Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 1124. NEGERI SAMUDERA KENCANA

Share

1124. NEGERI SAMUDERA KENCANA

last update Last Updated: 2025-02-27 01:03:57

Jejak Iblis, yang tubuhnya telah terluka bagai tercabik-cabik binatang buas. Pakaiannya rusak mirip gelandangan. Separo wajahnya memar membiru lantaran dihajar habis-habisan oleh Rindu Malam yang ketika itu mengejar pelariannya. Rupanya Jejak Iblis masih belum jera dan tetap mengincar keris pusaka tersebut.

"Wah, Kang... dia datang lagi, Kang," kata Angon Luwak dengan cemas.

"Tenanglah. Cari tempat yang aman buat persembunyianmu. Aku akan menghadapi orang itu, Angon Luwak," bisik Baraka dengan mata tetap memandang Jejak Iblis yang kehadirannya tadi membuat tanah bergetar. Kini ia melangkah mendekati Baraka. Langkahnya itu membuat tanah bergetar dan daun berguncang.

"Akhirnya kupergoki juga kebusukanmu, Baraka. Kau benar-benar memiliki keris itu," kata Jejak Iblis dengan nada datar dan dingin.

"Aku baru sekarang memegang keris ini dan menemukannya di sini!" kata Baraka.

"Bagus. Jika begitu, serahkanlah padaku sebelum kesabaranku hilang."

Oran

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   1125. Part 2

    Sreet...!Rindu Malam cabut pedangnya dari punggung. Tiga Jagal dari Utara segera persiapkan diri menghadapi lawannya dengan berjajar masing-masing sejarak dua langkah. Mereka mulai memainkan jurus kembar tiga. Mengibaskan tombak pedangnya ke beberapa arah, lalu sama-sama berhenti bergerak dalam keadaan tombak diarahkan ke depan dengan kaki merendah."Serang!" teriak brewok berbaju merah. Lalu ketiganya menyatuhkan ujung tombak.Traak...!Mata tombak berbentuk pedang putih itu saling menempel. Dari perpaduan pedang itu melesat sinar biru sebesar gagang tombak itu.Slaaap...!Rindu Malam rendahkan kaki, pedangnya berdiri di depan dengan ujungnya ditahan memakai telapak tangan kiri. Selarik sinar biru besar itu menghantam pertengahan pedang Rindu Malam.Traang...! Seperti tombak menancap pada dinding cadas, sinar biru itu ditahan oleh Rindu Malam. Pedangnya menjadi menyala biru terang. Tiga Jagal dari Utara kerahan tenaga dalam lebih ku

    Last Updated : 2025-02-28
  • Pendekar Kera Sakti   1126. Part 3

    "Apa rencanamu sekarang?""Menyerahkan keris ini kepada guruku, entah mau diapakan," jawab Baraka."Bolehkah aku ikut?"Baraka diam sesaat mempertimbangkan. Setelah itu ia berkata, "Baiklah...."Baru sampai di situ kata-kata Baraka, tiba-tiba ia mendengar suara pekikan Angon Luwak di persembunyiannya. Baraka cepat palingkan wajah memandang ke arah suara pekikan Angon Luwak yang sepintas itu. Firasatnya mengatakan, bahwa anak itu dalam bahaya. Ternyata sekelebat bayangan terlihat membawa lari Angon Luwak. Rindu Malam dan Baraka sama-sama tercengang. Pendekar Kera Sakti bergegas mengejar bayangan yang membawa lari Angon Luwak. Tapi tangan Rindu Malam menahan."Biar kukejar dia dan kubebaskan anak itu. Kau pergilah ke tempat gurumu, kita akan bertemu di Pantai Semberani!"Baraka menghempaskan napas, lalu anggukkan kepala.Slaaap...! Rindu Malam tak banyak bicara, segera lari kejar bayangan yang menculik Angon Luwak. Gerakan larinya sanga

