Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 427: Tak Sengaja Masuk ke Pondok Putri Dao

Share

Bab 427: Tak Sengaja Masuk ke Pondok Putri Dao

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 18:06:10
"Dia belum sembuh, masa main serobot aja! Sabar dulu, sadarkan dia terlebi dahulu. Luka dalamnya sudah kita sembuhin tadi dengan tenaga halilintar, tapi masih belum sembuh benerr tauu!” tegur Jinari, melihat Jamari sudah mulai leleran melihat si tampan ini.

“Aihh udah basyaahhh aku kelessss, kapan lagi dapat pangeran setampan ini, setelah Pangeran Daha di ambil hantu di hutan itu,” sungut Jamari, lalu rapikan lagi gaunnya.

Mereka pun kini mulai sadarkan Pangeran Akmal, lalu akan di jejali racun bunga mawar, agar jadi mainan mereka.

Saat asyik sadarkan Pangeran Akmal ini, konsentrasi hanya fokus ke tubuh gagah dan kokoh ini, tanpa sadar, si ‘kakek pincang’ tadi sudah berada dan mengintip di dinding pondok tersebut.

Tiba-tiba menyambarlah angin yang sangat dingin dan seketika Jinari dan Jamari pingsan.

Si kakek yang merupakan penyamaran si Putul ini terdiam sesaat, bingung kemana akan menyembunyikan Pangeran Akmal ini.

Setelah menyingkirkan tubuh kedua wanita binal ini, Pendekar Putul l
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 4
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 428: Malu Bertemu Putri Dao dan si Kakek Slenge'an

    “Jangan-jangan, kamu juga yang menolong paman Pangeran Daha yang saat itu jadi tawanan Dua Kembar Rubah Betina dan Pendekar Serigala?” cerocos Putri Dao, kini ketiganya memandang Pendekar Putul yang masih terdiam ini.Pendekar Putul malah bangkit di bantu tongkatnya dan tidak menjawab ucapan sepupunya ini, lalu ia berjalan ke arah jendela dan membukanya perlahan, sambil menghela nafas panjang, seakan sulit menjawab pertanyaan ini.“Aku pergi dulu, kalian hati-hatilah, tempat ini sangat berbahaya,” kemudian tanpa menunggu jawaban Putri Dao, si Putul sekali genjot tubuhnya, langsung menghilang di gelapan malam."Ih kamu mau kemana Putul," sahut Putri Dao terkaget-kaget termasuk Pangeran Akmal dan kakek selenge'an.Cepatnya si Putul menghilang, bikin kagum ketiganya, hampir saja Putri Dao berseru lagi agar sepupunya ini jangan pergi.Tapi si Kakek Slenge’an langsung menggelengkan kepala, agar Putri Dao jangan kejar pemuda itu.“Biarkan saja dia, agaknya ada sesuatu yang bikin dia bersikap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 429: Bertemu Wanita Cantik dan Anggun

    Ketika jalan-jalan hingga sampai di sebuah tempat yang mirip warung yang lumayan besar, yang berada di pojokan padepokan besar ini, Pendekar Putul hentikan langkahnya dari jarak 20 meteran.Padepokan ini memang sejak dulu seperti sebuah kampung yang sangat ramai dan ada beberapa warung berdiri di sini.Pendekar Putul melihat ada seorang wanita sangat cantik, pakaiannya mewah dan gayanya anggun, bak putri-putri Istana.Bahkan terlihat ada dua dayang yang selau sigap melayaninya, seolah dia benaran seorang putri dari sebuah kerajaan.Wanita ini Putul taksir lebih tua dari Dua Kembar Rubah Betina.Tapi wajahnya terlihat tetap cantik terpelihara dan yang bikin si Putul menatap tajam dari kejauhan, wanita matang itu akrab berbincang dengan Ki Rawa dan Pendekar Gledek.Mereka bertiga seolah sahabat dekat saja, sesekali tertawa bertiga kalau ada kisah yang lucu.Awalnya si Putul ingin pergi saja dari tempat ini, apalagi dia tak kenal siapa wanita cantik itu.Dia juga tak mungkin nekat menanta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 430: Hadapi Ibu Kandung Sendiri

