Share

Danu Resah

Tuk... tuk... tuk...

Terdengar suara tumbukan menggema di seisi ruangan gua. Itu adalah suara Permata yang menumbuk dedaunan menggunakan batu sebagai ramuan untuk luka Danu. Wajah Danu pucat dan semakin pucat, sepertinya itu bukan saja akibat dari luka diperutnya, tapi ada luka lain yang Danu sembunyikan dari Permata.

Permata membubuhkan tumbukan itu pada perut Danu yang mengalami luka, sedikit gugup Permata melakukannya. Ini adalah kali kedua Permata menyentuh langsung perut Danu dan yang pertama adalah beberapa hari lalu, ketika Danu baru terluka. Danu sendiri berusaha menahan geli yang ia rasakan, sebab tangan lembut Permata menyentuhnya dengan halus. Danu pandangi mata Permata yang begitu serius memandang lukanya, tangannya cekatan bak seorang ibu yang tak ingin anaknya menangis.

“Semoga cepat sembuh, Danu!” kata Permata sembari mengipasi luka Danu dengan daun jati yang sudah mengering, warnanya coklat tua.

“Semoga saja!” sahut Danu, ia meringis b

Azka Taslimi

Semoga bisa menjadi teman hari Minggu kalian. Jangan merasa kesepian lagi, sebab aku aku. Hihihi. Kalau kamu kesepian bisa hubungi aku, yah.. aku siap sedia setiap hari. Babay...

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status