***
Jett baru menyelesaikan sambungan panggilan video call bersama Marco dan sejumlah rekan kerjanya yang lain. Marco mengatakan bahwa penyerangan yang ditujukan pada Misha kemarin masih diselidiki.
Asumsi Marco tidak mengarah langsung pada Gramova karena kemungkinan Gramova turun langsung menyerang Misha di Mexico sangat kecil. Ada kemungkinan, Gramova mengadakan lelang tertutup bernilai sejumlah uang pada kelompok yang berhasil menangkap Misha dalam kondisi hidup-hidup.
Jett mempelajari peta pulang dari Mexico menuju San Antonio. Perjalanan yang akan ditempuhnya beberapa belas jam ke depan menuju jalan pulang menggunakan mobil bukan hal mudah. Apalagi ia akan beberapa ruas jalan yang akan dilewatinya merupakan jalan tandus perbukitan. Kemungkinan penyerangan secara terbuka masih sangat besar.
Pulang bertiga menggunakan penerbangan komersial juga lebih berbahaya, pikir Jett.
Apalagi Jett memasukkan Misha dan Bea dari Moskwa ke Mexico secara ilegal menggunakan private jet. Persoalannya, imigrasi Mexico tidak seketat imigrasi Amerika Serikat saat memasuki wilayah negaranya.
Pengawasan menuju Amerika Serikat dari Mexico lebih teliti dan berlapis. Jett tidak mau berurusan dengan pihak imigrasi karena tuduhan human trafficking. Sesuai rencana tim, Jett baru bisa membawa Misha dan Bea meninggalkan Mexico dua minggu lagi. Hal ini dilakukan untuk menyembunyikan Misha sambil menunggu situasi aman.
***
Beberapa jam kemudian, Jett mendengar Bea merengek-rengek pada ibunya agar diijinkan menikmati kolam renang di lantai bawah. Jett bisa mendengar Misha berusaha menenangkan putrinya agar berendam di bathtub kamar mandi mereka saja. Usul yang tentu ditolak mentah-mentah oleh Bea. Gadis kecil berusia tujuh tahun itu tergoda dengan seluncuran perosotan di kolam yang ingin dicobanya.
Dari ruangan sebelah, Jett mengetuk pintu. Lalu, ia menawarkan diri agar mereka menemani Bea di kolam renang sambil menunggu menikmati kudapan waktu minum teh yang memang disediakan hotel.
“Are you happy, Bea?”
“Tentu saja, Uncle Jett!” Bea kini bisa menyalurkan emosinya dengan terbuka dan lebih ekspresif, “I love you, Uncle Jett.”
Jett meraih Bea dan gendongannya, “Be my pleasure, My Little Bea.”
“Uhm, Uncle Jett. Boleh aku minta sesuatu?”
Jett berjalan menuju lift masih sambil menggendong Bea. Misha menyusul di belakang keduanya karena ia harus menutup pintu. Sebetulnya ia merasa tidak nyaman jika harus menghabiskan waktu di luar setelah kejadian penyerangan terhadapnya kemarin. Misha yakin dalangnya adalah keluarga Gramova yang kini mengetahui tempat persembunyiannya.
“Can you be my daddy, Uncle Jett?”
Dang! Jett dapat melihat Misha yang hampir saja jatuh tersandung karena mendengar pertanyaan iseng yang diajukan Bea padanya.
Saat itu pula pintu lift terbuka. “Ayo, kita masuk.” Jett mengalihkan pertanyaan Bea dengan bertanya hal lain tentang kamar yang sedang ditempatinya.
***
Bea menikmati seluncuran yang diidamkannya. Ia juga berhasil menjalin pertemanan dengan anak seumurannya dan mereka kini bermain bersama membangun istana dari kotak pasir yang berada di sebelah kolam anak.
Jett memperhatikan Misha yang sedang meminum lemon tea pesanannya.
“Soal pertanyaan Bea tadi, aku harap kau tidak salah sangka, Jett.”
“Aku sama sekali tidak memikirkannya, Misha. Kalau boleh tahu, ayah Bea berada dimana sekarang? Rusia?”
Misha terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Jett. “Ayahnya sudah meninggal. Dia sahabatku semasa remaja. Saat ibuku meninggal dan ayah kandungku membawaku pulang ke Rusia, aku tidak sadar bahwa aku sedang mengandung.”
