Home / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Qing Yǔjiā dan Yāo Yu, Antara Rumor dan Kebenaran

Share

Qing Yǔjiā dan Yāo Yu, Antara Rumor dan Kebenaran

Author: Aspasya
last update Last Updated: 2025-03-09 15:00:42

Qing Yǔjiā dan Yāo Yu berdiri di sisi aula, mengamati kerumunan murid akademi yang tengah berkumpul dengan riuh. Suasana semakin ramai setelah kedatangan beberapa tamu penting, membuat percakapan di antara para kultivator muda semakin hidup.

"Yuè Èr Gōngzǐ," gumam Yāo Yu pelan, matanya menelusuri sosok berjubah putih yang berdiri mencolok di antara para tamu. Sosok itu membawa aura yang sulit diabaikan, bagaikan bulan yang bersinar lembut di tengah malam.

Qing Yǔjiā berdiri di sebelahnya, matanya juga mengikuti arah pandangan Yāo Yu. Sosok itu memang menarik perhatian, tetapi bukan hanya dia yang hadir di sana.

"Ehm, dan ada juga Jìng Zhenjun Wángyé," sahut Qing Yǔjiā dengan nada santai, meskipun jelas ada ketertarikan dalam suaranya.

Qing Yǔjiā menghela napas pelan. "Ternyata benar rumor itu. Ling Qingyu memang selalu memiliki informasi yang akurat," ucapnya sambil tersenyum tipis.

"Bocah itu lebih suka berburu kabar ketimbang melatih ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penakluk Sihir Iblis    Sepertinya Turnamen Kali Ini Berbeda

    "Benarkah ini hanya Turnamen Bì Xiāo Guāng Huì?" Yāo Yu bertanya dengan nada ragu kepada Qing Yǔjiā.Tatapan mereka saling bertaut sebelum akhirnya jatuh pada sekelompok orang yang tengah berbincang tak jauh dari mereka. Suasana di sekitar aula terasa berbeda dari biasanya. Ada keheningan yang samar, seolah-olah setiap orang yang hadir menahan napas, menanti sesuatu yang belum jelas bentuknya."Wah, rupanya Qing Gūniang dan Yāo Gūniang!" Suara akrab itu milik Mo Chen, yang tanpa sengaja menoleh dan mendapati dua gadis itu di antara kerumunan."Mo Gōngzǐ!" Qing Yǔjiā dan Yāo Yu segera memberi hormat, sikap mereka anggun dan penuh tata krama.Mo Chen hanya tersenyum kecil, mengangkat tangannya sebagai isyarat agar mereka tidak perlu terlalu formal. Kedua gadis itu pun membalas dengan anggukan sopan sebelum melangkah mendekat. Di sekeliling Mo Chen, berdiri beberapa sosok yang tak asing, Héxié Zhìzūn, Jian Wei, Jian Xue, Ling Zhì, dan bahkan Jìng Jūn

    Last Updated : 2025-03-10
  • Penakluk Sihir Iblis    Lambang Sekte

    Hari ini, Bì Xiāo Guāng Huì dimulai. Langit cerah di akhir musim panas, meski angin musim gugur mulai berhembus, membawa kesejukan yang samar. Di sepanjang arena turnamen, bendera-bendera dengan lambang Kekaisaran Bìxiāo dan berbagai sekte berkibar gagah, berderet rapi dalam barisan yang seolah mengawasi jalannya perhelatan akbar.Huànyǐng berdiri di tepi tribun, membiarkan pandangannya melayang pada selembar bendera yang berkibar tak jauh dari tempatnya. "Kupu-kupu," gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan yang terbawa angin."Lambang Sekte Musik Abadi. Kupu-kupu biru dalam lingkaran kabut ungu," sahut suara yang sudah sangat dikenalnya.Huànyǐng menoleh cepat, dan wajahnya seketika berseri. "Chénxī!" serunya riang. Dia sangat mengenali suara itu, tenang dan dalam, selalu membawa rasa nyaman setiap kali terdengar di telinganya.Tiānyin, pemuda yang dipanggil Chénxī oleh Huànyǐng, berdiri di sampingnya d

