Eve berjalan masuk ke dalam ruangan perawatan Camille, dimana gadis muda itu masih bermanja melingkarkan kedua lengannya ke punggung Solenne. "Dia Mamamu, Sayang. Sapalah Mamamu, hem?" bisik Solenne mengetahui jika Eve telah berada di dalam ruangan, meski sedang membelakanginya. Solenne mencium puncak kepala Camille penuh kasih lalu melepaskan pelukan gadisnya tersebut untuk memberikan kesempatan pada Eve agar bisa mendekati Camille. Camille hendak turun dari brangkar, tapi Eve segera berlari menahannya. "Jangan turun! Camille ...""Nyonya Eve ...M-mama? ..." panggil Camille terbata dan sangat lirih. "Ya, Sayang. Ini Mama," Eve tidak kuasa lagi untuk menahan dirinya agar bisa memeluk tubuh Camille, putrinya yang diculik sejak bayi merah. Tangis penuh haru Eve pecah dan airmatanya berlinang membasahi wajah cantiknya yang juga berkali-kali dia berikan kecupan pada wajah Camille. Martin menyunggingkan senyum menatap Camille yang berpelukan dalam tangis haru dengan Eve juga dia mel
Setelah menjalani perawatan selama satu minggu di rumah sakit, Camille akhirnya diijinkan pulang oleh Dokter dan luka pada perutnya sudah mulai mengering. Sementara itu Jared dan Clea yang juga ditemani oleh Pierre berhasil meyakinkan Ralp, Achilleo dan semua teman-temannya untuk mencabut tuntutan mereka pada David Carle. Karena Clea juga telah memberikan ganti rugi dana sesuai dengan dana mereka yang sebelumnya hilang. "Papamu besok di bebaskan, mau datang bersama Mama dan Clea menjemputnya?" tanya Eve sambil menghenyakkan bokongnya duduk di atas pasir, samping Camille yang menatap lautan luas di depan mereka. Camille menoleh pada Eve, bibirnya tersenyum tipis. Dia sudah diceritakan oleh Eve jika David, Papa kandungnya dijebak oleh temannya sehingga di penjara. Sebenarnya Camille lebih tahu apa yang menjadi penyebab David dipenjara tetapi dia tetap mendengarkan cerita Mama kandungnya tersebut seolah baru mendengarnya. "Sepertinya ...besok saya mulai belajar design dengan Martha.
Eve sudah dijemput oleh Clea dan Jared sejak pagi karena David akan dibebaskan sebelum jam makan siang. "Paman pikir kamu akan ikut pergi ke Roma ..." Camille yang masih menguap sedang berjalan menuju meja makan, langsung mendudukkan bokongnya dengan menaikkan sebelah kakinya ke alas duduknya, menatap malas pada Dylan yang langsung tersenyum melihat putri manjanya. "Bagaimanapun dia adalah Papamu, Cammie ..." tambah Dylan yang mengetahui jika Camille kurang menyukai sosok David. "Mungkin nanti aku akan menemuinya dan berkata padanya 'Hai, Papa! Aku adalah orang yang membobol brangkasmu loh dan menyebabkanmu berada di penjara,' gitu 'kan, Paman?" "Huss ...tidak boleh berkata tidak sopan seperti itu pada Papamu. Seburuk apapun dia, darahnya mengalir dalam tubuhmu dan juga Clea." tegur Solenne sambil memberikan mangkok cream soup ke depan Camille, Dylan dan Abraham yang baru saja datang bergabung setelah mandi pagi. "Kalian berkata seakan ingin mengusirku pergi. Och, aku ingin
"Jangan terlalu banyak gerak, kamu bantu Luca aja di sini dulu," ucap Pierre pada Camille saat gadis itu hendak membawa nampan berisi pesanan ke meja pelanggan. "Satu nampan ini aja, aku rindu ingin menyapa para pelanggan Lemoncello," tukas Camille sambil tertawa renyah. Pierre mengangguk dan matanya tetap mengikuti kemanapun pergerakan Camille. "Semangat berjuang, Bro!" ucap Luca sambil terkekeh ketika Pierre mendelik padanya. "Apa kau tidak tertarik untuk menikahi Martha, Luca?" Meskipun Martha adalah wanita yang pernah Pierre sangat cintai dan kini menjalin hubungan spesial justru dengan sahabat dekatnya, nyatanya Pierre tetap ingin Martha hidup bahagia. "Mungkin setelah pekerjaannya di Roma, kami baru merencanakan pernikahan. Kamu yakin ga apa-apa, siap untuk sakit hati?" "Jika aku tidak ikhlas, apakah kamu bisa mengembalikan Martha padaku?" "Tidak! Bahkan dalam mimpimu sekalipun, tak akan ku ijinkan dia kembali padamu!" sahut Luca sambil tertawa tergelak yang juga ditangga