    Tentu saja tebakan si Putul benar adanya, wanita cantik ini Putri Alona adanya, putri dari Prabu Japra dan inilah ibu kandungnya sendiri.Yang seumur-umur tak pernah dia temui dan tanpa di sadarinya, malam ini mereka malah bertarung sengit.Saat Pendekar Putul kerahkan jurus rajawalinya, Putri Alona tentu kenal dengan baik, karena ini jurus andalan dan paling hebat yang di miliki ayah kandungnya dan juga adiknya, Pangeran Boon Me.Putri Alona juga pernah pelajari jurus ini dari ayahnya itu, tapi bakatnya tak sehebat Pangeran Boon Me.Putri Alona malah paling hebat saat pelajari jurus ular kobra, sedangkan tiga adiknya, yakni Putri Seruni sangat hebat kuasai Jurus Kelelawar.Putri Betani Jurus Pedang Rajawali dan si bungsu Pangeran Daha sekaligus Putra Mahkota, kuasai Jurus Halilintar sama seperti Si Putul.Sekaligus tak kalah hebatnya kuasai juga jurus pedang seperti milik Putri Betani kakaknya, sehingga dapat julukan Pendekar Bayangan Rajawali, dan gurunya siapa lagi kalau bukan Perma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 431: Ingin Dirikan Kerajaan Baru

    Pertemuan akbar golongan hitam pun berlangsung, hampir 800 an orang berkumpul di halaman padepokan Ular Hitam yang luas ini.Yang menjadi tamu kehormatan atau tamu VIP di sediakan bangku panjang, yang hanya tamu biasa, hanya bisa berdiri atau malah nemprok saja duduk di tanah.Ki Rawa terlihat duduk dengan pakaiannya yang mewah tapi agak kedodoran, karena tubuhnya kurus tinggi dan agak bungkuk.Bagi yang pernah berjumpa dengan Ki Birawa, melihat wajah Ki Rawa, pasti mengira pentolan golongan hitam ini hidup lagi, karena wajah mereka mirip.Di sampingnya terlihat Pendekar Gledek yang mendampinginya, juga ada Dua Kembar Rubah Betina, Pendekar Serigala, serta puluhan pendekar golongan hitam lainnya.Dan pastinya seorang wanita matang yang cantik, yang penampilanya mirip putri-putri bangsawan, yang tak lain dan tak bukan adalah Putri Alona. Dan di tatap kaget oleh dua orang yang tengah menyamar!Yakni Pangeran Daha dan juga Putri Dao, yang sama seperti Pendekar Putul, tak habis pikir ken

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 432: Pendekar Gledek di Tantang Kakek Slenge’an

    “He-he-he...memang aku tak memungkiri, dua orang yang miring otaknya itu muridku, tapi aku bukan segolongan dengan mereka, juga tidak pernah tahu tindak tanduknya.""Tapi ini soal pemberontakan, kurasa mending kamu batalkan niat gilamu itu Ki Rawa, balik saja ke Kerajaan Kubu Raya sono dan lalu diam di sana sampai koit, lagian kamu juga sudah membunuh Ki Boka, pemilik asli tempat ini, kelakuanmu sudah cukup bagiku untuk jadi musuhmu!” ejek si Kakek Slenge’an.Wajah Ki Rawa memerah, ini menandakan dia bukan orang asli di ke dua kerajaan yang ingin dia taklukan, tapi hanya pendatang yang punya ambisi besar, yakni jadi Raja!“Hmm…kamu menantangku, mentang-mentang lagi dekat dengan keluarga si Prabu Japra, kamu tinggi hati. Sudah bosan berkeliaran di bumi ternyata,” dengus Ki Rawa, kedua tangannya terlihat mulai mengeras, tanda tenaga dalamnya mulai terkumpul.“Ho-ho…dengan senang hati Ki Rawa, aku juga sudah lama tidak baku pukul he-he!” sahut Kakek Slenge’an tanpa rasa keder.Tiba-tiba m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 433: Muncul Di Saat Tepat Tanpa Penyamaran