    Last Updated : 2025-03-10
  • Penakluk Sihir Iblis    Karena Kau

    "Yang Mulia!" Huànyǐng dan Tiānyin segera memberi hormat begitu sosok itu tiba.Dia adalah Jìng Zhenjun Wángyé, putra kedua Kaisar Jìng, sekaligus adik dari Jìng Jūnlán Wángyé. Seorang pemuda seusia Huànyǐng dan Tiānyin, yang menempuh jalan kultivasi di Gerbang Sembilan Kuali, salah satu sekte alkimia terkemuka. Bersama Qing Yǔjiā dan Qing Héng Zhì, dia termasuk murid utama sekte tersebut."Jian Wu Gōngzǐ! Yuè Èr Gōngzǐ! Senang akhirnya bertemu dengan kalian," sapanya ramah.Huànyǐng hanya tersenyum tipis, sementara Tiānyin tetap berdiri tegak dengan ekspresi tenang seperti biasa. Ini pertama kalinya mereka bertemu langsung dengan salah satu putra Kaisar Jìng, selain Jìng Jūnlán Wángyé. Situasi ini terasa canggung, meskipun mereka telah mendengar banyak rumor tentang keluarga kekaisaran."Ini pertama kalinya kita bertemu, bukan? Sayangnya, perjumpaan ini terjadi dalam turnamen," ujar Jìng Zhenjun Wángyé dengan nada penuh arti.Tersirat se

    Last Updated : 2025-03-10
  • Penakluk Sihir Iblis    Riak Turnamen di Akademi Bìxiāo

    Huànyǐng terus berlari, jemarinya erat menggenggam tangan Tiānyin. Bisik-bisik dari sekitar hanya lewat di telinganya, bagai hembusan angin yang tak berarti. Saat ini, satu-satunya hal yang ada dalam pikirannya adalah tiba di arena sebelum giliran Ling Qingyu bertanding."Huànyǐng!" Suara lantang itu menembus keramaian. Lei bergegas menghampiri, wajahnya sedikit memerah karena berlari ke sana-kemari mencari sang adik. Namun, alisnya langsung bertaut saat mendapati Huànyǐng justru tengah berlarian sambil bergandengan tangan dengan Tiānyin."Yuè Tiānyin… kenapa kau selalu menempel pada adikku?" gumamnya dalam hati, dadanya dipenuhi rasa kesal yang tak jelas asalnya."Lei!" Huànyǐng berseru balik. "Ayo kita ke sana, Chénxī!" serunya riang, sebelum kembali menarik Tiānyin tanpa banyak bicara.Tiānyin, dengan mata birunya yang selalu tenang, hanya mengikuti tanpa protes. Langkahnya stabil, kontras dengan Huànyǐng yang penuh semangat.

    Last Updated : 2025-03-11
  • Penakluk Sihir Iblis    Kemunculan Zhèngyì Tiān Jūn

    Seorang pria tampan berhanfu biru langit berdiri di antara Jian Lei dan Yāo Ming. Hanfu yang ia kenakan terbuat dari kain halus yang berkilau samar di bawah sinar matahari, menunjukkan kemewahan yang tak mencolok tetapi berkelas. Sebuah kipas lipat berada di tangannya, perlahan dikibaskan, mengiringi senyum lembut nan menawan yang muncul di sudut bibirnya. "Zhèngyì Tiān Jūn." Yuè Tiānyin segera mengangkat tangan dan membungkukkan tubuhnya memberi hormat pada pria itu. Gerakannya anggun, menunjukkan rasa hormat yang tak bisa disembunyikan. Pria itu terkekeh pelan, suaranya sehalus angin yang berembus di awal musim semi. Dengan nada bergurau yang sedikit berlebihan, ia berkata, "Aiyo! Tidak perlu bersikap formal seperti itu padaku." "Zhèngyì Tiān Jūn?" Nama itu diucapkan hampir bersamaan oleh Huànyǐng dan kawan-kawan, membuat mereka serentak menatap pria berhanfu biru itu deng

