Share

Pertarungan yang Seru

Penulis: Suwito Sarjono
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ternyata hanya sampai di situ kemampuan Gabrul dan Kepyur,” gumam Wandagni. “Beda dengan sesumbarnya yang selangit, seolah-olah tidak mempan segala macam senjata.”

Pendekar wanita itu punya kepercayaan lebih tinggi untuk segera menumpas gerombolan Sumbung. Wandagni makin bersemangat untuk membantu teman-teman lainnya yang membutuhkan bantuan.

Katriningsih yang melihat Wandagni berhasil menumbangkan lawan, semakin bersemangat untuk segera mengakhiri pertempuran. Dia yang telah menggunakan pedangnya, terus merangsak lawan-lawan yang menggunakan tombak tajam.

‘Para perusuh ini harus tumpas secepatnya,’ kata Katriningsih di dalam hati. ‘Mereka tidak layak hidp karena hidup hanya digunakan untuk membuat kekacauan.’

Katriningsih bergerak ke sana kemari untuk menghabisi para gerombolan perampok itu satu persatu. Baginya tak ada maaf bagi para perampok yang ingin mengacaukan Penginap

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Keselamatan Ayumanis Terancam

    Keselamatan Ayumanis Terancam‘Hah? Apa yang dia lakukan?’ tanya Sumbung dalam hatinya. ‘Dia berani menangkis tombak dengan sepasang pisau? Gila! Ini perbuatan nekad yang tidak tanggung-tanggung. Ini perbuatan berani karena besar resikonya.’Pisau di tangan Ayumanis berhasil menangkis dan mengunci tombak lawan. Dia berhasil mengunci dengan jepitan menyilang. Terjadi dorong dan tarik antara kedua pendekar itu. Sampai pada suatu saat tak terduga kaki kanan Sumbung berhasil mendodog dada Ayumanis dengan keras.‘Modaaar!’ kata hati Sumbung. ‘sebentar lagi kamu bakal mati oleh tombak saktiku. Tinggal satu-dua jurus lagi aku akan menghabisimu, Ayumanis!’Dua pisau di tangan Ayumanis lepas. Sedangkan tubuh pendekar wanita itu terbanting ke tanah. Belum sempat dia bangun, Sumbung sudah menyerang dengan tusukan tombak sangat cepat. Tusukan tombak di dugaan itu siap

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Menuntaskan Kewajiban

    Mata tombak yang tajam milik Sumbung tergeletak di tanah. Kini yang masih tergenggam Sumbung hanyalah tongkat, bukan tombak lagi.”Hehehehe..., bagaimana rasanya kalau mempunyai tombak yang bujel, sobat? Pasti lebih asyik kan, hehehehe...!” ejek Suro Joyo sambil terkikik-kikik.Suro Joyo menoleh ke arah Ayumanis sambil berkata, “Cepat menjauh dari sini!”Ayumanis mengangguk sebagai jawaban atas perhatian Suro Joyo. Sebagai kakak seperguruan, Suro Joyo mempunyai tanggung jawab atas keselamatan jiwa Ayumanis.Sebenarnya Suro Joyo ingin membantu Ayumanis sejak tadi, tapi Ayumanis ngotot ingin menyelesaikan permasalahan pribadinya dengan Sumbung. Dendam lama Sumbung terhadap Ayumanis akan dihadapi Ayumanis. Ayumanis tidak ingin dirinya disebut pendekar pengecut. Dia ingin dirinya tetap sebagai pendekar tanggung yang berwatak kesatria.“Kalau alasan Ayumanis demi harga diri, aku bisa memaklumi

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Menunggu Kedatangan Sanggariwut

    Suro Joyo meninggalkan Penginapan Melati Jingga dengan perasaan lega. Pendekar Rajah Cakra Geni itu bisa bernapas lega setelah berhasil membantu Ayumanis, adik seperguruannya untuk mempertahankan penginapan itu dari jarahan Sumbung dan anak buahnya. “Untung saja aku berada di penginapan itu saat Ayumanis membutuhkan bantuanku,” gumam Suro Joyo sambil menelusuri jalan. “Walau Ayumanis termasuk pendekar wanita pilih tanding, tapi tetap membutuhkan bantuan orang lain. Dia masih muda, belum banyak pengalaman. Dia masih mudah diperdaya lawan.” Pendekar dari lingkup istana itu bergegas melanjutkan perjalanan. Dia ingin secepatnya sampai di Krendobumi. Sudah cukup lama dia mengembara. Ada rasa rindu pada ayah dan ibunya. Andai bisa, ingin rasanya Suro Joyo terbang di angkasa supaya cepat sampai di Istana Kerajaan Krendobumi. Ada semangat tinggi pendekar gagah dan tampan itu untuk melangkahkan kaki. Dia ingin cepat sampai tujuan, istana kerajaan. Namun kejadian lain bisa saja menghalang, se

