Tiga hari kemudian, Haven sudah menyiapkan kebutuhan Lixuan untuk melakukan perjalanan menuju kerajaan Alrnat.Tempat pertemuan yang disediakan oleh pangeran terakhir bernama kota Bursa, itu adalah tempat wilayah kekuasaannya. Lixuan tak perlu merasa takut dengan Devil, sebab tempat itu cukup aman. Menurut informasi dari Sam kemarin, tempat itu tak tersentuh sedikit pun oleh perdana menteri.Pada saat ini dia membawa sekitar sepuluh anggota delegasi, dirombongan itu juga ada Rin er dan Qou Lin. Mereka berdua diberikan tugas untuk ikut serta membantu Lixuan mencari informasi. Jika tentang seperti itu, membawa mereka adalah pilihan yang tepat. "Apakah kalian sudah siap semuanya," Rin er menanyai para anggota delegasi.Semua orang mengangguk atas pertanyaan itu, karena semua orang sudah siap untuk melakukan perjalanan. Mereka segera berangkat menuju kearah kota Bursa. Ada satu kereta kuda, Lixuan lah yang berada didalam sana. Tidak hanya d
Keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan, perjalanan mereka tidak cukup mulus. Banyak halangan yang melanda mereka, dari jalan penggunaan yang curam, sampai disergap oleh kawanan monster. Namun sampai saat ini mereka masih aman, tidak ada satupun orang yang terbunuh.Setelah lima hari melakukan perjalanan menuju kota Bursa, akhirnya mereka melihat sekolompok manusia. Ya walaupun mereka masih belum tiba dikota bursa, namun kumpulan manusia yang sedikit itu menenangkan hati Lixuan.Mereka saat ini berada disebuah desa bernama Eiden, desa itu terletak di timur kota Bursa, hanya berjarak 20 kilometer saja.Jika mereka melakukan perjalanan dengan kecepatan seperti sebelumnya. Pastilah esok harinya mereka akan sampai."Ada apa dengan desa ini? Mengapa tidak banyak orang yang melakukan rutinitas harian," batin Lixuan merasa keheranan.Ada yang janggal dengan situasi desa ini, seolah olah terdapat ketakutan yang besar baru saja melanda mere
"sial bagaimana bisa mereka menyadari keberadaan kita secepat ini," ucap Qou Lin.Pada saat ini para peria bertopeng sedang berdiri diatas pepohonan, dikiri, kanan, belakang depan semuanya dipenuhi oleh gerombolan orang orang misterius yang menutupi identitasnya.Qou Lin tak menyangka bahwa keberadaan mereka diketahui secepat ini, musuh yang hendak dihadapinya itu benar benar cukup cerdik. "Kakak dibelakang mu," teriak Rin er. Pisau melayang keaarah Qou Lin, pisau itu melesat dengan kecepatan cukup tinggi. Beruntungnya Qou Lin masih sempat menghindar, sehingga pisau itu hanya menyobek kain lengannya.Selesainya dia menghindar dari pisau yang melesat keaarahnya. Dia berkata. "Kalian sudah memilih musuh yang salah, aku akan menghabisi kalian semua," ucap Qou Lin dengan angkuhnya.Dia sebenarnya mengetahui situasinya seperti apa, namun dia tetap mengatakan itu. Sangking percaya dirinya dengan kemampuannya itu, dia tak takut sama sekali dengan musuh sebanyak apapun itu."Wau anak ini se