    Last Updated : 2025-03-11
  • Penakluk Sihir Iblis    Pasangan Kultivasi Sekaligus Kekasih

    Huànyǐng dan kawan-kawannya memperhatikan jalannya turnamen dengan penuh semangat. Di tengah arena, para peserta sedang diuji dalam keahlian berkuda dan memanah. Mereka harus menunggang kuda dengan kecepatan tinggi, membidik lampion-lampion yang melayang di udara. Setiap lampion berisi roh, dan hanya mereka yang benar-benar terampil yang mampu mengenainya dengan presisi.“Mirip dengan Perburuan Roh Musim Gugur tahun lalu, bukan?” bisik Yāo Ming kepada Lei.Kakak Huànyǐng itu hanya mengangguk. Tahun lalu, mereka sempat menyaksikan dan mengikuti Ujian Lima Seni dalam Perburuan Roh Musim Gugur. Namun, karena mereka masih berada di tingkat Huáshēn, belum cukup umur, serta tidak pernah mengikuti pendidikan resmi di Akademi Bìxiāo, mereka tidak diizinkan ikut serta dalam Perburuan Roh resmi.“Tahun lalu kita hanya menonton dan mengikuti ujian lima seni saja,” sahut Yāo Yu, melirik dua pemuda yang asyik berbisik-bisik itu.“Jangan berisik! Sebentar lagi

    Last Updated : 2025-03-11
  • Penakluk Sihir Iblis    Qingyu, Kau Pasti Bisa

    Di tengah arena luas yang dikelilingi deretan tribun kayu bertingkat, Ling Qingyu berdiri tegak dengan busur di tangan. Matahari menggantung tinggi di langit biru cerah, menyinari lampion-lampion yang berterbangan di udara. Mereka melayang ringan, mengikuti tarian angin yang sulit ditebak. Cahaya siang menembus permukaan lampion tipis itu, memperlihatkan bayangan samar roh-roh yang terperangkap di dalamnya.Ling Qingyu harus menjatuhkan sebanyak mungkin lampion dengan anak panahnya. Ia harus bergerak cepat dan tepat. Tak boleh mengenai lampion milik peserta lain, tak boleh melukai peserta, dan terlebih lagi, tak boleh ada panah yang meleset hingga mengenai penonton. Skor ditentukan dari kecepatan dan jumlah lampion yang berhasil ia jatuhkan."Qingyu, kau pasti bisa!" suara Huànyǐng menggema dari tribun.Ling Qingyu menoleh. Senyumnya mengembang tipis melihat teman-temannya yang bersorak memberi semangat. Di antara mereka, dua telah tersingkir lebih awal ka

    Last Updated : 2025-03-12
  • Penakluk Sihir Iblis    Kegilaan Ling Qingyu

    Arena turnamen di Tiānyá Shān dipenuhi sorak-sorai penonton, sementara lampion-lampion berpendar di langit seperti bintang-bintang yang terlambat kembali ke peraduan malam. Namun, suara lantang tiba-tiba menggetarkan udara."Qingyu! Utara dan selatan!" Huànyǐng berteriak dengan penuh semangat.Suara cemprengnya bergema ke seluruh arena, menembus keramaian hingga tribun kehormatan. Beberapa orang menoleh, sementara sebagian peserta tampak kebingungan atau bahkan mendecak kesal.Lei, yang berdiri di sampingnya, mengerutkan kening. "Kau yakin bocah bodoh itu mengerti maksudmu?" tanyanya dengan nada skeptis.Huànyǐng mengangguk mantap. Meski dalam hal kultivasi Ling Qingyu tertinggal jauh, putra kedua mendiang Ling Ménzhǔ itu bukan orang bodoh. Ia tahu Ling Qingyu pasti menangkap maksud teriakannya."Semoga saja dia tidak melakukan kekonyolan lagi," sahut Yāo Ming, suaranya dipenuhi harapan.Di tengah arena, Ling Qingyu menatap lampi

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • Penakluk Sihir Iblis    Apakah Ini Sudah Berakhir?