    Last Updated : 2025-02-28
  • Pendekar Kera Sakti   1127. Part 4

    Pendekar Kera Sakti segera mengobati Angon Luwak dengan hawa ‘Kristal Bening’-nya. Setelah ia menunggu kesembuhan Angon Luwak dengan menceritakan tentang Raden Udaya yang waktu itu ditemuinya sedang mengejar-ngejar Angon Luwak. Baraka juga menceritakan keadaan Tiga Jagal dari Utara yang dikalahkan oleh seorang gadis pengagumnya, tapi Baraka tidak sebutkan nama gadis itu. Karena menurut Baraka, nama Rindu Malam tidaklah terlalu penting bagi mereka.Yang terpenting adalah sikap gadis itu sebagai pengagumnya yang mau korbankan nyawa demi membela dirinya dan ikut menyelamatkan Keris Setan Kobra itu."Jangan-jangan dia jatuh cinta padamu?" kata Sumbaruni bernada cemburu.Embun Salju tersenyum tipis, Dewi Pedang juga tersenyum, Nyai Punding Sunyi pun tersenyum.Malahan Ki Madang Wengi pun berkata, "Ingat, Sumbaruni... usiamu sudah di atasku. Jangan main cemburu begitu."Sumbaruni tersinggung dan bicara dengan lantang, "Apa pedulimu k

    Last Updated : 2025-02-28
  • Pendekar Kera Sakti   1128. Part 5

    Wuuut...!Tahu-tahu sudah ada di balik gugusan batu karang. Jauhnya lebih dari lima belas langkah dari tempat Malaikat Beku berdiri. Sedangkan Raden Udaya hanya terperangah bengong, masih duduk di atas kudanya di belakang Malaikat Beku, berjarak lewat dari dua puluh langkah. Sejak tadi ia menyaksikan pertarungan hebat itu, dengan senyum kebanggaan, karena Malaikat Beku yang dijagokan ternyata mampu menunjukkan kehebatan ilmu dan jurus-jurusnya.Bukan hanya Raden Udaya yang kecewa melihat Rindu Malam terselamatkan oleh gerakan cepat Raja Maut, tetapi Malaikat Beku pun sangat kecewa dan murkanya kian bertambah."Keparat kau, Tua Bangka!" teriaknya penuh luapan amarah. "Kuhancurkan sekalian tubuhmu dengan Cabuk Urat Setan-ku ini! Heaaah...!"Malaikat Beku berlari mengejar Raja Maut yang menunggu dengan siap. Tetapi gerakan Malaikat Beku itu dipatahkan oleh sebuah serangan yang datang dari arah samping kirinya.Dees...!Sebuah sentilan jari teng

    Last Updated : 2025-03-01
  • Pendekar Kera Sakti   1129. Part 6

    "Terima kasih atas pengakuanmu, Kalatandu," kata Baraka kalem sekali."Sengaja kubeberkan supaya kau tidak penasaran dalam perjalanan menuju ke alam baka, Baraka! Tentunya kau pun tahu bahwa bocahmu itu perlu kubunuh karena dia mengetahui saat aku membunuh Mbok Wiji. Jika tidak kubunuh dan ia buka rahasia itu, maka orang cerdas akan bisa menyimpulkan siapa pembunuh Empu Sakya sebenarnya. Tapi sayang... bocahmu itu licin seperti belut dan selalu dinaungi dewa keberuntungan, sehingga sampai sekarang masih belum berhasil kulenyapkan!""Kau tak akan berhasil membunuhnya semasa Pendekar Kera Sakti masih hidup.""Kalau begitu sekaranglah saatnya untuk minggat ke neraka! Heaaat...!"Taaar...! Cambuk dilecutkan, ujungnya melepaskan sinar api yang berkerilap menyambar tubuh Baraka. Tapi Pendekar Kera Sakti berhasil bersalto dua kali ke belakang dengan gerakan cepat. Gerakan itu membuat cambuk Kalatandu mengenai tempat kosong. Kalatandu menjadi sangat penasaran, ia