    “Brakkk!” serangan dahsyat Pendekar Gledek kena tanah, tapi luput mengenai Kakek Slenge’an.Sambil menggelinding si kakek slenge'n secara hebat gunakan jurus merangkak bumi miliknya dan luput dari serangan hebat ini Tapi tak urung serangan mematikan ini menyerempet kena si kakek, hingga Pendekar Gledek terbahak dan makin gencar serang si kakek lucu ini, yang makin lama makin kepayahan hadapi keganasan pentolan tokoh hitam ini.Pendekar Gledek seakan tak mau beri kesempatan bagi si kakek lucu ini bernafas, bahkan tongkatnya seolah berubah jadi pedang yang sangat tajam.Setiap kali di ayunkan, berdesing bunyinya dan kalau kena tubuh, bisa jadi si kakek lucu ini akan terbelah dua, saking hebatnya tongkat ini di tangan Pendekar Gledek.Posisi kakek slenge'an makin terdesak hebat dan agaknya dalam hitungan, bakalan kalah telak! Saat posisi kakek slenge’an makin terpojok, tiba-tiba melayanglah tubuh seseorang dan secara lihai papaki serangan Pendekar Gledek.“Nenek lancang, siapa kamu bent

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 434: Kabur dari Pengeroyokan Ki Rawa Cs

    Kaget bukan kepalang Ki Rawa dan Pendekar Gledek juga pengeroyok lainnya, termasuk ratusan penonton yang takjub melihat pertarungan hebat ini.Di depan mereka sudah berdiri 3 pemuda gagah, tentu saja yang paling menyolok adalah yang kakinya hanya satu, yakni Pendekar Putul.Sedangkan kedua lainnya, juga bikin semua orang kagum, tapi semua sepakat bilang, 3 pemuda ini sangat tampan, terutama wajah si Putul, tapi sayangnya dia hanya miliki satu kaki.“Ka-kamu si Putul, heh kamu juga Pengeran Daha dan Pangeran Akmal,” bentak Pendekar Gledek yang kaget dan agak gentar menatap ke 3 pemuda gagah ini.Matanya melotot, seakan tak percaya, kemunculan 3 pemuda ini mampu buyarkan semua serangan mereka.“He-he-he…bagus, kalian datang untuk di tangkap, hei para undangan, kenapa kalian diam, inilah manusia-manusia bangsat yang ingin rusak rencana kita. Ayo kalian maju, kita basmi ke 5 orang ini sekaligus,” seru Ki Rawa dan ratusan pendekar golongan hitam langsung bersiap keroyok ke 5 orang ini.Tap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 435: Penyesalan Seorang Ibu

    Pendekar Putul kini lega, 4 orang sudah selamat dari Ki Rawa dan Pendekar Gledek serta ratusan pendekar golongan hitam.Dia sengaja pergi berbeda jurusan dengan Pengeran Daha Cs, padahal pamannya itu dengan lihai sudah kirim suara, mereka bertemu di sebuah tempat.Namun Pendekar Putul masih malu berkumpul dengan keluarganya sendiri.Apa yang dia lakukan bersama Pangeran Daha, Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal jadi perbincangan semua kaum pendekar, baik golongan hitam juga golongan putih.Kehebatannya ‘acak-acak’ padepokan yang di kuasai Ki Rawa dan ratusan anak buahnya dianggap luar biasa beraninya.Terlebih selama ini cukup banyak pendekar golongan putih yang jadi korban.Kehebatannya ini menjadi gosip panas hingga berbulan-bulan, termasuk Pangeran Daha, Putri Dao, si kakek slenge'an juga Pangeran Akmal.Kesaktiannya yang hebat itu bikin Ki Rawa si majikan Padepokan Ular Hitam kelabakan, termasuk Pendekar Gledek bekas gurunya yang sangat sakti, sehingga membuat semua orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 570: Bafin di Gorok...?