    "Chén Gēge! Apa kita hanya menunggu salah satu di antara mereka kalah?" tanya Lei, suaranya hampir tenggelam dalam deru angin dingin yang memeluk medan pertempuran.Di hadapan mereka, pertarungan antara Wù Yǒng Lóng, si naga kabut abadi, dan Hán Shuāng Jù Rén, Titan Es kolosal, berlangsung sengit. Setiap gerakan keduanya meninggalkan jejak kehancuran—kabut beracun yang menciptakan ilusi berbahaya, serta gelombang es yang seakan membekukan waktu. Beberapa kali mereka harus berpindah tempat, menghindari ancaman yang begitu dekat."Kau mau menunggu?" Mo Chén berbalik bertanya, dengan senyum tipis yang terlukis di wajahnya. Tatapan jenakanya meluncur ke arah Lei, penuh keingintahuan."Tunggu saja sampai besok pagi!" jawab Jian Wei sambil memukul kepala Lei dengan gemas.Jian Xia tertawa melihat kejenakaan kakak dan adiknya. "Bisa-bisanya kalian bercanda di situasi seperti ini?" keluhnya. Namun, sorot matanya tetap hangat, penuh kasih sayang kepada ked

  • Penakluk Sihir Iblis    Munculnya Roh Titan Es Kolosal Dan Naga Kabut Abadi

    Angin dingin menderu lewat celah-celah tebing, membawa serta butiran salju yang berputar liar seperti pasir perak di tengah badai. Medan Perburuan Roh kembali diselimuti ketegangan. Mo Chén berdiri tegak di atas batu tinggi, jubah hitamnya berkibar tertiup angin tajam, sementara matanya yang tajam mengawasi perubahan cuaca yang tak lazim.Apa yang dikhawatirkan akhirnya terjadi. Suara pekikan yang memekakkan telinga terdengar dari kejauhan—sebuah raungan yang membelah langit kelabu."Aiyo! Wù Yǒng Lóng!" teriak para kultivator yang masih terjebak di jalur utama medan berburu. Kabut putih pekat mulai menyelimuti tanah, menyusup ke setiap celah batu dan ranting yang tertutup es.Tanpa menunda waktu, Mo Chén mengangkat tangannya dan melepaskan sinyal cahaya ke langit. Asap keperakan membentuk pusaran kecil sebelum pecah menjadi semburat cahaya yang terlihat dari segala penjuru. Itu adalah isyarat—bukan hanya kepada para pemimpin sekte dan klan untuk mulai men

  • Penakluk Sihir Iblis    Situasi Semakin Genting

    Kabut turun begitu tebal hingga nyaris menutupi seluruh lembah Shén Wu Gu. Awan kelabu menggantung berat di langit, dan udara mendadak terasa jauh lebih dingin. Hembusan angin membawa aroma tajam tanah basah bercampur dengan hawa es yang menggigit tulang."Apa ini?" Jìng Zhenjun Wángyé bergumam pelan, suaranya nyaris terseret oleh desir angin. Ia memandang sekeliling dengan dahi berkerut, matanya menyapu pemandangan yang tertelan kabut.Di sisi lain, Mo Chén, Jian Wei, dan Líng Zhì berdiri kaku, memandangi kabut pekat yang kini mulai menipis, perlahan mengurai seperti tirai sutra yang ditarik angin. Udara berubah drastis—lebih dingin dari biasanya."Salju?" Líng Zhì menatap ke langit yang mulai dihiasi bintik-bintik putih. Butiran salju turun perlahan, mendarat di bahu dan rambutnya, seolah waktu sendiri melambat menyambut datangnya sesuatu."Sialan!" Jian Wei mengumpat, mendadak waspada. Ia langsung me