    Last Updated : 2025-03-01
  • Pendekar Kera Sakti   1130. Part 7

    Gadis itu menatap sebentar, lalu tundukkan kepala sambil berkata, "Aku seorang utusan yang ditugaskan membantu menyelesaikan perjalanmu, setelah itu membawamu ke negeriku.""Utusan dari mana?""Negeri Samudera Kencana," jawab Rindu Malam pelan tapi jelas. Sangat mengejutkan Baraka."Ratu Asmaradani mengutusku menjemputmu, Baraka!”"Asmaradani! Bukankah wanita itu hanya ada dalam mimpiku! Tapi kenapa ternyata ada dalam kenyataan!" pikir Baraka dengan terheran-heran.Lalu terbayang dalam ingatan Baraka tentang mimpinya, seorang wanita cantik yang mengaku bernama Asmaradani memberikan setangkai mawar warna pelangi. Mawar itu tanpa duri, dan punya aroma wangi yang amat lembut, membekas di hati. Saat terbayang mawar yang mirip dengan hiasan di ujung gagang pedang Rindu Malam itu, Baraka mendengar suara gadis itu berkata, "Kami punya kesulitan, dan hanya kau yang bisa melepaskan kesulitan itu.""Kesulitan apa!"Rindu Malam belum menja

    Last Updated : 2025-03-01
  • Pendekar Kera Sakti   1131. Part 8

    Gemuruh suara angin bagaikan banjir datang dari kejauhan. Kecepatan angin sungguh besar, sampaisampai pohon yang telah tumbang terseret ke barat bagaikan didorong dan ditarik tenaga yang amat kuat. Batu-batuan mulai menggelinding jatuh ke jurang. Tetapi kakek berjubah putih itu masih diam tanpa bergerak, kecuali jubahnya yang melambai-lambai dan rambutnya yang meriap-riap seakan ingin copot dari kulit kepalanya.Hawa panas yang hadir bersama angin itu sudah membuat dedaunan menjadi menguning dengan cepat. Mungkin tak lama lagi semua dedaunan akan menjadi kering berwarna coklat.Keadaan Baraka tidak tepat berada di belakang kakek kurus itu. Ia berada di sebelah selatan. Tapi ketinggian tempatnya berpijak membuat pandangan matanya mampu melihat jelas keadaan sang kakek sakti itu. Sekalipun demikian, hawa panas yang hadir bersama angin sempat terasa menyengat kulit lengannya. Padahal angin berhawa panas itu tidak terarah kepadanya."Kalau tubuh orang awam yang mene

    Last Updated : 2025-03-02
  • Pendekar Kera Sakti   1132. Part 9

    Kedudukan Kelana Cinta lebih tinggi dari Rindu Malam, sebab Kelana Cinta mempunyai jabatan atau pangkat perwira di Negeri Samudera Kencana itu. Ketika mereka bermaksud membawa Baraka ke Negeri Samudera Kencana untuk menghadap Ratu Asmaradani yang pernah hadir lewat mimpi Baraka, tiba-tiba keduanya mempunyai selisih pendapat. Mereka terpaksa berhenti di perjalanan dan menyuruh Baraka agak menjauh, karena mereka ingin lakukan perdebatan yang tak boleh didengar siapa pun. Karenanya, Baraka naik ke Puncak Karang dan terkesima oleh pertarungan kakek sakti yang aneh itu, sementara Rindu Malam dan Kelana Cinta lakukan perdebatan sengit di kaki Puncak Karang tersebut.Apa yang diperdebatkan oleh kedua wanita cantik berpotongan rambut cepak seperti lelaki itu adalah sesuatu yang tak disangka-sangka oleh Baraka."Sekalipun kau telah pertaruhkan nyawamu beberapa kali untuknya, tapi kau tetap tidak diizinkan untuk jatuh cinta padanya, Rindu Malam.""Gusti Ratu Asmaradani ti

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

  • Pendekar Kera Sakti   1250. Part 17

    Tubuh Pangkas Caling tak kelihatan setelah terjadi kilatan cahaya terang warna ungu akibat benturan tadi. Tubuh kedua pendeta itu terjungkal lima langkah dari jarak tempat berdiri mereka tadi. Hidung mereka sama-sama keluarkan darah, dan wajah mereka sama-sama menjadi pucat. Mereka sendiri tak sangka kalau akan terjadi ledakan sedahsyat itu."Jantung Dewa, apakah kita masih hidup atau sudah di nirwana?""Kukira kita masih ada di bumi, Mata Lima," jawab Pendeta Jantung Dewa dengan suara berat dan napas sesak. Getaran bumi terhenti, angin membadai hilang. Gemuruh bebatuan yang longsor bersama tanahnya pun tinggal sisanya. Kedua pendeta itu sudah tegak berdiri walau sesak napasnya belum teratasi. Tapi pandangan mata para orang tua itu sudah cukup terang untuk memandang alam sekitarnya.Pada waktu itu, keadaan Rajang Lebong yang sudah mati ternyata bisa bernapas dan bangkit lagi. Sebab sebelum Pangkas Caling menyerang, terlebih dulu meludahi wajah Rajang Lebong. Tet