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Kedatangan Prajurit Perkasa di Jenggalu

    Pendapat tiga anak buah Wadungsarpa ternyata benar. Orang yang mereka bicarakan terlihat berjalan dari kejauhan menuju pendapa kalurahan. Dialah pendekar muda yang bernama Sanggariwut. Berwajah cukup tampan, berbadan tinggi besar, mengenakan pakaian hitam dipadu dengan warna jingga. Beberapa waktu yang lalu Sanggariwut berada di Penginapan Melati Jingga. Dia bersenang-senang dengan seorang perempuan. Dia melepaskan kepenatan hidup di penginapan itu dengan ditemani perempuan cantik. Sanggariwut bergegas ke Jenggalu setelah masa bersenang-senangnya cukup.Sanggariwut merasa kali ini sudah cukup bisa menikmati kesenangan surga dunia. Pada kesempatan lain akan dia nikmati lagi kalau nanti berhasil melaksanakan tugas dari Wadungsarpa. Sanggariwut belum tahu sepenuhnya tugas dari Wadungsarpa. Namun, apa pun tugasnya, Sanggariwut akan melaksanakan sebaik-baiknya.Begitu sampai di depan Wadungsarpa, pendekar muda itu langsung menunduk hormat. Wadungsarpa dan ketiga pembantu setia membalas de

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Melawan Prajurit Pulungpitu

    Sanggariwut telah bersiap diri. Dalam hati bertekad untuk membela Wadungsarpa dengan taruhan nyawa. Bagi Sanggariwut, Wadungsarpa sosok paman, sosok setara orang tua yang mesti dibela mati-matian. Bukan sekadar kata-kata, tapi kalau dibutuhkan bukan hanya membela mati-matian, tetapi mati yang sebenarnya. Sanggariwut tidak ragu-ragu mengorbankan jiwa untuk membentengi Wadungsarpa dan Jenggalu. Wadungsarpa menghela napas panjang. Dia sangat kesal dan panik setelah mendengar laporan anak buahnya tadi. Wadungsarpa merasa kesal atas kebodohan anak buahnya yang tidak mengenali orang yang datang ke Jenggalu. Wadungsarpa panik karena secara naluri dirinya menduga akan terjadi sesuatu di luar rencana. Rasa panik Wadungsarpa bertambah-tambah manakala pendapa kalurahan kedatangan lima prajurit berkuda. Dilihat dari pakaian yang disandang, mereka berasal dari Pulungpitu. mereka prajurit gagah perkasa dari Kerajaan Pulungpitu! “Sudah kuduga,” gumam Sanggariwut, “yang datang prajurit dari Pulungp

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Melawan Senapati Pulungpitu

    Jurus pertama yang digunakan Sanggariwut memadukan pukulan dan tendangan. Cepat sekali pukulan atau tendangan membuat Bremara kerepotan untuk menangkis. Atau kadang-kadang menghindar. Suatu saat tangan kanan Sanggariwut bergerak hendak memukul, tapi Bremara berhasil menangkis. Bahkan berhasil mengunci kedua tangan lawan.Sanggariwut tak kehabisan akal. Dia menggunakan kedua kaki untuk menendang dada lawan sambil bersalto ke belakang. Membuat Bremara terlempar ke belakang, sehingga Sanggariwut lepas dari kuncian.Saat Bremara dalam keadaan terdorong ke belakang, Sanggariwut tak menyia-nyiakan kesempatan. Dia mengejar lawan untuk menggedor dadanya dengan pukulan beruntun!Tubuh Senapati Kerajaan Pulungpitu terbanting ke bumi. Beberapa kejap dia seperti tak sadarkan diri. Barulah kemudian Bremara terlihat berusaha bangun dengan pandangan mata berkunang-kunang. Dalam hati Bremara mengakui bahwa lawannya memang punya ilmu silat tingkat tinggi yang sulit ditandingi.“Pendekar muda ini benar