  • Penakluk Sihir Iblis    Wàn Líng Zhèn Míng Masih Bergema

    Roh-roh yang berada dalam zona penahanan kini benar-benar terperangkap. Mereka menggeliat gelisah, terbungkus pusaran energi yang membatasi gerak. Suasana mulai terkendali, meski udara masih berat oleh sisa kekacauan yang sebelumnya meledak liar. Suhu di sekitar merosot drastis, membuat napas para kultivator tampak seperti uap tipis di udara yang mengkristal."Biarkan klan dan sekte kecil menangani roh-roh itu," kata Líng Zhì dengan tenang, suaranya nyaris tenggelam dalam desir angin bersalju.Ia berdiri di sisi tebing es bersama Jian Wei dan Mo Chén, menatap ke bawah tanpa ekspresi. Kabut tebal yang menyelimuti lembah seakan menjadi tirai pembatas antara mereka dan dunia yang sedang berkecamuk.Mereka bertiga tampak seperti bayangan di atas sana—menyaksikan kekacauan yang baru saja reda, namun tak terlibat langsung. Sikap mereka tenang, bahkan nyaris santai. Sebuah pengingat bahwa bagi mereka, ini bukan soal menang atau kalah, tapi kes

  • Penakluk Sihir Iblis    Penahanan Roh Sementara

    Para penjaga Perburuan Roh yang berasal dari Klan Wu datang bersama para kultivator dari Klan Jìng dan Sekte Gerbang Sembilan Kuali."Bagaimana situasinya?" tanya pemimpin penjaga Perburuan Roh pada Jian Wei dan yang lainnya."Seperti yang kau lihat. Kacau!" sahut Jian Wei seraya menunjuk ke bawah dengan dagunya. Di bawah mereka, para kultivator dari berbagai sekte dan klan berusaha menangkap roh-roh yang terpanggil oleh teknik Wàn Líng Zhèn Míng."Tiānyù Jiànzhàn, apakah ada sesuatu yang bisa kita lakukan?" Kini Jìng Zhenjun Wángyé yang bertanya. Ia datang bersama Qing Yǔjiā dan Qing Héng Zhì. Wajahnya terlihat serius dan penuh tanda tanya.Jian Wei tidak segera menjawab pertanyaan itu. Ia justru menoleh menatap Mo Chén, yang berdiri sedikit lebih jauh. Pria berjubah hitam itu tampaknya tidak terlalu terpengaruh dengan situasi yang sedang berlangsung. Mo Chén masih tampak santai, meskipun keadaan sudah sangat genting. Dengan senyum leba

  • Penakluk Sihir Iblis    Menyusun Strategi

    Di tengah kekacauan yang mengguncang Perburuan Roh, Jian Wei, Mo Chén, Héxié Zhìzūn, dan Ling Zhì berkumpul dalam keheningan yang tegang, merencanakan langkah selanjutnya. Angin kencang menyapu kabut tebal di Shen Wu Gu. Namun, tidak mengurangi hiruk-pikuk yang terjadi di medan tersebut. Suara gemerisik roh-roh yang mulai menguasai medan itu memecah kesunyian, menggema di setiap sudut.“Kita harus menghentikan kekacauan ini tanpa mengacaukan medan dan peraturan Perburuan Roh,” ucap Líng Zhì dengan nada serius. Wajahnya yang tenang tidak menggambarkan betapa dalamnya situasi yang tengah mereka hadapi.“Líng Ménzhǔ, ini cukup sulit,” sahut salah seorang dari klan kecil yang turut bersama mereka. Suaranya terdengar ragu, hampir seperti seorang anak yang berusaha memecahkan teka-teki rumit.“Memang benar, ini sulit!” sahut Mo Chén. Suara baritonnya yang dalam seolah berusaha memberi penekanan pada kata-katanya. Pria tampan berjubah hitam dan berambut putih itu