“Kau tidak pernah menghubunginya?”
“Tidak sempat. Dia meninggal dalam sebuah tawuran antar geng tepat satu minggu aku pulang ke Rusia.”
“Bagaimana akhirnya kau bisa terlibat dengan Gramova, Misha?”
“Ayahku bekerja sebagai ilmuwan pada salah satu laboratorium Gramova. Ayah sempat menyembunyikan keberadaanku di rumahnya tapi ternyata anak buah Gramova karena kondisiku yang sedang hamil muda. Ayah mempersiapkan kepulanganku kembali ke Amerika untuk dititipkan pada Alvaro Baratta, atau suami pertama ibuku. Setelah Ayah mengetahui bahwa Gramova hendak menjadikan aku martir peneliti lain dibawah kekejaman mereka. Gramova mengetahui hasil IQ milikku yang jauh diatas rata-rata.”
“Lalu, kau gagal pulang ke Amerika?”
Misha mengangguk dan melanjutkan dengan bergetir, “Gramova berhasil menangkapku di bandara. Sejak itu aku tinggal di penjara mereka. Ancamannya nyawaku, nyawa ayahku dan nyawa janin dalam kandunganku. Gramova memaksaku belajar dan melakukan sejumlah penelitian di bawah ayahku.”
Jett dapat menangkap kengerian dari sepasang manik Misha. Ia menggamit tangan Misha dan mengelus punggung tangannya.
“Setelah Bea lahir, mereka menggunakan Bea untuk mengancamku. Tiada hari tanpa ancaman. Setiap hari aku diminta menyelesaikan formula senjata biologi yang sedang disiapkan Gramova. Aku bekerja langsung dibawah pengawasan ayahku. Dua tahun lalu, ayahku mengalami serangan jantung saat bekerja. Lalu, Jelena Gramova memaksaku untuk menggantikan tugas ayah sebagai kepala laboratorium jahat mereka.”
“Lalu, bagaimana kau bisa membuat kontak dengan Gio?”
“Aku tidak sengaja mendengar bahwa Jelena sedang melakukan ekspansi ke Amerika. Salah satu tujuannya adalah Chicago dan saat itu pula aku mendengar nama Gio Baratta disebut. Aku berhasil memperdaya salah satu anak buah Jelena dengan menukar informasi tentang kayak tiriku atau Gio dengan beberapa racun mematikan yang dimintanya untuk menghabisi nyawa orang.”
“Saat itu pula, Gio menghubungi Marco secara personal untuk menyelamatkan kalian dari tangan Gramova?”
Misha mengangguk, “Waktunya tepat. Jelena mengetahui bahwa aku berhasil menghubungi Gio. Ia menembak mati anak buahnya yang berhasil aku perdaya itu. Jelena bermaksud membiarkan aku dan Bea mati di gudang bawah tanah tempat kau menemukan kami.”
“Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan kalian terkurung dalam gudang bawah tanah berhari-hari dengan kondisi terikat dan dirantai,” ujar Jett pada Misha.
“Entahlah, aku hanya ingat aku sudah dua hari tidak makan dalam kondisi terikat seperti itu. Setidaknya, Bea masih diberi makan dan minum meski sepasang tangan dan kakinya juga dirantai. Aku tahu Jelena sedang mempermainkan isi kepalaku. Ia tahu aku harus diberi pelajaran agar tidak lagi berniat kabur dari mereka.”
Jett terhenyak mendengar cerita singkat Misha. Saat itu pula Bea berlari pelan ke arah mereka sambil berpegangan tangan dengan teman baru. Bea terkikik senang seraya mengenalkan Misha sebagai ibunya dan Jett sebagai calon daddynya.
Misha menghanduki Bea yang mulai kedinginan. Ia lalu memangku Bea sambil mendekapnya. “Bea sayang, mengapa mengenalkan Jett sebagai daddy pada orang tidak dikenal?”
“Aku sudah mengenalnya, Mom.” Bea menjawab pendek, “Lagipula Uncle Jett juga tidak keberatan menjadi daddy aku. Ya kan, Uncle Jett?”
Jett menepuk pelan kepala Bea dengan sayang seraya bertanya, “Apa Bea ingin aku benar-benar menjadi daddy-Bea?”