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Meninggalkan Pertarungan

    Benturan dua senjata sakti menimbulkan suara keras mirip ledakan. Terlihat kobaran api setelah terjadi benturan sangat keras antara tombak sakti dengan cambuk sakti. Sanggariwut terlempar tinggi ke udara, sedangkan Bremara terhempas ke belakang beberapa tombak. Pada saat itu juga senjata bremara terubah ke bentuk semula. Menjadi tongkat pendek kembali. ‘Cambuk Sanggariwut benar-benar punya kekuatan dahsyat,’ kata Bremara dalam hati. ‘Kalau aku tak siap dengan tenaga dalam, mungkin sudah terlempar jauh ke belakang. Selain senjata saktinya sangat membahayakan bagi lawan, Sanggariwut juga memiliki ilmu silat tinggi. Dia juga dikenal dengan julukannya yang menggemparkan dunia persilatan. Jurus Ular Api Neraka, itu julukan yang membuat banyak pendekar takluk, dikalahkan, atau pun tewas di tangan Sanggariwut.’ Sementara itu tubuh Sanggariwut menghantam wuwungan pendopo kalurahan. Banyak genting bertebaran disertai suara berderak. Selama beberapa saat dia berdiri di atas wuwungan sambal mem

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Perdebatan Berujung Pertarungan

    Walau hati kesal pada Kaliswaja dan Kaliswesi, tapi Keksi Anjani berusaha untuk menahan diri. Berusaha supaya kemarahannya meledak. Karena Keksi Anjani menyadari bahwa saat dirinya marah, maka kegagalan untuk mengetahui keberadaan Suro Joyo, ada di depan mata.“Mereka memang laki-laki brengsek yang suka mempermainkan orang lain yang sedang kebingungan dan butuh bantuan,” gumam Keksi Anjani. “Tapi aku juga menyadari bahwa aku butuh bantuan mereka. Aku harus sabar dan bisa menahan diri supaya tidak marah dan ngamuk-ngamuk. Kalau sampai aku marah dan ngamuk-ngamuk, aku tidak akan bisa mendapatkan petunjuk untuk menemukan orang yang sedang kucari.”Kaliswesi senyum-senyum sambil memperhatikan tubuh Keksi Anjani dari atas sampai bawah. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Setelah mengetahui kecantikan dan kemulusan tubuh Keksi Anjani, Kaliswesi berdecak kagum.”Mau tanya apa, Putri Siluman Alan Waru yang cantik dan bertubuh memukau?” Kaliswesi bertanya sambal memata hijau. ”Apa kamu ingin

Bab terbaru

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Aksi Sanggaliwung

    Sebelum menemukan satu cara untuk menghadapi jurus lawan, tiba-tiba Suro Joyo tertawa-tawa riang. Dia ingat sesuatu. Sesuatu itu adalah nama jurus terakhir yang akan dikeluarkan lawannya. ”Hehehe..., aku sudah tahu sekarang!” kata Suro Joyo. “Kamu mau mengeluarkan Jurus Ular Api Neraka. Iya kan? Ah..., tapi aku ngak percaya kalau jurusmu itu hebat. Soalnya caranya seperti cacing kepanasan... !” ”Suro Joyo! Tak perlu banyak bacot! Sekarang bersiap-siaplah kukirim ke neraka, hiaaat…!” teriak Sanggariwut sambil melompat tinggi dengan gerakan tangan siap mencakar lawan. Gerakan cepat yang dilakukan Sanggariwut ini merupakan kembangan dari jurus mautnya. Kembangan jurus ini dinamakan gerakan ’Ular Neraka Mematuk Mangsa.’ Sanggariwut meluncur ke arah Suro Joyo untuk mencakar wajah lawan. Secara sigap, Suro Joyo melibaskan pedang saktinya untuk menebas leher Sanggariwut. Namun Sanggariwut malah menggenggam ujung pedang Suro Joyo dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kiri siap mencakar

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Jurus Terakhir

    ”Kalau kamu tak percaya, akan kubuktikan sekarang juga, hiaaat...!” seru Wadungsarpa sambil menusukkan kerisnya ke arah leher lawan.Sargo cepat menangkis dengan pedangnya. Terdengar dentingan nyaring disertai sinar berkilatan. Saat pedang Sargo berbenturan dengan keris lawan, pedang itu patah menjadi beberapa bagian.Senapati Pulungpitu itu terbelalak kaget. Wadungsarpa tak memberi kesempatan, dia segera melesat cepat dengan ujung keris mengarah dada lawan.Gerakan Wadungsarpa sangat cepat, membuat Sargo panik. Dia tak mungkin menangkis senjata sakti Wadungsarpa hanya dengan menggunakan pedang yang tinggal gagangnya! Ketika Sargo sedang berpikir untuk menyelamatkan diri, Keris Kawungtunjem terus melesat untuk menembus jantungnya!Secara tak terduga, tiba-tiba terdengar ledakan keras. Baru saja terjadi benturan keras antara Keris Kawungtunjem dengan Pedang Dadaplatu. Benturan dua senjata sakti juga menimbulkan pijaran api. Pedang sakti berkelo