  • Penakluk Sihir Iblis    Melodi Guqin dan Siulan di Tengah Kekacauan

    "Yuè Èr Gōngzǐ," bisik Jian Wei, suaranya tenggelam dalam gemuruh angin lembah, saat denting guqin yang melengking jernih semakin memenuhi pendengaran.Di tengah kabut, seorang pemuda berjubah putih, Yuè Tiānyin, melayang anggun di udara. Sinar matahari yang terang memantul pada guqin-nya, membuatnya berkilauan indah. Dengan gerakan halus, jemari Tiānyin menari di atas senar guqin, mengendalikan alunan melodi yang memancar dari alat musik itu. Setiap denting senar memancarkan aura magis, seakan mantra yang menyegel roh-roh liar yang mengamuk tak terkendali. "Chénxī!" seru Huànyǐng, matanya yang ungu berbinar-binar penuh kekaguman. "Lihatlah, Huànyǐng Xiōng! Yuè Èr Gōngzǐ memang tampan dan berbakat! Tidak ada seorang pun yang bisa menandinginya!"Líng Qingyu, yang entah sejak kapan telah berada di sisi Huànyǐng, mengangguk setuju dengan tatapan kagum yang tak disembunyikan. Mereka berdua terpaku menatap Tiānyin yang dengan khidmat memainkan guqin-nya. Seme

  • Penakluk Sihir Iblis    Teknik Pemanggil Seribu Roh

    Dentingan lonceng menggema samar di telinga Jian Wei. Suara itu bergema di antara riuh rendah pekikan panik, gemuruh langkah kaki, dan desir angin yang membawa hawa asing. Ia menajamkan pendengarannya, memastikan sumber suara tersebut. "Da Gē! Lihat itu!" Tiba-tiba Jian Xuě berseru, mengalihkan perhatiannya. Jian Wei sontak mengangkat kepala. Langit yang tadinya terbuka kini dipenuhi pusaran energi berbentuk lingkaran. Partikel bercahaya keperakan berputar di udara, memancarkan kilauan ganjil. "Sial!" Jian Wei menggeram, kedua tangannya mengepal erat. Matanya berkilat, menatap adik-adiknya dan anggota sekte lainnya. "A Xuě, lindungi Huànyǐng! Jangan biarkan dia terpengaruh oleh roh-roh di sekitarnya!" "Baik, Da Gē!" Jian Xuě tak ragu sedikit pun. Ia segera berdiri di depan Huànyǐng dengan Xuě terhunus, siap menghadapi apa pun yang datang. "Lei, siapkan Líng Qì Wǎng! Jian Xia, terus pantau situa

  • Penakluk Sihir Iblis    Menangkap Bīng Wù Niǎo

    "Target utama kita adalah roh yang sudah kita kunci tadi. Setelah itu kita bisa berburu roh lain di zona yang sudah terbuka," jelas Jian Wei sembari melompat ke depan gua yang tersembunyi di celah tebing es yang menjulang tinggi. Sinar matahari siang memantul di permukaan es, menciptakan kilauan tajam seperti pecahan kaca."A Xue, ayo kita gunakan Xiáng Líng Zhèn untuk menangkap Xuě Láng Wang!" serunya pada Jian Xuě."Baik, Da Gē!" Jian Xuě menyusul, melompat ringan ke depan gua."Gunakan energi es, kau bisa menggabungkannya dengan energi es milik Huànyǐng," saran Jian Wei.Jian Xuě mengangguk mantap, lalu mulai menggambar pola formasi lingkaran dengan elemen energi es di udara. Garis-garis bersinar biru keperakan muncul di udara, membentuk corak rumit yang berpendar lembut. Begitu formasi selesai, ia menyegelnya dan mengarahkannya ke dalam gua. Dari dalam terdengar geraman marah, berat dan bergema, mengguncang lapisan es di sekitar mereka.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status