikat Beku pun sangat kecewa dan murkanya kian bertambah."Keparat kau, Tua Bangka!" teriaknya penuh luapan amarah. "Kuhancurkan sekalian tubuhmu dengan Cabuk Urat Setan-ku ini! Heaaah...!"Malaikat Beku berlari mengejar Raja Maut yang menunggu dengan siap. Tetapi gerakan Malaikat Beku itu dipatahkan oleh sebuah serangan yang datang dari arah samping kirinya.Dees...!Sebuah sentilan jari teng

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

  • Pendekar Kera Sakti   1250. Part 17

    Tubuh Pangkas Caling tak kelihatan setelah terjadi kilatan cahaya terang warna ungu akibat benturan tadi. Tubuh kedua pendeta itu terjungkal lima langkah dari jarak tempat berdiri mereka tadi. Hidung mereka sama-sama keluarkan darah, dan wajah mereka sama-sama menjadi pucat. Mereka sendiri tak sangka kalau akan terjadi ledakan sedahsyat itu."Jantung Dewa, apakah kita masih hidup atau sudah di nirwana?""Kukira kita masih ada di bumi, Mata Lima," jawab Pendeta Jantung Dewa dengan suara berat dan napas sesak. Getaran bumi terhenti, angin membadai hilang. Gemuruh bebatuan yang longsor bersama tanahnya pun tinggal sisanya. Kedua pendeta itu sudah tegak berdiri walau sesak napasnya belum teratasi. Tapi pandangan mata para orang tua itu sudah cukup terang untuk memandang alam sekitarnya.Pada waktu itu, keadaan Rajang Lebong yang sudah mati ternyata bisa bernapas dan bangkit lagi. Sebab sebelum Pangkas Caling menyerang, terlebih dulu meludahi wajah Rajang Lebong. Tet

  • Pendekar Kera Sakti   1249. Part 16

    Bersalto di udara dua kali masih merupakan kelincahan yang dimiliki orang setua dia. Kini keduanya sudah kembali mendarat di tanah dan langsung menghadang lawannya, tak pedulikan sinar kuning tadi kenai pohon itu langsung kering dari pucuk sampai akarnya."Rajang Lebong dan Pangkas Caling, mau apa kalian menyerang kami!" tegur Pendeta Jantung Dewa dengan kalem. Senyum Pangkas Caling diperlihatkan kesinisannya, tapi bagi Pendeta Jantung Dewa, yang dipamerkan adalah dua gigi taring yang sedikit lebih panjang dari barisan gigi lainnya. Pangkas Caling menyeringai mirip hantu tersipu malu.Sekalipun yang menyeringai Pangkas Caling, tapi yang bicara adalah Rajang Lebong yang punya badan agak gemuk, bersenjata golok lengkung terselip di depan perutnya. Beda dengan Pangkas Caling yang bersenjata parang panjang di pinggang kirinya."Kulihat kalian berdua tadi ada di Bukit Lajang!""Memang benar!" jawab Pendeta Jantung Dewa. Tegas dan jujur."Tentunya kalian

  • Pendekar Kera Sakti   1248. Part 15

    RESI Wulung Gading mengatakan, bahwa Seruling Malaikat tidak mempunyai kelemahan. Satu-satunya cara menghadapi Seruling Malaikat adalah, "Jangan beri kesempatan Raja Tumbal meniup Seruling itu!"Pendekar Kera Sakti punya kesimpulan, "Harus menyerang lebih dulu sebelum diserang. Karena jika Raja Tumbal diserang lebih dulu, maka ia tidak punya persiapan untuk meniup serulingnya. Syukur bisa membuat dia tidak punya kesempatan untuk mengambil pusaka itu!Itu berarti Baraka harus lakukan penyerangan mendadak ke Lumpur Maut. Padahal ia tidak mengetahui di mana wilayah Lumpur Maut. Maka, hatinya pun membatin, "Aku harus minta bantuan Angin Betina! Di mana perempuan itu sekarang?"Pendekar Kera Sakti dihadapkan pada beberapa persoalan yang memusingkan kepala. Pertama, ia harus mencari di mana Angon Luwak, agar Pedang Kayu Petir yang ada di tangan anak itu tidak jatuh ke tangan orang sesat. Kedua, ia harus temukan Delima Gusti dan memberi tahu tentang siasat Raja Tumbal

  • Pendekar Kera Sakti   1247. Part 14

    Diamnya Baraka dimanfaatkan oleh Angin Betina untuk berkata lagi, "Aku suka padamu, dan berjanji akan melindungimu!""Berani sekali kau berkata begitu padaku. Apakah kau tak merasa malu, sebagai perempuan menyatakan isi hatimu di depanku?""Aku lebih malu jika kau yang menyatakan rasa suka padaku lebih dulu!""Aneh!" Baraka tertawa, tapi tiba-tiba Angin Betina menyentak lirih, "Jangan tertawa!""Kenapa" Aku tertawa pakai mulutku sendiri!""Tawamu makin memancing gairahku," jawabnya dalam desah yang menggiring khayalan kepada sebentuk kehangatan. Baraka hanya tersenyum, matanya sempat melirik nakal ke dada Angin Betina. Perempuan itu pun berkata lirih lagi, "Jangan hanya melirik kalau kau berani! Lakukanlah! Tunjukkan keberanianmu sebagai seorang lelaki yang mestinya mampu tundukkan wanita sepertiku!"Baraka kian lebarkan senyum dan menggeleng. "Tidak. Anggap saja aku pengecut untuk urusan ini! Selamat tinggal!"Zlaaap...! Weesss...!