“Tentu saja, Uncle. Bukankah setiap putri akan diselamatkan oleh seorang pangeran? Nah, kemarin itu ‘kan Uncle Jett yang menyelamatkan mommy dan aku. Jadi, Uncle Jett sudah pasti jadi daddy aku, ‘kan?” Bea bertanya dengan semangat dan sepasang maniknya menunjukkan harapan agar keinginannya segera terpenuhi oleh Jett dan ibunya.
“Bea,” sahut Misha hendak memprotes pernyataan putri kecilnya.
Dor! Dor! Dor! Terdengar tembakan mengarah tepat pada kepala Jett tapi akhirnya meleset dan mengenai salah satu pilar tembok dinding hotel.
Tembakan itu otomatis membuat suasana area kolam renang dan restoran hotel mendadak ricuh oleh orang-orang yang hilir mudik karena panik. Jett meraih Misha yang masih memeluk Bea dalam gendongannya. Ia melindungi ibu dan anak itu dalam dekapannya. Mereka menuju salah satu tembok yang bercelah. Jett mendorong Misha agar bersembunyi di salah satu sudutnya seraya mengambil senjata api dari balik pinggangnya.
Jett sudah bersiap di posisi seraya mengacungkan Glock miliknya. Mata Jett menyapu seluruh area terbuka untuk mencari darimana asal tembakan yang hendak menghamburkan isi kepalanya ke tengah kolam. Nihil. Penyerang itu adalah penembak jitu.
‘Gramova benar-benar sudah menetapkan harga kepala untuknya. Bagaimana pun juga, ia harus menyelamatkan Misha dan Bea dari kejaran Gramova.’ Jett bergumam dalam hati. ***
Add this book to your library! Love and Vote!
*** Tiga tahun lalu. Acapulco, Mexico. Misha menghidangkan makan siang untuk mereka bertiga. “Mom, aku lapar. Uncle Jett mengajakku mengelilingi pulau dan mencari harta karun,” pekik Bea seraya menghambur pada pelukan Misha. “Sayang, cuci tangan dulu.” Misha mendelik gemas pada Bea. “Pagi, Jett.” Misha menyapa lelaki tegap yang kini sedang memasuki dapurnya dengan bertelanjang dada. Ini pertama kalinya Misha memandang pahatan sempurna dalam dada bidang itu. ‘Astaga, Misha! Tenangkan dirimu! Iya, kau sudah lama tidak mencicipi daging liat sejak berpisah dengan ayah Bea. Tapi jangan sampai air liur milikmu menetes dan membuat Jett, sang pengawal yang menyelamatkan hidupmu dan Bea ketakutan hingga meninggalkan kalian berdua,’ gumam Misha memperingati dirinya sendiri. “Apa kegiatan kalian hari ini?” “Uncle Jett mengajakku membangun rumah pohon, Mommy.” “Kalau kau tidak keberatan jika Bea ikut membantu, tapi aku akan menjaganya agar ia tetap aman dari peralatan seperti bor dan
***“Mommy!”Jett mendengar teriakan Bea memanggil ibunya. Keduanya melepaskan diri dengan canggung. Entah apa yang dilakukan olehnya. Bermesraan dengan perempuan yang sedang dikawalnya sendiri. Ini merupakan tindakan tidak profesional. Bahkan Jett merasa malu pada dirinya sendiri.“Uhm, Jett... A-aku harus...kau tahu,” Misha terdengar berusaha menyelesaikan kalimatnya.“Aku juga akan segera me-memesan pizza. Bea berpesan ingin pizza untuk makan malamnya. Jangan kemana-mana, okay? Aku hanya tinggal mengambilnya.” Jett berdiri dari sofa dan menuju ambang pintu.“Jangan buka pintu untuk siapapun, kecuali aku.” Jett menekan kembali password untuk keaman
***Misha memandang keluar jendela. Bea masih terlelap di kursi belakang. Mereka sudah hampir mencapai enam jam perjalanan. Ia belum bertanya pada Jett, kemana lelaki itu akan membawa dirinya dan Bea.Mereka baru berhenti sekali di sebuah pom bensin. Bea ingin buang air kecil dan Land Rover Defender milik Jett tentu membutuhkan bahan bakar.Bea sempat menikmati segelas susu coklat hangat dari minimarket. Sebelum gadis kecilnya kembali naik