Baldur, adalah sosok peria yang amat dikagumi oleh Lixuan sejak kecil. Dahulu hubungan mereka sangat akrab sekali. Bisa dibilang mereka seperti adik dan kakak. Semua itu berawal dari sebuah insiden, pada saat itu Florin sedang berkeliling untuk mengajari dunia luar pada Lixuan. Mereka mengunjungi kampung kumuh yang ada dikerajan Alrnat. Saat itu dia menyamar sebagai orang lain, sehingga identitas miliknya tak diketahui oleh siapapun.Bukan bukan, sebenarnya yang terjadi adalah dia menuju ke kampung kumuh karena mendapatkan sebuah permintaan dari sahabatnya. Dia adalah ibunya Baldur.Sosok Baldur dilahirkan oleh rahim wanita yang dianggap hina oleh masyarakat sekitar, dia adalah pelacur yang hidup dikampung kumuh. Karena Kurt terpikat oleh pelacur itu, dia menanamkan benih pada ibunya Baldur. Namun karena hubungan antara Kurt dan ibunya Baldur tak diakui oleh semua orang, Kurt mengisolasi mereka dikampung kumuh yang jauh dari ibu kota. Bagiamana Florin bisa mengangkat Baldur sebagai
Disebuah ruangan khusus yang terletak di markas para bandit seseorang bos utama sedang duduk dengan tenangnya. Pedang emas berdiri tegak disela sela tangan miliknya. Perawakan miliknya cukup kuat, rambut merah menyala itu membuat dia terlihat seperti binatang buas yang siap menerkam siapapun, satu kata yang dapat menggambarkan dia, mengerikan. Terlebih lagi luka gores yang ada diwajahnya. Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan tubuhnya, namun para manusia yang menjadi bawahannya lah yang aneh. Peria itu bertanduk menandakan ras mereka adalah iblis yang notabenenya adalah musuh umat manusia.Pertempuran mereka memang sudah berakhir sejak lama, tapi kebencian manusia terhadap ras iblis masih mendarah daging sampai saat ini. Mereka menganggap ras iblis adalah manusia yang hina lebih dari serangga menjijikkan."Akhirnya tiba juga, aku sudah bosan menuggu lama," gumamnya. Dia bisa mendengar langkah kaki seorang secara samar samar. Memang benar sekarang ada seseorang yang sedang menuju
"menghilangkan kebencian bisa menjadikan dunia ini indah, jauhkan pemikiran yang tak rasional itu dariku. Kebencian adalah komponen utama bagi mahluk hidup untuk berkembang. Evolusi dunia adalah kebencian itu sendiri, ketika mahluk hidup membenci sesuatu mereka akan melakukan sesuatu untuk menuntaskannya. Contohnya orang yang miskin membenci kemiskinan, dia berusaha keras lalu menjadi kaya dikemudian hari. Kebencian bisa membawa kita ke dunia ideal yang ingin kita capai, dunia ideal yang ingin aku capai adalah menghancurkan umat manusia," ucap Rongi.Dia pun mengepalkan tangannya, matanya memancarkan tekad yang tak terhentikan. Melihat itu Qou Lin sadar bahwa dia tak akan bisa menyadarkan orang yang ada didepannya itu."Aku tak menyangka kebencian mu bisa membuat mu menjadi monster seperti ini paman," ucap Qou Lin.Rongi pun tersenyum atas perkataan Qou Lin, "semua warga desa juga mengatakan hal yang sama sepertimu ketika aku mengatakan ini. Mengapa semua iblis tak mengerti maksud ku,
"ya kami baik baik saja, akan tetapi jika kalian semua ingin selamat dari kematian cepat tinggalkan tempat ini. Pemimpin mereka sangat berbahaya, aku yakin kalian tak akan mampu untuk melawannya," ucap Qou Lin.Ucapannya itu tidak lah bohong, Qou Lin tahu seberapa kuat Rongi itu. Kekuatan bertarung milik gurunya itu tak bisa ditandingi oleh siapapun, terlebih lagi kekuatan seni pedangnya. Selain memiliki kelincahan Rongi juga memiliki daya hancur yang mengerikan, yang lebih menakutkan lagi dia memiliki kecerdasan diatas rata rata. Qou Lin menyebut Rongi dengan kata Junius pertempuran, menurutnya untuk mengalahkan Rongi mereka membutuhkan jumbelah empat kali lipat dari jumbelah mereka saat ini. Mendengar kalimat itu mana mungkin para perajurit yang berlatih siang malam tanpa henti dapat menerimanya. Mereka mulai mengecam Qou Lin sebagai iblis pengecut."Enyahlah dari sini dasar iblis, kami tak butuh bantuan mu apalagi nasehat omong kosong mu itu," ucap perajurit."Kabur dari para ban