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Bertemu Musuh Lama

    “Bisa saja. Makanya, aku lebih baik menjadi pendekar pengembara.”Kedua pendekar muda itu bercakap-cakap cukup lama. Sampai tak menyadari kehadiran Ratri di dekat mereka.”Oh, Nona Ratri!” sapa Sargo yang lebih dulu mengetahui kehadirannya. ”Belum tidur?””Belum, aku merasa sulit tidur. Maka aku kemari kerena juga ada perlu dengan Suro,” jawab Ratri. Sekaligus menyuruh Sargo meninggalkan tempat itu secara halus.”Kalau begitu, aku permisi dulu,” kata Sargo tahu diri.“Maaf, Senapati, kalau mengganggu.”“Tidak apa-apa, Nona. Mari Suro!””Mari,” sahut Suro Joyo. Lalu Sargo bergegas masuk ke rumah.Samar-samar wajah cantik Ratri diterangi oleh sinar lentera yang tergantung di teras. Sebenarnya dada Suro Joyo sedikit berdesir-desir seperti orang naksir. Namun dia tahan sekuat tenaga. Untuk saat ini dia belum berminat memikirkan kekasih.

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Membalikkan Ajian Lawan

    Keksi Anjani menghantamkan Ajian Maruta Seketi ke arah dada Miguna. Hantaman angin puting beliung siap menghempaskan tubuh tua itu sejauh ribuan tombak. Atau bisa juga membenturkan tubuh Miguna dengan benda keras hingga remuk!Terdengar suara puting beliung menggiriskan hati.Miguna memutar pedang saktinya di depan dada. Lalu dia silangkan pedang di depan dada. Ketika angin puting beliung menghantam dada, angin deras itu membalik ke arah Keksi Anjani!Keksi Anjani menghindar, angin puting beliung menghantam pendapa kalurahan hingga berkeping-keping! Pendapa Jenggalu hancur berkepingan terkena terjangan Ajian Maruta Seketi.Putri Siluman Alan Waru itu tertegun setelah tahu bahwa ajiannya dapat ditangkis dan dibalikkan oleh lawan. Lawan yang sudah tua renta lagi! Sungguh malu dan geram Keksi Anjani atas kenyataan dihadapi.Keksi Anjani mencabut pedangnya. Pedang tipis tersebut akan dia padukan dengan gerakkan yang cepat seperti siluman untuk menyeran

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Aksi Miguna yang Tak Terduga

    Di tengah berkecamuknya pertarungan, tiba-tiba Sanggariwut dan Keksi Anjani terjun di arena pertempuran. Mereka mengamuk ke dalam barisan prajurit Pulungpitu. Para prajurit yang bersenjata pedang itu bertumbangan terkena sabetan selendang Keksi Anjani yang mematikan.Sudah beberapa saat berlalu pertarungan semakin seru. Para prajurit yang bertarung melawan anak buah Wadungsarpa tidak merasa kesulitan dalam merobohkan lawan. Karena anak buah Wadungsarpa memang tidak begitu pandai memainkan jurus pedang. Jadi dengan mudah dapat dirobohkan.Pertarungan semakin seru juga terjadi antara Taskara melawan Bremara. Taskara telah mengeluarkan senjata andalannya berbentuk trisula. Bremara pun mengeluarkan tongkat semu dari balik pinggang. Taskara langsung menusukkan senjatanya ke arah lawan. Bremara menangkis senjata lawan dengan tongkat semunya. Beberapa kali dia berhasil menangkis trisula lawan. Pada satu kesempatan Bremara mengetokkan tongkatnya