Luciano melihat mobil yang membawa Camille dan Lili memasuki gerbang kediaman Martin. [Pierre memintaku membuntutimu, apakah kamu tidak apa-apa?] pesan terkirim dari Luciano untuk Camille yang langsung dibaca oleh gadis itu setelah meminta ijin pada Lili sebagai sopan santun. "Aku tidak apa-apa. Kembalilah ke Lemoncello," balas Camille atas pesan Luciano. [Baik! Hubungi aku jika nanti mau aku menjemputmu] "Ya!" Camille tersenyum dan hatinya terasa hangat dengan kepedulian Pierre, Luciano dan Luca padanya. Lili membawa Camille melewati lorong demi lorong yang sebenarnya wanita itu melakukan tour kediaman Martin pada Camille sebelum berakhir di ruangan keluarga, dimana Richard sedang bersantai menonton televisi. "Dimana Papamu?" tanya Lili setelah beradu tatapan dengan Richard beberapa saat. "Di ruang kerja. Sebentar aku panggil," Richard pura-pura polos seakan tidak mengetahui Camille dan sudah bergerak cepat melompat berlari memanggil Gabriel yang sedang berada di dalam ruang
"Apa yang kamu cari?" tanya Camille pada Martin yang sudah membongkar semua laci pada meja, sedikit mengabaikannya. "Apakah ini?" Camille menunjukkan sebuah cincin berlian besar pada Martin. Wajah Martin langsung mendongak mendengar pertanyaan Camille yang terlihat tegas di dekatnya, bahkan Lili juga terkejut sambil menutup mulut dengan kedua tangannya menatap Camille. "Da-dari mana kamu mendapatkan ini?" Martin meraih cincin warisan di ujung jemari telunjuk dan jempol Camille yang mengacung padanya. "Aku mencurinya!" sahut Camille pendek tanpa menoleh pada Lili ataupun Gabriel yang juga telah muncul di pintu ruang kerja Martin. "Maaf, aku harus kembali bekerja, permisi!" tambah Camille seraya melangkah pergi meninggalkan Martin yang terdiam termangu menatap cincin di tangannya. Martin mengetahui jika Camille adalah salah satu anggota dari kelompok pencuri ulung, tapi dia hanya tidak bisa berpikir apalagi menduga jika gadisnya itu akan mengambil sesuatu dari dalam laci kerjanya
Camille sedang asyik berenang di laut dimana Pierre menurunkan jangkar kapalnya pada pantai tersembunyi yang aman juga tenang dengan ombak kecil. Sudah dua hari Pierre membawa Camille berlayar yang mereka selalu berhenti di pantai-pantai indah untuk berenang atau sekedar memancing ikan untuk di masak oleh Pierre. Camille sama sekali belum mengetahui jika dirinya telah membuat heboh Sorrento dan Italia serta negara tetangga. Wajah Camille menghiasi berita nasional, lokal dan juga sosial media yang menyebutnya sebagai gadis pencuri pembobol brangkas. Belum lagi pada situs-situs pembunuh bayaran yang sangat rahasia, mereka para pemburu hadiah mencari keberadaan Camille dimana-mana. Hadiah seratus ribu dollar memang sangat menggiurkan siapa saja, termasuk Donna dan Carla yang berusaha mengajak penjaga penjara berbicara untuk membocorkan identitas Camille. Alhasilnya, Luciano yang tetap membuka cafe Lemoncello beroperasi seperti biasa tidak henti-hentinya didatangi oleh personel polis
Gabriel yang sebelumnya menyebutkan jika putrinya David Carle tidak cocok untuk Martin, tiba-tiba merubah keputusannya begitu dia bertemu dengan Camille. Meskipun Daniel menolak mengatakan siapa Camille pada Gabriel, tetapi Papa Martin tersebut langsung mengenali Camille sebagai putri Eve dan David. Putri yang pernah diculik oleh Alberto namun kemudian hilang oleh asistennya tersebut adalah Camille. Karena betapa miripnya wajah Camille dengan Eve saat wanita itu masih muda. Gabriel memang sudah berteman dan berhubungan dengan David sejak mereka masih suka bersenang-senang mendatangi banyak wanita saat mereka muda, belum terikat pernikahan. Ketika David menikahi Eve yang Gabriel sangat tahu jika wanita keturunan Indonesia tersebut adalah seorang putri dari pengusaha kaya yang bahkan pemerintah Italia memberikan jaminan perlindungan bagi bisnis keluarganya. Gabriel berusaha membujuk David agar mau bekerjasama dengannya yang tentu saja tujuannya adalah menjadikan David sebagai bawaha