"wah wah kalian semua sungguh berani sekali melakukan perkumpulan di wilayah yang aku miliki," ucap Rongi yang sudah berada didepan mereka semua. Pada saat ini hanya dia sendiri lah yang berdiri disana, dia sungguh pemimpin yang pemberani. Baldur yang mendengar itu pun menoleh kearah sumber suara."Ha wilayah mu? Jangan bercanda dasar bandit idiot, sejak kapan hutan ini menjadi wilayah mu?" Ucap Baldur.Baldur yang melihat mangsa sudah didepan mata segera mengangkat tangannya, para perajurit yang sudah bersiaga atas kehadiran musuh itu mulai haus dengan darah. Mereka belum melakukan tindakan, sebab Baldur saat ini sedang mengamati situasi. Pemimpin mereka memang ada didepan sana sendirian, namun dimana bawahnya bersembunyi. Baldur sembari kembali kekudanya mencoba mencari tahu persembunyian para bandit itu. Kecemasan tak berdasar itu membuat dia merasa bodoh. "Bos kau terlalu cepat, kami sangat kesulitan mengejar mu," ucap salah satu bandit yang baru saja tiba.Dalam sekejap ma
"tuan Vans asal tahu saja ini bukan tentang harga diri dan ego, akan tetapi ini tentang keyakinan dan tekad," ucap Vincaus dengan tegas. "ah jadi yang kau maksud tentang keyakinan itu adalah membunuh para bawahan mu," ucap Vans. Setelah mengucapkan kalimat itu sepuluh musuh tumbang ditempat itu. "ah apa apa ini, apakah ini akhir dari kita," ucap prajurit. "aku tidak ingin ini terjadi, aku ingin pulang bertemu keluarga ku," ucap perajurit lainnya. "bagaimana ini, apakah kita menyerah saja, dan menangkap tuan Vincaus." "mungkin itu bisa kita lakukan apabila tuan tak segera melakukan pergerakan." semua suara itu tumpang tindih sehingga itu hanya terdengar seperti suara tawon. Vans yang melihat itu merasa senang, dia akhirnya bisa mendapatkan kemenangan atas mental mereka. Hanya butuh sentuhan terkahir, musuhnya akan segera runtuh. namun disaat yang sama Vincaus tertawa terbahak bahak. "aku tahu, aku tahu, kau hanya bisa membunuh sepuluh orang bukan? jika kami melakukan gerakan
Armada yang cukup banyak itu berhenti dipulau yang tak berpenghuni, pada saat ini mereka sedang menunggu mangsa yang ingin dikejar oleh mereka. Namun sebelum itu mereka ingin melakukan sesuatu terhadap kerajaan Englandia.Sudah dua hari mereka menetap disana, setiap satu harinya mereka menyeludupkan barang barang kedalam kerajaan Englandia.Selain itu juga mereka meninggalkan beberapa orang disana untuk melakukan sesuatu yang amat penting.Saat ini kapal yang dinaiki oleh Lixuan dan para anggota baru sedang menuju keaarah kerajaan Englandia sebagai saudagar yang menjual barang barang. Sebelumnya semua awak keru yang ada disana memang adalah saudagar yang dimiliki oleh serikat bajak laut, namun kali ini beberapa orang yang ada didalam sana adalah pasukan militer."Dimana Lisa Lixuan?" Ucap Sasa.Karena ahli bertarung dan dia ingin selalu berdekatan dengan Lixuan, Sasa ikut serta melakukan misi yang akan dijalankan oleh Lixuan itu. Saat ini ada sasa dan Long cai disampingnya.Sasa yang