    “Hei kalian berlima, jangan ke asyikan, cepat bawa tubuh Pendekar Tanpa Bayangan, keluar!” bentak Ki Manyan tiba-tiba.Saat bersamaan…tiba-tiba kepala Bafin pusing dan…dia pun tergeletak lemas saat baru saja mencium perabotan Nyai Laras…!Nyai Laras tersenyum kecil, dia pun lalu bangkit dan segera berpakaian, juga ke 4 istri Ki Manyan lainnya turut berpakaian lagi, padahal rata-rata masih nanggung dan masi terus kepingin dipuaskan pejantan tangguh ini.Tapi teriakan mengguntur Ki Manyan dan malah Pendekar Tanpa Bayangan kini pingsan di antara paha Nyai Laras, membuat mereka bergegas berpakaian lagi. Bafin terlambat menyadari, kalau minuman yang di sodorkan Nyai Laras bercampur obat bius, yang biasa di gunakan untuk jinakan harimau ataupun gajah, efeknya bikin pingsan...!Namun karena Bafin memiliki tenaga dalam hebat, reaksi obat bius itu lama baru membuat pendekar sakti ini pingsan.Bafin yang telanjang bulat lalu di ikat dan hanya pasangi kolor. Lalu beramai-ramai mereka berlima

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 569: 5 Vs 1 di Rumah Ki Manyan

    Bafin lalu di ajak Nyai Laras dan satu orang istri Ki Manyan untuk beristrahat di sebuah kamar yang cukup mewah dan harum.Keduanya sama cantiknya, kalau Nyai Laras tadi istri ke 3, si Nyai satu ini adalah istri ke 5 dan dikenalkan Nyai Laras dengan nama Nyai Meni dan usianya masih 17 tahunan. “Tuan pendekar kalau butuh apa saja, jangan sungkan ngomong dengan kami berdua,” kembali Nyai Laras yang supel ini dengan gaya memikat menatap pendekar mata biawak yang tak bisa melihat wanita cantik ini.Bafin senyum di kulum, seakan mengerti, agaknya keduanya saat ini mulai memancingnya ke arah yang lebih intim.Bafin bukanlah pemuda hijau, dia seorang pria berpengalaman dan kini dengan santai dia duduk di sisi ranjang empuk ini, sambil tetap lempar senyum memikatnya.“Kalian berdua, duduk dong ke sini…!” ajaknya santai.Tanpa ragu Bafin tepuk-tepuk tangannya ke kasur di kiri kanannya, seolah meminta keduanya duduk di sisinya.Nyai Laras dan Nyai Meni dengan malu-malu meong mengangguk dan kin

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 568: Istri-istri Cantik Ki Manyan

    Tak lama kemudian, Bafin melihat salah satu penjaga ini masuk ke dalam dan saat keluar diiringi 5 wanita muda dan cantik-cantik, terperangah juga si mata biawak ini.“Tuan Pendekar Tanpa Bayangan, inilah istri-istri Ki Manyan, silahkan tuan kalau ingin bertanya soal kematian Ki Manyan tersebut.”Si penjaga tadi lalu kembali beri hormat dan permisi, untuk kembali bertugas di pagar depan rumah besar ini. Sebagai orang yang tahu adat, Bafin langsung memberikan penghormatan kepada ke 5 istri-istri Ki Manyan ini, apalagi ke limanya terlihat berpakaian serba putih, khas orang yang lagi berduka.Walaupun dalam hati sempat mikir juga, tumben Ki Manyan punya istri-istri yang denok-denok begini, mana muda-muda lagi, yang Bafin taksir paling usianya antara 18 sampai 22 tahunan.Padahal Bafin tak sadar, ke 5 juga kaget menatap pendekar yang sangat tampan dan masih muda yang tiba-tiba nongol ‘bertamu’ ke rumah mereka.Sebagai seorang flamboyan berpengalaman, sepintas melihat Bafin sudah bisa me