ke kursi belakang dan melanjutkan tidurnya. Jett sempat menyelimuti Bea dengan selimut flanel dari bagasi belakang dan menepuk pelan pahanya beberapa kali agar Bea kembali terlelap.Misha masih berdiri di depan kap Land Rover sambil meregangkan tubuhnya. Terlalu lama duduk di mobil membuat punggung te
***Jett baru menyelesaikan sambungan panggilan video call bersama Marco dan sejumlah rekan kerjanya yang lain. Marco mengatakan bahwa penyerangan yang ditujukan pada Misha kemarin masih diselidiki.Asumsi Marco tidak mengarah langsung pada Gramova karena kemungkinan Gramova turun langsung menyerang Misha di Mexico sangat kecil. Ada kemungkinan, Gramova mengadakan lelang tertutup bernilai sejumlah uang pada kelompok yang berhasil menangkap Misha dalam kondisi hidup-hidup.Jett mempelajari peta pulang dari Mexico menuju San Antonio. Perjalanan yang akan ditempuhnya beberapa belas jam ke depan menuju jalan pulang menggunakan mobil bukan hal mudah. Apalagi ia akan beberapa ruas jalan yang akan dilewatinya merupakan jalan tandus perbukitan. Kemungkinan penyerangan secara terbuka masih san
***Misha memandang keluar jendela. Bea masih terlelap di kursi belakang. Mereka sudah hampir mencapai enam jam perjalanan. Ia belum bertanya pada Jett, kemana lelaki itu akan membawa dirinya dan Bea.Mereka baru berhenti sekali di sebuah pom bensin. Bea ingin buang air kecil dan Land Rover Defender milik Jett tentu membutuhkan bahan bakar.Bea sempat menikmati segelas susu coklat hangat dari minimarket. Sebelum gadis kecilnya kembali naik ke kursi belakang dan melanjutkan tidurnya. Jett sempat menyelimuti Bea dengan selimut flanel dari bagasi belakang dan menepuk pelan pahanya beberapa kali agar Bea kembali terlelap.Misha masih berdiri di depan kap Land Rover sambil meregangkan tubuhnya. Terlalu lama duduk di mobil membuat punggung te
***“Mommy!”Jett mendengar teriakan Bea memanggil ibunya. Keduanya melepaskan diri dengan canggung. Entah apa yang dilakukan olehnya. Bermesraan dengan perempuan yang sedang dikawalnya sendiri. Ini merupakan tindakan tidak profesional. Bahkan Jett merasa malu pada dirinya sendiri.“Uhm, Jett... A-aku harus...kau tahu,” Misha terdengar berusaha menyelesaikan kalimatnya.“Aku juga akan segera me-memesan pizza. Bea berpesan ingin pizza untuk makan malamnya. Jangan kemana-mana, okay? Aku hanya tinggal mengambilnya.” Jett berdiri dari sofa dan menuju ambang pintu.“Jangan buka pintu untuk siapapun, kecuali aku.” Jett menekan kembali password untuk keaman
*** Tiga tahun lalu. Acapulco, Mexico. Misha menghidangkan makan siang untuk mereka bertiga. “Mom, aku lapar. Uncle Jett mengajakku mengelilingi pulau dan mencari harta karun,” pekik Bea seraya menghambur pada pelukan Misha. “Sayang, cuci tangan dulu.” Misha mendelik gemas pada Bea. “Pagi, Jett.” Misha menyapa lelaki tegap yang kini sedang memasuki dapurnya dengan bertelanjang dada. Ini pertama kalinya Misha memandang pahatan sempurna dalam dada bidang itu. ‘Astaga, Misha! Tenangkan dirimu! Iya, kau sudah lama tidak mencicipi daging liat sejak berpisah dengan ayah Bea. Tapi jangan sampai air liur milikmu menetes dan membuat Jett, sang pengawal yang menyelamatkan hidupmu dan Bea ketakutan hingga meninggalkan kalian berdua,’ gumam Misha memperingati dirinya sendiri. “Apa kegiatan kalian hari ini?” “Uncle Jett mengajakku membangun rumah pohon, Mommy.” “Kalau kau tidak keberatan jika Bea ikut membantu, tapi aku akan menjaganya agar ia tetap aman dari peralatan seperti bor dan