Hari hari yang dilalui oleh Lixuan kembali seperti sebelumnya, meskipun saat ini ada Sasa dan Long cai disana dia tetap melakukan rutinitas seperti biasanya. Terkadang dia membantu memasak, atau pun membantu para awak keru yang sedang memperbaiki kapal. Sebelumnya terjadi badai yang amat besar, itu menyebabkan kapal kapal yang dinaiki mereka mengalami kerusakan yang cukup fatal.Sedangkan untuk Sasa dia saat ini masih belum bisa menerima Lixuan yang saat ini, sebelumnya dia mengenal Lixuan yang hangat dan pengertian sedangkan untuk sekarang dia tak mendapatkan hal tersebut dari Lixuan. Meskipun pada saat ini hubungan mereka sudah membaik namun masih ada jarak diantara mereka berdua. Berbeda sekali dengan sebelumnya."Lisa apakah ada yang bisa aku bantu, sepertinya kau sedang kerepotan sekarang," ucap Sasa.Entah bagaimana hubungan diantara kedua gadis itu kian semakin dekat, Sasa sudah tak memiliki kebencian terdapat Lisa. Bisa dibilang kedua wanita itu sudah menjadi sahabat.Pada s
Setelah semuanya mereda Sasa kembali ke dirinya yang asli, tenang dan dingin. Bukannya dia tak ingin menghajar Lixuan lagi, namun dia tak memiliki tenaga untuk melakukan itu.Lixuan yang sadar bahwa semua ini adalah ulahnya menjauhi Sasa dan lainnya, dia menuju keaarah kamar Long cai untuk merawat peria itu."Siapa namamu," ucap Lisa yang duduk disamping Sasa. Dia baru saja kembali dari dapur untuk mengambilkan air minum. Sasa yang masih makan itu tak menjawab pertanyaan Lisa, dimatanya wanita itu hanyalah musuh yang harus disingkirkan.Lisa yang tak mendapatkan jawaban dari Sasa itu mewajirnya. Dalam masalah ini Sasa belumlah bisa berpikir rasional, seandainya dia berada diposisi yang sama mungkin perilakunya akan mirip dengan Sasa."Maaf karena menganggu hubungan kalian, tapi asal tahu saja aku tak memiliki maksud untuk melakukan itu. Kau tahu, aku menemukan Lixuan pingsan ditepi pantai sebelumnya, kami juga belum cukup kenal," ucap Lisa.Sasa belum ingin menjawab pertanyaan dari L
Mendengar suara gelas yang pecah itu, segera kedua orang tersebut berlari menuju keaarah kamar sebelah. Lixuan wajahnya cukup cemas, entah Lisa yang dia cemaskan atau Sasa.Lixuan memasuki kamar yang dimiliki oleh sosok wanita, ruangan itu dipenuhi oleh perabotan elektronik yang cukup memenuhi semuanya. Ada kabel berserakan dimana mana, begitu pun kaleng kaleng yang cukup banyak."Ada apa ini kenapa ada pecahan gelas disini," ucap York.Entah dia pura pura bodoh, atau memang tak tahu. York pun segera mambantu Lisa yang sedang memunguti pecahan gelas gelas itu.Lixuan hanya melihat kedua orang itu yang sedang memunguti gelas, setelah beberapa saat kemudian padangannya teralihkan ke arah Sasa."Lixuan kau kah itu, aku tak percaya kau ada disini," dia dengan sisa sisa tenaganya melompat keaarah pelukan Lixuan, Lixuan yang mendapatkan serangan yang secara tiba tiba itu menghindar. Alhasil tubuh Sasa tersungkur dilantai yang ada disan, ya meskipun Sasa bukankah siapa siapa bagi Lixuan, na
York dan lainnya sudah sampai ditempat Long cai berada, Lixuan yang membawa satu piring berisikan nasi itu meletakkannya keatas meja yang ada disana, begitu pun cangkir berisikan air."Wau sepertinya anak ini benar benar dalam keadaan gawat," ucap York.Dia sudah selesai mengecek seluruh bagian tubuh milik Long cai, saat ini York merasa perihatin dengan keadaan anak itu. Dia dahulu pernah mengalami hal yang serupa, saat itu dia sedang berperang untuk menaklukkan sebuah negara, namun naasnya pertempuran yang dianggap hanya sebentar itu berlangsung sangat lama. York dan pasukannya yang kekurangan makanan itu pun mengalami penyakit yang mengerikan, hampir separuhnya meninggal. Itu adalah satu satunya pertempuran yang amat sulit bagi York. Namun dengan keberuntungan yang besar, York berhasil bertahan dari kematian. Padahal sebelumnya dia nyaris mengalami hal yang serupa seperti apa yang di alami oleh teman temannya."Kau benar paman, jika dia dibiarkan saja seperti ini mungkin nyawanya t