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 567: Menuju ke Markas Ki Manyan

    Langeni malu-malu meong saat kembali untuk kesekian kalinya di ciumi Bafin dan ini adalah hari ke 5 mereka bersama di pesanggrahan ini.Langeni seolah memasuki demensi baru saat bercinta dengan pendekar biawak ini. Belum pernah suaminya mau mencium perabotannya, apalagi melahap apem montoknya yang lumayan lebat rerumputannya.Tapi Bafin berbeda, pendekar playboy ini tak sungkan melakukan itu semua, sehingga Langeni mabuk darat di buatnya.“Udah ahh Bang, kagak sanggup lagi aku di pompa siang malam,” bisik Langeni manjaaahhh…sambil menjentik gemas pelatuk Bafin yang kembali nakal menerobos masuk ke perabotannya dan ranjang di pesanggrahan ini lagi-lagi bergoyang hebat, akibat kelakuan keduanya.Setelah Bafin kembali tumpahkan laharnya, Langeni pun bilang hari ini ingin pulang kembali ke rumah suaminya.“Iya dehh, hari ini kamu ku antar pulang, bawa sebanyak yang kamu bisa koin-koin itu yaah,” kata Bafin senyum-senyum tengil.Tak tanggung-tanggung, dua kantong lumayan besar di pegang La

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 566: Harta Ki Samosi Sangat Banyak

    Sebuah pukulan keras yang mengandung tenaga dalam hebat Bafin arahkan ke musuh besarnya ini.Ki Samosi terjengkang dan langsung muntah darah, Bafin agaknya tak tanggung-tanggung hajar musuhnya ini dengan jurus mega halilintarnya yang sudah sangat sempurna ia kuasai di bawah bimbingan ayahnya.Namun hebatnya, jurusnya ini tidak langsung bikin Ki Samosi koit, tapi hanya menderita luka dalam yang hebat, sehingga tak bisa lagi melarikan diri.Makin ketakutanlah Ki Samosi, kini tak ada jalan untuk kabur, dadanya hampir pecah saking sesaknya, kakinya pun terasa lumpuh buat berdiri.Bafin kini sengaja permainkan seluruh anak buah Ki Samosi, sesekali dia menempeleng wajah-wajah mereka. Tidak keras, tapi akibatnya ribuan bintang bertebaran di mata mereka.Di saat lain, Bafin juga sengaja putuskan tali kolor mereka.Kemudian terlihat pemandangan menggelikan, semuanya kelabakan saat pelatuk mereka ‘unjai-unjai’ terlihat termasuk lato-lato-nya, yang bikin si wanita denok tadi sakit perut tertawa

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 565: Tak Ada Jalan Kabur

    Tanpa sadar Ki Samosi langsung layangkan pukulan mautnya ke arah anak buahnya, akibatnya si gigi tongos tewas seketika dengan tubuh membiru dan mulut keluarkan busa.Dalam kemarahannya, Ki Samosi langsung kerahkan tenaga dalamnya yang hebat dan mengandung racun mematikan.Bafin, tetap tersenyum-senyum kecil, sama sekali tidak aneh ataupun takut dengan kelakuan Ki Samosi ini.Saat berpaling ke arah Bafin, biji matanya bak mau keluar saking marahnya menatap pemuda sakti yang sangat lihai ilmu sihir.Ki Samosi yang sejatinya juga lihai ilmu sihir ini, hari ini bak bertemuu suhunya, dia tak bisa keluarkan kemampuannya karena sudah keok duluan.“Tunggu dulu, sebelum kita bertarung, alangkah baiknya tu pentungan hitam di simpan dulu, atau aku potong saja, biar tak untai-untai kayak biji buah nangka?” Kembali Bafin ledek Ki Samosi dan si wanita yang tadi pucat melihat si tongos tewas, kini tak sadar kembali terkekeh. Ledekan ini benar-benar makin bikin wajah Ki Samosi sudah tak berbentuk lag