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Serangan dari Pulungpitu

    ”Kalau kamu masih penasaran dan ingin bertarung denganku, kutunggu di Jenggalu!” seru Sanggariwut sambil melesat pergi bersama Keksi Anjani. Mereka melesat ke arah selatan, menuju Jenggalu. Sepeninggal mereka, Suro Joyo segera mendekati Sargo yang tertelungkup di tanah. Di punggungnya yang robek terlihat dua tapak kaki yang gosong. Suro Joyo pernah mendengar tentang Jurus Ular Api Neraka yang hanya dimiliki Sanggariwut. Tendangan maut itu kalau dilakukan secara sempurna, maka yang ditendang akan jebol dan gosong. Mungkin tendangannya tadi kurang sempurna, sehingga punggung Sargo hanya gosong. Tapi, masih hidupkah dia? Suro Joyo meraba pergelangan Sargo. Ternyata masih ada denyutan. Berarti senapati muda itu masih hidup. Segera Suro Joyo mencabut pedang saktinya. Dia tempelkan gagang pedang pada punggung Sargo yang gosong. Hal itu untuk menyerap hawa panas akibat tendangan jurus maut dari Sanggariwut. Setelah tubuh Sargo normal, Suro Joyo mengembalikan pedangnya di sarung yang meling

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Jurus Maut Sanggariwut

    Pada sisi lain, pertempuran antara anak buah Sanggariwut melawan para prajurit Pulungpitu semakin seru. Kedua pihak timbul korban. Walau jumlahnya berimbang, tapi anak buah Sanggariwut semakin menipis. Sekarang tinggal beberapa orang saja yang kocar-kacir mencari selamat dengan melarikan diri memasuki Jenggalu. Para prajurit Pulungpitu terus mengejar mereka secara beramai-ramai. Sanggariwut yang melihat anak buahnya berlarian, jadi semakin gusar. Sungguh tak diduga bahwa mereka ternyata pengecut dan memalukan! Hal ini justru membuat Sanggariwut ingin segera menyelesaikan pertempuran ini. Dia segera mencabut senjata andalannya. Cambuk Sewugeni! Cambuk tersebut langsung dia sabetkan secara bertubi-tubi ke arah lawan. Sargo mesti berjumpalitan mencari selamat. Setiap cambuk menghantam pohon, maka pohon itu hancur dan terbakar. Terdengar suara menggelegar setiap kali cambuk sakti disabetkan. Batu yang tersabet ujung Cambuk Sewugeni pun hancur berkeping-keping disertai letupan api. Sargo

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Aksi Keksi Anjani

    Sanggariwut kini menyadari bahwa lawan-lawan yang dihadapi bukan sembarang pendekar. Mereka ternyata orang-orang hebat, jago-jago silat dengan segudang pengalaman di dunia persilatan.Bukan hanya Sanggariwut, Keksi Anjani pun sadar diri bahwa lawan-lawan mereka ternyata para pendekar hebat yang menjadi senapati Pulungpitu. Pendekar wanita itu makin sadar diri setelah tahu kehebatan Sargo.“Keksi…, lawan kita ternyata para pendekar hebat,” kata Sanggariwut kepada Keksi Anjani dengan nada lirih. “Mereka orang-orang pilih tanding yang punya banyak pengalaman. Kalau kita tadi hati-hati, justru kita berdua yang tewas di tangan mereka.”“Aku pun tak menduga kalau orang-orang Pulungpitu itu ternyata ada yang hebat,” sahut Keksi Anjani. “Benar-benar ini sebuah kejutan.”Walaupun dirinya tahu kalau lawan-lawan yang dihadapi punya kelebihan yang layak diperhitungkan, Keksi Anjani tidak mau harga dirinya jatuh. Dia tak ingin terlihat lemah, apalagi terkesan kalah di depan lawan-lawannya. Keksi A

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Kehebatan Sargo

    ”Huahahaha..., aku sudah tahu tujuan kalian,” kata Sanggriwut dengan lantang. ”Kalian pasti ingin menggempur Jenggalu. Maka dari itu, kami sudah menyiapkan sambutan yang sangat meriah untuk kalian. Kayu besar ini akan kami gunakan untuk menyambut kalian...!”Sanggariwut dan Keksi Anjani bersalto ke belakang. Lalu kedua tangan mereka yang dimuati tenaga dalam, disorongkan ke depan untuk menghantam kayu gelondongan yang melintang di jalan. Kayu gelondongan melesat cepat ke arah Sargo dan anak buahnya! Kayu besar tersebut melesat untuk menghantam dan menggencet mereka...!“Awas!” teriak Panggas memperingatkan kepada teman-teman dan anak buahnya.Panggas tidak ingin dirinya, teman-teman, dan prajurit Pulungpitu celaka akibat terpaan gelondongan kayu yang besar. Kayu gelondongan yang besar itu sangat berat. Manusia yang terhantam bisa celaka. Manusia yang tergencet, bisa tewas seketika.“Cepat menghindar!” Sargo menyambut teriakan Panggas. Sargo, Sang Senapati Pulungpitu, juga punya pemik

DMCA.com Protection Status