Dengan terpaksa kedua orang itu pergi dari tempat itu sambil membawa Sasa dan Long cai yang cukup menyusahkan, mereka berdua terlihat cukup berat. Dua orang yang membawa Sasa dan Long cai cukup kewalahan.Setelah sampai didalam kamar, mereka menidurkan kedua orang itu kekasur yang cukup lembut, bukannya mereka ditempatkan ditempat yang sama melainkan kedua orang itu sedang tertidur terpisah.Dua penyelamat yang telah selesai meletakkan mereka kekasur itu segera keluar, mereka sepertinya sepemikiran. Yang menunjukkan tanda tersebut adalah kedua orang itu berlari menuju keaarah dapur.Melihat keadaan Sasa dan Long cai mana mungkin mereka tidak tahu bahwa kedua orang itu sudah kelaparan beberapa hari yang lalu. "Sebenarnya siapa anak itu, mengapa aku seolah olah mengenalinya? Mungkinkah dia adalah renkaransi dari orang yang ada dimasa lalu?" Tanya Lixuan.Dia tak tahu siapa wanita yang dia maksud, namun meskipun begitu Sindra sangat mengenalinya. Bukan sebagai Sasa melainkan sebagai or
"Lixuan mengapa kau masih diluar, lihatlah awan yang ada diatas sana, jika kau ingin tersambar petir sih terserah kau saja," ucap Lisa yang menujuk keaatas atas awan.Memang benar pada saat ini langit mulai menghitam, selayaknya panci gosong yang terbakar bara api. Namun bukan api yang akan menjadi malapetaka bagi mereka, melainkan sebaliknya.Lixuan entah mengapa tak ingin segera masuk untuk melindungi dirinya dari air yang akan turun, seolah olah ada sesuatu yang memanggilnya diujung lautan itu."Lisa kau masuklah dahulu, jika cuaca mulai memburuk aku akan menyusul, entah mengapa ada sesuatu yang menahan ku sekarang," ucap Lixuan.Entah apa perasaan itu, Lixuan juga tidak mengetahuinya. Perasan yang hampir sirna itu mulai diingatnya lagi, itu adalah perasaan ingin bertemu dengan seseorang. Namun siapa yang ingin dia temui, mungkinkah devil atau orang lain yang sedang kesulitan dilautan sana?Jika sekarang yang mengendalikan tubuh Lixuan adalah Lixuan yang sebenarnya, maka tak menghe
Kapal kecil yang buruk rupa itu terapung di lautan lepas, dua orang yang menaikinya sedang kesusahan untuk mendayung dengan tangan mereka."Ah sial mau sampai kapan kita akan tiba didaratan jika tetap seperti ini," ucap Sasa yang marah marah tidak jelas.Hey hey dia kira semua ini ulah siapa, sosok wanita yang selalu benar itu mengomel dengan kalimat yang serupa. Long cai yang mendengar itu terus menerus mengeluarkan urat didahinya, dia mengepalkan tangannya dengan erat.Tiba tiba saja aura membunuh mulai muncul dari dalam tubuh Long cai, dia ingin sekali menghancurkan kepala Sasa yang mungil itu. Namun mengingat kemampuannya tak cukup hebat, dia hanya mengurungkan niatnya itu dihatinya.Sasa yang masih belum sadar atas kesalahannya itu tak mau membantu Long cai mendayung sedikit pun, dia berleha leha menatap langit yang sudah mulai gelap."Sasa jika kau ingin cepat keluar dari lautan ini, aku mohon bantu aku mendayung sampan ini," ucap long cai.Daripada memaksa dengan kekerasan Long