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 564: Bertemu Musuh Besar

    “Persembahkan dua orang gadis cantik, entah di manakan anak buah Ki Samosi dapat calon persembahan itu,” kata salah satu warga itu.Mendengar nama Ki Samosi di bawa-bawa, Bafin pun menajamkan telinganya mendengarkan pembicaran duawarga tadi, dan kini dia tahu tempat persembunyian musuh besarnya.Bafin akhirnya mencari penginapan sederhana dan kembali ia tidak mau menonjolkan diri, dirinya bahkan malas jalan-jalan siang hari, kecuali malam hari, untuk lihat-lihat situasi saja.Dan ini di malam kedua, kembali Bafin jalan-jalan sambil sesekali berhenti melihat situasi, yang bikin Bafin merasa aneh adalah, kalau malam hari kampung ini sangat sepi, seolah tak ada penghuninya. Agaknya warga di sini seperti di cekam ketakutan, tapi apa sebabnya, ini yang bikin Bafin penasaran dan ingin menyelidikinya, apalagi ini belum terlalu malam. Saat itulah dia melihat ada pemandangan ganjil, yakni ada dua orang yang tingkahnya mencurigakan, terlihat mengindap-indap dan sepertinya mengintai sebuah rum

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 563: Dendam Membara

    “Benar Bafin, dia marah denganku yang dianggap menyeludupkan kamu ke sini dan Paman Renggo kena imbasnya karena membelaku,” kata Suliti mulai bercerita.Kenapa dia sampai hilang ingatan dan tangannya di buntungi dan kenapa mereka malah jadi dekat saat masih sama-sama sehat dan hilang ingatan.Bafin juga baru tahu, kalau Paman Renggo dan Suliti satu desa di Kampung Ilung. Sehingga hubungan mereka jadi dekat dan di tambah lagi dengan satu nasib, sama-sama di buntungi Ki Manyan.“Tenanglah kalian berdua…aku akan mencari keduanya. Aku pun masih punya urusan dengan kedua orang itu dan harus aku tuntaskan!” sahut Bafin menahan kemarahannya.Dia memang bertujuan akan cari semua musuh-musuh besarnya sambil mencari Putri Melania yang pergi dengan ayahnya Pangeran Busu alias si Raja Iblis.Hening sesaat, tak lama Tabib Loro yang tadi sedang meracik obat kembali lagi. Lalu meminta keduanya kembali minum ramuan obat ini, yang tak suruh 2X langsung keduanya teguk sampai habis, sehingga ingatan me

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 562: Tabib Loro

    “Yang sakit jiwa mereka, bukan tubuh..deuhh apakah aku harus bawa ke duanya mencari seorang tabib?” gumam Bafin sampai menatap keduanya yang kini sudah jinak. Tiba-tiba terdengar suara seperti lonceng di pukul dan suara seseorang yang seperti membaca kitab-kitab kuno!Bafin lalu keluar menyongsong suara itu, yang agaknya memang menuju ke Istana Lembah Iblis ini.Dari kejauhan dia melihat seorang kakek yaang sangat tua berjalan menuju ke arah istana ini. Agaknya dia ingin berteduh di sini, apalagi saat ini hujan mulai turun rintik-rintik.“Ho-ho-ho ternyata ada pemilik istana ini, bolehkah aku berteduh sebentar di sini anak muda?” kata si kakek ini ramah. “Tentu saja kek, aku juga hanya kebetulan mampir di sini, namaku Bafin!” sahut Bafin sambil buru-buru beri hormat.Karena di lihatnya kakek ini bukan orang jahat, malah wajahnya terlihat ceria dan menimbulkan rasa suka siapa saja yang melihatnya. Tanpa ragu Bafin pun sambut dan beri penghormatan.“Bafin…Pangeran Bafin, aura kamu seba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status