  • Pendekar Kera Sakti   1249. Part 16

    Bersalto di udara dua kali masih merupakan kelincahan yang dimiliki orang setua dia. Kini keduanya sudah kembali mendarat di tanah dan langsung menghadang lawannya, tak pedulikan sinar kuning tadi kenai pohon itu langsung kering dari pucuk sampai akarnya."Rajang Lebong dan Pangkas Caling, mau apa kalian menyerang kami!" tegur Pendeta Jantung Dewa dengan kalem. Senyum Pangkas Caling diperlihatkan kesinisannya, tapi bagi Pendeta Jantung Dewa, yang dipamerkan adalah dua gigi taring yang sedikit lebih panjang dari barisan gigi lainnya. Pangkas Caling menyeringai mirip hantu tersipu malu.Sekalipun yang menyeringai Pangkas Caling, tapi yang bicara adalah Rajang Lebong yang punya badan agak gemuk, bersenjata golok lengkung terselip di depan perutnya. Beda dengan Pangkas Caling yang bersenjata parang panjang di pinggang kirinya."Kulihat kalian berdua tadi ada di Bukit Lajang!""Memang benar!" jawab Pendeta Jantung Dewa. Tegas dan jujur."Tentunya kalian

  • Pendekar Kera Sakti   1248. Part 15

    RESI Wulung Gading mengatakan, bahwa Seruling Malaikat tidak mempunyai kelemahan. Satu-satunya cara menghadapi Seruling Malaikat adalah, "Jangan beri kesempatan Raja Tumbal meniup Seruling itu!"Pendekar Kera Sakti punya kesimpulan, "Harus menyerang lebih dulu sebelum diserang. Karena jika Raja Tumbal diserang lebih dulu, maka ia tidak punya persiapan untuk meniup serulingnya. Syukur bisa membuat dia tidak punya kesempatan untuk mengambil pusaka itu!Itu berarti Baraka harus lakukan penyerangan mendadak ke Lumpur Maut. Padahal ia tidak mengetahui di mana wilayah Lumpur Maut. Maka, hatinya pun membatin, "Aku harus minta bantuan Angin Betina! Di mana perempuan itu sekarang?"Pendekar Kera Sakti dihadapkan pada beberapa persoalan yang memusingkan kepala. Pertama, ia harus mencari di mana Angon Luwak, agar Pedang Kayu Petir yang ada di tangan anak itu tidak jatuh ke tangan orang sesat. Kedua, ia harus temukan Delima Gusti dan memberi tahu tentang siasat Raja Tumbal

  • Pendekar Kera Sakti   1247. Part 14

    Diamnya Baraka dimanfaatkan oleh Angin Betina untuk berkata lagi, "Aku suka padamu, dan berjanji akan melindungimu!""Berani sekali kau berkata begitu padaku. Apakah kau tak merasa malu, sebagai perempuan menyatakan isi hatimu di depanku?""Aku lebih malu jika kau yang menyatakan rasa suka padaku lebih dulu!""Aneh!" Baraka tertawa, tapi tiba-tiba Angin Betina menyentak lirih, "Jangan tertawa!""Kenapa" Aku tertawa pakai mulutku sendiri!""Tawamu makin memancing gairahku," jawabnya dalam desah yang menggiring khayalan kepada sebentuk kehangatan. Baraka hanya tersenyum, matanya sempat melirik nakal ke dada Angin Betina. Perempuan itu pun berkata lirih lagi, "Jangan hanya melirik kalau kau berani! Lakukanlah! Tunjukkan keberanianmu sebagai seorang lelaki yang mestinya mampu tundukkan wanita sepertiku!"Baraka kian lebarkan senyum dan menggeleng. "Tidak. Anggap saja aku pengecut untuk urusan ini! Selamat tinggal!"Zlaaap...! Weesss...!

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status