  • Pendekar Kera Sakti   1246. Part 13

    "Apa bahaya itu?""Mereka terancam oleh orang-orang Lumpur Maut."Baraka berkerut dahi secepatnya. "Raja Tumbal, maksudmu?""Ya. Raja Tumbal bermaksud menaklukkan kedua biara itu, sebab kedua biara itu dianggap perguruan yang berbahaya jika sampai bersatu. Selama ini kedua biara itu tidak bisa bersatu karena ada perbedaan pendapat mengenai aliran kepercayaan mereka. Ancaman dari Raja Tumbal itulah yang membuat mereka harus bisa mendapatkan Pedang Kayu Petir, sebab mereka tahu bahwa Raja Tumbal telah memiliki pusaka Seruling Malaikat.""Bukankah Pedang Kayu Petir sudah ada di tangan Raja Tumbal?"Angin Betina gelengkan kepala dengan tenang."Tidak mungkin, sebab jika Raja Tumbal sudah memiliki pedang yang asli, tentunya kedua biara sudah diserangnya, negeri Muara Singa sudah direbutnya, dan negeri-negeri lain sudah ditumbangkannya. Sampai sekarang Raja Tumbal belum mau bergerak, sebab ia punya firasat munculnya pedang maha sakti itu. Ia harus

  • Pendekar Kera Sakti   1245. Part 12

    Tak ada jawaban. Ilmu ‘Ilmu Menyadap Suara Angin’ digunakan. Ternyata memang tak ada suara siapa-siapa ditempat itu. Akhirnya Baraka duduk di salah satu tepi danau itu."Ke mana anak itu? Jika tak ada di sini, berarti dia berlari dan bersembunyi di tempat lain. Tapi di mana kira-kira? Haruskah kutanyakan kembali kepada Sabani, kakaknya? Ah, capek kalau harus bolak-balik ke sana."Sesaat kemudian di hati Pendekar Kera Sakti timbul kecemasan yang samar-samar. "Jangan-jangan dia terperosok di jurang sebelah timur tadi? Ah, mudah-mudahan tidak demikian. Biarlah kedua pendeta bodoh itu yang terperosok di jalanan tepi jurang timur itu. Kalau tidak terperosok pasti mereka sudah mengejar dan menemukanku di sini. Seandainya mereka menemukanku di sini dan menyerangku, apakah aku harus melumpuhkan mereka?"Pikiran Baraka sempat melayang-layang tak tentu arah. Tapi segera dikembalikan pada pokok persoalannya, ia masih merasa tak habis pikir, mengapa ked

  • Pendekar Kera Sakti   1244. Part 11

    Jaaab...!Tanah keras itu merekah, dari rekahannya keluar asap putih dan cahaya sinar biru membara di dalamnya. Kejap berikutnya tanah itu kembali utuh, namun rumput-rumputnya rontok dan mengering kecoklatan."Mana dia tadi?" Pendeta Jantung Dewa mencari-cari Baraka tanpa menengok kepada kakaknya. Pendeta Mata Lima juga menengok ke sana-sini dan begitu menengok ke belakang terpekik kaget."Hahhh...!"Wajahnya lucu. Wajah tua berkumis dan berwibawa itu membelalakkan mata dan melebarkan mulut karena kaget. Bahkan tubuhnya sempat terlonjak satu tindak ke samping. Tapi wajah itu buru-buru dibuat tenang dan berwibawa, walau yang terlihat adalah wajah menahan rasa malu dan jengkel. Sedangkan Pendeta Jantung Dewa tetap tenang memandangi Baraka yang tersenyum geli melihat kelucuan wajah Pendeta Mata Lima itu."Hebat sekali kau bisa hindari jurus 'Jala Surga'-ku," kata Pendeta Jantung Dewa sambil manggut-manggut."Tapi dapatkah kau tetap bertahan den

  • Pendekar Kera Sakti   1243. Part 10

    Baraka ingin berkecamuk lagi di dalam hatinya, tapi ia batalkan karena kecamuknya akan diketahui oleh Pendeta Mata Lima. Kini ia bahkan berkata dengan tegas dan lebih bersikap berani."Eyang-eyang Pendeta, saya mohon maaf tidak bisa membantu maksud Eyang. Jadi, izinkan saya lewat tanpa ada sikap memaksa!""Tidak bisa!" si Mata Lima berkata dengan tegas juga. "Kami tak bisa lepaskan orang yang tahu tentang pedang itu! Dengan menyesal dan sangat terpaksa, aku harus tunjukkan padamu bahwa kami benar-benar membutuhkannya!""Apa maksud kata-katanya?" pikir Baraka setelah mereka bertiga sama-sama diam. Tapi mata Baraka segera melihat bahwa tasbih hitam yang ada di tangan Pendeta Mata Lima itu diremas-remas semakin kuat.Remasan itu kepulkan asap putih, dan tiba-tiba Baraka rasakan perutnya bagai dipelintir sekuat tenaga, hingga akhirnya ia jatuh terbanting."Uuhg...!"Bruuk...!"Gila! Rupanya dia telah serang diriku dengan kekuatan batinnya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status